"Dimana aku?"
.
.
.
Kereta kuda bergerak ringan menimbulkan getaran. Bocah itu meringkuk karena kaget, pakaiannya lusuh, wajahnya kotor.
Dan yang paling tidak masuk akal dari dirinya adalah ia tidak mengingat dimana ia berada sekarang.
"Ku bilang cepat bangun bodoh!"
BRAK!
Tubuhnya tersungkur ketika di tendang. Rasanya ingin muntah, tapi ia tahan semua itu.
Dengan susah payah dengan tubuh yang lemah, ia mengubah posisinya menjadi duduk. Selagi mengumpulkan kesadaran, ia melirik kesana-sini, berusaha untuk mengingat dan mengetahui sesuatu.
Tapi, tetap saja. Ia tidak mengingat apapun.
"Tubuhku sakit.." Batinnya.
Tiba-tiba ia mengingat sesuatu, dan itu membuatnya kaget sendiri. Lekas ia mengangkat tangannya, dan yang ia lihat adalah tangan lusuh yang kurus.
Ukurannya jauh lebih kecil dari sebelumnya.
Ketika ia melihat postur tubuhnya sendiri, itu membuatnya tambah terkejut lagi.
"Sial! Sebenarnya apa yang terjadi?! Bukankah aku sudah mati?! ".
Dan ya, Akhirnya ia menyadari sesuatu yang janggal.
Kenapa ia berada disini dengan tubuh yang berbeda? Seperti bukan dirinya.
Suaranya juga terdengar lebih muda, seperti suara anak berumur sekitar 16 tahun.
Padahal di usianya yang asli, ia sudah menginjak usia 20 tahun.
Apa yang sebenarnya terjadi? Ini benar-benar aneh. Matanya melirik kesana-kemari, berusaha untuk mencari petunjuk mengapa ia bisa disini. Ia menyadari, tubuhnya sekarang bukanlah tubuhnya yang asli.
Matanya teralihkan pada sesuatu. Dan itu adalah sebuah mangkuk kecil berukuran satu telapak tangan, terlihat ada sedikit sisa makanan di dalamnya, encer dan lengket. Terlihat seperti bubur.
Ia bergumam, "Apa ini?."
"Bocah kotor!"
Zhang Yuan kaget,dengan cepat ia menoleh ke arah pintu kereta kuda. Yang ia lihat pertama kali adalah pria gendut berkumis dengan wajah garangnya. Ia menatap Zhang Yuan dengan marah kemudian berteriak, "Keluarlah sekarang!".
Zhang Yuan mengernyit, rasa kesal hinggap begitu saja. Zhang Yuan berucap ketus, " Siapa kau? Masih berani bicara begitu di depanku?".
Pria gendut itu terkejut ketika mendengar ucapan ketus dari Zhang Yuan. Dengan satu gertakkan gigi ia menarik lengan kurus Zhang Yuan sampai Zhang Yuan terpental dan tersungkur di atas tanah.
Zhang Yuan merasakan sakit dan remuk pada punggungnya, "Sialan! itu sakit bodoh! ".
"Tuan, jadi anda ingin membeli yang ini?" Pria gendut mulai bernegosiasi dengan seseorang.
Zhang Yuan mengangkat pandangannya, dan yang ia lihat adalah seorang pria paruh baya. Ia mengenakan mantel tebal yang terlihat cukup mahal. Penampilannya bersih dan rapih, pantas di sebut sebagai tuan rumah dari keluarga kaya. Pria paruh baya itu mengangguk, mengelus jenggot panjangnya, dan beralih pada pria gendut, "Berapa harganya?".
Mendengar percakapan soal harga di antara mereka berdua yang terlihat sedang berbisnis membuat Zhang Yuan panik sendiri. Perasaan panik tiba-tiba datang, ketika ia mulai berfikir bahwa dirinya akan di jual.
" Hei! Apa-apaan ini? K-kenapa aku di jual belikan?! ".
Setelah menerima pembayaran yang di harapkan, Pria gendut tersenyum manis pada pria paruh baya yang sudah membeli barang bisnisnya. Ia mengangkat kerah pakaian Zhang Yuan tanpa beban dan menyodorkan tubuh kecilnya ke hadapan pria paruh baya. Pria paruh baya itu menatap Zhang Yuan dengan pandangan dingin yang sulit di artikan.
Zhang Yuan menaruh pandangan datar sambil membatin, "Pak tua, apa ada yang salah dengan wajahku? ".
Pria paruh baya itu bertanya, "Apa dia laki-laki?".
Pria gendut terkekeh, "Tentu saja, walaupun ia memiliki kelainan karena suka memakai pakaian perempuan dan berdandan, ia tetaplah seorang budak laki-laki yang kami jual. Tuan jangan khawatir, ia cukup berguna untuk membersihkan rumah."
Zhang Yuan merasa seperti ada anak panah besar menembus kepalanya. Percakapan tadi membuatnya marah. Lekas ia mengamati tangannya serta tubuhnya. Memang, ia mengenakan pakaian perempuan, tapi mengapa?! Dia kan laki-laki!.
"Hidupku kenapa begini?..." Zhang Yuan membatin nestapa.
Pria paruh baya itu tersenyum, ia mengucapkan terimakasih pada pria gendut penjual budak dan membalikkan punggungnya.
"Anak kecil, ikut aku." Ujarnya dengan suaranya yang mulai serak.
Zhang Yuan terdiam sebentar, ia tidak pernah bermimpi maupun membayangkan seratus kali ia akan menjadi budak. Awalnya ia seorang kultivator terkenal, tapi kenapa ia malah turun jabatan menjadi seorang budak?!. Hidup memang tidak adil.
Zhang Yuan, di kehidupannya yang sekarang ia harus berprilaku layaknya seorang budak yang tunduk pada tuannya.
Zhang Yuan mengangguk, "Ya, Tuan.."
Ia menapak pada tanah yang kering, meninggalkan barisan kereta yang berisi banyak budak siap untuk di jual. Mereka kurus, kelaparan, dan tidak memiliki semangat untuk hidup. Banyak dari mereka, terutama di usia yang masih muda dijual dengan harga murah. Mereka diberi berbagai makanan yang tidak layak untuk dimakan, seperti bubur yang sudah dingin dan basi. Dan itu membuat hati seorang Zhang Yuan tergoyah, ia marah, kesal, sedih.
Kenapa ia tidak memperdulikan mereka sama sekali saat ia dalam masa jaya?.
Kenapa? Kenapa Zhang Yuan jadi lupa diri?.
Zhang Yuan menunduk, matanya terus menatap tanah kering yang ia pijak, pikirannya kosong. Tapi tak lama kemudian barang terlempar ke arahnya, seperti sebuah karung yang berat.
"Bawa itu!" Teriak seseorang dari kejauhan.
Zhang Yuan menoleh dengan cepat. Dan yang ia lihat adalah seseorang berpakaian seperti pelayan, ia melemparkan karung berisi barang-barang pada Zhang Yuan. Gigi Zhang Yuan bergemeletuk menahan tinju yang sudah mengepal di tangannya.
Pelayan wanita itu terlihat masih muda, sekitar berumur 19 tahun. Ia tersenyum sinis, "Bawalah itu, jangan sampai barangnya jatuh! Kau budak yang baru di beli, jangan sampai mengecewakan! Aku ini seniormu!."
Zhang Yuan menggenggam karung berisi barang dengan erat, bahkan mungkin dengan satu genggaman ia dapat menghancurkan semua barang di dalam karung yang ia bawa. Tapi ia tetap diam, dengan kesal mengangkat karung barang itu di punggungnya dan itu membuat semua orang ternganga lebar.
Pelayan wanita tadi sampai membolakan matanya karena kaget. Kenapa bocah itu bisa sekuat itu mengangkat barang berkilo-kilo?. Zhang Yuan berjalan beberapa langkah ke depan dengan santai, ia bahkan seperti tidak membawa beban berat di pundaknya. Ia menghampiri pelayan wanita dan tersenyum jahil, "Baik senior, aku akan mematuhi perintahmu."
Pelayan wanita yang melihat itu membatin marah, "Apa-apaan budak kurang ajar ini?! Ia bersikap sombong di depanku?!! "
Zhang Yuan bersiul dan jalan lebih cepat menyusul tandu yang di dalamnya terdapat pria paruh baya yang baru saja membelinya. Pria paruh baya atau yang bisa di sebut sebagai tuan rumah itu mengintip dari jendela tandu, dan ia menemukan Zhang Yuan berjalan di sebelahnya dengan membawa karung barang di pundak.
Tuan rumah menegurnya, "Nak, apa kau tidak keberatan membawa barang seberat itu?."
Zhang Yuan menoleh lalu menyengir, "Tidak sama sekali."
"Kalau boleh tahu, siapa namamu?" Tuan rumah bertanya.
Zhang Yuan terdiam sebentar. Otaknya mencerna untuk beberapa detik. Ia berdebat dengan dirinya sendiri, apa ia harus menggunakan identitas aslinya atau tidak. Mungkin lebih baik menggunakan nama aslinya. Tapi, tapi, tapi!!.
Ia ingin bermain-main dengan kehidupan barunya ini!!.
Zhang Yuan melirik dengan senyuman jahil kemudian langsung mengeluarkan senyuman polosnya.
Ia berucap dengan lantang, "Namaku Zhi Yuo!".
Tuan rumah terkekeh setelah mengetahui namanya, "Baiklah, nama yang bagus."
Mereka terdiam satu sama lain, melanjutkan perjalanannya dengan kesunyian.
Sesekali para pelayan mengobrol sambil mengiringi tandu, tapi tidak dengan salah satu pelayan senior wanita tadi.
Pelayan wanita itu tersenyum sinis, "Budak kurang ajar itu, enaknya aku apakan ya? "
-Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Lanjutkan Toor 🙏
2023-06-17
0