Hari ini Wildan memaksa ikut pulang ke apartementnya padahal tidak ada lagi yang perlu mereka bahas tentang pekerjaan mereka.
Sebenarnya Melodi keberatan karena dia ingin sendiri istirahat di apartement. Tapi dia tidak bisa menolak permintaan Wildan.
Seperti biasa Melodi selalu mengalah setiap kali Wildan merengek sepet anak kecil. Jam lima sore mereka sudah sampai di apartement. Letak kantor dan apartement Melodi tidaklah jauh.
Melodi memang sengaja mencari apartement ditengah kota agar memudahkan akses dia pulang pergi dari kantor dan terhindar dari jebakan macet pagi dan sore hari.
Tit.. tit.. tit...
Melodi menekan sandi pintu apartementnya. Kemudian masuk ke dalam diikuti Wildan dari belakang.
"Hemmmm wangi amat apartement kamu? Seperti wangi masakan?" tanya Wildan.
"Mana ada? Siapa juga yang masak" jawab Melodi.
"Bener deh Od, indra penciuman ku masih sangat tajam. Aku mencium wangi sop. Heeemmm laper deh jadinya" ucap Wildan.
Wildan berjalan menuju dapur diikuti Melodi yang penasaran. Mereka melihat di meja makan sudah terhidang tempe goreng dan pisang goreng keju.
"Siapa yang masak?" tanya Melodi bingung.
"Ya pembokat kamu lah siapa lagi. Emangnya di apartement kamu ini ada hantunya?" tanya Wildan balik.
Wildan langsung menyicipi pisang goreng keju masakan Cinta.
"Mmmm enak" puji Wildan.
Melodi meraih kertas yang ada di meja makan. Dia juga melihat ada uang dua puluh lima ribu dibawah kertas itu. Melodi langsung membaca pesan Cinta.
"Kurang ajar berani banget dia komentari aku seperti ini? Enak aja dia bilang aku gak percaya diri. Aku itu gak mau ketemu sama wanita jelak dan gak selevel denganku" umpat Melodi panas ketika membaca surat dari Cinta.
Wildan meraih kertas itu dan ikutan membacanya.
"Hahaha.. gadis ini lucu Od.. menarik" tawa Wildan pecah.
"Siapa yang kasih dia uang? Dan siapa juga yang kasih izin dia masak seperti ini?" tanya Melodi.
"Aku" jawab Wildan.
"Kamu? Untuk apa?" tanya Melodi bingung.
"Aku mau tes apakah gadis itu jujur dan amanah sesuai isi biodata nya. Yang kedua aku penasaran apa benar dia pintar masak? Tapi beneran lho Od, makanannya enak, coba deh kamu rasain?" ucap Wildan.
"Kamu aja, aku gak berminat" jawab Melodi kesal.
Dia memperhatikan isi dapurnya kemudian dia membuka kulkasnya yang sudah terisi dengan berbagai bahan makanan.
"Berasa aku diawasi sama orang tua jadinya" gumam Melodi.
"Enak kan? Ada yang perhatian" sambut Wildan.
"Cih.. perhatian dari pembokat. Gak level" bantah Melodi.
"Di.. kamu mau kopinya gak? Panas nih, wangi. Pasti enak banget" tanya Wildan.
"Habisin aja sendiri. Aku gak mau makan masakannya" jawab Melodi.
"Aseeek.. jangan nyesal ya.. aku habisin nih" ujar Wildan.
"Sruuuup... aaaah.. nikmat beeeuuuut..." ucap Wildan.
Melodi melirik wajah Wildan yang sedang menikmati secangkir kopi buatan asisten rumah tangganya.
Nih cuma gaya doank apa beneran enak? Kok wajah si kunyuk ini sangat menikmati banget. Buat kesal tauk. Batin Melodi.
"Mau.. nih aku bagi" Wildan memberikan penawaran.
"Ueeek.. jijik bekas kamu" ujar Melodi.
"Nyesal kan siapa suruh sok jual mahal" goda Wildan.
Wildan menghangatkan sop yang ada di panci.
"Kamu gak mau makan Od?" tanya Wildan.
"Woy.. baru minum kopi dan pisang keju kamu masih belum kenyang?" tanya Melodi kesal.
"Belum.. aku memang laper banget. Lagian juga aku yang kasih uangnya sama si Cinta, wajarkan kalau aku makan semuanya ini. Kamu kan gak mau, jual mahal" jawab Wildan.
Melodi pergi meninggalkan Wildan sendirian di dapur. Dia langsung menuju kamarnya. Kamarnya sudah bersih dan wangi. Melodi membuka pakaian dan berjalan ke kamar mandi.
Kamar mandinya juga sudah bersih, pakaian kotornya sudah di angkat. Seprai tempat tidurnya juga sudah berganti, handuk.
"Bagus juga ternyata kerjanya, aku kira dia hanya gadis ingusan ternyata dia boleh juga. Dan sepertinya bisa kerja apa saja" gumam Melodi.
Setelah selesai mandi dan berpakaian Melodi tiduran di atas tempat tidurnya. Tiba - tiba....
Krucuk... krucuk...
Uh laper juga ternyata. Batin Melodi.
Dia bangkit dan berjalan kembali menuju dapur. Wildan baru saja selesai menyantap makanan yang dimasak pembantu barunya.
"Kenapa kamu, mau makan?" tanya Wildan.
"Iya aku mau pesan makanan" jawab Melodi gengsi.
"Ngapain pesan, ini masih ada sopnya aku tinggalin. Enak banget Od masakannya" puji Wildan.
Melodi duduk di meja makannya sambil memperhatikan Wildan menyudahi makan sore menjelang malam.
Apa iya seenak itu masakannya? Wildan kelihatan seperti orang yang sudah beberapa hari gak makan. Piringnya licin tak berdosa. Batin Melodi.
"Od.. besok - besok aku makan di apartemen kamu aja ya" ucap Wildan.
"Gak bisa" cegah Melodi.
"Pelit kamu, kan aku yang udah kasih uang belanja" protes Wildan.
"Ambil sono noh semua belanjaannya. Aku tidak mau privasiku terganggu" ungkap Melodi.
"Oalaah Od.. Od.. sama aku aja kamu masih cerita privasi. Jumlah bulu kamu aja aku udah tau semua" sambut Wildan.
"Enak aja, emang nya kamu siapa? Kutu? Sampai bisa tau jumlah buluku" timpa Melodi.
"Hehehe... ya sudah kamu pecat aja tuh Si Cinta. Biar aku langsung nampung dia di apartementku. Aku akan dengan senang hati memperkerjakan dia di apartementku. Dia bisa masak, bersih - bersih dan cantik lagi" pinta Wildan.
"Cantik apanya?" ujar Melodi.
"Eh cantik Od, kamu lihat noh CCTV kamu. Untuk gadis kampung menurutku dia sedikit berkelas. Walau penampilannya sederhana tapi aku merasa dia istimewa. Seleranya bagus apalagi selera lidahnya" puji Wildan.
Wildan menghidangkan makanan yang dimasak Cinta di hadapan Melodi.
"Nih makan. Gak usah jual mahal. Kamu udah lapar kan? Dari pada pesan makanan lama. Nih masih ada satu porsi cukup untuk kamu" ucap Wildan.
Walau berat hati tapi Melodi memang lapar. Dia segera mengambil sendok dan garpu kemudian menyicipi kuah sop yang ada di hadapannya.
Sruuuup....
Eh bener enak? Gak nyangka gadis semuda itu bisa masak seenak ini. Puji Melodi dalam hati.
"Aku pulang ya Od. Piringku dan piring kamu di cucui biar gak busuk" pesan Wildan.
"Enak aja, apa lagi tugas pembokat itu besok" bantah Melodi.
Wildan berjalan meraih tas kerjanya dan keluar dari apartemen Melodi menuju apartementnya yang letaknya beda satu lantai dari apartemen Melodi.
Makanan Melodi dengan cepat sudah habis. Dia segera meletakkan piring makannya di wastafel dapur. Saat hendak mengambil minuman di kulkas Melodi membaca pesan yang menempel di pintu kulkas.
Besok kamu masak untuk dua orang. Besok temanku datang dan dia mau makan malam di rumah.
Ttd
Melodi
"Dasar kunyuk... ternyata dia yang merencanakan semua ini. Bisa - bisa lama - lama dia pindah ke apartementku kalau begini" umpat Melodi tapi dia tetap membiarkan kertas itu menempel di pintu kulkasnya.
.
.
BERSAMBUNG
Hai readers setiaku.. tolong di rame - ramein ya novel ini agar bisa segera di kontrak.
Mohon dukungannya like, koment, vote dan hadiahnya. Aku akan sangat berterimakasih sekali pada kalian.
Love you all 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Dewa Rana
ceritanya menarik dan beda dari biasanya
2023-01-21
1
Suhemi Emi
menarik banget ceritanya lucu.. pokoknya asyik..💪💪💪💪❤️❤️❤️
2022-12-08
1
Rahman Hartomo
mantap jiwa Thor biarpun judulnya hampir sama di tv alurnya berbeda
2022-09-29
1