SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA BAHAGIA
Senyum tulus dengan mata yang sedikit berkaca-kaca menghiasi wajah Bibi Saras. Melihat Nona-nya diperlakukan begitu baik oleh keluarga terpandang seperti ini sungguh membuatnya merasa bersyukur dan bahagia.
"Nona, Tuan dan Nyonya, saya permisi keluar sebentar. Nona tidak apa-apa kalau saya tinggal sebentar?" tanya Bibi Saras, menghentikan gerakan Maya yang sedari tadi mengelus tangan Lingga.
"Pergilah. Lingga, biarkan aku dan putraku yang menemanimu," sahut Maya, yang segera diangguki oleh Lingga tanpa ragu.
Lingga tahu, jika ia berhasil mengambil hati wanita baik hati ini, jalannya untuk membalas keluarganya akan semakin mudah. Apalagi, kedudukan keluarga Kusuma jauh lebih tinggi dibanding keluarganya sendiri.
"Nak, kamu butuh sesuatu? Kalau ada, bilang saja ke Bunda atau Raka," tawar Maya dengan tulus.
Lingga menggeleng pelan. "Untuk saat ini, aku tidak butuh apa-apa. Terima kasih sebelumnya," ujarnya, sedikit sungkan.
**
"Hadirin yang berbahagia, sebelum kita memulai pesta, mari kita sambut kedua mempelai yang akan memberikan sepatah dua patah kata!" seru pembawa acara dari tengah ruangan.
Lagu romantis mengiringi langkah Lala dan Arkan yang turun dari singgasana mereka menuju tengah ruangan.
Dari tempatnya duduk, Lingga bisa merasakan tatapan tajam yang menghujam ke arahnya. Lala menatapnya dengan senyum penuh ejekan dan ketidaksukaan. Apalagi melihat Lingga yang kini duduk di antara Widia dan Raka, dua orang yang dulu sempat menjadi targetnya untuk didekati.
Gadis ini sudah buta, tapi masih juga jadi pusat perhatian. Awas saja setelah ini, batin Lala kesal, meski di wajahnya tetap terpasang senyum terbaik yang ia punya.
"Kamu menggenggam lenganku terlalu keras," bisik Arkan, menatap istrinya penuh heran.
"Ck, diamlah. Aku tidak sengaja," balas Lala dengan lirih.
**
"Berikan tepuk tangan paling meriah untuk kedua mempelai!"
Di sudut meja, Maya menoleh ke arah Lingga. "Lingga, usiamu berapa?" tanyanya tiba-tiba.
"26 tahun," jawab Raka lebih dulu, membuat Maya mengernyit.
"Bunda kan bertanya ke Lingga, bukan ke kamu."
"Tapi jawabannya sama saja, kan?" balas Raka santai.
Lingga terkekeh kecil. Senyumnya terlihat begitu menawan. "Aku 26 tahun, seperti yang Raka bilang."
Sementara Arkan dan Lala memberikan sambutan panjang di depan, Raka dan Widia sama sekali tak tertarik untuk mendengarkan. Mereka lebih sibuk memperhatikan Lingga dan sesekali mengajaknya mengobrol.
**
"Selamat malam."
Sebuah suara berat tiba-tiba terdengar, membuat Lingga refleks menoleh ke kiri. "Papa?"
Alex, pria berwajah dingin yang berdiri di sebelah kanannya, mengernyit. "Saras di mana? Seharusnya dia bersamamu."
"Bibi Saras ada urusan. Kenapa, Pa? Ada yang Papa butuhkan?" tanya Lingga santai, tetap menoleh ke kiri.
"Aku di sebelah kananmu!" tekan Alex, menahan geram.
"Oh," Lingga mengangguk pelan. "Maaf, aku tidak tahu."
Raka yang sedari tadi diam kini mulai tak suka. "Ada apa, Tuan Alexandra? Ada masalah?" tanyanya dengan nada yang lebih dingin dari biasanya.
Siapa pun yang melihat pasti bisa menilai ada sesuatu yang tidak beres antara ayah dan anak ini.
"Saya hanya ingin memastikan apakah kehadiran gadis ini mengganggu Anda. Jika iya, saya bisa membawanya pergi agar tidak mengganggu," kata Alex, suaranya terdengar datar, seolah Lingga adalah beban.
Ucapan itu membuat Maya dan Raka spontan berdiri. Wajah mereka berubah dingin.
"Bisa Anda ulangi apa yang barusan Anda katakan?" tanya Widia, senyumnya tak lagi ramah.
"Anda ingin membawa pergi seseorang yang sedang berbincang dengan saya dan putra saya? Bukankah itu tidak sopan?" lanjutnya. "Saya rasa mata Anda baik-baik saja. Apa kami terlihat terganggu dengan keberadaan Lingga di sini?"
Alex terdiam. "Saya tidak bermaksud—"
"Raka, bawa Lingga pergi. Pesta ini membosankan," potong Maya, mengambil tasnya.
Raka segera mengulurkan tangan, membimbing Lingga untuk berdiri.
"Tuan Alex, maafkan Bunda saya," ujar Raka santai.
Lingga tersenyum kecil ke arah Alex sebelum beranjak pergi. "Papa, aku akan segera kembali."
Senyum penuh kemenangan itu hampir tak terlihat, tapi cukup untuk membuat Alex diam membeku di tempatnya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
eryuta
lnjut za
.makin seru ni
2022-12-31
0