Strawberry Cheesecake

Yuhi tidak mengira dia akan mendapat teman baru 'lagi' setelah perkenalannya dengan Giselle.

Gadis blasteran itu membawa Yuhi pada teman-temannya yang luar biasa.

Siang itu Yuhi berada di kafetaria kampus bersama Giselle, Yeri, dan Joy, teman Giselle yang dikenalkan padanya. Mereka tau Yuhi dari keluarga Naka yang memiliki citra buruk tapi mereka tidak mempermasalahkan itu. Yeri dan Joy juga sangat asik dan cepat akrab dengannya.

"Aahh.. jadi ini istri Chenle .. "

Yuhi tidak pernah mengatakan pada siapapun jika dia sudah menikah dengan Chenle, tapi Joy dan Yeri tau itu, mungkin Giselle yang memberitau mereka.

"Ssstt... jangan bilang siapa-siapa." Yuhi menempelkan telunjuk di depan bibirnya.

"Memangnya kenapa ? Bukankah lebih baik di umumkan?" Joy mengunyah kentang gorengnya dengan pipi menggembung.

"Benar. Itu lebih baik dari pada kau di labrak penggemar Chenle seperti kemarin." Tambah Giselle.

"Heol~ siapa yang berani melabrak putri Naka??" Yeri membelalakkan matanya menatap Yuhi.

"Choi Sunhye anak desain. " Jawab Giselle.

"Aaah... dia sudah lama mengejar Chenle kudengar ayahnya akan melakukan kerja sama dengan keluarga Zhong dan menjodohkan mereka."

Yuhi sedikit menelan ludah mendengar kata 'menjodohkan'.

"Tapi dia kalah cepat dengan Yuhi kan.. kurasa Chenle juga tidak menyukainya." Jawab Giselle.

"Iya dia bukan tipe Chenle." Sahut Joy.

Yuhi tidak banyak bicara dalam perdebatan itu tapi dia mendengarkan dengan saksama.

"Memangnya sepeti apa tipe ideal Chenle?" Yuhi tidak terlalu kepo, tapi dia hanya sekedar basa basi menanyakannya.

"Tipe ideal Chenle itu seperti Ryujin, itulah kenapa mereka dulu berpacaran sangat lama." Jawab Giselle.

'Ah.. jadi sebelum ini Chenle punya pacar.' Batin Yuhi.

"Hey.. jangan bicara tentang Ryujin di depan Yuhi." Yeri menusuk rusuk Giselle dan membuat gadis itu meringis.

"Jangan khawatir Yuhi. Aku bisa melihat Chenle memandangmu dengan berbeda." Giselle mengedipkan matanya.

"Apa maksudmu?" Yuhi menatapnya dengan senyuman datar.

"Cara dia menatapmu itu berbeda dengan caranya menatap gadis lain. Chenle tidak terlalu peduli saat bicara dengan gadis lain, tapi denganmu dia terlihat benar-benar tulus. "

Yuhi memaksakan senyuman tipisnya.

Seandainya saja mereka tau kalau pernikahan ini tidak di dasari suka sama suka.

"Aku ada kelas bisnis setelah ini." Kata Yuhi.

"Ah.. Iya, aku juga ada kelas bahasa inggris. Aku akan segera pergi setelah ini."

Yuhi mengemasi barangnya dan menghabiskan sisa jus di gelasnya.

"Sampai jumpa."

...****************...

Satu-satunya mata kuliah dimana Yuhi bisa bertemu dengan Chenle adalah kelas Principles of accounting and marketing.

Yuhi sudah berencana untuk duduk di samping Chenle dan menawarinya strawberry cheese cake sisa prakteknya tadi pagi.

Gadis itu tau Chenle suka strawberry, dia bahkan tersenyum tipis ketika membayangkan bagaimana girangnya wajah Chenle nanti.

Tapi rencana memang tidak selalu sesuai dengan harapan. Begitu Yuhi sampai di kelas dan melihat Chenle, lelaki itu justru duduk dengan gadis lain.

Gadis itu adalah gadis yang sama yang melabraknya kemarin, Choi Sunhye.

Yuhi menatap Sunhye yang tampak berusaha keras mengajak Chenle mengobrol. Dan Chenle menoleh sesekali untuk menanggapi gadis itu.

Yuhi mendadak menjadi badmood. Gadis itu merengut dengan alis bertaut. Yuhi memeluk tasnya dan mengurungkan niat untuk menghampiri Chenle. Sebaliknya saat dia melihat kursi kosong di samping Jaemin, Yuhi langsung saja duduk di sana.

"Hai." Sapanya. Jaemin meliriknya.

"Kukira kau akan duduk di samping Chenle." Mata Jaemin melirik Chenle yang ada di barisan lain di depan mereka.

"Kurasa dia sedang serius bersama temannya. " Yuhi tidak ingin terlihat kesal tapi itu tidak berhasil. Jaemin menyeringai melihat itu.

"Kau cemburu ya ? Baiklah aku tidak keberatan menjadi pelarianmu." Satu tangan Jaemin merangkul pundak Yuhi dan memaksa lengannya tetap disana meski Yuhi sedikit berontak.

Ketika itu Chenle tidak sengaja melihat ke arah mereka dan melotot. Disaat bersamaan juga Yuhi tiba-tiba diam dan membiarkan tangan Jaemin merangkulnya seolah ingin membuat Chenle kesal.

Chenle terlihat kesal dan membawa tasnya menghampiri mereka.

"Jaa~ bersiaplah menerima kemurkaan master shifu.." Gumam Jaemin.

Chenle berdiri di samping Yuhi. Lelaki itu menyingkirkan tangan Jaemin dengan kasar lalu duduk di samping Yuhi.

"Hari ini aku mengampunimu Na Jaemin, tapi besok kalau kau berani menyentuh istriku, kupastikan kepalamu akan hilang dari tempatnya."

Jaemin terkekeh geli. Membuat Chenle kesal sepertinya asyik juga.

"Kau meninggalkan teman wanitamu tuh." Sindir Yuhi.

"Dia bukan temanku."

"Kalian terlihat akrab."

"Kau cemburu ? "

"Tidak!" Balas Yuhi cepat dan tegas.

Jaemin terus menahan kekehannya mendengar pertengkaran kecil kedua suami istri itu. Lalu dia nyeletuk.

"Yaahh seandainya kau menerima lamaranku waktu itu akan kupastikan hal seperti ini tidak akan terjadi." Kata Jaemin. Chenle mendesah dan melotot padanya.

"Dia yang mengejarku." Chenle berkilah. Yuhi mengacuhkannya kali ini.

"Yuhii...." suara Chenle melembut lalu meraih tangan Yuhi.

Yuhi menghela napas, dia tidak akan memperpanjang hal sepele ini. Gadis itu menarik tangannya dari Chenle lalu merogoh isi tasnya. Ia mengambil sebuah kotak berisi potongan strawberry cheese cake hasil prakteknya di kelas pastry, lalu memberikannya pada Chenle.

"Apa ini?" Tanya nya.

"Sisa praktek." Jawab Yuhi.

"Ouuh strawberry? Menjijikkan." Seru Jaemin. Lelaki itu menatap jijik kue Yuhi.

"Jaemin benci strawberry." Jelas Chenle.

"Tadi di kelas pastry kau buat apa memangnya?"

"Blueberry." Jaemin mengalihkan pandangannya ketika Chenle makan. Demi Tuhan dia mual hanya karena melihat orang lain mengunyah strawberry.

"Wah ini enak. Kau pasti dapat nilai sempurna." Chenle masih sibuk mengunyah bahkan saat profesor Choi Siwon masuk ke kelas. Hingga Yuhi harus menyikut lengannya dan menutup paksa kotak kuenya. Namun Chenle melakukan perlawanan, lelaki itu tidak akan berhenti mengunyah sebelum kuenya habis.

Dan terjadilah aksi tarik menarik disini hingga segumpal krim cheese jatuh ke pangkuan Chenle.

"Zhong Chenle bodoh." Yuhi mengumpat dalam nada rendah agar tidak menarik perhatian profesor Choi di depan.

Gadis itu mengambil tissue dari tasnya sementara Chenle tampak bodo amat dan tetap mengunyah. Sampai saat tangan reflek Yuhi mengusap krim di bagian celana dekat selangkangannya, Chenle mendadak membeku.

"Hati-hati.. nanti burungnya bangun." Celetuk Jaemin tanpa sensor. Lelaki manis itu tertawa tanpa suara.

'Sial.' Yuhi baru sadar dan langsung kembali duduk tegap di tempatnya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!