Kelahiran kembali (2)

Rombongan dengan tandu terus berjalan sampai ke luar desa. Zhang Yuan, atau yang sekarang menyebut dirinya sebagai Zhi Yuo menoleh kesana-kemari. Ia melihat suasana baru, orang-orang baru, dan pemandangan yang masih asing di matanya. Apa karena ia terlahir di tubuh yang berbeda?.

Zhi Yuo memikirkan sesuatu, dan itu berkaitan dengan zaman ini. Seperti agak berbeda dengan zamannya dulu, apa karena ia sudah lama mati dan terlahir di tubuh berbeda dengan jangka waktu yang cukup lama?.

"Kita segera sampai! Siapkan barang-barangnya!" Teriak salah satu pelayan pria yang memimpin di depan.

Zhi Yuo tersenyum lebar, dengan matanya yang menyipit memberikan kesan yang konyol pada wajahnya. Dengan semangat ia memanggul barang berat yang ia bawa sepanjang perjalanan.

Ia penasaran dengan tempat tinggal tuan yang membelinya, apakah ia orang kaya? Jelas!.

"Kalau aku bekerja dengan orang kaya, apakah aku bisa makan daging setiap hari? Hehehe, setelah puas makan daging aku akan kabur dari rumahnya! " Zhi Yuo berkata dalam hati.

Zhi Yuo kembali terdiam ketika merasakan perasaan yang aneh pada mulutnya. Sejak tadi mulutnya terasa asam dan itu membuat nafasnya tidak enak. Yang ia bingungkan, bagaimana dan darimana ada rasa asam khas makanan basi di mulutnya ini?. Pikirannya langsung tertuju pada sesuatu.

Ya! mangkuk kecil seukuran telapak tangan yang ia lihat pertama kali saat terbangun.

Terlihat agak aneh seperti bubur kuning bau dan basi.

"Apa anak pemilik tubuh ini mati karena memakan makanan basi? jadi aku mengisi tubuh yang sudah mati? ".

"Kita sudah sampai!"

Zhi Yuo tersadar dari lamunannya, mulai menanggakkan kepalanya dan yang ia lihat pertama kali adalah pekarangan luas. Ada kolam ikan besar di sebelahnya disambut dengan rumah mewah beberapa meter dari sana. Banyak pelayan mondar-mandir di susul dengan beberapa penjaga. Zhi Yuo ternganga, ternyata orang ini benar-benar kaya! Bahkan lebih kaya dari yang ia pikirkan.

Tandu berhenti tepat di tengah pekarangan rumah. Beberapa penjaga berdatangan, mulai memandu tuan rumah yang terlihat lemah karena faktor usianya. Bahkan ketika turun dari tandu ia susah untuk berdiri.

"Aku taruh dimana barang-barang ini? ".

Dari kejauhan seorang gadis kecil, mungkin lebih muda darinya berlari ke arah tandu.

Ia bukan menghampiri Tuan rumah, melainkan menghampiri seorang wanita yang menjabat sebagai pelayan senior. Wajahnya terlihat panik, keringat dingin bercucuran.

Ia menunduk, "Apa yang bisa saya lakukan senior Lin?".

Lin Mei, dirinya yang menjabat sebagai pelayan senior di kediaman keluarga ini.

Matanya menatap sinis pada gadis kecil di hadapannya.

Dengan satu lirikkan ia mulai memberikan perintah, "Di belakang ada tas Tuan Gu, didalamnya berisi banyak pakaian. Bawalah masuk ke rumah! Jangan membuatku kecewa!".

Gadis kecil itu gemetaran, dengan cepat ia menunduk patuh, " B-baik senior Lin!".

Gadis kecil itu berlari beberapa langkah ke arah belakang tandu, ia menemukan beberapa pelayan yang membawa kereta berisi banyak barang.

Ketika ia memilih tas berisi pakaian, ia malah di paksa pelayan lain untuk membawa barang lebih berat. Mau tidak mau ia harus membawa satu karung barang itu apapun yang terjadi. Ia takut di hukum, maka dari itu ia harus melakukan apa yang di perintahkan seniornya.

Zhi Yuo melihat itu dari kejauhan, menyaksikan gadis itu bersusah payah menarik karung barang yang jelas lebih besar dari tubuhnya sendiri. Sedangkan para pelayan yang tadi membawa kereta barang pergi meninggalkannya menuju kediaman.

Zhi Yuo mengernyit tidak suka ketika para pelayan itu lewat di hadapannya dengan wajah sombong yang terlihat jelas. Terlebih lagi Lin Mei, ia melewati Zhi Yuo begitu saja tanpa menoleh sedikitpun ataupun membantu gadis yang ia suruh tadi.

Zhi Yuo berdeham, "Ekhem! Apa ia tidak memiliki tanggung jawab sama sekali? Padahal ia memiliki jabatan."

Zhi Yuo sengaja membesarkan suaranya, dan itu berhasil membuat Lin Mei tersindir.

Senior dari pelayan wanita itu menoleh dengan wajah marah, "Apa katamu?".

Mendengar dari nada bicara Lin Mei yang menekan seperti itu, berarti ia telah berhasil membawa Lin Mei ke perangkapnya sendiri.

Zhi Yuo menoleh dengan wajah polos seakan ia tidak tahu apa-apa.

" Ah, ada apa Senior Lin? Apa aku baru saja membicarakanmu?".

Gigi Lin Mei bergemeletuk ketika mendengar perkataan polos yang dibuat-buat Zhi Yuo.

Ia mengibaskan lengannya, "Awas saja nanti jika kau masih seperti itu!".

Zhi Yuo terkekeh geli, seketika rasa kesalnya mulai berganti dengan rasa keinginan untuk menjahili pelayan-pelayan di kediaman ini.

" Setidaknya kehidupan baruku ini tidak membosankan." Ucapnya dalam hati dengan seringai konyol yang hampir tidak pernah lepas dari wajahnya.

Ia beralih pada gadis kecil yang masih berusaha menarik karung berisi barang, kemudian menyapanya sedikit.

"Permisi."

Gadis itu terlihat terkejut, "E-eh! Ya?!..".

Zhi Yuo menatap wajah gadis itu sebentar, lalu beralih pada karung yang ia bawa.

"Berikan padaku, biar aku bantu bawakan."

Gadis itu terlihat benar-benar terkejut sebelum ia menggeleng dengan takut, "T-tidak.. terimakasih, tapi aku harus membawanya sendiri.."

Mendengar itu membuat Zhi Yuo memasang tampang malas. Gadis ini terlalu takut dan pemalu, bagaimana cara membuatnya menjadi lebih berani?.

Zhi Yuo mengacuhkan ucapan gadis itu dan langsung merebut karung barang yang ia bawa. Kedua pundak sempitnya sekarang penuh dengan barang berat, tapi ia menganggapnya begitu ringan.

Dengan santai Zhi Yuo berucap, "Ayo, tunjukan jalan masuk ke dalam."

Gadis itu hanya bisa melongo ketika melihat tubuh kecil Zhi Yuo tidak seimbang dengan berat beban yang ia bawa. Mungkin jika dipikir-pikir menggunakan logika, pasti tubuhnya sudah jelas tertiban.

Dan sekarang ia menganggap, Zhi Yuo adalah gadis yang kuat.

Gadis kecil itu membuntuti dari belakang, kemudian menyusul berada tepat di sebelah Zhi Yuo. Hening di antara mereka berjalan di pekarangan yang luas. Mungkin pintu masuk masih agak jauh karena saking luasnya pekarangan rumah.

Karena bosan Zhi Yuo mengajukan pertanyaan, "Siapa namamu?"

Gadis itu menjawab dengan suara pelan, "X-Xie... Jia...".

Zhi Yuo mengernyitkan alisnya, " Siapa?"

"Xie Jia..".

"Katakan lebih keras."

"X-Xie Jia!"

"Lebih keras lagi!"

"NAMAKU XIE JIA!"

"Huh?" Gadis bernama Xie Jia itu tersentak, buru-buru menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan dengan wajah memerah menahan malu.

Zhi Yuo menyeringai dengan kekehan yang keluar dari bibirnya.

Ia berkata dengan nada tenang, "Bagus, jika di tanya kau harus menjawab dengan berani."

Sebenarnya ia sudah mengetahui sejak Xie Jia menyebutkan namanya sendiri dengan suara pelan, tapi ia ingin mengetes sampai mana keberanian anak ini.

"Umurmu?" Zhi Yuo bertanya lagi.

"T-tiga belas.." Balas Xie Jia dengan suara seperti burung bercicit.

"Apa? Aku tidak mendengar--"

"TIGA BELAS TAHUN!"

Xie Jia menyadari bahwa ia sudah kelewatan, dengan malu ia menunduk kemudian meminta maaf.

Zhi Yuo sedikit terkejut, tapi ia malah tersenyum santai.

"Oh, wow.." Lihatlah, ia malah kagum dengan keberanian gadis kecil ini.

"Kita berbeda tiga tahun, anggap saja aku sebagai kakakmu. Namaku Zhi Yuo." Ujar Zhi Yuo.

Xie Jia menatap Zhi Yuo yang jelas lebih tinggi darinya dengan pandangan polos, "Kakak Yuo?". Mendengar itu Zhi Yuo tertawa lalu mengangguk, " Ya! seperti itu!".

"Aku baru bekerja disini, jadi mohon bantuannya." Zhi Yuo tersenyum ramah. Dan entah mengapa dan sejak kapan wajahnya yang di rias oleh riasan khas perempuan menjadi tampan ketika tersenyum seperti itu.

Xie Jia mengangguk dengan senyum mengembang.

"Kak Yuo, kita sudah sampai." -Xie Jia.

"Ah, benarkah? Baiklah, ayo bantu aku membereskan barang." -Zhi Yuo.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Teruskan

2023-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!