Penyambutan (1)

Xie Jia,gadis kecil itu masih menutup matanya. Tidak membukanya sama sekali sejak 5 jam lalu. Seluruh tubuhnya terasa dingin,bibirnya membiru. Sekarang ia lebih terlihat seperti mayat.

Yan Yan menggigit jemarinya dengan cemas. Pandangannya tak luput dari Xie Jia sejak tadi. Sementara Zhi Yuo tidak melakukan apapun. Ia juga bingung harus bagaimana. Setiap beberapa detik ia memeriksa nadi Xie Jia yang masih berdenyut walaupun sudah melemah.

"Bagaimana ini...kita harus bagaimana?.." Yan Yan frustasi. Ia semakin menggigit ibu jarinya sampai berdarah. Rasa panik dan khawatir hinggap di dadanya.

"Aku yakin,dia keracunan sesuatu," Ujar Zhi Yuo. Ya,mungkin ia berkata tanpa bukti seperti ini. Tapi gejala yang Xie Jia alami lebih merujuk pada gejala keracunan. Sebenarnya apa yang dia makan sampai keracunan begini?.

"Apa karena makan malam kemarin?.." Zhi Yuo membatin. Ada rasa curiga pada wajahnya.

Apakah ini perbuatan Lin Mei? Kenapa bisa sampai sekejam ini?.

Xie Jia tiba-tiba bersuara. Zhi Yuo dan Yan Yan terkejut akan suara yang ia timbulkan. Tapi itu bukan kabar yang membahagiakan saat Xie Jia tersedak lalu mengeluarkan darah dari mulutnya. Tanpa membuka matanya sama sekali.

Yan Yan mengambil kain dengan terburu-buru,mengelap sisi bibir Xie Jia dengan lembut. Sementara Xie Jia merasakan rasa sesak pada dadanya.

"Sepertinya kita harus membawanya ke tabib," Zhi Yuo memberi usul.

Yan Yan menggeleng, "Kita tidak bisa melakukannya. Kau tahu kalau pelayan disini tidak boleh keluar kediaman selain ada keperluan?"

Zhi Yuo baru ingat,bahwa para pelayan disini hidup seperti di dalam sangkar. Mereka tidak bisa keluar sesukanya. Tabib saja tidak boleh masuk ke kediaman ini. Sebenarnya sistem yang diterapkan disini sistem seperti apa?.

Wajar saja,yang mengambil alih di kediaman ini adalah Lin Mei si kepala pelayan. Sementara Tuan Gu yang tua dan sakit-sakitan hanya bisa menerima dan menjalankan hari-hari tuanya dan menjalankan bisnisnya. Ia kurang memperhatikan kediamannya sendiri. Entah ada berapa banyak pelayan yang diberikan istrinya padanya.

"Kalau begitu..." Zhi Yuo mengelus dagunya sambil berpikir. Bagaimana pun juga Xie Jia harus diberikan penanganan segera. Atau bocah kecil itu akan berada dalam bahaya.

Zhi Yuo seketika teringat sesuatu.

"Katanya Lin Mei akan pergi malam ini. Apakah itu benar?" Zhi Yuo bertanya.

Yan Yan sedikit mengingat sesuatu,kemudian mengangguk.

"Baiklah,kita akan ke tabib malam ini,ada kesempatan kita pergi keluar," Ucap Zhi Yuo.

"Kau pikir kita bisa pergi keluar seenaknya ketika Lin Mei pergi? Tidak semudah itu. Pelayan-pelayan lain pasti menjaga pintu keluar dan jalan satu-satunya hanya lewat halaman belakang. Tapi itu juga masih dijaga!" Yan Yan membantah.

Zhi Yuo berpikir lagi. Ia memutar otak bagaimana caranya agar mereka bisa keluar dengan aman dan membawa Xie Jia ke tabib malam ini juga. Lagipula Zhi Yuo juga memiliki segudang rencana di kepalanya,yaitu mengikuti rombongan Lin Mei dari belakang,niatnya untuk menyelidiki ada apa sebenarnya pada keluarga Tuan Gu.

"Begini saja," Zhi Yuo mendapat ide. Lekas ia menghampiri Yan Yan dan membisikkan sesuatu di telinganya.

Setelah mendengar semua rencana yang telah dirancang Zhi Yuo,Yan Yan menyetujuinya dan mereka akan beraksi malam ini.

.

.

.

"Semuanya sudah siap?" Lin Mei keluar dari kediaman. Sementara pelayan lain menyapanya dengan ramah.

"Semua keperluan sudah siap,senior silahkan duduk di dalam tandu," Ujar salah satu pelayan.

Hari ini Lin Mei akan pergi mengunjungi istri Tuan Gu di luar kota. Nyonya Gu Fei. Kebetulan besok ia akan datang dan Lin Mei memutuskan untuk menyiapkan kedatangannya. Ia sudah meminta izin dengan tuan rumah dan memutuskan untuk pergi malam ini.

Lin Mei masuk ke dalam tandu ditemani seorang pelayan lain yang merupakan bawahannya. Mengingat bahwa ia senior disini. Tangannya memegang secarik surat yang ia dapat beberapa waktu lalu sebelum ia berangkat. Seperti biasa,itu adalah surat rahasia antara dirinya dan Nyonya Fei.

.

.

.

Malam itu,tidak lama setelah kepergian Lin Mei dan rombongannya,Zhi Yuo dan Yan Yan bersiap untuk menjalankan rencana.

Zhi Yuo mengintip dari jendela,ia mengacungkan ibu jari pada Yan Yan bertanda lampu hijau. Yan Yan mengangguk,ia menggendong Xie Jia yang terbaring lemah kemudian menyelimutinya dengan selimut. Zhi Yuo melompat satu langkah dari jendela kemudian memberi aba-aba keluar kediaman.

Keadaan kediaman yang terbilang sangat sepi dan gelap membuat bulu kuduk Yan Yan berdiri. Ia masih khawatir pada Xie Jia,tapi ia juga takut salah langkah ketika keluar dari kediaman ini. Ia takut ketahuan.

Zhi Yuo dan Yan Yan mengendap,mereka sampai di halaman belakang kediaman Gu. Saat sampai disana,mata Zhi Yuo yang setajam elang melihat dari kejauhan. Ada yang berjaga disana. Untung hanya satu orang pelayan laki-laki. Dia berdiri di dekat pintu belakang.

Zhi Yuo menoleh ke arah Yan Yan,meletakkan jari telunjuknya di depan bibir memberi isyarat untuk tetap diam. Yan Yan mengangguk,ia bersandar pada tembok,mengatur nafasnya sendiri.

Disaat Zhi Yuo tengah memikirkan cara untuk menembus pintu keluar dengan aman,Xie Jia terbatuk dengan keras dan itu menimbulkan atensi dari penjaga gawang di depan sana.

"Hei! Siapa disana?!" Teriaknya dari kejauhan.

"Gawat..!" Yan Yan berbisik panik. Ia semakin memeluk erat tubuh Xie Jia.

"Ini urusanku," Zhi Yuo menaikkan kain yang ia kenakan sampai ke batang hidungnya. Lebih tepatnya ia terlihat seperti ninja sekarang.

Pelayan itu mendongak ke arah sumber suara aneh yang ia dengar. Tapi karena pencahayaan yang minim ia jadi tidak bisa melihat apa-apa.

Ia menggaruk tengkuknya sendiri, "Ck! Sial,aku jadi merinding. Senior Lin kenapa memberiku tugas aneh seperti ini sih?!".

Tepat setelah ia membalikkan badan,suara gemersak keluar dari semak-semak. Zhi Yuo melompat ke atas dinding pembatas halaman dengan lincahnya. Pelayan itu menganga ketika melihat sosok bayangan dengan kecepatan kilat itu melompat ke atas dinding.

Pelayan itu terkejut bukan main sampai seluruh tubuhnya terasa kaku. Disaat ia ingin berteriak untuk meminta pertolongan,Zhi Yuo lebih dulu memasang kuda-kuda dan mendaratkan kakinya ke kepala pelayan tersebut.

Bunyi nyaring dari dentuman kaki Zhi Yuo dengan kepala pelayan itu terdengar bergemuruh. Pelayan ambruk ke tanah dengan sisi kepala yang sudah memar. Mungkin sedikit lagi ia akan mati.

"Oh,sudah ku duga,aku masih mempunyai ilmu bela diri," Zhi Yuo bergumam dengan bangga.

Kemudian ia melambaikan tangannya pada Yan Yan bertanda keadaan sudah aman.

"Pintu terbuka,sekarang ayo pergi," Ujarnya sebelum meninggalkan Yan Yan dibelakang.

Yan Yan mengangguk,pandangannya masih was-was. Setelah dirasa aman,ia menyusul Zhi Yuo yang telah membuka pintu halaman belakang.

Mereka disambut hangat oleh pemandangan luar yang terlihat lebih terang dari kediaman Tuan Gu sendiri. Lebih tepatnya kediaman ini terletak di tengah-tengah kota.

"Pergilah,bawa Xie Jia ke tabib," Suruh Zhi Yuo.

Yan Yan mengernyitkan alisnya, "Apa? Lalu bagaimana denganmu?".

Zhi Yuo menaikkan penutup wajahnya sekali lagi,kali ini ia tersenyum miring. Dengan tawa konyol ia hanya menjawab, "Rahasia~".

Mendengar itu membuat Yan Yan berdecak kesal. Kemudian ia menghela nafas pelan.

"Cepat kembali Zhi Yuo. Aku yakin Xie Jia akan mencarimu,"

Zhi Yuo terdiam,ia menatap Yan Yan lama. Kemudian ia tersenyum tipis.

"Tentu,aku akan segera kembali,"

Zhi Yuo melambaikan tangannya pada Yan Yan dan berpesan padanya untuk berhati-hati. Yan Yan membalas lambaian tangannya. Siluet Zhi Yuo perlahan menghilang ketika sosok bocah kecil itu mulai pergi menjauh menuju suatu tempat.

.

.

.

Zhi Yuo melangkahkan kakinya lebih cepat,bahkan ia sesekali berlari.

"Aku yakin,belum terlalu jauh," Ia bergumam.

Yang ia cari sekarang adalah rombongan Lin Mei yang kabarnya akan mengunjungi kediaman istri Tuan Gu. Saat keluar dari gerbang belakang,ia melihat segerombolan orang dengan pakaian pelayan yang tengah membawa tandu tak jauh darinya ketika berhasil keluar.

Sayang sekali saat ia berpamitan dengan Yan Yan,rombongan itu menjauh dengan cepat. Tapi Zhi Yuo akan tetap mencarinya.

Ada kebenaran yang harus ia ungkap. Mulai dari Xie Jia yang keracunan dan Tuan Gu yang semakin sakit dari hari ke hari.

Seketika ia mengingat wajah polos Xie Jia,tersenyum padanya dan memberinya roti polos untuk dimakan.

"Andai saja aku tidak mengizinkannya makan malam dengan pelayan lain.." Zhi Yuo membatin dengan perasaan menyesal. Ia tahu,ini bukan salahnya. Tapi tetap saja ia merasa bersalah.

Setelah lama berjalan,Zhi Yuo mendengar suara dari sekelompok orang yang tengah mengobrol diiringi oleh lonceng tandu. Ia mengenali suara itu!. Dengan cepat ia berlari ke arah asal suara,dan benar saja.

Rombongan Lin Mei ada disana.

Beberapa pelayan di belakang tengah mengobrol dengan ceria. Sementara Zhi Yuo mengendap-endap dari belakang agar dirinya tidak ketahuan.

Ia mengikuti rombongan sampai masuk ke hutan. Hutan itu tidak terlalu lebat,ada jalan setapak yang menghubungkannya langsung ke luar kota. Disinilah kota yang menjadi tempat tujuan.

"Psst..Hei,apa kau dengar sesuatu di belakang?" - Pelayan A.

"Huh? Tidak, memangnya ada apa?" - Pelayan B.

"Ah..bukan,aku hanya mendengar sesuatu dari semak-semak barusan," - Pelayan A.

"Ck! Kau terlalu banyak berfikir. Mungkin itu kucing atau serangga malam,jangan terlalu dipikirkan," - Pelayan B.

Zhi Yuo mendengar itu dengan jelas. Kakinya menapak kokoh pada dahan pohon. Matanya mengintip dari sela-sela dedaunan yang lebat. Sekarang ia benar-benar terlihat seperti elang ganas yang siap menerjang mangsanya.

"Sampai mana kebusukkanmu akan terus berjalan? Lin Mei..".

.

.

.

-Bersambung-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!