Free Trial

Yuhi kembali bertemu Chenle kali ini dalam acara seminar kuliner yang di adakan di kampus.

Yuhi tidak mengindahkan ketika Chenle menatapnya dengan penuh arti dan menepuk tempat duduk di sebelahnya. Yuhi justru berbalik arah dan mencari tempat duduk yang jauh dari Chenle. Namun siapa sangka ternyata lelaki berdarah cina itu malah mengikutinya.

"Hai." Sapanya basa basi.

"Katanya mau menikah denganku, kenapa malah menghindariku?" Chenle bertanya ketika Yuhi tidak menjawab sapaannya.

"Kupikir kau sudah menolakku." Kata Yuhi. Ia berusaha membuat wajahnya terlihat datar meskipun kini dia sedang berdebar karena jarak Chenle yang sangat dekat.

"Siapa bilang. Kau kan memintaku mempertimbangkannya."

"Jadi.. mm... apa jawabanmu?" Diam-diam Yuhi sudah mempersiapkan dirinya untuk mendapat penolakan namun pernyataan Chenle justru sebaliknya.

"Beri aku free trial sebelum aku menyetujui proposalmu. "

"Hah..? Kau pikir aku game atau semacamnya ?" Yuhi membekap mulutnya sendiri ketika dia tanpa sadar meninggikan suaranya. Hingga orang yang duduk beberapa kursi didepannya menoleh.

"Setelah trial aku akan langsung menyetujui pernikahannya. Mau tidak?" Chenle menatap Yuhi dengan senyuman miring yang membuat Yuhi bergidik.

'Merepotkan. Menapa tidak langsung setuju saja, kenapa harus pakai trial segala. Memangnya dia wanita apaan pakai di coba-coba segala.' Batin Yuhi.

"Tapi... ini agak..."

"Kalau tidak mau ya sudah." Chenle melengos. Dia sudah akan beranjak ketika Yuhi menarik lengannya.

"Mau."

Chenle menyeringai samar dan duduk lagi pada tempatnya.

Selama seminar dia tidak mengatakan apapun atau mengajak Yuhi mengobrol. Chenle memang diam tapi tidak dengan tangannya yang sudah merayap kemana-mana.

Dua tangan lelaki itu saling bertautan dan melingkar di perut Yuhi sementara wajah Chenle tanpa canggung menelusup di belakang tengkuknya.

Beruntung mereka duduk di kursi paling belakang yang cukup sepi. Tapi tetap saja Yuhi tidak nyaman.

"Chenle...."

"Trial sayang..." Jawab Chenle enteng.

Lelaki itu mulai nakal dengan mengecup sepanjang pundak Yuhi bahkan tangannya juga bergerak nakal menarik kaos turtle neck Yuhi sedikit turun agar dia lebih leluasa mengecup sepanjang leher putih Yuhi.

"Chenle.. hentikan.. " geram Yuhi. Dia memukul tangan Chenle yang masih melingkar di perutnya tapi itu tidak cukup membuat Chenle menghentikan aksinya.

"Chenle.." Napas Yuhi sedikit tercekat ketika Chenle berani menggigit tengkuknya dan meninggalkan bekas merah disana.

"Aku suka wangimu." Kata Chenle ketika dia puas bermain-main dan melepaskan Yuhi.

"Kita perlu buat kesepakatan sebelum aku menerima proposalmu. "

****************

Acara seminar berakhir 30 menit yang lalu. Karena Chenle mengatakan mereka perlu membuat kesepakatan untuk itu Yuhi pergi mengikutinya sampai ke dalam mobil Chenle.

"Sebelum aku menandatangani proposalmu, aku punya beberapa permintaan untukmu. " Kata Chenle. Yuhi mendengarkan dengan saksama.

" Pertama, aku benci perpisahan."

Yuhi menautkan alisnya,

"Kau bilang ingin menikah lalu bercerai, tapi asal kau tau saja aku benci perpisahan. Jadi jika kau menikah denganku, akan kupastikan kita tidak akan pernah bercerai." Chenle melanjutkan. Sementara Yuhi terlihat memikirkan itu dengan serius.

"Yang kedua. Kau tau kan kalau aku  anak tunggal. Untuk itu aku butuh penerus."

Okey.. sampai sini Yuhi mulai menelan ludahnya karena tegang.

"Yang ketiga, aku tidak mau keluargamu ikut campur dalam apapun masalah dalam hubungan kita, termasuk aset-aset yang secara pribadi kuberikan untukmu. "

Yang satu ini terdengar masuk akal.

"Yang ke empat. Aku benci penghianatan. Jadi kau harus belajar mencintaiku dengan tulus dan tidak melirik laki-laki lain karena aku tidak bisa mentolerir perselingkuhan."

Oh my God...!!

Yuhi berpikir secara perlahan. Dia menelaah setiap kalimat yang Chenle ucapkan.

Secara tidak langsung Chenle tidak hanya akan mengubah statusnya dari wanita lajang menjadi menikah, tapi Chenle juga meminta Yuhi merelakan tubuh dan jiwanya untuk menjadi milik lelaki itu.

Awalnya Yuhi pikir Chenle yang tidak tertarik padanya akan mempermudah proses perceraiannya kelak dan Yuhi bisa hidup bebas seperti keinginannya. Menjadi wanita lajang yang bebas. Tapi ternyata dugaannya salah. Lelaki itu mengajukan persyaratan diluar perkiraannya.

"Aku tidak akan memberimu waktu berpikir. Kalau kau meminta waktu untuk mempertimbangkannya dulu mungkin aku sudah berubah pikiran." Kata Chenle, mengabaikan Yuhi yang menatapnya dengan bimbang.

'Aku harus bagaimana???' Jerit Yuhi dalam pikirannya.

Di satu sisi dia ingin lepas dari cengkraman Kris tapi di sisi lain dia tidak siap jika harus menyerahkan jiwa dan raganya pada Chenle Zhong. Rasanya seperti baru lepas dari terkaman singa lalu masuk ke mulut buaya.

'Ini membingungkan... aku harus apa?? Aaarrgghh!!!'

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!