SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA BAHAGIA
"Bunda, aku akan dibawa ke mana?" tanya Lingga setelah Maya dan Raka membantunya duduk nyaman di kursi penumpang.
"Ke tempat yang nyaman dan jauh dari aura negatif," jawab Maya asal, disertai tawa kecil.
Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu tampaknya masih kesal dengan sikap Alex beberapa waktu lalu.
"Hahaha," Raka tertawa kecil mendengar jawaban bundanya.
Maya memang dikenal pandai menyindir. Ucapannya kadang bisa menusuk lawan bicara, tapi jika sudah menyayangi seseorang, ia bisa sangat manis, bahkan terkesan berlebihan.
"Tidak seharusnya Bunda berbicara kasar pada Tuan Alex," ucap Raka hati-hati. "Terlebih kita bahkan belum mengucapkan selamat pada pengantin. Lain kali, Bunda harus lebih tenang. Raka sudah sering mengingatkan, jangan mudah terpancing emosi."
Maya mendengus pelan. "Besok aku akan menemui mereka untuk meminta maaf," katanya akhirnya. "Bunda lupa, putri bungsunya sedang bersama kita. Tidak lucu kalau besok tiba-tiba segerombolan polisi datang ke rumah dengan tuduhan penculikan."
Lingga tersenyum tipis. Pria di sampingnya sungguh luar biasa.
Dulu, ia tidak pernah dan mungkin tidak akan pernah menemukan seseorang seperti Raka. Wajah tampan, suara menenangkan, dan aura positif yang terpancar dari dirinya membuat Lingga terkesan.
"Baiklah, Bunda mengaku salah," kata Maya, meski nada suaranya terdengar sedikit enggan.
**
Dua puluh lima menit berlalu, mobil yang dikendarai Raka akhirnya memasuki halaman sebuah rumah luas bergaya Eropa modern.
"Selamat malam, Tuan Muda Raka, Nyonya Besar, dan Nona," sapa beberapa penjaga yang berdiri di pintu utama.
"Malam. Abin, tolong masukkan mobilku ke garasi," pinta Raka sambil menyerahkan kunci mobilnya kepada seorang pria tua yang ia panggil Abin.
"Nak, selamat datang di kediaman Kusuma," sambut Maya, tersenyum tulus meski Lingga tak dapat melihatnya.
"Terima kasih, Bunda."
**
"Malam ini kamu tidur di sini dulu, ya. Besok Bunda akan siapkan kamar khusus untukmu," ujar Maya, membuka pintu kamar tamu yang akan ditempati Lingga.
"Semoga kamu betah dan nyaman di sini," tambahnya, terdengar riang.
Lingga mengangguk. "Terima kasih, Bunda."
Raka, yang berdiri di ambang pintu, tampak ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, "Lingga, apa kamu ingin ditemani? Maksudku…"
Lingga tersenyum kecil. "Tenang saja. Aku terbiasa tidur sendiri."
"Baiklah, kalau begitu, selamat malam," pamit Raka akhirnya, meninggalkan bundanya dan Lingga menuju kamarnya.
Maya terkekeh pelan. Anak sulungnya itu selalu begitu jika sedang gugup atau tidak percaya diri.
"Selamat tidur, Cantik," ucapnya lembut sebelum menutup pintu kamar Lingga.
**
Pukul dua dini hari.
Mata biru Lingga masih terjaga. Tidak ada tanda-tanda kantuk.
Jari-jarinya menari di atas keyboard ponselnya, mencari informasi tentang keluarga Kusuma.
Banyak artikel yang ia baca, mulai dari nama lengkap hingga bisnis yang mereka miliki. Sayangnya, semua informasi yang tersedia di internet seolah hanya berpusat pada satu titik.
"Aku seharusnya tidak heran," gumamnya. "Keluarga sehebat ini pasti menyembunyikan privasi mereka."
Ia terus berselancar, mencoba menggali lebih dalam.
Matanya tiba-tiba menangkap sebuah foto.
"Oh, Tuhan… dia memang sangat tampan," gumamnya lagi.
Foto yang terpampang di layar tidak banyak, tapi semuanya tampak sempurna. Mungkin itu memang pilihan terbaik yang diunggah Raka atau keluarganya.
Tak... tak... tak…
Terdengar langkah kaki mendekat dengan cepat. Lingga buru-buru menyembunyikan ponselnya di bawah bantal.
"Oh, astaga… kenapa aku datang ke sini," suara seseorang terdengar berdecak heran.
Lingga mengenali suara itu.
Raka.
"Lingga, kamu sangat cantik," kata Raka tiba-tiba. "Wajahmu seperti dewi. Suaramu lembut, dan aku yakin semua orang menyukainya."
Lingga diam.
Raka duduk di tepian tempat tidur. Tangannya perlahan menyentuh helaian rambut Lingga yang tidak beraturan, merapikannya dengan lembut.
"Selamat malam," ucapnya akhirnya, sebelum beranjak pergi dan menutup pintu kamar dengan hati-hati.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
eryuta
semangat untuk bahagia 💪💪💪
2022-12-31
0