"Che.. Chenle..." Yuhi terbata. Sesak menjalarinya bukan karena berat tubuh Chenle yang menimpa separuh badannya tapi karena jarak Chenle yang sangat dekat dengannya. Hidung Chenle bahkan sudah menempel di pipi Yuhi.
"Chenlee...." Gadis itu terpaksa memukul lengan Chenle untuk membangunkan lelaki itu.
"Hung...? apa yang kau lakukan disini ???" Kata Chenle setengah sadar. Matanya yang sipit hanya terbuka satu garis. Chenle pun menguap tanpa berniat memindahkan tangannya dari tubuh Yuhi.
"Chenle.. sesak.." Yuhi mencicit lagi. Wajahnya bersemu merah karena malu.
Tapi Chenle justru semakin mengeratkan pelukannya.
"Baumu enak.. parfum apa yang kau pakai? "
Lelaki itu mengendusnya seperti anak anjing . Tidak hanya menjarah area pipi, Chenle bahkan berani menelusupkan kepalanya di leher Yuhi.
Lelaki itu bukannya tidak sadar kalau Yuhi sedang gugup. Dia sangat sadar. Dia bahkan tau tubuh Yuhi semakin menegang. Tapi reaksi itu justru membuat Chenle ingin bertindak lebih.
"Kau tegang sekali. Seperti baru pertama saja." Chenle melepaskan rengkuhannya dan beranjak duduk.
"Memang." Yuhi ikut duduk dengan wajah cemberut. Tanpa sadar perut mungilnya berbunyi seperti geraman anak singa dan itu membuat Chenle meliriknya.
"Sepertinya ada yang kelaparan.." Chenle terkekeh. Lelaki itu menyisir kebelakang rambutnya dengan jemarinya lalu beranjak dari ranjang.
"Kemana?" Tanya Yuhi ketika melihat uluran tangan Chenle.
"Sarapan." Chenle sedikit kesal ketika Yuhi tidak kunjung meraih tangannya. Lelaki itu langsung menggenggam paksa tangan Yuhi dan menariknya turun dari ranjang. Chenle berjalan keluar dengan jemari yang saling bertaut dengan milik Yuhi. Dia berjalan cepat di depan hingga terlihat seperti dia sedang menyeret Yuhi.
"Memangnya harus pegangan tangan segala? Aku bukan nenek-nenek mau menyeberang jalan." Protes Yuhi. Gadis itu bukan tidak suka, dia hanya terlalu sungkan terutama ketika para maid menatap mereka sambil tertawa dan berbisik.
"Kan pengantin baru, harus mesra dong sayang. "
"Chenle, kurasa ini berlebihan." Yuhi menunduk dalam ketika mereka melewati beberapa maid lagi sebelum mencapai lift. Kamar Chenle berada di lantai 4, mereka harus menaiki lift untuk menuju ruang makan.
"Yuhi.. meskipun pernikahan ini hanya main-main, tapi kau juga harus bermain dengan sungguh-sungguh. Kita harus terlihat dekat satu sama lain terutama di depan papa dan mama."
Yuhi cemberut, dia tidak lagi membantah. Chenle meliriknya lalu tersenyum tipis.
Yuhi pikir orang tua Chenle sudah berangkat kerja ketika dia sampai di ruang makan untuk yang kedua kalinya, tapi ternyata dia salah. Mereka masih disana dan mengobrol santai ditemani puding dan ice cream. Rasanya seperti melihat keluarga kerajaan yang sedang santai.
"Eh.. pengantin baru sudah bangun. Kenapa cuma 30 menit? Harusnya yang lama."
Perkataan mama Chenle sama sekali tidak Yuhi mengerti. Gadis itu memasang wajah bodohnya di belakang punggung Chenle.
"Mah... jangan menggodanya." Chenle mengambil kursi di samping ibunya lalu Yuhi duduk di sebelah Chenle.
Tangan panjang Chenle meraih beberapa gyoza untuk Yuhi lalu mengambil untuk dirinya sendiri.
"Iya-iya.. nah.. makan yang banyak sayang." Irene mengambilkan Yuhi paha ayam dan sup. Wanita itu juga sempat mengelus punggung Yuhi sebelum kembali ke tempat duduknya sendiri.
Yuhi terkejut tentu saja. Ini pertama kalinya ada orang lain yang mengambilkannya makan selain Yuta dan mendiang ibunya saat Yuhi kecil. Irene berlaku sangat hangat padanya, senyumannya sangat keibuan dan penyayang. Pantas saja jika dia memiliki putra yang luar biasa dan berhati lembut seperti Chenle.
Tidak bisa di pungkiri jika Yuhi sangat merasa bahagia berada di tengah keluarga barunya. Hubungan kekeluargaan seperti ini sangat ia impikan sejak dulu. Bercengkrama hangat dengan orang tua tanpa membedakan gender atau berkata kasar.
'Huff...' Yuhi jadi teringat Yuta. Apa lelaki itu sudah makan? Apa dia kesepian?
Baru tadi pagi mereka bertemu dan berpisah tapi sekarang Yuhi sudah merindukan kakak laki-lakinya itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments