Penyesalan Daniel

"Jadi benar kamu Denisa? Aku pikir aku salah lihat tadi," Daniel memperhatikan penampilan Denisa dari atas hingga bawah, "Lima tahun tidak bertemu, kamu cukup banyak perubahan, Denisa. Lebih menarik, andai dulu kamu seperti ini, mungkin aku berpikir dua kali untuk menceraikan kamu. Kenapa dulu jelek sekali, apalagi saat hamil."

Sungguh perkataan itu menyayat hati Denisa, mengingatkan Denisa pada peristiwa saat Daniel mengantarkanya pulang.

"Kenapa kamu sama kakak mu berbeda Denisa? Liat kalian bersanding bagai ratu dan dayang, Delia itu cantik, bersih dan terurus. Kamu itu dekil, jerawatan, gendut, hitam lagi."

Padahal saat itu Denisa tengah hamil enam bulan, hamil anak mereka, bisa-bisanya Daniel berkata seperti itu.

"Aku masih sama seperti yang dulu Pak, jelek, dekil, hanya badan ku saja yang kurusan, karena aku tidak lagi hamil, masih sama Denisa yang dulu." Jawab Denisa mengulang perkataan Daniel dulu, dan berhasil membuat hati Daniel merasa tetsentil.

Daniel membuang nafas, semua sudah berlalu.

Daniel maju satu langkah makin mendekat pada Denisa dengan tangan berada disaku celananya.

Denisa otomatis memundurkan tubuhnya saat jarak diantara mereka begitu dekat, sayang tubuhnya membentur dinding besi yang sedang bergerak turun membawa mereka ke lantai bawah.

"Maaf Pak, jangan terlalu mendekat, ada cctv. Saya tidak mau ada salah paham jika dokter Amanda melihatnya nanti." Denisa berkata awas, dia begitu gugup dan takut.

Daniel tersenyum menyeringai "Kenapa? Kamu takut? Dulu kamu nggak takut jebak aku, sampai aku harus nikahi kamu, dan membuatku harus menghadapi masalah karena mu, kenapa sekarang kamu malah menghindar?"

"Bukan menghindar, Pak. Lebih tepatnya menjaga jarak karena ini rumah sakit, tempat saya bekerja, dan rumah sakit ini milik tunangan anda."

Perkataan Denisa tak membuat Daniel takut, dia semakin mendekat dan mengurung tubuh Denisa dengan kedua tangannya, membuat jantung Denisa berdegup tak karuan, karena jarak yang begitu dekat hanya tersisa satu sentiasa saja, bahkan sapuan nafas Daniel menerpa wajah Denisa, membuat tubuh Denisa meremang.

Tuhan, lindungi aku.

"Pak tolong jangan begini." Denisa memalingkan wajahnya.

"Cukup lama aku mencari mu," satu tangan Daniel menekan keningnya karena perkataannya yang salah "bukan kamu, tepatnya anakku. Bukanya saat kita berpisah kamu sedang mengandung anakku, bukan? Dan kita berpisah sudah lima tahun, kalau dipikir-pikir dia sekarang sudah besar."

"Ahh, Amanda sering menceritakan padaku tentang seorang dokter single parent yang punya anak bernama Dara, apa Dara anakku? Aku bahkan sudah bertemu dengannya Denisa, dia berani memalak es krim dan banyak jajanan pada papinya, dia cukup berani karena menurun dari sifat maminya."

Denisa berkerut dahi, kapan itu? Kenapa dia tidak tahu? Apa Dara mulai membohonginya?

Ini yang Denisa takuti, jika Daniel akan mencari anaknya. Dan tak disangkanya jika mereka akan telah dipertemukan secepat ini. Denisa diam memutar otak bagaimana dia akan menjawabnya, beruntung suara dentingan lift seoalah menjadi penyelamatnya.

Denisa merosotkan tubuhnya agar bisa lolos dari Daniel, sayangnya tangan Daniel lebih cepat dan menarik lenganya.

Dan Daniel membuat pintu lift itu kembali tertutup. Mata Denisa membola karena tak menyangka dengan apa yang Daniel lakukan.

"Pak, apa yang anda lakukan? Biarkan saya kekuar, saya harus bekerja, banyak pasien yang harus saya tangani." Sungguh Denisa begitu takut.

"Jangan menghindar Denisa, aku tahu apa yang ada dipikiran kamu, jangan coba mengulur waktu. Cepat bawa anakku atau aku sendiri yang akan mengambilnya. Sudah cukup kamu menyembunyikannya dariku. Kamu dan keluarga mu bisa aku tuntut karena telah memisahkan ayah dan anaknya. Dan aku bisa mengambil hak asuh jika kamu coba mempersulit mempertemukan aku dan darah daging ku sendiri, kamu tahu uang bisa berbicara kan?"

"Tolong jangan bahas ini sekarang, ini ditempat kerja, kita bahas dilain waktu," pinta Denisa, diapun akan berpikir jalan keluar mencari jalan terbaik untuk mempertemukan keduanya.

"Oke, aku tunggu itikat baik mu Denisa, jika tidak aku yang akan membawa Dara, bahkan jauh dari mu. Kamu kesulitan mencari pengasuh bukan? Neneknya mungkin akan senang kalau ada cucu bersamanya."

Baru juga lift itu sampai dilantai atas, tangan Daniel cekatan kembali menekan tombol kebawah. Untung lift itu benda mati, jika saja dia hidup, pasti Daniel sudah dimaki dan ditendangnya keluar lift karena membuatnya pusing.

Dan beruntung Amanda yang akan turun mengurungkan niatnya karena ponselnya yang tertinggal.

Kini, mereka kembali berduaan didalam lift. Entah mengapa juga Daniel tidak keluar dari lift dan keruangan tunanganya. Dia malah mengantar Denisa kembali turun kebawah.

Tak ada perdebatan diantara mereka kali ini, Denisa diam menunduk dengan tangan yang ia masukkan kedalam kantong jas putihnya dengan pikiran yang jauh memikirkan bagaimana dia mengatakan pada Dara, jika Daniel papinya.

Daniel yang sok sibuk menunduk pada ponselnya, namun ekor matanya diam-diam terus memperhatikan Denisa yang terlihat sangat menarik dimatanya, penampilan Denisa jauh lebih dewasa dibanding dulu, dulu rambutnya hanya sebahu, kini dibiarkan panjang dan ikal, kulit Denisa juga lebih bersih dan putih tak jauh dari kakaknya.

"Kenapa anda ikut turun? Nanti dokter Amanda mencari anda." Akhirnya Denisa bertanya juga hanya untuk berbasa-basi.

"Kenapa kamu mau tau? Masih cinta?"

Denisa diam, dia salah bertanya "Dara sudah besar, dia pintar, tapi jangan sekarang, aku butuh waktu buat jelasin sama Dara."

Mata Daniel menyipit "Kamu nggak bilang kalau aku di surga kan Denisa?"

Degh

Denisa melipat bibirnya, memang itu yang dia katakan pada Dara "Apapun yang aku katakan pada Dara, saat ini itulah jawaban paling baik untuk kami."

Dan Denisa langsung melangkah meninggalkan Daniel saat pintu lift terbuka.

Daniel diam terpatri di tempatnya, jawaban Denisa begitu meremas hatinya jika memang Denisa mengatakan pada Dara.

"Kamu dimana Mas?" Amanda menelepon Daniel, sebab Daniel yang tadi hanya izin ke toilet tak kembali lagi.

"Aku sudah pulang, maaf lupa mengabari mu."

"Apa mas?" Amanda memijit kening, dia sudah lelah dengan sikap Daniel yang selalu seenaknya. Ini baru seminggu usia pertunangan mereka, tapi Amanda sudah ingin menyerah saja rasanya.

"Aku butuh istirahat Amanda, aku juga nggak bisa jemput kamu, kepala ku tiba-tiba pusing."

Tut tut tut

Daniel memutuskan panggilan secara sepihak.

"Kamu benar-benar nggak hargai perasaan ku Mas, mau kamu bawa kemana hubungan kita? Apa kamu sudah memiliki wanita lain?"

Amanda terduduk lemas di kursi kebesarannya, jika bukan keinginan papanya yang sakit, Amanda pasti sudah membatalkan pertunangan ini. Sangat takut jika memang Daniel sudah memiliki wanita yang sangat ia cintai, sedang dia mencintai sendiri.

* * *

"Dara simpen banyak makanan? Kok Mami nggak tahu."

Denisa memeriksa box pakaian Dara setelah apa yang Daniel ucapkan tadi.

"Biar Dara nggak keluar kamar malam-malam kalau lapar, buat makan sama bu Nani."

"Beli dari mana jajan sebanyak ini?"

"Beli pake uang yang Mami kasih."

Denisa menghela nafas "Mami nggak suka dibohongi ya Dara."

Bocah yang sedang asik megepangi boneka barbienya itu menunduk.

"Maaf Mi, itu dibeliin sama om baik."

"Om baik yang kamu bilang itu belum tentu baik Dara. Orang baik nggak akan kasih makanan banyak. Bagaimana kalau dia berniat jahat, awal-awal dia baik, nanti dia ajak kamu keluar. Dara mau nggak ketemu Mami lagi? Mami sudah sering bilang, jangan asal terima apapun dari orang asing, apalagi itu orang yang baru Dara temui."

"Mami kerja keras, sampai nggak pulang semua buat Dara. Biar Dara nggak minta-minta sama orang, cukup sama Mami. Mami bisa kasih semua yang Dara mau."

"Iya Mi, Dara minta maaf, Dara nggak ulang lagi, tapi Mami jangan marah bu Nani, Dara yang mau." Dara turun dari tempat tidurnya, dan langsung memeluk Denisa.

Diluar Daniel yang mendengar pertengkaran dua orang itu merasakan hatinya seperti diremas. Dia yang begitu penasaran dengan kehidupan Denisa dan Dara akhirnya memutuskan untuk melihat keadaan anak dan mantan istrinya itu sendiri.

Seberapa sulit kehidupan Denisa selama ini?

Daniel menghapus bulir bening yang turun di sudut matanya, dia menyesali yang telah ia perbuat, hingga dia harus mendekam di bui.

"Semoga Denisa tidak tahu yang aku lakukan pada Delia, agar dia mau memaafkan ku."

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

dulu hamul dicerai karena jelek dekil sekarang mnyesal. kmu daniel.

2025-03-03

1

Alanna Th

Alanna Th

makan tuh karma; smoga dara tdk lngsng mnerima ayah yg tdk brtnggng jwb ini

2025-03-12

0

FUZEIN

FUZEIN

Ceh..lelaki jahat

2024-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Halusinasi
2 Pertemuan Pertama
3 Hari Untuk Dara
4 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
5 Sapaan Pertama
6 Penyesalan Daniel
7 Mantan (Menantang dan menarik)
8 Maaf
9 Make Her Jealous
10 Dara Sakit
11 My Lup handsome
12 Anak Kita
13 Seperti Senja
14 Mendatangi Rumahnya
15 Penolakan Dara.
16 Beri Aku Kesempatan
17 Membuang Rasa
18 Dua Tato
19 Senam Jantung
20 Status Yang Sesungguhnya
21 Luka Hati Amanda.
22 Wanita Yang Sama
23 Kesempatan Kedua
24 Belajar Dari Kesalahan
25 Rencana Amanda.
26 Mama Dina
27 Aku serius Mas!
28 Om Papi
29 Kedatangan Tamu
30 Hal Yang Ditakuti
31 Dara atau Amanda
32 Kekejaman Abian
33 Keputusan Denisa
34 Sikap Aneh Daniel
35 Doa Denisa
36 S4bu Raijua
37 Sorgum
38 Tak Mengenal
39 Badai Rumah Tangga
40 Selingkuh Itu Menantang
41 Menunggu
42 Kemurkaan Dina
43 Kerokan
44 Permusuhan Dua Keluarga
45 Pesan Ricko
46 Wanita Berhati Malaikat, Menjadi Wanita Menakutkan
47 Pulang
48 Menyembuhkan Amanda
49 Video Call
50 Tidak Ada Yang Sempurna
51 Lupa Mengabari
52 Masalah Gawat
53 Cinta Tak Ada Logika
54 Memberi Hukuman
55 Love is Blind
56 Berjuang Bersama
57 Usaha Daniel dan Ricko
58 Kenakalan Denisa
59 Resepsi
60 Maaf
61 Simulasi Keluarga Bahagia
62 Aa Abian
63 Puasa Dua Hari
64 Time with Sisters
65 Ijab Kabul
66 Akhirnya
67 Obat Sakit Kepala
68 Ada Setan
69 Bulan Madu
70 Hujan Kejutan
71 Permintaan Sisi
72 Dia Yang Sudah Bahagia
73 Gara-gara Buah Aneh
74 Eksekusi
75 Mual
76 Hamil?
77 Cinta Itu Universal
78 Akan Mencari Tahu
79 Mengakui
80 Buah Kesemek
81 Hari Pernikahan
82 Bencana Untuk Daniel
83 Say goodbye Amanda
84 Nikmat Kasih Sayang
85 Danish Reifansyah Danuarta
86 Extra Part
87 Extra Part ( End )
88 Sepasang Sayap Angkasa
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Halusinasi
2
Pertemuan Pertama
3
Hari Untuk Dara
4
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
5
Sapaan Pertama
6
Penyesalan Daniel
7
Mantan (Menantang dan menarik)
8
Maaf
9
Make Her Jealous
10
Dara Sakit
11
My Lup handsome
12
Anak Kita
13
Seperti Senja
14
Mendatangi Rumahnya
15
Penolakan Dara.
16
Beri Aku Kesempatan
17
Membuang Rasa
18
Dua Tato
19
Senam Jantung
20
Status Yang Sesungguhnya
21
Luka Hati Amanda.
22
Wanita Yang Sama
23
Kesempatan Kedua
24
Belajar Dari Kesalahan
25
Rencana Amanda.
26
Mama Dina
27
Aku serius Mas!
28
Om Papi
29
Kedatangan Tamu
30
Hal Yang Ditakuti
31
Dara atau Amanda
32
Kekejaman Abian
33
Keputusan Denisa
34
Sikap Aneh Daniel
35
Doa Denisa
36
S4bu Raijua
37
Sorgum
38
Tak Mengenal
39
Badai Rumah Tangga
40
Selingkuh Itu Menantang
41
Menunggu
42
Kemurkaan Dina
43
Kerokan
44
Permusuhan Dua Keluarga
45
Pesan Ricko
46
Wanita Berhati Malaikat, Menjadi Wanita Menakutkan
47
Pulang
48
Menyembuhkan Amanda
49
Video Call
50
Tidak Ada Yang Sempurna
51
Lupa Mengabari
52
Masalah Gawat
53
Cinta Tak Ada Logika
54
Memberi Hukuman
55
Love is Blind
56
Berjuang Bersama
57
Usaha Daniel dan Ricko
58
Kenakalan Denisa
59
Resepsi
60
Maaf
61
Simulasi Keluarga Bahagia
62
Aa Abian
63
Puasa Dua Hari
64
Time with Sisters
65
Ijab Kabul
66
Akhirnya
67
Obat Sakit Kepala
68
Ada Setan
69
Bulan Madu
70
Hujan Kejutan
71
Permintaan Sisi
72
Dia Yang Sudah Bahagia
73
Gara-gara Buah Aneh
74
Eksekusi
75
Mual
76
Hamil?
77
Cinta Itu Universal
78
Akan Mencari Tahu
79
Mengakui
80
Buah Kesemek
81
Hari Pernikahan
82
Bencana Untuk Daniel
83
Say goodbye Amanda
84
Nikmat Kasih Sayang
85
Danish Reifansyah Danuarta
86
Extra Part
87
Extra Part ( End )
88
Sepasang Sayap Angkasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!