Tling!
Pesan akun yang Bram terima, uang sebesar setengah miliar membuat Bram segera mengirim ke saldo pribadinya. Bahkan ia kumpulkan demi sebuah misi sebelum ia kembali pada keluarganya. Bahkan ia keluar dari rumah pun, cukup senang karena keluarga wanita yang akan dijodohkan tidak lah baik baginya.
Terlihat akun slot timun emas ramai, akan tetapi tidak ada yang tahu ip name Bram. Adalah sosok pria pengantar box, yang menerima hadiah paling besar. Segera mungkin Bram kembali melanjutkan perjalanan, meski banyak hambatan.
Dengan perasaan penuh emosi, Bram saat itu keluar meninggalkan kediaman keluarga Glown. Di mana baru Bram keluar dari sana, ketenangan coba Bram berusaha kembali kumpulkan masuk ke dalam dirinya. Lagi pula ia memang habis mengantar pesanan delivery box timun emas dengan lapisan emas 24k.
Jika di negeri tetangga memakan daging dengan lapisan emas 24k. Jika dinegeri sendiri timun emas, tidak banyak yang tahu bukan. Bahkan Bram sendiri masih bingung, perkebunan timun emas yang langsung dari perkebunan kakek Ramlan berada dimana.
Bahkan ip name dalam penentuan globe saham, tidak ada yang tahu nama asli Bram dan akun Bram, setidaknya yang dilihat ia adalah pengantar box sayuran fresh, tanpa tahu setiap harinya ia selalu menerima hadiah berupa tips jutaan.
“Energi positif, datang energi positif." gumam Bram, menarik nafas dalam, sebelum menghembuskannya perlahan.
Di mana itu terbukti, berhasil Bram lakukan, membuat rasa emosi yang sebelumnya sempat memuncak kini berangsur mereda.
Mengambil handphone di sakunya, Bram dengan segera menghubungi seseorang saat itu. Orang yang menurut Bram sedikit menyebalkan, tetapi juga orang yang sama yang dianggap Bram paling tepat untuk dirinya tanyakan, terkait apa yang saat itu ingin dilakukannya.
[ Yo, Bram. Kemana saja kau hingga baru menghubungiku sekarang? ] Suara seorang di sebrang telepon, tepat setelah tersambung.
Bram sedikit menutup kupingnya saat itu, terasa sakit akibat suara keras yang terdengar bersamaan dengan ucapan sapaan yang ditujukan padanya.
[ Hey, sedang di mana kau? ]" Bram, bertanya karena ingin mengajak bertemu orang yang dirinya telepon saat itu.
[ Dimana? Tentu saja bersenang-senang, ada apa? ]" Pria di sebrang telepon, karena tidak biasanya Bram, menghubunginya terlebih dahulu.
Tidak perlu terlalu lama berpikir saat itu hingga Bram, dapat menebak sedang apa pria yang tengah di teleponnya, berpesta di siang hari bolong? Aneh memang, tetapi memang seperti itulah bagaimana seseorang yang sedang Bram hubungi saat itu dirinya kenal.
[ Aku ingin bertemu, secepatnya! ]
Bram, tidak berlama-lama ataupun basa-basi. Merasa tidak sehat bagi pendengarannya bila harus berlama-lama menghubungi orang tersebut.
[ Wah, ada apa? Tidak biasanya Bram sang penyendiri meminta bertemu seperti ini? ] Suara dari seberang telepon, ada nada meledek di sana.
Tidak memedulikan, Bram dengan segera mengucapkan beberapa patah kata sebelum menutup teleponnya, “Di tempat biasa, kutunggu kau!"
Setelah telepon ditutup, Bram dengan segera melanjutkan langkahnya. Menyusuri jalan komplek perumahan tempat dirinya berada.
Sekitar tiga puluh menit saat itu, Bram berjalan keluar dari komplek perumahan tersebut, di mana berbeda dengan saat dirinya datang. Hari saat itu telah siang hari, dengan terik matahari yang begitu menyengat.
Membuat Bram beberapa kali bahkan harus mengelap keringat yang mulai muncul di dahinya, tidak menyangka perjalanan dari rumah kediaman Glown ke jalan raya ternyata sejauh itu.
Bram sendiri segera menaiki bus dari halte yang tepat berada di depan komplek perumahan, kala sepeda motornya harus masuk bengkel, entah angin apa motor baru itu bannya pecah. Hingga Bram menuju daerah tengah kota saat itu, memang di mana banyak tempat ternama serta terkenal kebanyakan berdiri di sana.
Bram sendiri memasuki sebuah bar setelah sampai, bar yang cukup terkenal serta memiliki nama di kota tersebut. Karena harga dari setiap minuman yang disajikan oleh bar tersebut, cukup banyak diketahui memiliki harga yang tidak masuk akal.
Duduk di salah satu meja, Bram dengan segera menunggu kedatangan pelayanan saat itu. Jelas ingin memesan.
Bar Lightdark, sebuah bar yang menurut Bram cukup mewah dari interior serta desain nya. Merupakan tempat yang dahulu cukup sering Bram kunjungi, bukan untuk mabuk atau apapun melainkan hanya untuk minum menghilangkan dahaganya.
Memang salah satu keunggulan yang menurut Bram, begitu besar dimiliki bar tersebut, adalah ketersediaan jenis minumannya yang cukup banyak. Tidak melulu alkohol atau sejenisnya, membuat Bram cukup senang datang ke sana.
Pelayan wanita saat itu menghampiri Bram, sebelum menawarkan beberapa jenis minuman yang cukup populer di pesan oleh para pengunjung lain.
“Jus jeruk, aku pesan itu." Bram, tidak menghiraukan beberapa tawaran yang pelayan tersebut ajukan. Di mana memang kebanyakan dari mereka merupakan alkohol, di mana Bram tidak terlalu suka itu.
“Eh?" Pelayan wanita, takut salah mendengar sehingga mencoba menanyakan kembali minuman yang Bram pesan.
“Jus jeruk, apa ada yang salah?" Bram, menaikan alisnya.
“Baik tuan, mohon tunggu sebentar." Pelayan wanita tersebut, tetapi belum sempat saat itu dirinya membawakan pesanan yang Bram pesan, pria berbadan besar yang saat itu berada di salah satu meja segera memanggil pelayan tersebut.
“Hey kemari, aku ingin pesan." Pria berbadan besar tersebut, di mana tentu saja pelayan wanita mencoba menjelaskan bila dirinya tengah sibuk saat itu ingin menyiapkan minuman yang Bram pesan.
Sehingga dengan sopan pelayan wanita tersebut, mengarahkan pria berbadan besar itu untuk mencari pelayan lain terlebih dahulu, karena memang ada cukup banyak saat itu pelayan yang sedang tidak sibuk.
“Hey, kau meremehkanku?!!" Pria berbadan besar, meninggikan suaranya. Jelas ada rasa tidak terima yang sepertinya pria berbadan besar tersebut rasa.
Terkejut, pelayan wanita akhirnya hanya bisa mencoba tersenyum. Mencoba tenang saat itu terkait apa yang sedang terjadi.
“Panggil manajermu kemari!!!" Pria berbadan besar, di mana jelas enggan saat itu pelayan wanita tersebut lakukan.
Sadar tentunya pelayan tersebut, bila manajernya ikut campur di sana. Maka tidak peduli siapa yang benar atau salah, dirinya akan tetap kena marah, serta bukan tidak mungkin gajinya akan di potong nantinya.
Bram sendiri yang memperhatikan semua itu, dengan segera berdiri dari kursinya. Tidak ingin ikut campur sebenarnya, tetapi tidak tega Bram saat itu melihat kondisi pelayan wanita tersebut.
Entah mengapa teringat akan dirinya sendiri melihat situasi itu, di mana kebanyakan orang yang saat itu ada di sana hanya diam di tempat mereka memperhatikan.
Tidak mau sedikitpun membantu atau setidaknya berusaha menengahi apa yang terjadi, membuat mau tidak mau Bram sendirilah yang memutuskan menjadi penengah saat itu.
Amat tau bagaimana rasanya menerima ketidakadilan, tetapi tidak ada dari mereka yang melihat peduli, di mana Bram tidak ingin pelayan wanita tersebut mengalami hal yang sama dengan yang sering Bram rasakan.
Pria berbadan besar sendiri, telah beberapa kali saat itu memarahi serta mencaci pelayan wanita. Di mana hanya permintaan maaf yang saat itu dapat keluar dari pelayan tersebut.
“Berhenti mengucapkan kata memuakan itu!!! Maaf? Kau pikir hanya dengan kata itu semuanya bisa selesai?!!" Pria berbadan besar, seraya mengangkat tangannya sebelum mengayunkannya cukup keras ke pipi pelayan wanita.
Pelayan wanita hanya bisa menutup kedua matanya saat itu, jelas tidak bisa melawan sehingga memilih menerima saja tamparan yang di layangkan pria berbadan besar padanya.
Belum sempat ayunan tersebut mendarat, genggaman tangan Bram menggenggam erat, saat itu pergelangan tangan dari pria berbadan besar. Menghentikan ayunan tangannya yang sebelumnya pria berbadan besar arahkan pada pelayan wanita.
“Hey, tidak perlu meminta maaf. Lagipula kau tidak salah." Bram, pada pelayan wanita yang saat itu begitu terkejut. Tidak menyangka akan ada orang yang membantunya di situasi tersebut.
“Lepas!!! Kau ingin bermain peran pahlawan atau apa?" pria berbadan besar, pada Bram yang saat itu ada dihadapannya.
Memisahkan antara pria berbadan besar dengan pelayan wanita, di mana Bram berada tepat diantara keduanya.
Apa yang terjadi saat itu sendiri, dengan segera menjadi pusat perhatian dari para pengunjung bar yang datang, tidak menyangka akan ada tontonan menarik yang akan terjadi saat itu membuat rasa antusias bagi mereka untuk melihat serta memperhatikan bertambah besar.
"Kau menentangku! siapa kau, kau tau aku siapa?"
"Bram, apa ada yang salah?" tajam Bram, yang tak suka seorang pria kasar pada seorang wanita.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
luthfi pratama
kok gue ngawang baca ini, alurnya bolak balik gini
2024-03-06
0
Anonymous
Aku koq malah pusing ya baca novel ini,,, dialog nya membingungkan
2023-01-22
0
Imam Sutoto Suro
mantap liar thor lanjut
2022-10-20
1