Membuang Rasa

Daniel terus menggerakkan bibirnya diatas bibir Denisa yang terkatup, Daniel bahkan sampai memejam menikmati sajian pembuka yang cukup memabukkan, manis, lembut, rasanya tak ingin berhenti, bagai makan kacang. Tapi- disela-sela ciumanya Daniel merasakan ada rasa asin.

Daniel membuka mata, tatapannya bertubrukan dengan mata Denisa yang basah.

"Denisa!" mau tak mau Daniel menarik bibirnya, dan tangannya terangkat untuk menghapus air mata itu, sayang Denisa menghindar dan memilih menghapus sendiri air matanya.

"Keluarlah!"

"Denisa!"

"Aku bilang keluarlah."

Danile tak menyangka jika respon Denisa akan seperti ini.

Denisa memang tidak membalas ciumanya, tapi Daniel sangat yakin lama-kelamaan Denisa akan terhanyut oleh perlakuan lembutnya, nyatanya dia salah, Denisa justru menangis.

Daniel menghembus nafas berat dan membuang pandangan, kemudian kembali menatap Denisa yang mau dalam keadaan bagaimanapun, sekarang Denisa selalu terlihat sangat cantik dimatanya.

"Aku minta maaf, apa perlakuan ku menyakiti mu?"

"Keluarlah, Dara suka bangun jika tidak tidur dikamarnya," usirnya tidak ingin membahas apapun tentang dirinya.

"Jika dia bangun pasti kedengeran, kamar kita saling terhubung," masih menatap lekat Denisa "jelasin, apa aku nyakitin kamu? apa rasa yang dulu sudah tidak ada Denisa?"

"Jangan melewati batas, kamu sudah bertunangan, Amanda itu wanita baik, begitu juga padaku selama ini. Aku tidak mungkin menyakitinya," memilih tidak menjawab pertanyaan Daniel, itu sudah tidak penting.

Daniel mengusap wajah gusar, seperti ada yang disembunyikan Denisa melihat dari respon wanita itu.

"Kami dijodohkan Denisa, aku tidak mencintainya."

"Terus? apa hubungannya dengan ku? itu bukan urusanku," jawab Denisa ketus, "keluar atau aku yang keluar."

Daniel memijit keningnya, ini memang tidak ada urusannya dengan Denisa. Daniel berdehem menghilangkan kecanggunganya. "I'm sorry Mami, yang tadi aku khilaf," mencoba mencairkan suasana.

"Terserah apapun itu, dan ini," tunjuk Denisa pasport tadi, "apa maksud anda membuat pasport ini? Aku bisa membuat sendiri, anda membuatku tidak memiliki privasi dalam hidupku, apa aku harus mengganti identitas ku?"

"Aku membuatnya jika suatu saat kita akan jalan-jalan ke negara tetangga. Dara bilang maminya tidak pernah mengajaknya jalan-jalan ke seberang, makanya aku membuatnya. Jika aku hanya membuatkan milik Dara, bagaimana dengan Mami? Mami juga harus ikut, anak pintar papi nggak mau jalan-jalan kalau maminya tidak ikut."

"Keluarlah, aku mau istirahat," malas membahas hal itu Denisa kembali mengusir Daniel, kepalanya semakin pusing saja.

"Wanita selalu menghindar jika diajak membahas yang padahal dia juga suka. Hem baiklah Mami, aku sudah membelikan kamu dan Dara pakaian ganti, aku harap kamu suka dengan pilihan ku. Kita kesini untuk liburan, aku harap Mami juga menikmatinya,"

"Bisa panggil namaku saja? Aku tidak nyaman mendengarnya."

"Apa? My wife? beri aku dua pilihan saja, Mami atau my wife."

Denisa menghembus nafas lelah. "Terserah sajalah, yang penting jangan ditempat umum panggil seperti itu." Denisa mengalah karena merasa waras.

Daniel menyunggingkan senyum, selalu suka membuat lawanya mengalah.

"Oke Mami my wife," kerling Daniel matanya sebelum dia keluar dari kamar Denisa.

"Dasar duda genit." Denisa terduduk di tepi ranjang, dia bingung dengan sikap Daniel yang terkadang lembut, terkadang meninggikan suaranya. Tapi sebisa mungkin dia menghindari perasaan yang mungkin saja datang, tak bisa berbohong, ada rasa aneh yang menggelitik saat Daniel menciumnya tadi.

Denisa meraba bibirnya. "Berikan kekuatan untuk ku Tuhan, jangan sampai aku melakukan kesalahan lagi, dan terlena dengan masa lalu."

* * *

"Kenapa Papa nggak cerita kalau mas Daniel itu duda?" cebik Amanda bibirnya sambil memijat kaki sang papa, keadaan papa Amanda sudah membaik, tapi tetap harus dikontrol oleh dokter yang menanganinya.

"Kamu sudah tahu?"

"Mas Daniel yang kasih tahu sendiri."

"Papa pikir itu tidak masalah, bu Dina bilang Daniel menikah karena terpaksa, pernikahan itu hanya bertahan enam bulan, dan tidak terjadi apa-apa setelahnya, pernikahan itu hanya bentuk tanggung jawab Daniel terhadap gadis yang menjebaknya."

"Menjebak?" Amanda menatap wajah papanya yang terlihat sedikit segar.

"Iya, Daniel sebenarnya mencintai kakak gadis itu, kakaknya menikah dengan seorang pilot yang juga merupakan teman Daniel, disaat Daniel sedang patah hati, gadis itu datang dan menemani Daniel disebuah club malam. Daniel mabuk, dan gadis itu memanfaatkan keadaan Daniel yang tak sadarkan diri, dan terjadilah hal yang tak diinginkan itu," papa Amanda menceritakan yang mama Daniel ceritakan padanya.

"Astaga murahan banget tuh cewek," gumam Amanda, "kasihan mas Daniel, terus gimana wanita itu sekarang?"

Papa Amanda memgendikkan bahu. "Papa juga nggak tahu. Itu hanya cerita masa lalu Daniel, sepertinya hanya kenakalan remaja sesaat. Tapi Papa kembalikan lagi sama kamu, mau melanjutkan apa tidak."

"Apa mas Daniel tidak mencari mantan istrinya? mas Daniel nggak nikah lagi kan setelah perceraian mereka, Amanda takut mas Daniel cari mantan istrinya."

Papa Amanda diam, dia nampak memikirkan sesuatu.

"Bagaimana hubungan kamu dengan Daniel?"

Amanda sedikit terkejut dengan pertanyaan papanya, dia bingung harus menjawab apa. Jujur dia sudah mencintai Daniel, tapi untuk melanjutkan juga rasanya dia ragu.

"Mas Daniel baik Pa, nyatanya dia jujur dengan statusnya dulu, dia juga anterin Amanda kemarin, belain pakai armada yang padahal udah bukan jam operasi-nya lagi."

Papa Amanda mengagguk "Sebenarnya bukan jawaban itu yang Papa mau, maksud Papa apa dia menerima kamu?"

Amanda Diam.

"Jangan dipaksakan kalau kamu ragu, Papa hanya mengenalkan kamu padanya, bertunangan bukan berarti harus menikah, kalau kamu merasa tidak cocok jangan dilanjutkan. Hubungan bakal langgeng kalau cinta laki-lakinya lebih besar, tapi-"

"Mas Daniel cinta sama Amanda Pa. Dia akan mempercepat pernikahan jika Papa sudah sembuh." Potong Amanda ucapan papanya.

Papa menarik nafas panjang "Kamu anak Papa satu-satunya Amanda, dan umur Papa mungkin tidak akan lama lagi, jadi Papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu," mata Papa sudah mengembun.

"Papa jangan bicara seperti itu," Amanda bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh papanya yang terasa hangat, "jangan pikirin Amanda, pikirin kesehatan Papa aja. Amanda makasih sudah kenalin dengan mas Daniel. Amanda bahagia Pa," dustanya, walau dia belum tahu bagaimana jalan kedepannya bersama Daniel, tapi Amanda akan berjuang mendapatkan hati Daniel.

* * *

Sore menjelang, matahari sudah akan bersembunyi keperaduanya, setelah perdebatannya dengan Daniel, Denisa benar terpejam, seperti tak ada beban dalam hidupnya.

"Astaga," Denisa langsung melihat jam di ponselnya saat terbangun, jam 17.30. Berarti dia sudah tidur beberapa jam.

"Dara!" cepat Denisa turun dari tempat tidur, teringat dengan anaknya, Denisa menggulung rambutnya asal.

Saat keluar kamarnya, Denisa langsung melihat Dara sedang tertawa riang bersama Daniel. Daniel mengajak Dara berenang, dengan Dara berada dipunggung Daniel.

"Ayo Om, lagi Om, kita keujung sana," tunjuk bocah cantik yang rambutnya hanya basah dibawahnya saja.

"Mamiii," dia melambaikan tangannya saat melihat Denisa yang hanya beridiri tak jauh dari kamar.

"Dara, bilang sama mami, kita haus," ucap Daniel berbisik Dara disebalik punggungnya.

"Miii, haus," teriak bocah itu menurut apa yang diperintahkan Daniel.

"Papi juga haus Miii," Daniel juga ikut berteriak.

Denisa mendelik mendengar panggilan Daniel yang begitu kencang, ini didepan Dara loh, apalagi melihat Daniel yang tertawa, seakan mentertawakannya yang kesal.

"Om mau beneran jadi Papi Dara?" tanya Dara dan itu terdengar oleh Denisa.

"Mau donk, Dara maukan punya papi?"

"Mau Om, mau banget, iyakan Mi?" tanya Dara pada Denisa yang masih berdiri ditempatnya.

Denisa tak tahu saja obrolan mereka saat dia tertidur, Dara yang memang menginginkan papi begitu mudah dihipnotis dengan kata-kata manis Daniel.

Terpopuler

Comments

Siti Masitah

Siti Masitah

bilang aja gk bisa nisa..si kuda nil dah mw nikah..bilang gitu ama dara..

2025-03-26

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-05-19

0

Rizka Yulistiana

Rizka Yulistiana

papi...mami...sweet bgd ya panggilan syg nya...
jadi ikutan baper akuh🤭

2022-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Halusinasi
2 Pertemuan Pertama
3 Hari Untuk Dara
4 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
5 Sapaan Pertama
6 Penyesalan Daniel
7 Mantan (Menantang dan menarik)
8 Maaf
9 Make Her Jealous
10 Dara Sakit
11 My Lup handsome
12 Anak Kita
13 Seperti Senja
14 Mendatangi Rumahnya
15 Penolakan Dara.
16 Beri Aku Kesempatan
17 Membuang Rasa
18 Dua Tato
19 Senam Jantung
20 Status Yang Sesungguhnya
21 Luka Hati Amanda.
22 Wanita Yang Sama
23 Kesempatan Kedua
24 Belajar Dari Kesalahan
25 Rencana Amanda.
26 Mama Dina
27 Aku serius Mas!
28 Om Papi
29 Kedatangan Tamu
30 Hal Yang Ditakuti
31 Dara atau Amanda
32 Kekejaman Abian
33 Keputusan Denisa
34 Sikap Aneh Daniel
35 Doa Denisa
36 S4bu Raijua
37 Sorgum
38 Tak Mengenal
39 Badai Rumah Tangga
40 Selingkuh Itu Menantang
41 Menunggu
42 Kemurkaan Dina
43 Kerokan
44 Permusuhan Dua Keluarga
45 Pesan Ricko
46 Wanita Berhati Malaikat, Menjadi Wanita Menakutkan
47 Pulang
48 Menyembuhkan Amanda
49 Video Call
50 Tidak Ada Yang Sempurna
51 Lupa Mengabari
52 Masalah Gawat
53 Cinta Tak Ada Logika
54 Memberi Hukuman
55 Love is Blind
56 Berjuang Bersama
57 Usaha Daniel dan Ricko
58 Kenakalan Denisa
59 Resepsi
60 Maaf
61 Simulasi Keluarga Bahagia
62 Aa Abian
63 Puasa Dua Hari
64 Time with Sisters
65 Ijab Kabul
66 Akhirnya
67 Obat Sakit Kepala
68 Ada Setan
69 Bulan Madu
70 Hujan Kejutan
71 Permintaan Sisi
72 Dia Yang Sudah Bahagia
73 Gara-gara Buah Aneh
74 Eksekusi
75 Mual
76 Hamil?
77 Cinta Itu Universal
78 Akan Mencari Tahu
79 Mengakui
80 Buah Kesemek
81 Hari Pernikahan
82 Bencana Untuk Daniel
83 Say goodbye Amanda
84 Nikmat Kasih Sayang
85 Danish Reifansyah Danuarta
86 Extra Part
87 Extra Part ( End )
88 Sepasang Sayap Angkasa
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Halusinasi
2
Pertemuan Pertama
3
Hari Untuk Dara
4
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
5
Sapaan Pertama
6
Penyesalan Daniel
7
Mantan (Menantang dan menarik)
8
Maaf
9
Make Her Jealous
10
Dara Sakit
11
My Lup handsome
12
Anak Kita
13
Seperti Senja
14
Mendatangi Rumahnya
15
Penolakan Dara.
16
Beri Aku Kesempatan
17
Membuang Rasa
18
Dua Tato
19
Senam Jantung
20
Status Yang Sesungguhnya
21
Luka Hati Amanda.
22
Wanita Yang Sama
23
Kesempatan Kedua
24
Belajar Dari Kesalahan
25
Rencana Amanda.
26
Mama Dina
27
Aku serius Mas!
28
Om Papi
29
Kedatangan Tamu
30
Hal Yang Ditakuti
31
Dara atau Amanda
32
Kekejaman Abian
33
Keputusan Denisa
34
Sikap Aneh Daniel
35
Doa Denisa
36
S4bu Raijua
37
Sorgum
38
Tak Mengenal
39
Badai Rumah Tangga
40
Selingkuh Itu Menantang
41
Menunggu
42
Kemurkaan Dina
43
Kerokan
44
Permusuhan Dua Keluarga
45
Pesan Ricko
46
Wanita Berhati Malaikat, Menjadi Wanita Menakutkan
47
Pulang
48
Menyembuhkan Amanda
49
Video Call
50
Tidak Ada Yang Sempurna
51
Lupa Mengabari
52
Masalah Gawat
53
Cinta Tak Ada Logika
54
Memberi Hukuman
55
Love is Blind
56
Berjuang Bersama
57
Usaha Daniel dan Ricko
58
Kenakalan Denisa
59
Resepsi
60
Maaf
61
Simulasi Keluarga Bahagia
62
Aa Abian
63
Puasa Dua Hari
64
Time with Sisters
65
Ijab Kabul
66
Akhirnya
67
Obat Sakit Kepala
68
Ada Setan
69
Bulan Madu
70
Hujan Kejutan
71
Permintaan Sisi
72
Dia Yang Sudah Bahagia
73
Gara-gara Buah Aneh
74
Eksekusi
75
Mual
76
Hamil?
77
Cinta Itu Universal
78
Akan Mencari Tahu
79
Mengakui
80
Buah Kesemek
81
Hari Pernikahan
82
Bencana Untuk Daniel
83
Say goodbye Amanda
84
Nikmat Kasih Sayang
85
Danish Reifansyah Danuarta
86
Extra Part
87
Extra Part ( End )
88
Sepasang Sayap Angkasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!