Benar ia beberapakali menempuh perjalanan menuju kongo, dengan jet pesawat pribadi yang telah disediakan. Belum lama Bram merasakan nafasnya terkejut akan sebuah bangunan.
Rumah tua berbentuk simetris, dengan luas yang mencapai 7x lipat lapangan stadion, yang terlihat samar dibelakangnya apakah itu gunung emas.
Bram pun di sambut oleh penjaga seorang wanita berbaju putih, ia menjelaskan kedatangannya untuk memesan timun emas 100kg atas izin dan dana yang ia siapkan dan ia bawa sebagai uang muka.
"Tunggulah! Akan aku cari identitasmu apa kamu benar orangnya" ujar wanita itu menatap ketidaksukaan, memberi selembar kertas untuk Bram baca.
Bram kali ini membaca dokumen tersebut untuk memastikan bahwa nama yang tertera di sana memang namanya. Dan benar saja, itu memang namanya. Kini dia jadi bertanya-tanya kenapa kakek Ruslan yang tak ia kenali, yang kini menjadi perantara materinya mengalir melakukan itu, padahal dia hanyalah karyawan yang awalnya kakek itu memesan delivery timun padanya. Dia adalah Ruslan kakek misterius, yang orang anggap ia gila tapi benar benar ia melihat kakek itu seperti manusia, meski kulitnya putih pucet.
Saat Bram mencoba membaca lagi untuk memahami isi dokumen tersebut, wanita bernama Kristal tiba-tiba menariknya dan menyimpannya lagi di tempat semula. Bram memandang Kristal dengan tatapan heran.
“Aku tidak akan percaya sama kamu! Seorang lelaki dari desa yang kebetulan menjadi kaki tangan system delivery yang diutus Qi Ruslan, paling kamu hanya mengharapkan uang dari tuan dan membodohi ada pesanan langka kan?!” ejek Kristal dan memegang dengan erat dokumen tersebut di tangannya.
“Jangan harap semua aset bisnis Tuan Ruslan aku berikan padamu! Kamu tidak pantas menerima semuanya itu! Seumur baru kali ini ada yang memesan delivery box timun emas 100kg.” lanjutnya dengan berdecih.
Ucapan Kristal tentu membuat Bram tersinggung.
“Jaga bicara kamu!” jawab Bram kesal.
Kristal tertawa melihat wajah Bram yang memerah padam karena amarah.
“Apa yang bisa kamu lakukan dengan semua pesanan ini? Tidak bisa mudah lalu mengirimnya langsung dengan uang satu tas itu.” tanya Kristal menyelidik.
Bram kesal dengan Kristal yang seolah-olah sedang mempermainkan dan merendahkannya. Bagaimanapun dia punya harga diri.
“A-aku akan menjadi seperti yang diharapkan oleh Qi Ruslan menjalankan misi. Aku yakin… aku yakin aku mampu melakukan apa pun yang dipercayakan olehnya kepadaku!” ucap Bram.
Kristal tersenyum sinis saat mendengar jawaban Bram.
“Bisa kamu membuktikannya?” bisik Kristal di telinga Bram, pelan, membuat bulu kuduk Bram sedikit meremang.
Saat wanita itu membuka gerbang bagai sayap dan berdiri bagai diatas Awan. Bram yang hampir terpana ia cukup dikejutkan pemandangan tak biasa.
'Aku dimana? Mimpi atau nyata?' batin.
“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Bram menerima tantangan dari Kristal sambil memegang lehernya.
Kristal meletakkan kembali dokumen di tangannya dan berjalan mendekat ke arah Bram dangan menggoyangkan pinggulnya.
Perlahan-lahan, Kristal mulai melepaskan blazernya, lalu membuka kancing-kancing kemejanya.
Melihat hal itu mata Bram terbelalak heran, bagaimana bisa Kristal yang tadinya terlihat begitu garang, dan sekarang berubah menjadi wanita penggoda yang sepertinya sudah sangat professional.
Dengan kancing kemeja yang sudah terbuka sempurna menampilkan kulitnya yang putih dan mulus, Kristal kemudian melepaskan kemejanya dan membuangnya ke sembarang arah. Dia melakukannya sambil menatap Bram dengan bibir setengah terbuka. Kristal terus menatap Bram yang juga tidak berkedip.
Sebagai seorang lelaki pasti merasa sedikit terganggu melihat penampilan Kristal seperti itu, apalagi dalam jarak yang sangat dekat.
“A-apa maksud kamu dengan semua ini?” tanya Bram dengan sedikit tergagap.
Kristal tersenyum dengan sedikit menggigit bibir bawahnya. Membuat Bram semakin merasa panas dingin.
Namun tidak sangka saat Kristal berbalik, jubahnya berubah hitam dan berekor bagai manusia srigala dengan wajah menyeramkan, ia menampaki sebuah jarum kuku yang melempar ke arah wajah Bram.
Bram sendiri langsung menyingkir dan menendang beberapa jarum, ia mengayuh tangannya pada pohon dan mematahkan sedikit ranting di arahkan ke Kristal yang bersuara bagai srigala liar dengan lidah panjang.
Bram berlari sekencang mungkin saat tanda panah hijau, menunjuk arah gerbang lain. Tanpa aba aba atau tak ada perintah pun, Bram segera berlari menampaki kaki seribu seolah saat terakhir ia lompat, tubuhnya terpelanting diatas pohon.
Brruuugh.
Tanpa sadar badannya kesakitan membentur ranting, ini adalah misi pertama sebelum ia menuju gunung emas bertemu seseorang. Terlihat misi pertama ia tak kena jarum kuku wanita srigala tadi, ia melihat Kristal kembali dengan jubah putih seperti awan dan pergi begitu cepat.
Bram segera berdiri, ia mencoba menempuh jarak yang tak sedikit lelah, bukit tinggi telah terlihat puncak emas yang berkilau.
"Akademi macam apa ini? Memesan timun emas 100kg, membuatku mengantar nyawa. Apa setelah ini ada lagi tantangan sebelum mencapai gunung emas." gumam Bram berjalan pelan tertatih tatih.
Tak begitu lama setelah ia berjalan menaiki awal puncak bukit awan, ia terkejut seorang pria tua dengan sengatan cahaya menatapnya dalam seolah tak bisa Bram lewati begitu saja.
Cahaya itu bagai petir, kilat dan menunjuk arah Bram, sebelum satu kaki Bram langkah. Kaki satunya mengambang dan berat.
"Diam ditempat! Kau bukan murid Akademi Vermilion bukan?" ujar kakek tua mengecam.
Tbc.
Tunggu part selanjutnya, masih proses review ya all.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
seruuuu thor lanjut
2022-10-20
0
Dyah Naufal
ceritajya berbelit2,jd bingung
2022-10-16
0
Hakim Taib
alur cerita ape nie..., tiba2 smpai akademi plak..., oder smpai 100kg plak..., cerita jauh sngat skip...dri aqi oder timun emas..., tiba2 nk msuk akademi..., bkan sptutnye uni ke??? putar belit btul....
2022-10-06
1