SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA BAHAGIA
"Kamu kekasih Kakakku?"
Tatapan Bulan begitu tajam, seperti sedang menguliti setiap inci wajah Lingga.
"Hey, aku tanya, kamu pacarnya Kakakku?" ulangnya, kali ini melambaikan tangan tepat di depan wajah Lingga.
Diam.
Lingga hanya melirik Bulan dari sudut matanya. Gadis ini cantik, tapi sepertinya cerewet batinnya. Bibirnya melengkung tipis, hampir tak terlihat.
"Halo, Nona? Apa kamu mendengar suaraku?" Bulan mengerucutkan bibir, mulai kesal.
Delapan belas tahun hidup, belum pernah ada yang berani mengacuhkannya seperti ini.
Dan sekarang, gadis berdress biru ini yang memang cantik berani-beraninya tidak langsung meresponsnya.
Sombong!
"Iya, aku mendengarmu," jawab Lingga akhirnya, suaranya tenang.
"Aku kira kamu tuli," gumam Bulan.
Raka langsung melotot, memperingatkan adiknya dalam diam. Bulan memang selalu ceplas-ceplos, tapi kadang ucapannya bisa menusuk tanpa sadar.
Lingga tersenyum tipis. "Aku buta, bukan tuli."
Bulan membelalak. Oh. God.
Tangannya refleks menutup mulut. Astaga, ini dosa besar!
Pantas saja tadi gadis ini berbicara dengan arah yang sedikit melenceng. Oh, Tuhan, Bulan benar-benar merasa bersalah.
"Baiklah," katanya akhirnya, menghela napas. "Aku ralat ucapanku beberapa detik yang lalu."
Ia menunduk sedikit. "Maaf, aku tidak bermaksud. Serius, aku minta maaf."
Lingga hanya mengangguk. "Tenanglah, aku baik-baik saja."
Bulan mengembuskan napas lega. Setidaknya gadis ini bukan tipe yang gampang tersinggung.
"Siapa namamu?" Lingga bertanya, suaranya terdengar ramah.
Bulan tersenyum lebar, kembali ke mode cerianya. "Bulan. Bulan Hagestiya Kusuma!"
Ia segera duduk di samping Lingga, menatap gadis itu dari dekat.
Mata bening, rambut pendek yang segar, kulit bersih, dan ekspresi yang begitu tenang.
"Cantik banget," gumamnya tanpa sadar.
Lingga mengerutkan kening, nyaris tertawa. "Nama yang cantik," katanya, mengalihkan topik. "Berapa usiamu?"
"Delapan belas!" sahut Bulan semangat. "Dan kamu? Kamu belum mengenalkan diri, lho. Oh ya, kamu juga belum jawab pertanyaan pertamaku! Kamu pacarnya Kakakku?"
Lingga terkekeh pelan. Gadis ini penuh energi.
"Bulan," tegur Raka akhirnya.
"Tanya Kakakmu saja," balas Lingga santai.
Bulan mendengus. "Kak Raka tidak pernah mau jawab yang kayak gini."
Lingga tersenyum. "Namaku Lingga Ramasania. Kamu bisa panggil aku Lingga. Usiaku delapan tahun lebih tua darimu."
Bulan membelalak. DUA PULUH ENAM?!
Gadis itu terdiam sejenak. Bukan masalah umur sebenarnya, tapi...
Kenapa seorang wanita secantik ini ada di rumahnya dan dekat dengan Kakaknya?!
Bulan menyipitkan mata. "Bolehkah aku memanggilmu Kakak?" pintanya, kini dengan suara lembut dan penuh harapan.
Demi apa pun, ia benar-benar menyukai Lingga. Suara gadis ini menenangkan, dan Bulan ingin terus bicara dengannya.
"Silakan saja," jawab Lingga santai.
"Oh ya!" Bulan kembali mengingat sesuatu. "Apa Kakak gadis yang beberapa hari lalu duduk di taman kota sama Kak Raka?"
Lingga mengangkat alis.
Bulan tersenyum penuh arti. Dari bentuk tubuh dan gaya berbicara, ia cukup yakin Lingga adalah gadis itu.
"Tanyakan pada Kakakmu," elak Lingga.
Bulan cemberut. "Kenapa semua orang suka bikin aku penasaran?"
Sementara itu, Raka hanya menghela napas. Adiknya ini terlalu banyak bicara.
"Raka, bisa bantu aku ke kamar?" pinta Lingga, menjulurkan tangan.
Raka langsung menggenggamnya.
Bulan menatap interaksi itu dengan perasaan campur aduk.
Tangan kanan Kakaknya berada di pinggang ramping Lingga, sementara tangan kirinya menggenggam tangan gadis itu dengan begitu alami.
Bulan menyipitkan mata. Ada sesuatu di antara mereka.
Dan yang paling membuatnya kesal... Kakaknya sama sekali tidak bersikap dingin seperti biasanya terhadap perempuan lain!
"Bulan," panggil Raka tiba-tiba.
Gadis itu tersentak. "Apa?"
"Bersihkan dirimu, lalu temui Kakak di ruang kerja."
Bulan mengerucutkan bibir. "Oke," gumamnya pelan.
Sebelum benar-benar pergi, Lingga menoleh sedikit. "Sampai jumpa, Bulan."
Bulan melambai malas. "Bye!"
Matanya masih menatap punggung Raka dan Lingga yang menjauh.
Perlahan, sudut bibirnya terangkat.
"Bunda pasti sudah merencanakan sesuatu," gumamnya, tersenyum penuh arti.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments