Memulai semuanya

Setelah kejadian yang tidak disangka-sangka itu, pada hari itu juga Nyonya Fei memutuskan untuk kembali ke kediamannya. Ia membicarakan sesuatu dengan Tuan Gu sekaligus berpamitan dengannya. San Tian hanya menatap mereka dari kejauhan, sekarang hati ibunya sudah hancur lebur.

Nyonya Fei menyuruh beberapa pelayan untuk mengemaskan semua barangnya. Sementara Tuan Gu tidak mengurus itu semua sama sekali, ia berdiri tepat di ruang pertemuan kolam teratai. Menatap teratai yang bermekaran memamerkan warna indah mereka sudah cukup membuat hatinya senang.

Sampai ada yang memanggilnya dari belakang.

"Ayah,"

Tuan Gu menoleh, yang ia dapati adalah putra angkatnya sendiri. San Tian, berdiri di depan sana dengan pandangan ragu.

Tuan Gu memberikan senyumannya, menyuruh San Tian untuk mendekat. Setelah putranya itu dirasa cukup dekat dengannya, Tuan Gu langsung memeluknya dengan erat.

"San Tian, sudah besar ya. Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu?"

San Tian terdiam, ia sedikit gugup. Kemudian ia berusaha untuk menjawab, "Baik-baik saja ayah, bagaimana dengan anda?".

Tuan Gu melonggarkan pelukannya lalu menatap mata San Tian dan menyengir kekanakkan.

" Lihat kan? Aku baik-baik saja selama ini~".

San Tian yang melihat senyuman kekanakkan ayahnya jadi tambah tidak yakin. Pasti Tuan Gu memiliki masalah yang sangat banyak, terlebih lagi ia bermasalah dengan ibunya.

"Ayah, apakah anda ada masalah dengan ibu?"

Senyuman Tuan Gu sirna, ia tidak lagi menatap mata San Tian. Ia beralih melirik kumpulan teratai yang mengapung di atas air, tidak menghiraukan wajah anaknya yang menahan kesedihan.

"Ayah.. ibu akan sangat sedih jika anda membencinya, apa hubungan kalian tidak bisa diperbaiki?"

Tuan Gu menggeleng, matanya terpejam untuk beberapa saat kemudian kembali menatap San Tian.

"San Tian, dengarkan aku. Ibumu dan aku tidak memiliki masalah apapun. Kita hanya ingin berdamai dan menjalankan kehidupan masing-masing."

Mata San Tian berkata-kaca. Manik almond itu hampir saja mengeluarkan air mata jika saja ia tidak menahannya. San Tian menghela nafas berat.

"Ayah, apakah aku bisa menjadi apa yang aku sukai mulai saat ini?"

Tuan Gu memiringkan kepalanya dengan heran, "Kenapa?".

San Tian berucap lagi, " Aku tidak mau menjadi seorang pembisnis. Aku.. ingin menjadi seseorang yang ahli dalam ilmu obat-obatan. Ibu melarangku dan menyuruhku untuk meneruskan bisnismu."

Nafas Tuan Gu memberat ketika mendengar itu. Ia tidak menyangka sekali lagi bahwa Nyonya Fei terlalu mengekang anaknya, San Tian pada bidang yang kurang ia sukai.

Tuan Gu menepuk pundak San Tian dan tersenyum hangat.

"Tenang saja, pilihlah jalanmu sendiri asalkan itu baik untuk dirimu kedepannya."

Mata San Tian mulai menunjukan binar kebahagiannya lagi. Ia memeluk Tuan Gu dengan erat, sebagai tanda perpisahan mereka karena San Tian akan memilih tinggal dengan ibunya.

"Terimakasih, ayah."

.

.

.

"Lihat apa yang baru saja kau lakukan Zhi Yuo? Aku harap kau tidak menyesal setelah ini!" Yan Yan menegurnya dengan sinis.

Zhi Yuo menatap pemandangan pagi yang mendung itu dari jendela kamar. Ia melirik Yan Yan lalu menjulurkan lidahnya dengan jahil. Yan Yan merespon itu dengan tangan yang terangkat hendak memukul Zhi Yuo.

Perkembangan Xie Jia sangat bagus, panasnya sudah turun sepenuhnya. Tapi ia belum sadar sama sekali. Memang, ketika tubuh seseorang terkena racun efeknya akan bertahan cukup lama.

Zhi Yuo kembali melihat pemandangan luar jendela. Kamar Yan Yan memang yang terbaik, dari sini terlihat banyaknya orang yang mondar-mandir di luar sana. Tapi ada satu hal yang membuatnya heran setengah mati.

Kenapa disini terasa damai sekali?.

Di zamannya dulu, iblis-iblis berkeliaran. Mereka membuat kerusakan dan menimbulkan keresahan dari para warga. Maka dibentuklah sekte-sekte yang dibentuk para kultivator dan tujuan utama mereka adalah satu. Yaitu, membasmi iblis-iblis itu sampai ke akarnya.

Zhi Yuo yakin, ini belum sepenuhnya bersih. Seingatnya, raja iblis dunia bawah belum ia kalahkan dan seharusnya raja iblis masih abadi sampai sekarang. Tapi kenapa disini begitu damai tanpa ada serangan dari makhluk aneh?.

"Yan Yan," Zhi Yuo memanggil.

Yan Yan menoleh, "Ada apa?".

" Apa disini pernah terjadi keanehan?"

Yan Yan menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar pertanyaan dari mulut Zhi Yuo.

"Keanehan seperti apa?" Yan Yan bertanya balik.

Zhi Yuo menghela nafasnya, merasa kesal dengan pemikiran Yan Yan yang lambat. Ia kemudian menjelaskan.

"Keanehan seperti datangnya makhluk aneh yang menyerang kediaman, atau iblis yang berkeliaran di malam hari. Apakah itu pernah terjadi disini?".

Alis Yan Yan berkerut ketika mendengarnya. Ia berusaha untuk mengingat sesuatu selama ia tinggal disini.

" Seingatku.. tidak ada hal semacam itu. Itu cuma ada di cerita dongeng zaman dulu, ada apa dengan pikiranmu sih!".

Zhi Yuo terdiam setelah mendengar itu semua. Yan Yan bilang begitu, bahwa disini baik-baik saja, damai, tanpa ada serangan iblis.

Bagaimana bisa? Sebenarnya ia lahir di zaman apa?!.

Zhi Yuo mendengus, "Itu legenda leluhur, bahwa iblis-iblis keluar dari neraka dan mengancam dunia. Makanya banyak kultivator yang bekerja sama untuk menghabiskan mereka,"

Zhi Yuo agak kurang senang ketika dirinya sendiri menyebutkan bahwa hal itu adalah 'Legenda'. Yang sebenarnya terjadi memang benar-benar terjadi. Dirinya mati ketika bertarung dengan raja iblis kemudian terlahir kembali di zaman yang berbeda. Zaman ini tidak terlalu berkembang pesat dari zamannya yang dulu.

Kemungkinan besar iblis-iblis itu belum habis sepenuhnya. Dan mungkin saja raja iblis dunia bawah membangkitkan banyak iblis untuk menjalankan keinginannya, yaitu menguasai dunia.

Keadaan dunia kultivasi makin terancam.

Yan Yan berpikir lagi, kemudian ia menemukan sesuatu dan menunjuk dengan entengnya ke luar jendela.

"Maksudmu para kultivator yang itu?"

Zhi Yuo melihat kemana Yan Yan menunjuk. Dan itu menuju pada suatu tempat yang cukup jauh. Dari kediaman terlihat deretan perbukitan. Dan diantara perbukitan itu, ada puncak yang paling tinggi.

Walaupun tertutup kabut, tapi itu masih terlihat jelas. Sebuah bangunan tinggi dan megah berdiri kokoh disana. Tinggi dan besar seakan ingin menyentuh awan.

Zhi Yuo mengernyitkan alis, "Apa itu?".

"Katanya itu adalah perkumpulan para kultivator. Sekte pembasmi iblis, orang-orang disini menyebutnya begitu. Mereka menjaga wilayah ini dengan ilmu kultivasi mereka. Tapi yah... aku tidak percaya dengan itu, tidak ada yang namanya iblis."

Setelah mendengar itu, Zhi Yuo melirikkan matanya tajam ke arah Yan Yan yang terlihat cuek pada semua yang mereka bicarakan.

"Iblis, monster, hantu, itu semua dongeng belaka."

Perempatan urat bermunculan di kening Zhi Yuo.

"Hei, bocah! Andai kau tahu perjuangan kami melawan iblis dan kau melihat wujud mereka secara langsung, mungkin kau tidak akan hidup sampai setua ini! ".

Zhi Yuo menghembuskan nafasnya dengan perlahan, berusaha untuk mengontrol emosi.

" Aku mau pergi,"

Yan Yan menoleh dengan cepat ketika Zhi Yuo mengatakan hal itu.

"Apa? Kemana?"

"Ya... mengembara, aku akan mencari hidup baru. Aku akan keluar dari daerah ini dan menjalani kehidupan yang aku mau.

Gigi Yan Yan beradu satu sama lain. Ia menghampiri Zhi Yuo, menarik kerah bajunya secara paksa.

"Sialan! Kamu pikir hidup di luar sana itu enak?! Menjalani kehidupan yang kau mau, itu sama saja menceburkan dirimu ke dalam sumur! Kenapa kau mau pergi?! Kenapa tidak tinggal dengan kami disini?!"

Tangan Yan Yan gemetar, jarinya masih mencengkram kerah baju Zhi Yuo. Zhi Yuo terdiam beberapa saat, Yan Yan hampir saja menangis, tapi ia menahan itu semua.

Zhi Yuo terkekeh, "Aku tahu kamu peduli padaku."

Ketika mendengar itu, Yan Yan langsung memasang wajah dingin dan membanting Zhi Yuo ke lantai.

"Menjijikan.."

Zhi Yuo meringis sambil mengelus pinggangnya, "Itu sakit bodoh!".

Zhi Yuo bangkit, masih merasakan rasa nyeri pada pinggangnya.

" Hei, aku tidak benar-benar pergi dari sini, aku akan berkunjung lain waktu, " Ujar Zhi Yuo, dan itu tidak ditanggapi oleh Yan Yan.

Yan Yan memalingkan wajahnya, "Terserah!"

Kemudian Yan Yan menjauh darinya, dan itu membuat Zhi Yuo terkekeh gemas ketika melihatnya.

"Kemaskan semua barangmu! Katanya mau pergi!" -Yan Yan.

"Memangnya aku membawa apa kesini?" -Zhi Yuo.

.

.

.

"Permisi, Tuan Gu,"

Zhi Yuo menunduk sopan ketika bertemu dengan Tuan Gu, suasana hati pembisnis besar itu sepertinya belum membaik. Terlihat dari wajahnya.

Tuan Gu menoleh ke arahnya, memberikan senyuman dan membalas sapaannya.

"Ada perlu apa?"

Zhi Yuo menghembuskan nafasnya, mencoba tenang saat berbicara.

"Sepertinya tugas saya disini sudah selesai, saya akan mengundurkan diri dari sini,"

Tuan Gu sedikit terkejut mendengarnya, "Mengapa tiba-tiba?"

Zhi Yuo menunduk, "Saya... mau berkelana, mencari kehidupan yang baru. Saya juga memiliki tugas yang harus benar-benar dijalankan,"

Setelah mendengar itu, Tuan Gu mengangguk pelan. Ia mengerti, ia tidak melarang Zhi Yuo untuk pergi dari sini. Jadi ia mengulas senyuman di bibirnya ketika Zhi Yuo izin untuk pergi.

"Baiklah, apa saja yang kau perlukan? Mungkin sebagai upah selama bekerja disini."

Mata Zhi Yuo seketika melotot kesenangan. Inilah saatnya! Selama ini kerja kerasnya terbayarkan!.

"Baiklah, saya tidak meminta hal yang besar kok. Saya cuma meminta gaji selama bekerja disini, itu sudah cukup." Zhi Yuo berkata dengan percaya diri.

Tuan Gu sedikit membeku.

"Maksudmu uang?"

"Ya!"

Tuan Gu menghembuskan nafasnya, ia mematung di tempat. Ia harus memberikannya pada Zhi Yuo, uang yang cukup untuk bocah itu. Biasanya pelayan yang keluar dari pekerjaan akan diberikan upah tidak terlalu banyak, tapi dibelikan sandang juga makanan yang cukup. Pelayan yang bekerja disini juga diberikan upah secara langsung lewat makanan, tempat tinggal, juga fasilitas yang ada. Mereka tidak menerima uang sepeser pun.

Dalam posisi Zhi Yuo sekarang, harusnya ia menerima sandang, pangan, juga barang-barang lainnya. Ia juga akan diberikan uang walaupun tidak terlalu banyak.

Tapi bocah ini memilih uang sepenuhnya! Dengan jumlah yang tidak sedikit!.

"Huft... baiklah," Tuan Gu menyanggupi.

Tuan Gu tidak merasa keberatan akan hal itu. Ini juga sebagai rasa terimakasihnya karena sudah diselamatkan oleh Zhi Yuo. Bocah itu cerdik dan pintar, hal yang dilakukannya benar-benar di luar logika.

Siapa lagi yang akan mengungkap soal ini. Soal dirinya yang hampir mati oleh istrinya sendiri. Tiba-tiba datang seorang malaikat sekaligus iblis seperti Zhi Yuo yang menyelamatkan hidupnya.

Jadi bagaimana pun ia harus berterimakasih atas apa yang sudah dilakukan bocah itu.

.

.

.

Zhi Yuo tertawa puas setelah menerima sesuatu di tangannya. Sekantung besar uang! Koin emas yang mengkilap tertampung disana!.

"Ah.. uang.."

Yan Yan berdecak malas ketika melihatnya.

"Kapan kamu mau pergi sih?!"

Zhi Yuo menatap Yan Yan dengan tajam, "Jangan coba-coba mengusirku! Aku masih sibuk memandangi uangku ini!"

"Itu uang Tuan Gu, bodoh! Lagi pula kamu hampir membuatnya bangkrut!" -Yan Yan.

"Kalau segini sih, gak bakal bangkrut kok. " -Zhi Yuo.

"Kalau di perjalanan nanti aku menemukan kuil, aku akan langsung mendoakan Tuan Gu agar ia selalu panjang umur dan sehat selalu. Kau lihat? betapa baiknya aku~"

Yan Yan mengepalkan tinjunya saat itu juga. Wajah menyebalkan Zhi Yuo benar-benar membuatnya naik darah.

"Bocah sial..!"

"Kak Yuo!"

Mereka berdua menoleh bersamaan. Xie Jia berdiri disana, dengan mata berkaca-kaca ia berlari ke arah Zhi Yuo.

"X-xie.." Zhi Yuo baru saja berdiri untuk menangkap Xie Jia, tapi gadis kecil itu langsung lompat dan memeluknya dengan erat.

"Kau! Jangan bilang kau mau pergi!" Xie Jia menangis, air mata lolos dari matanya begitu saja.

Zhi Yuo gelagapan, pelukan Xie Jia membuatnya susah bernafas.

"I-itu.. bukan begitu.. dengarkan aku dulu, " Zhi Yuo melonggarkan pelukan Xie Jia lalu menepuk pundak gadis kecil itu.

"Aku benar-benar akan pergi, tapi aku tidak pergi sepenuhnya. Aku akan kembali kesini lain waktu," Zhi Yuo mengembangkan senyuman hangatnya, dan itu cukup menenangkan hati Xie Jia.

"Kamu.. kapan kembali..?" Xie Jia terisak, tangannya mengusap air mata yang jatuh.

"Aku tidak berani janji kapan aku kembali. Tapi yang jelas aku akan kembali kesini,"

"Sebenarnya Kak Yuo mau pergi kemana..?"

Zhi Yuo seketika bingung harus menjawab apa. Ia beralih menatap Yan Yan, memberinya tatapan isyarat.

Kemudian kembali menatap Xie Jia dengan senyuman lembut, "Aku akan kembali ke kampung halamanku. Mungkin ada beberapa kerabatku disana, aku akan mengunjungi mereka,"

"Jangan menangis, nanti jelek.." Zhi Yuo mengusap pipi gembil Xie Jia, menghapus setiap jalur air mata yang membekas.

"Kalau aku kembali, aku akan membawakanmu banyak manisan,"

Seketika Xie Jia yang mendengar kata 'manisan' langsung kegirangan.

"Benarkah?! Banyak manisan?!"

Zhi Yuo merasakan denyut jantungnya seketika berhenti. Manisan, banyak manisan.

"Chang Yu.."

Itu seperti janjinya pada Chang Yu yang ia ingkari sebelumnya. Dan itulah yang membawanya pada keterpurukan.

"Y-ya, manisan yang banyak. Aku akan membawakanmu banyak manisan yang terkenal enak,"

Xie Jia mengangguk senang, dan itu membuat Zhi Yuo kembali bernostalgia ke masanya yang dulu. Senyum mereka memang mirip.

Zhi Yuo mengelus surai hitam Xie Jia. Ini sebagai kesan perpisahan bukan?.

"Kalau begitu, antar aku sampai gerbang,"

.

.

.

Disini perjalanannya akan di mulai. Zhi Yuo telah melepas seragam pelayan yang tersedia di kediaman Tuan Gu. Ia mengenakan pakaian baru yang lebih rapih. Pakaian berwarna biru tua dengan corak hitam itu dibelikan oleh Tuan Gu langsung. Katanya sebagai upah selain uang yang diberikan.

Zhi Yuo menapakkan kakinya pada tanah yang kering. Ia menghembuskan nafasnya, menyentuh dunia luar yang akan membawanya pada perjalanannya yang baru.

Dilihatnya ke belakang. Xie Jia, Yan Yan, Tuan Gu, juga pelayan lainnya melambaikan tangan ke arahnya dari gerbang sana.

"Kak Yuo! Tepati janjimu ya!!" Xie Jia berteriak dengan senyuman lebarnya.

Yan Yan memberikannya senyuman manis. Tuan Gu juga melambaikan tangan ke arahnya.

Zhi Yuo tersenyum, di tengah tiupan angin ia membalas lambaian tangan mereka semua sebagai tanda perpisahan. Kemudian berbalik untuk pergi meninggalkan mereka, demi menuntaskan janjinya.

Meraih pedang bulan dan mengalahkan raja iblis dunia bawah. Membahagiakan orang-orang di sekitarnya.

Itu adalah janji yang tidak boleh diingkari.

Zhi Yuo telah menetapkan niatnya sekarang. Ia akan membalaskan semua dendamnya dan meraih kembali apa yang sudah direnggut darinya.

Perjalanan sebenarnya baru akan dimulai.

.

.

.

-Bersambung-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!