"Ku bilang, kau apakan Xie Jia?"
Lin Mei terdiam, mulutnya tertutup rapat. Alisnya menekuk tajam, berusaha menahan amarah yang ia pendam. Ia ingin membentak lagi, tapi terlanjur melihat tatapan maut itu membuatnya gemetar sendiri.
"Lanjutkan pekerjaanmu, bersihkan pecahannya sekarang juga." Ia berucap sebelum pergi.
Setelah langkah Lin Mei semakin menjauh, Xie Jia mengusap matanya lalu memeluk Zhi Yuo dari belakang.
"Terimakasih kakak Yuo.."
Zhi Yuo diam, seketika pikirannya berkalut. Saat tangan kecil dan hangat milik Xie Jia memeluknya, rasanya ada yang aneh. Sesuatu yang sangat aneh. Bocah itu ketakutan, tubuhnya gemetar. Ketika ia mengucapkan kata 'terimakasih', ia benar-benar mengucapkannya dengan sungguh-sungguh. Ia sangat merasa tertolong dengan perlindungan yang Zhi Yuo berikan.
Zhi Yuo berbalik, dengan pelan menepuk pundak Xie Jia dan tersenyum lembut.
"Bukan masalah besar untukku, ayo bersihkan ini bersama-sama."
Xie Jia mengusap air mata yang masih membekas di pipinya. Dengan senyuman ceria yang polos ia berucap, "Baiklah!".
Mereka membereskan sisa-sisa pecahan gelas yang Xie Jia jatuhkan tadi. Dan itu cukup merepotkan.
.
.
.
Di lain tempat, senior dari semua pelayan yang ada di kediaman Tuan Gu, Lin Mei tengah berjalan keluar dari kediaman.
Wajahnya kusut, alisnya tetap menekuk sejak tadi dan itu membuat pelayan lain yang melihatnya menunduk takut.
Lin Mei sampai pada tujuannya, yaitu halaman belakang kediaman. Dengan suasana hati yang dipenuhi amarah ia berteriak, "Yan Yan!".
Setelah menyebutkan nama itu dengan keras, keluarlah sosok dari balik pintu halaman belakang. Tangannya yang tengah membawa tumpukkan cucian segera dilemparnya, ia lebih mementingkan panggilan seniornya.
Yan Yan datang, ia adalah salah satu pelayan muda disana. Dengan pakaian yang lusuh dan tubuh kurusnya yang lemah, Yan Yan menjadi salah satu bawahan yang sering Lin Mei perintah. Ia menunduk sedikit untuk menjawab panggilan Lin Mei.
"Ada apa gerangan senior memanggil saya?" Ia bertanya dengan suara gemetar.
Lin Mei mendengus, "Aku ada perintah untukmu mengenai pelayan baru itu."
Mata Yan Yan sedikit terbelalak, "Pelayan? Lagi? Bukankah disini sudah banyak pelayan? ".
Lin Mei yang mendengar itu berdesis, "Tutup mulutmu!".
Yan Yan menutup mulutnya segera, ia menundukkan pandangan tak mau menatap wajah Lin Mei sama sekali. Lin Mei memijit keningnya yang terasa pusing.
"Aku ada perintah untukmu." Setelah mengucapkan itu, ia berbisik di telinga Yan Yan.
"Berikan ia gudang di belakang Paviliun sebagai kamarnya. Gudang itu sudah tidak terpakai, tidak usah dibersihkan. Satu lagi, jauhkan dia dari Xie Jia. Mengerti?"
Yan Yan mundur perlahan, nafasnya memburu. Ia menatap mata Lin Mei dengan tidak percaya.
"Senior, kau melakukan itu pada Xie Jia, kenapa sekarang pelayan baru juga harus merasakan itu?... mereka juga memerlukan kehidupan yang layak."
Setelah Yan Yan mengatakan itu, aura sekitar seketika berubah menjadi mencekam. Wajah bagian atas Lin Mei menghitam, alisnya tambah berkerut.
"Jadi, sekarang kau bermaksud menceramahi ku?" Lin Mei berucap dengan nada pelan tapi setiap kalimat yang ia ucapkan begitu menekan.
Yan Yan langsung mendaratkan lututnya di tanah. Ia membungkuk takut, "Maaf.. saya tidak bermaksud begitu..".
Lin Mei yang melihat Yan Yan memerlukan pengampunan,lekas meredakan amarahnya. Dengan santai ia mengibaskan lengan bajunya.
"Jalankan saja perintahku. Toh, aku yang mengurus kediaman ini, bukan si orang tua sakit-sakitan itu."
Lin Mei membalikkan tubuhnya sebelum ia kembali berkata, "Oh ya, jangan berikan pelayan baru itu makan malam. Tidak ada jatah untuknya."
Yan Yan mengangguk sebagai jawaban. Lin Mei pergi dari sana dan kembali melaksanakan tugasnya. Sementara Yan Yan berdiri dengan susah payah, kakinya sedikit pincang karena cedera lama. Ia lekas menyusuri rumah demi mencari pelayan baru yang dimaksud.
.
.
.
"Ah.. bosan..."
Zhi Yuo mengeluh, tubuhnya bersandar santai di atas pohon persik di dekat paviliun. Ia mengambil satu buah persik yang sudah masak, lalu menggigitnya dengan rakus. Wajahnya menandakan kebosanan, burung-burung pipit hinggap di dahan sesekali hinggap di atas rambutnya.
Zhi Yuo menguap, ia menatap langit sore yang indah namun terlalu membosankan untuknya.
Ia bosan, setelah membantu Xie Jia membersihkan pecahan gelas ia tidak melakukan apapun lagi. Karena tidak mau disuruh-suruh walaupun statusnya sekarang adalah seorang pelayan, ia mengendap-endap dengan tubuh kecilnya dan berlari menuju suatu tempat yaitu paviliun.
Ia duduk di pohon persik selama kurang lebih dua jam, dan itu membuatnya mengantuk.
"Rumah mewah tapi membosankan, tidak ada yang menarik disini! ".
Baru hendak memejamkan mata untuk tidur, Zhi Yuo mendengar sesuatu. Ketika ia menoleh, ternyata itu adalah bunyi derit pintu yang digeser. Zhi Yuo membenarkan posisi duduknya, melongok mencari sumber suara, dan yang ia temukan adalah seorang wanita tengah membuka pintu tua tak jauh dari paviliun.
Itu adalah Yan Yan, dengan sedikit usaha ia membuka pintu tua itu. Bunyi pintu tua bergesekkan dengan latai kayu lapuk benar-benar membuatnya tidak nyaman. Setelah pintu terbuka lebar, ia melongok kedalam.
Aroma lapuk dan usang tercium. Bau bangkai tikus menyeruak dimana-mana. Lantai Kayu sedikit berpasir, membuatnya batuk beberapa kali.
"Aku harus membersihkan ini, sebelum pelayan baru itu ku temukan." Gumamnya.
Belum satu langkah ia masuk ke dalam gudang, sesuatu menyentuh pinggangnya, dan itu adalah sebuah tangan anak kecil.
Ia hampir saja beteriak sebelum ia berbalik dan menemukan bocah kurus dengan pakaian gadis desa kumal itu ada di belakangnya. Ya, itu adalah Zhi Yuo.
Zhi Yuo menarik ujung pakaian Yan Yan. Dengan satu alis yang naik ia bertanya, "Anda siapa? Sedang apa disini?".
Yan Yan hampir terkena serangan jantung. Melihat bocah kecil, kurus, dan kumal ini membuatnya hampir pingsan karena semula ia pikir bocah ini adalah hantu. Lihat saja penampilannya, dengan rambut panjang yang dikuncit tidak beraturan dan make up yang sudah luntur, membuatnya jadi tambah menyeramkan dan menyedihkan disaat bersamaan.
Yan Yan mengelus dadanya, "Kau membuatku kaget, harusnya aku yang bertanya padamu. Kamu siapa?".
Zhi Yuo melirik kesana-kemari sebelum menjawab, "Aku Zhi Yuo, pelayan baru disini."
Yan Yan seketika terkejut, ia memperhatikan penampilan Zhi Yuo dengan detail. Ia menemukan sedikit kejanggalan.
"Ada yang berbeda darinya, seperti bukan gadis desa biasa.." Yan Yan bergumam dalam hati.
"Apa yang anda lakukan disini?" Zhi Yuo memecahkan lamunannya. Yan Yan tersadar, lekas ia menggeleng dan berdeham untuk merespon pertanyaan Zhi Yuo.
"Ingin membersihkan gudang ini, kau tunggulah di depan."
Zhi Yuo melirik Yan Yan sekilas, sebelum matanya menerawang menyelusuri gudang tua. Ia bertanya, "Ada acara apa sampai gudang ini dibersihkan?".
Yan Yan terlihat gugup, ia melirik kesana-kemari demi menghindari pandangan Zhi Yuo. Berusaha mencari alasan, ia malah teringat terakhir kali ia mengurung Xie Jia di gudang ini. Gadis kecil itu terakhir kali berumur 12 tahun, ia menangis keras saat Yan Yan dengan terpaksa menguncinya di dalam dengan dilahap kegelapan.
Dan sekarang Yan Yan harus melakukan hal yang sama? Tidak mau! Sebenarnya ia sudah muak dengan perilaku Lin Mei yang sesuka hati menyuruhnya yang bertubuh lemah dan berprilaku kejam ke siapa saja. Sifatnya yang lembut ketika ia berada di hadapan Tuan Gu itu hanyalah omong kosong.
Tapi bagaimana lagi? Ia hanyalah wanita lemah yang penyakitan. Dijual keluarganya menjadi seorang budak, dan sekarang terdampar di kediaman Tuan Gu. Bukannya memiliki kehidupan yang nyaman, ia malah menderita karena harus menyiksa orang-orang atas perintah Lin Mei.
Yan Yan menggeleng dan menjawab, "Tidak ada apa-apa disini. Gudang ini terlalu kotor, aku harus membersihkannya."
Sebelum Yan Yan masuk, ia tersenyum pada Zhi Yuo, "Malam ini kau boleh tidur di Kamarku. Tapi harus sembunyi-sembunyi."
Zhi Yuo menaikkan sebelah alisnya, dengan santai ia bersandar di pintu gudang. Tangannya terlipat di depan dada. Dengan senyuman jahil khasnya ia menatap punggung Yan Yan.
"Tidak perlu, ini akan menjadi kamarku."
Mata Yan Yan membola seketika. Ia berbalik, menatap Zhi Yuo. Zhi Yuo hanya merespon dengan senyumannya yang terlihat menyebalkan.
"Aku tahu, kau membersihkan ini demi aku kan?".
Zhi Yuo maju beberapa langkah hingga sampai dihadapan Yan Yan, "Jangan khawatir, bilang pada seniormu aku mematuhi perintahnya dengan tidur disini."
Yan Yan hanya bisa melongo, ia tidak berkedip sama sekali mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut Zhi Yuo. Zhi Yuo terkekeh, ia melompat pada dahan jendela, bersandar disana dengan santai.
"Tapi, bilang pada seniormu, bahwa aku bisa membalas perbuatannya karena sudah menyuruhku tidur disini."
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Bagis
2023-06-17
0