"Bocah-bocah ini?! Apa yang kalian lakukan disana?!" Yan Yan berteriak memanggil kedua bocah kerdilnya itu, Zhi Yuo dan Xie Jia.
Yang dipanggil lekas menoleh secara bersamaan. Xie Jia masih sibuk meletakkan sarang burung, sedangkan Zhi Yuo menatap Yan Yan dengan malas.
Yan Yan menghela nafas lelah, "Kalian! Cepat kemari!".
Xie Jia selesai dengan urusannya, kini sarang burung sudah aman di tempatnya. Ia melompat turun dari pundak Zhi Yuo dan langsung menghampiri Yan Yan. Zhi Yuo mengusap pundaknya disertai dengan decihan malasnya.
"Kami sudah membersihkan halaman sesuai tugas kami Kak Yan Yan, apa ada tugas lain?" Tanya Xie Jia.
Yan Yan menggeleng, ia beralih pada Zhi Yuo. Yang pertama kali ia lihat dari bocah itu adalah penampilannya. Badannya yang kurus, pakaiannya yang kumal, dan wajahnya yang belum dibersihkan dari kemarin itu membuatnya kesal dan ingin cepat-cepat membersihkannya.
Yan Yan mengibaskan tangannya, "Pergilah mandi dan bersihkan dirimu. Aku akan ambilkan pakaian yang lebih baik untukmu."
Zhi Yuo menaikkan sebelah alisnya, "Apa? Mandi? Tidak mau."
Mendengar itu membuat perempatan urat menonjol di kening Yan Yan.
"Apa katamu?" -Yan Yan.
"Ku bilang tidak mau, kau tuli ya?" -Zhi Yuo.
Xie Jia menggaruk pipinya dengan canggung. Rasanya benar-benar bingung bagaimana caranya memisahkan pertengkaran kecil ini yang mana kalau dibiarkan bisa menjadi pertengkaran dahsyat. Antara Zhi Yuo dan Yan Yan, tidak ada yang ingin mengalah dari pihak keduanya. Mereka saling berpandangan sengit.
"Sudah, jangan bertengkar lagi. Kak Yuo, lebih baik cepat mandi dan aku akan membantumu menyiapkan pakaian." Xie Jia menengahi, mendorong punggung sempit Zhi Yuo dengan maksud menjauhkannya dari Yan Yan.
Yan Yan berdecak, "Cepatlah! aku dan Xie Jia yang akan menyiapkan keperluanmu."
Zhi Yuo memutar bola matanya dengan ekspresi tidak semangat. Ia akui, di kehidupan sebelumnya dia juga benci mandi. Entah mengapa dia juga tidak tahu. Kakak seperguruan sering memperingatinya untuk menjaga kebersihan diri. Chang Yu sering mengejeknya jorok. Tapi Zhi Yuo mungkin terlalu kuat dengan pendiriannya, membenci air dan malas mandi.
Tapi saat ini, ia tentu harusnya merubah kebiasaan itu. Tubuh baru, kebiasaan baru. Tapi jangan merubah sifatnya ini.
Zhi Yuo akhirnya menuruti semua kata-kata Yan Yan untuk membersihkan diri. Xie Jia membawanya ke kamar mandi khusus pelayan, dan menyuruhnya untuk masuk duluan.
"Masuk saja, airnya sudah disiapkan. Aku akan menunggu disini." Xie Jia mendorong Zhi Yuo sampai masuk ke dalam.
Zhi Yuo mengangguk pelan, ia berusaha untuk menutup pintu. Tapi Xie Jia menongolkan kepalanya dari sana.
"Mau aku bantu? Mungkin aku bisa menggosok punggungmu?" Xie Jia berucap dengan senyuman polosnya.
Zhi Yuo yang mendengar itu terjengit, ia lekas menutup pintu dengan keras.
"Tidak perlu, tunggu saja di luar." Zhi Yuo berusaha untuk menenangkan suaranya. Walaupun sekarang ia sedang panik minta ampun.
"Kalau kamu masuk, aku yakin pasti jantungmu tidak akan berdetak lagi karena kaget. " Zhi Yuo berkata dalam hati.
Setelah dirasa aman dan Xie Jia mematuhi perintahnya, ia lekas membuka semua kain yang melilit tubuhnya. Ia menatap air tertampung penuh, lalu melihat tubuhnya.
"Sudah ku duga, bocah ini laki-laki. Tapi kenapa ia memilih untuk menyamar menjadi seorang perempuan? Kelainan mental kah?" Zhi Yuo bertanya-tanya sendiri sambil terus memperhatikan tubuh barunya.
Bocah ini kurus, tidak terawat, dan seluruh tubuhnya dipenuhi luka-luka cambuk. Apakah dia adalah korban penyiksaan? Atau jika melakukan kesalahan selama di lingkup penjualan budak ia akan di siksa?.
Tidak ada yang tahu. Masalahnya ia tidak memiliki secuil pun ingatan dari tubuh ini. Maka ia harus benar-benar menjalani kehidupan yang baru.
"Sudahlah, lebih baik cepat-cepat mandi." Zhi Yuo membuka tali yang mengingat rambutnya hingga rambut hitam itu tergerai, panjang dan halus seperti benang.
Ia masuk ke dalam air, merasakan air dingin menyentuh kulitnya yang pucat. Sudah lama ia tidak merasakan sensasi air menyentuh kulitnya seperti ini. Sedikit nostalgia ketika ia masih kecil, dirinya memberontak karena tidak mau mandi. Kakak seperguruan berusaha untuk meladeni tenaganya dan memaksanya mandi.
Ah, benar-benar kenangan yang indah.
"Aku harus keluar dari sini lebih cepat. Melatih kemampuan bela diri dan kultivasi ku, lalu kembali menemukan dunia bawah."
Gigi Zhi Yuo bergemeletuk kala ia mengingat wajah iblis dunia bawah yang masih teringat jelas di ingatannya.
"Aku akan menghancurkanmu!" Ia menggeram dengan marah.
"Akan ku bayar nyawa semua orang yang ku sayangi dengan cara menghabisi dirimu!".
.
.
.
" Xie Jia, dimana Zhi Yuo?" Yan Yan datang, di tangannya terdapat selembar pakaian. Pakaian perempuan yang sederhana namun manis. Ia berencana memberikan pakaian itu pada Zhi Yuo.
"Dia di dalam, saat aku menawarkan untuk menggosok punggungnya dia malah tidak mau." Xie Jia mengerucutkan bibirnya.
Yan Yan mendengus, "Aku masuk ke dalam, akan ku urus bocah itu."
Xie Jia bangun dari duduknya, "Tapi dia bilang tidak mau diganggu saat mandi. Kak Yan Yan lebih baik menunggunya sampai selesai."
"Tidak, aku hanya takut ia tidak bisa membersihkan dirinya dengan baik. Biarkan aku mengurus bocah itu di dalam." Yan Yan menyahut. Dengan satu gerakkan tanpa aba-aba ia langsung menggeser pintu.
"Zhi Yuo! Kemarilah, aku akan membersihkan riasan kering di wajahmu itu!" Yan Yan berteriak, ia mengambil beberapa langkah ke dalam. Awalnya, ia melihat Zhi Yuo membelakanginya dengan posisi tubuh masih berendam di dalam bak.
Terdengar helaan nafas dari Zhi Yuo, "Aku tidak suka ada orang masuk sembarangan ketika aku sedang mandi."
Dengan perlahan ia berbalik.
"Kak Yan Yan, kau benar-benar tidak sopan."
.
.
.
Xie Jia menunggu di luar, ia asik melihat-lihat pemandangan luar kamar mandi yang langsung menghadap pada kolam ikan yang bersebrangan dengan paviliun. Niatnya ingin menunggu Yan Yan membawa Zhi Yuo yang sudah di rias. Karena ia tahu Yan Yan jago merias orang, pasti Zhi Yuo akan menjadi gadis yang manis.
Xie Jia menantikan itu, ia tidak sabar melihat Zhi Yuo dengan penampilan bersih dan anggun.
Yan Yan keluar dari balik pintu, dengan wajah kusut ia menghampiri Xie Jia. Kakinya menyentak begitu keras, sehingga membuat Xie Jia kebingungan.
Belum sempat Xie Jia bertanya, Yan Yan lebih dulu menyuruhnya.
"Cepat pergi ke pelayan Sui dan pinjam pakaiannya yang mana saja."
Xie Jia terdiam beberapa detik karena kaget. Ia tidak tahu harus melakukan apa, karena wajah Yan Yan terlihat sedatar tembok. Apakah ini adalah mode Yan Yan ketika serius?.
Xie Jia tidak ada niatan melawan karena takut, lekas ia berlari dan mencari pelayan Sui, salah satu pelayan laki-laki disana.
.
.
.
"Jadi, jelaskan padaku."
Zhi Yuo duduk bersila, menghadap Yan Yan yang tengah melipat kedua tangannya di depan dada. Wajahnya terlihat serius, siap mengintrogasi Zhi Yuo.
"Kenapa kau menyamar seperti ini?" Yan Yan bertanya. Kini hanya ada mereka berdua, duduk berhadapan di gudang yang sebelumnya Zhi Yuo tempati.
Zhi Yuo memiringkan kepalanya, "Aku tidak tahu.. mungkin aku punya kelainan?"
Yan Yan memijat keningnya, "Kenapa kamu tahu kamu memiliki kelainan?"
"Ya... karena aku tahu..? Entahlah, dari kecil memang sudah begini." Zhi Yuo menjawab seadanya.
"Berapa usiamu?" Yan Yan bertanya.
"Menurutmu?" Zhi Yuo melemparkan pertanyaan balik.
Yan Yan berfikir sebentar, lalu menggeleng, "Lupakan saja, yang pasti kamu masih remaja."
Zhi Yuo terkekeh, "Pakaiannya nyaman dipakai, walaupun modelnya tidak sesuai seleraku tapi lumayan."
Yan Yan memutar bola matanya malas, "Seharusnya kau bersyukur, tetaplah berpakaian seperti ini. Aku akan membuat alasan pada Senior Lin, mengatakan kau adalah gadis yang berpenampilan seperti laki-laki dan menolak memakai pakaian perempuan."
Zhi Yuo memangku kepalanya dengan satu tangan, mulutnya menguap lebar.
"Ngomong-ngomong dimana si senior itu? Aku tidak melihatnya dari pagi, apa dia berhenti bekerja setelah aku melempar bangkai tikus ke kepalanya?" Zhi Yuo bertanya dengan raut wajah tanpa bersalah.
Yan Yan memukul kepala Zhi Yuo saat itu juga dan berkata, "Jangan bicara sembarangan begitu!"
Zhi Yuo mengusap kepalanya yang dipukul. Tangan Yan Yan memang sekasar itu.
"Memangnya sekarang ia sedang apa?" Zhi Yuo akhirnya bertanya dengan benar.
"Beberapa pelayan bilang, Nyonya Gu Fei akan datang dalam waktu tiga hari. Mungkin ia sedang bersiap-siap untuk menyambut." Jawab Yan Yan.
Zhi Yuo terdiam, tapi setelah mendengar kabar itu ia tersenyum miring.
"Hoho, akhirnya rasa penasaranku akan segera terbayar."
-Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Yo....ayo
2023-06-17
0