Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

"Ricko," Amanda melambaikan tangan saat Ricko melihatnya ,Amanda menarik tangan Daniel untuk menghampiri Ricko, mereka baru saja pulang dari negara yang mendapat julukan The Lion City itu menjenguk papa Amanda yang dirawat disana.

"Dokter Amanda." Ricko bangkit dari duduknya, menyambut Amanda dan Daniel yang dia tahu jika laki-laki itu tunangan Amanda. "Dokter sedang berlibur?"

"Kami dari menjenguk papa, di Singapura."

"Oh, tidak naik pesawat?"

"Kenapa harus naik pesawat jika lewat laut pemandanganya lebih indah." Jawab Amanada

"Bagaimana kabar papa anda Dok?"

"Apa sih Ric dak-dok, dak-dok, kayak ama siapa aja," tepuk Amanda bahu Ricko, "Alhamdulillah papa sudah ada perubahan."

"Pastinya semakin membaik ya Dok, sebentar lagi Dokter Amanda akan melepas status menjadi Nyonya," godanya melempar pandangan pada Daniel yang menatapnya biasa saja, "itu salah satu keinginan beliau." Amanda hanya memeletkan lidah Ricko yang terus memanggilnya 'dok'

Ricko dan Amanda memang berteman sejak kecil, jadi tak ada lagi rasa canggung untuk Ricko. Orang tua Ricko dan Amnada sama-sama seorang dokter juga.

Amanda tersipu malu, dia menunduk menyelipkan helaian rambutnya kebelakang. Yang tanpa keduanya sadari jika ada dua insan yang sedang saling bertatapan, Dara dan Daniel sama-sama saling mengingat jika mereka pernah bertemu.

"Om yang waktu itu kan?" celetuk Dara pada akhirnya.

Ricko menatap Dara dan Daniel "Kalian pernah bertemu?" Dara mengangguk.

"Senang bertemu dengan mu lagi gadis kecil." Daniel hanya mengusak rambut panjang Dara, "kami bertemu secara tidak sengaja."

"Kita bisa pesta es krim lagi Om?"

"Tentu, lain kali."

Amanda tersenyum meledek pada Ricko "Latihan momong ya Ric? Tantangan besar sih kalau pedekate sama yang udah ada buntutnya, harus mendekati buntutnya sebelum dekat sama-"

"Sssttt Dok," Ricko menempelkan jari telunjuk didepan bibirnya "jangan bongkar rahasia saya, anak kecil tidak bisa berbohong." Ujarnya sedikit berbisik.

Amanda tertawa menutup mulut "Sweat banget sih kamu Ricko, menyukai dalam diam memang mendebarkan ya?"

Daniel hanya diam mendengar gurauan dua sahabat itu, namun dia mengingat jika ibu bocah itu memang seorang single parent.

"Kami duluan ya, selamat bersenang-senang Ricko, salam untuk Nisa," Amnada melambaikan tangan pada Dara.

Dara dan Daniel saling pandang dalam diam, dalam hati keduanya tidak ingin berpisah, ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan, tapi seperti tertahan didalam hati, dan entah mengapa Daniel ingin mengajak Dara bermain lebih lama sambil makan es krim yang banyak.

Denisa yang melihat Amanda menjauh mencoba memanggil, namun suaranya kalah oleh suara banyaknya pengunjung dan para pelancong yang baru turun dari kapal dan masuk dalam cafe.

"Maaf ya Dok lama," Denisa menarik kursi kembali duduk disebelah Dara. "Tadi saya dokter Amanda?"

"Tidak apa," Ricko menatap lembut Denisa "iya, dia habis menjenguk papanya bersama tunangannya, Amanda titip salam,"

"Waalaikumsalam," Denisa langsung menjawab

"Apa hari ini sepi Dok, tumben Dokter Ricko sudah pulang?"

"Iya, sekarang kan banyak dokter muda yang ikut bergabung, jadi sedikit terbantu, aku senang banyak yang mulai peduli dengan masyarakat yang kurang mampu, apalagi anak-anak muda yang memiliki kesadaran," Denisa mengangguk membenarkan.

"Bagus kamu mengambil libur seperti ini Nisa, Dara sangat butuh berlibur, lain kali kita pergi bersama mengunjungi banyak pantai disini?"

"Iya Dok, aku baru menyadari, selama aku menjadi dokter dan mulai sibuk, belum pernah mengajak Dara keliling kota Batam, padahal banyak tempat wisata yang bisa memanjakan mata," Denisa mengusap kepala anaknya "kami lebih banyak bertengkar, terlebih Dara yang sering menuntut ingin aku mengajaknya keluar."

Ricko membiarkan Denisa tetap memanggilnya dokter, sebab dia ingin semua mengalir apa adanya, mendekati Denisa bukanlah perkara muda.

"Kenapa kamu tidak mencari pengganti papi Dara Nis?"

"Jodohnya belum datang Dok, aku juga harus berhati-hati karena sudah pernah mengalami kegagalan."

"Aku juga belum menemukan jodoh ku Nis, masih otewe kali ya?" kodenya pada Denisa. Namun sayang Denisa tidak peka akan hal itu, kemudian Ricko tertawa sendiri merasa candaanya yang garing.

Denisa meringis melihat Ricko tertawa sendiri "Why?" Ricko menggeleng masih dengan tawaanya.

Sedang Dara juga ikut menggeleng, orang dewasa sulit di pahami untuk anak seusianya.

* * *

"Dara itu anak dokter Nisa yang suka aku ceriain, lucu ya Mas anaknya?"

Amanda tak tahu harus memulai percakapan apa pada Daniel, Dara dijadikan bahan utama sebagai pembuka percakapan mereka, karena sejak awal mereka bertemu dan sekarang bertunangan, Daniel jarang sekali mengajaknya berbicara atau memulai obrolan, Amanda memaklumi itu.

Ada rasa penasaran sebenarnya dalam hati Daniel, tapi ia menahan itu, mengapa juga Amanda harus membahas Dara.

"Kalian pernah bertemu sebelumnya Mas? Dimana?" Amanda memiringkan kepalanya melihat pada wajah tampan Daniel.

"Di mini market, tidak sengaja bertemu."

"Kamu kelihatan suka sama Dara? Kamu emang dekat dengan anak kecil ya Mas? Kelihatan juga Dara kayaknya suka sama kamu."

"Biasa saja," sahut Daniel dingin.

Amanda menipiskan bibir, kaku sekali pembahasan mereka, Daniel tak pernah mau membuat obrolan mereka menjadi hidup.

Amanda mendesah, dia memilih diam dan memandang luar jendela. Dia tak tahu, pertunangan ini bisa berjalan dengan baik atau tidak, Daniel seolah membuatnya berjalan sendiri tanpa dia yang bergerak sedikitpun.

Apa cintaku bertepuk sebelah tangan?

Amanda rasanya ingin menangis saja.

Tanpa diduga Amanda, Daniel membelokkan mobilnya kesebuah restoran.

"Kita makan dulu, sejak tadi siang kamu belum makan 'kan?" kata Daniel melepaskan seatbeltnya sendiri, kemudian turun.

Amanda terpaku, ia pikir Daniel akan membukakan pintu untuknya, nyatanya laki-laki yang menjadi tunangannya itu melenggang masuk kerestoran sendiri. Daniel tak memperlakukannya dengan manis seperti pasangan pada umumnya, walau demikian dia tetap bersabar, jika memang meluluhkan Daniel butuh kesabaran yang ekstra.

Cinta memang harus diperjuangkan bukan?

* * *

Hari ini Denisa mendapat sift siang dirumah sakit, namun karena ada rapat dadakan untuk para dokter dia terpaksa harus datang lebih awal.

"Ada rapat apa, Dok?" tanya Denisa pada Jenny yang merupakan dokter seniornya, dokter Jenny berusia sekitar 38 tahunan. Mereka berjalan bersisian menuju lift untuk ke ruang rapat yang ada dilantai dua, Denisa memasukkan tangannya dikantong snelly miliknya.

"Rapat dokter yang akan di tugaskan di kapal, sebenarnya masih sekitar satu bulan lagi, tapi sepertinya dokter Amanda ingin tahu siapa saja yang siap untuk ditugaskan di sana."

"Ini hanya kita berdua Dok? Yang lain pada kemana?" Denisa menyandarkan tubuhnya di dinding lift, tanganya masih betah ia masukkan di kantong snelly.

"Kita sudah terlambat tahu Nis." Jenny mengangkat arlojinya.

"Makin sukses saja ya dokter Amanda, masih mudah, berdikasi tinggi demi kesehatan banyak orang."

"Dia memang berhati baik, kita doakan saja yang terbaik buat dokter Amanda. Jodoh dan laki-laki yang baik. Rapat ini juga akan dihadiri tunanganya, karena dia merupakan pemilik kapal itu."

"Pasangan yang serasi."

"Sempurna," dokter Jenny ikut memuji, keduanya tertawa.

Kotak besi yang menghantarkan keduanya berdenting, Denisa dan Jenny keluar dan dengan langkah terburu-buru menuju ruang rapat.

Jenny mengetuk pintu sopan sebelum masuk, dan benar memang mereka berdua terlambat. Kedatangan mereka sudah pasti menjadi pusat perhatian, resiko orang yang datang terlambat memang seperti itu, termasuk Denisa yang kini menjadi perhatian laki-laki tampan yang duduk di meja pimpinan rapat.

Denisa mendapat duduk paling belakang dan bersebelahan dengan dokter Ricko. Ricko memberikan kertas materi rapat mereka serta gambar tata letak kapal.

Keakraban keduanya terus menjadi sorotan tajam mata elang laki-laki itu.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

kq aq yg deg" ya

2025-03-12

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussukses

2024-05-18

0

my name

my name

deg degan aku

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Halusinasi
2 Pertemuan Pertama
3 Hari Untuk Dara
4 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
5 Sapaan Pertama
6 Penyesalan Daniel
7 Mantan (Menantang dan menarik)
8 Maaf
9 Make Her Jealous
10 Dara Sakit
11 My Lup handsome
12 Anak Kita
13 Seperti Senja
14 Mendatangi Rumahnya
15 Penolakan Dara.
16 Beri Aku Kesempatan
17 Membuang Rasa
18 Dua Tato
19 Senam Jantung
20 Status Yang Sesungguhnya
21 Luka Hati Amanda.
22 Wanita Yang Sama
23 Kesempatan Kedua
24 Belajar Dari Kesalahan
25 Rencana Amanda.
26 Mama Dina
27 Aku serius Mas!
28 Om Papi
29 Kedatangan Tamu
30 Hal Yang Ditakuti
31 Dara atau Amanda
32 Kekejaman Abian
33 Keputusan Denisa
34 Sikap Aneh Daniel
35 Doa Denisa
36 S4bu Raijua
37 Sorgum
38 Tak Mengenal
39 Badai Rumah Tangga
40 Selingkuh Itu Menantang
41 Menunggu
42 Kemurkaan Dina
43 Kerokan
44 Permusuhan Dua Keluarga
45 Pesan Ricko
46 Wanita Berhati Malaikat, Menjadi Wanita Menakutkan
47 Pulang
48 Menyembuhkan Amanda
49 Video Call
50 Tidak Ada Yang Sempurna
51 Lupa Mengabari
52 Masalah Gawat
53 Cinta Tak Ada Logika
54 Memberi Hukuman
55 Love is Blind
56 Berjuang Bersama
57 Usaha Daniel dan Ricko
58 Kenakalan Denisa
59 Resepsi
60 Maaf
61 Simulasi Keluarga Bahagia
62 Aa Abian
63 Puasa Dua Hari
64 Time with Sisters
65 Ijab Kabul
66 Akhirnya
67 Obat Sakit Kepala
68 Ada Setan
69 Bulan Madu
70 Hujan Kejutan
71 Permintaan Sisi
72 Dia Yang Sudah Bahagia
73 Gara-gara Buah Aneh
74 Eksekusi
75 Mual
76 Hamil?
77 Cinta Itu Universal
78 Akan Mencari Tahu
79 Mengakui
80 Buah Kesemek
81 Hari Pernikahan
82 Bencana Untuk Daniel
83 Say goodbye Amanda
84 Nikmat Kasih Sayang
85 Danish Reifansyah Danuarta
86 Extra Part
87 Extra Part ( End )
88 Sepasang Sayap Angkasa
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Halusinasi
2
Pertemuan Pertama
3
Hari Untuk Dara
4
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
5
Sapaan Pertama
6
Penyesalan Daniel
7
Mantan (Menantang dan menarik)
8
Maaf
9
Make Her Jealous
10
Dara Sakit
11
My Lup handsome
12
Anak Kita
13
Seperti Senja
14
Mendatangi Rumahnya
15
Penolakan Dara.
16
Beri Aku Kesempatan
17
Membuang Rasa
18
Dua Tato
19
Senam Jantung
20
Status Yang Sesungguhnya
21
Luka Hati Amanda.
22
Wanita Yang Sama
23
Kesempatan Kedua
24
Belajar Dari Kesalahan
25
Rencana Amanda.
26
Mama Dina
27
Aku serius Mas!
28
Om Papi
29
Kedatangan Tamu
30
Hal Yang Ditakuti
31
Dara atau Amanda
32
Kekejaman Abian
33
Keputusan Denisa
34
Sikap Aneh Daniel
35
Doa Denisa
36
S4bu Raijua
37
Sorgum
38
Tak Mengenal
39
Badai Rumah Tangga
40
Selingkuh Itu Menantang
41
Menunggu
42
Kemurkaan Dina
43
Kerokan
44
Permusuhan Dua Keluarga
45
Pesan Ricko
46
Wanita Berhati Malaikat, Menjadi Wanita Menakutkan
47
Pulang
48
Menyembuhkan Amanda
49
Video Call
50
Tidak Ada Yang Sempurna
51
Lupa Mengabari
52
Masalah Gawat
53
Cinta Tak Ada Logika
54
Memberi Hukuman
55
Love is Blind
56
Berjuang Bersama
57
Usaha Daniel dan Ricko
58
Kenakalan Denisa
59
Resepsi
60
Maaf
61
Simulasi Keluarga Bahagia
62
Aa Abian
63
Puasa Dua Hari
64
Time with Sisters
65
Ijab Kabul
66
Akhirnya
67
Obat Sakit Kepala
68
Ada Setan
69
Bulan Madu
70
Hujan Kejutan
71
Permintaan Sisi
72
Dia Yang Sudah Bahagia
73
Gara-gara Buah Aneh
74
Eksekusi
75
Mual
76
Hamil?
77
Cinta Itu Universal
78
Akan Mencari Tahu
79
Mengakui
80
Buah Kesemek
81
Hari Pernikahan
82
Bencana Untuk Daniel
83
Say goodbye Amanda
84
Nikmat Kasih Sayang
85
Danish Reifansyah Danuarta
86
Extra Part
87
Extra Part ( End )
88
Sepasang Sayap Angkasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!