Sapaan Pertama

Denisa belum menyadari jika sejak tadi ada pasang mata yang terus menatapnya tak berkedip, karena jika berkedip seoalah-olah Denisa akan menghilang bagai disulap jin.

Denisa masih terus mengobrol dengan dokter Ricko, hingga moderator membuka rapat, para jomblowati yang mengagumi ketampanan wajah tunangan Amanda kini berpindah pada pengisi acara, dan pada saat itu juga Denisa baru mengangkat kepalanya.

Tanpa sengaja tatapan mata Denisa langsung tertuju pada wajah laki-laki yang selama lima tahun belakangan susah payah dia lupakan.

Iya, laki-laki yang memiliki wujud sempurna yang dalam waktu singkat mampu memboyong seluruh hatinya hingga tak ada celah untuk laki-laki lain masuk ke dalamnya atau hanya sekedar singgah.

Pandangan keduanya seakan terkunci dan tak bisa berpaling, saking terkejutnya, mulut Denisa sampai terbuka, memberi cela untuk dimasuki lalat yang bisa membuatnya tersedak.

Tubuh Denisa yang duduk itu tegak mematung atas pemandangan yang dilihatnya. Dia berharap ini mimpi, tak mungkin dia bertemu lagi dengan laki-laki ini. Ini dia sudah jauh loh perginya, ngumpet sampai lima tahun itu nggak sebentar, masa harus bertemu dalam keadaan seperti ini, kayak cerita di novel-novel.

"Nis, kamu nggak papa?" tegur Ricko yang merasa Denisa seperti habis melihat setan.

"Eh.... ng-nggak papa Dok."

"Kamu sakit? Kamu kelihatan pucet." tanyanya khawatir, Denisa menggeleng, kemudian menunduk dalam.

Telinga Denisa seakan tuli tak bisa mendengar dengan baik apa yang disampaikan moderator didepan sana, jantung Denisa seakan berhenti memompa, Denisa kembali melihat wajah tadi, takut-takut dia salah lihat, tapi wajah itu tak berubah, benar dia tak berubah dan kini laki-laki itu tak lagi melihat kearahnya, melainkan tersenyum pada wanita cantik nyaris sempurna disampingnya, Amanda tunangannya.

Mata Denisa melihat pergerakan tangan Daniel yang kini menggenggam tangan Amanda diatas meja sana. Dan sialnya dia seakan terbawa suasana, ada rasa tak rela dan sakit yang menjalar menusuk relung hatinya, apalagi melihat senyum bahagia Amanda saat Daniel menggenggam tangannya, Daniel seolah menunjukkan jika mereka adalah pasangan yang bahagia dan romantis.

Seketika Denisa membuang muka.

Denisa ikut bertepuk tangan ketika para dokter yang ada diruang rapat bertepuk tangan, tanpa dia tahu apa yang terjadi. Dan ternyata saatnya Daniel membuka kata sambutan.

"Perkenalkan nama saya Daniel Danuarta, mungkin sebagian dari kalian ada yang belum tahu saya, dan mungkin juga sudah ada yang sangat tahu saya, baik luar maupun dalam saya," Daniel sengaja menjeda ucapannya untuk melihat reaksi Denisa, sesuai prediksinya, seketika wajah Denisa berubah salah tingkah dan Denisa menundukkan pandangannya.

"Siapa lagi tentunya, jika bukan tunangan saya, yaitu Amanda Relisa Tantoni, pemilik rumah sakit Citra Medika Healt yang sangat kita cintai ini." Ruang rapat langsung riuh suara tepukan tangan dan siulan para dokter yang baper atas ucapan Daniel, wajah Amanda pun terlihat tersenyum malu-malu.

"Kata sambutan yang manis ya Nis?" Ricko menyenggol bahu Denisa membuat Denisa tersenyum tipis yang dipaksakan.

Tuhan, bisa nggak sih aku biasa aja. Keluh Denisa dalam hati.

Daniel kemudian berdehem sebelum melanjutkan kata sambutannya. "Sesuai yang kita tahu, jika Citra Medika Healt saat ini sedang melakukan kerja sama dengan perusahaan kami untuk menyetarakan kesehatan di seluruh pelosok daerah terpencil dan yang sulit dijangakau, seperti yang sudah dilakukan oleh senior kita terdahulu. Saya begitu mengharapkan kerja sama dan keikhlasannya untuk para dokter yang nanti ditugaskan, karena yang kita tahu sendiri, jika kita sudah berjalan, besar kemungkinan kita akan lama diatas laut dan singgah di beberapa tempat untuk beberapa hari bahkan mungkin beberapa minggu bahkan bulan. Jadi saya mohon untuk kesediaannya. Semoga yang kita lakukan berjalan dengan lancar, dan kita semua dalam keadaan sehat selalu, tanpa kekurangan apapun."

Daniel menutup kata sambutannya dan kemudian menundukkan badannya hormat yang diiringi oleh riuh tepuk tangan. Dan kemudian moderator kembali mengambil intensi mikrofon, ini saat-saat yang mendebarkan bagi para dokter dimana akan disebutkan nama-nama dokter yang akan bertugas.

Nama dokter Ricko yang pertama disebut sebab dia merupakan dokter ahli jantung yang cukup kompeten walau usianya masih dibawah umur tiga puluh tahun, kemudian dokter Jenny dan suster Sisi juga masuk pada nama-nama itu, Denisa menegang, takut jika namanya masuk dalam daftar karena hubungannya dengan Dara baru saja membaik.

Dan benar saja, nama Denisa masuk dalam daftar dokter yang mendapat tugas mulia itu.

"Nama kamu masuk Nis, aku seneng kita bisa bertugas bareng lagi."

"Eh iya Dok," Denisa tersenyum memaksakan, "tapi aku kepikiran sama Dara, hubungan kami baru saja membaik, aku baru merubah jadwal ku meluangkan satu hari sama dia, Dara pasti kecewa."

"Bener juga kamu Nis," tiba-tiba Ricko menggenggam tangan Denisa membuat Denisa tersentak, "kamu tenang aja, nanti aku bantu bicara sama dokter Amanda biar kamu nggak ikut ditugaskan dikapal."

Perlahan Denisa melepaskan tangannya. "Eh maaf Nis," Ricko menyadari kelancangannya.

"Nggak Dok, nanti aku coba bicara aja sama Dara, semoga dia ngerti. Masih satu bulan lagi juga, jadi aku harus mempersiapkan diri dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin sebulan ini."

Ricko tak tahu harus senang atau sedih, disisi lain dua pasti semangat karena bisa bertugas dengan Denisa, di satu sisi dia juga begitu menyayangi Dara, jadi dia juga tak tega jika Dara harus ditinggal lama.

"Oh ya Dok, gimana jadwal aku di klinik Dokter Ricko?"

"Itu bisa diatur Nis, tenang aja, papaku kan nggak tugas dimana-mana, jadi dia dokter tetap disana, jadi insyaAllah lah, semua lancar."

Acara ditutup dengan makan bersama, tapi ada dokter yang harus undur diri terlebih dahulu karena ada operasi.

Sedang Denisa, dokter Jenny dan Ricko makan bersama.

"Kalau aku lihat-lihat kalian ini sering bareng ya, kalian pacaran beneran?" Karena ruangan yang cukup lengang dan tinggal beberapa orang saja, jadi ucapan dokter Jenny bisa di dengar oleh Daniel, dan membuat Daniel menghentikan kunyahanya.

"Enggak Dok, kita cuma temenan." Ricko menyanggah sebab takut Denisa tak nyaman "ya tapi doain ajalah ya Dok, semoga Denisa terbuka hatinya," sambung Ricko dengan gurauan agar suasana tak canggung.

"Ihh beneran juga nggak papa, cocokloh kalian ini. Masih sama-sama muda tapi udah sukses jadi dokter."

Denisa hanya tersenyum canggung menanggapi itu. Dari ekor matanya Denisa menangkap jika Daniel memperhatikannya sejak tadi.

"Nis, nanti keruangan aku ya? Ada yang mau aku omongin," pinta Amanda saat akan keluar dari ruang rapat.

"Iya Dok," saya ke toilet sebentar.

* * *

Denisa mengetuk ruangan Amanda dan dia menarik handle pintu saat sudah terdengar suara sahutan dari dalam, saat Denisa masuk, terlihat Daniel yang menjauhkan tubuhnya dari Amanda dan Amanda yang sedang merapikan penampilannya, bahkan jas yang tadi dikenakan Daniel kini tersampir di sandaran kursi Amanda.

Dalam hati Denisa tertawa miris, pemandangan macam apa ini? Apakah mereka habis-

Astaga Denisa, wajarlah, toh sebentar lagi mereka jadi pasangan halal, kamu itu dulu cuma bakteri yang nempel di korengg kaki Daniel, tak nampak bahkan wajib dimusnahkan.

"Duduk Nis," perintah Amanda dan Denisa mengangguk.

Denisa tak berani memandang pada arah Daniel, dia duduk dengan tangan masih didalam kantong snelly-nya.

"Nis, kamu nggak papa dapat tugas disana nanti? Jujur aku bingung sekaligus nggak enak sama kamu, aku juga nggak enak sama dokter senior yang usianya sudah nggak memungkinkan untuk dapat tugas jauh."

"Nggak papa Dok, saya ngerti."

"Tapi anak kamu bisa kan ditinggal, udah ada yang jaga kan sekarang?"

Anak? Seketika tubuh Daniel menegang mendengar kata kiamat itu, dia juga menunggu jawaban Denisa.

Denisa menunduk dalam, dia tak bisa menyembunyikan itu dari Daniel, mereka dulu berpisah Denisa sudah hamil enam bulan, bukan dia yang belum ketahuan hamil, jadi tak mungkin Daniel tak tahu jika anaknya anak Daniel juga.

Tapi apakah Daniel menganggap anaknya ada? Sedang dulu Daniel tak mengharapkan dia.

"Nis." panggil Amanda lagi.

"Eh iya Dok? Iya nggak papa, sekarang ada mama suster Sisi yang jaga, jadi saya bisa percaya."

"Syukurlah Nis, aku jadi ikutan lega, kamu itu sudah aku anggap kayak adik aku sendiri, jadi bagaimanapun aku tetap mengkhawatirkan keadaan anak kamu."

"Makasih atas perhatian Dokter Amanda, saya nggak tahu cara membalas kebaikan Dokter."

Memang Amanda banyak membantunya, dia yang dulu koas saat Dara masih berusia tiga tahun, dan Amanda bisa memaklumi keadaannya, hingga dia diterima dengan muda oleh Amanda untuk tugas di Citra Medika Healt tanpa harus sulit melamar kesana-kemari.

"Biasa aja Nis, eh iya kamu belum kenalan kan sama tunangan aku, ini mas Daniel. Mas kenalin dia Dokter Nisa, yang suka aku ceriain ke kamu."

Hah, dokter Amanda suka ceritain aku ke kak Daniel? Cerita apa?

Denisa sebenarnya tak ingin menyambut jabatan tangan Daniel, namun dia tak enak pada Amanda. Ada rasa berdesir saat telapak tangannya menyentuh telapak tangan Daniel yang hangat, Denisa sebisa mungkin menghindari bertatapan mata dengan mantan suaminya ini. Tapi Daniel seolah mengeratkan genggaman tangannya penuh ancaman, membuat Denisa harus mendongak menatap wajah Daniel.

Daniel dengan nakal mengedipkan matanya padahal ada tunangannya dihadapannya, cepat-cepat Denisa menarik tangannya dari Daniel, dan Daniel tersenyum devil menakutkan bagi Denisa, ini bak sebuah ancaman baginya.

"Kalau begitu saya permisi Dok, terima kasih atas perhatian Dokter Amanda."

"Sama-sama Nis, salam buat Dara ya." Denisa memejamkan matanya saat Amanda menyebut nama Dara, dia semakin tak bisa menyembunyikan keberadaan Dara dari Daniel.

Denisa keluar dari ruangan Amanada dengan jantung yang bak dihimpit keras, bahkan didalam sana tadi dia seolah sulit untuk bernafas, pertemuan ini, setelah lima tahun, masih ada debaran aneh dalam dadanya.

Denisa menyender lemas di dinding lift, apakah Daniel akan meminta dipertemukan dengan Dara, sedang dia mengatakan pada Dara jika papinya sudah berada di surga.

"Ya Tuhan, bagaimana ini?" Denisa meremas dadanya yang terasa sesak.

"Apanya yang bagaimana?"

Denisa menegakkan tubuhnya saat suara bariton itu mengagetkan.

"Hai, Denisa Puspitasari, lama tidak bertemu. Kamu semakin terlihat dewasa sekarang."

Denisa menelan salivanya susah payah saat sapaan pertama itu terucap yang terdengar seperti memuji atau lebih tepatnya mengejek.

Visual Denisa.

Visual Daniel Danuarta.

Visual Dara Danuarta

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

Haaaah, visualny cocok skali dg karakternya

2025-03-12

1

Khairul Azam

Khairul Azam

km kenapa harus masih ada rasa sama daniel biasa aja dong

2025-03-28

0

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

thor a bca karyamu ini berkali2 kok ndak bisen yaa

2025-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Halusinasi
2 Pertemuan Pertama
3 Hari Untuk Dara
4 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
5 Sapaan Pertama
6 Penyesalan Daniel
7 Mantan (Menantang dan menarik)
8 Maaf
9 Make Her Jealous
10 Dara Sakit
11 My Lup handsome
12 Anak Kita
13 Seperti Senja
14 Mendatangi Rumahnya
15 Penolakan Dara.
16 Beri Aku Kesempatan
17 Membuang Rasa
18 Dua Tato
19 Senam Jantung
20 Status Yang Sesungguhnya
21 Luka Hati Amanda.
22 Wanita Yang Sama
23 Kesempatan Kedua
24 Belajar Dari Kesalahan
25 Rencana Amanda.
26 Mama Dina
27 Aku serius Mas!
28 Om Papi
29 Kedatangan Tamu
30 Hal Yang Ditakuti
31 Dara atau Amanda
32 Kekejaman Abian
33 Keputusan Denisa
34 Sikap Aneh Daniel
35 Doa Denisa
36 S4bu Raijua
37 Sorgum
38 Tak Mengenal
39 Badai Rumah Tangga
40 Selingkuh Itu Menantang
41 Menunggu
42 Kemurkaan Dina
43 Kerokan
44 Permusuhan Dua Keluarga
45 Pesan Ricko
46 Wanita Berhati Malaikat, Menjadi Wanita Menakutkan
47 Pulang
48 Menyembuhkan Amanda
49 Video Call
50 Tidak Ada Yang Sempurna
51 Lupa Mengabari
52 Masalah Gawat
53 Cinta Tak Ada Logika
54 Memberi Hukuman
55 Love is Blind
56 Berjuang Bersama
57 Usaha Daniel dan Ricko
58 Kenakalan Denisa
59 Resepsi
60 Maaf
61 Simulasi Keluarga Bahagia
62 Aa Abian
63 Puasa Dua Hari
64 Time with Sisters
65 Ijab Kabul
66 Akhirnya
67 Obat Sakit Kepala
68 Ada Setan
69 Bulan Madu
70 Hujan Kejutan
71 Permintaan Sisi
72 Dia Yang Sudah Bahagia
73 Gara-gara Buah Aneh
74 Eksekusi
75 Mual
76 Hamil?
77 Cinta Itu Universal
78 Akan Mencari Tahu
79 Mengakui
80 Buah Kesemek
81 Hari Pernikahan
82 Bencana Untuk Daniel
83 Say goodbye Amanda
84 Nikmat Kasih Sayang
85 Danish Reifansyah Danuarta
86 Extra Part
87 Extra Part ( End )
88 Sepasang Sayap Angkasa
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Halusinasi
2
Pertemuan Pertama
3
Hari Untuk Dara
4
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
5
Sapaan Pertama
6
Penyesalan Daniel
7
Mantan (Menantang dan menarik)
8
Maaf
9
Make Her Jealous
10
Dara Sakit
11
My Lup handsome
12
Anak Kita
13
Seperti Senja
14
Mendatangi Rumahnya
15
Penolakan Dara.
16
Beri Aku Kesempatan
17
Membuang Rasa
18
Dua Tato
19
Senam Jantung
20
Status Yang Sesungguhnya
21
Luka Hati Amanda.
22
Wanita Yang Sama
23
Kesempatan Kedua
24
Belajar Dari Kesalahan
25
Rencana Amanda.
26
Mama Dina
27
Aku serius Mas!
28
Om Papi
29
Kedatangan Tamu
30
Hal Yang Ditakuti
31
Dara atau Amanda
32
Kekejaman Abian
33
Keputusan Denisa
34
Sikap Aneh Daniel
35
Doa Denisa
36
S4bu Raijua
37
Sorgum
38
Tak Mengenal
39
Badai Rumah Tangga
40
Selingkuh Itu Menantang
41
Menunggu
42
Kemurkaan Dina
43
Kerokan
44
Permusuhan Dua Keluarga
45
Pesan Ricko
46
Wanita Berhati Malaikat, Menjadi Wanita Menakutkan
47
Pulang
48
Menyembuhkan Amanda
49
Video Call
50
Tidak Ada Yang Sempurna
51
Lupa Mengabari
52
Masalah Gawat
53
Cinta Tak Ada Logika
54
Memberi Hukuman
55
Love is Blind
56
Berjuang Bersama
57
Usaha Daniel dan Ricko
58
Kenakalan Denisa
59
Resepsi
60
Maaf
61
Simulasi Keluarga Bahagia
62
Aa Abian
63
Puasa Dua Hari
64
Time with Sisters
65
Ijab Kabul
66
Akhirnya
67
Obat Sakit Kepala
68
Ada Setan
69
Bulan Madu
70
Hujan Kejutan
71
Permintaan Sisi
72
Dia Yang Sudah Bahagia
73
Gara-gara Buah Aneh
74
Eksekusi
75
Mual
76
Hamil?
77
Cinta Itu Universal
78
Akan Mencari Tahu
79
Mengakui
80
Buah Kesemek
81
Hari Pernikahan
82
Bencana Untuk Daniel
83
Say goodbye Amanda
84
Nikmat Kasih Sayang
85
Danish Reifansyah Danuarta
86
Extra Part
87
Extra Part ( End )
88
Sepasang Sayap Angkasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!