Galen menggandeng tangan Diandra memasuki rumah kediaman orang tuanya. Diandra mengepalkan tangnnya untuk menguatkan dirinya.
Aku harus kuat. Bang Adit tidak boleh melihat ketakutan di wajah ini. Biar Bang Adit pikir aku tidak mengenalnya. Aku harus kuat, harus. Semuanya pasti akan baik-baik saja karena ada Galen di sampingku.
Galen mengajak Diandra masuk ke ruang keluarga. Diandra memandangi setiap jengkal ruangan dengan takjub.
Sampai di ruang keluarga, tampak sepasang suami istri yang sedang menonton dengan berpelukan.
"Kamu lihat papa dan mama selalu saja berpelukan jika duduk berdampingan. Aku mau kita juga begitu hingga menua."
Diandra hanya tersenyum menanggapi ucapan Galen. Jantungnya berdetak lebih cepat karena gugup.
"Selamat Pagi menjelang siang Papa, Mama," ucap Galen mengagetkan kedua orang tuanya.
"Kamu mengagetkan mama aja."
"Mama aja keasyikan meluk papa sehingga kedatangan anaknya yang ganteng ini tidak disadari."
"Sini duduk. Tunggu dulu, kamu datang dengan siapa ini? Kamu pinjam dimana gadis secantik ini."
"Enak aja pinjam!" ucap Galen pura-pura marah.
Galen menarik tangan Diandra pelan untuk duduk di sofa yang berhadapan dengan kedua orang tuanya.
"Kalau tidak pinjam, kamu dapat curi dimana?" tanya Papa.
"Papa, Mama, masa istri aku dibilang dapat pinjam atau curi."
Papa dan Mama kaget mendengar ucapan Galen. Mereka saling pandang.
"Istri ...?" tanya Papa dan Mama serempak.
"Maaf, Pa. Maaf Ma. Aku menikah tanpa restu kalian. Aku telah mencoba menghubungi Papa dan Mama, tapi sampai seminggu ponsel Papa dan Mama tidak aktif. Aku akhirnya memutuskan menikah. Dari pada nanti aku melakukan kesalahan dan khilaf jika sering berdua," ucap Galen.
Mama langsung berdiri dan mengambil bantal kursi. Mama memukul punggung dan lengan Galen bertubi-tubi dengan bantal kursi.
"Jujur sekarang! Kamu telah menghamili anak orang'kan? Kamu menikah karena dia telah berbadan dua. Mama tidak pernah mengajari kamu begini. Pacaran hingga hamil." Mama masih terus memukul tubuh Galen dengan bantal.
"Ampun, Ma. Diandra tidak hamil. Sekarang aja sedang datang bulan," ucap Galen dengan lugunya.
Mama menghentikan pukulannya, dan berdiri dihadapan Diandra. Wanita itu menunduk saat menyadari mama Galen menatapnya dengan intens.
"Apa benar saat ini kamu sedang datang bulan?" tanya mama.
"Mama tanya apa,sih? Pasti Diandra malulah jawabnya."
Papa duduk dengan santainya menyaksikan drama anak dan ibu itu.
"Kamu tidak hamil'kan?" tanya mama lagi.
"Aku emang sedang datang bulan, Tante," jawab Diandra pelan.
"Tuh ,dengar. Aku nggak bohong,Ma."
Mama kembali duduk di sofa yang tadi. Papa memeluk pundak Mama.
"Pintar juga kamu pilih istri. Cantik, pendiam tapi murah senyum," ujar Papa.
"Menurut Papa aku tidak cantik?" tanya Mama Galen genit dengan mengedipkan matanya ke arah Papa. Membuat Papa jadi kaget.
"Cantik, cantik ... dari pada nggak dapat jatah nanti malam mending jawab cantik," gumam Papa namun masih dapat di dengar yang lain.
Galen tidak bisa menahan tawanya mendengar ucapan Papa. Mama yang melihat itu jadi cemberut.
"Kalau memang kamu telah menikah dengan Diandra, hanya Papa pesan, kamu jangan pernah menyakiti wanita. Jadilah pria yang bertanggung jawab." Papa menarik napas sebelum melanjutkan ucapannya.
"Papa tidak akan menentang keputusan kamu ini. Bagi Papa,menikahlah di saat yang paling tepat untukmu, karena setiap manusia memiliki waktunya sendiri-sendiri. Jangan pernah menikah karena terpaksa atau apa kata orang. Menikahlah setelah kamu menemukan orang yang tepat."
Galen tersenyum menanggapi ucapan Papa. Ternyata dia sangat mengerti dengan keputusannya.
"Galen, menikahkah dengan wanita yang memiliki hati tulus dan kebaikan hati. Wanita yang tidak takut mencintai dan dicintai. Seorang wanita yang bisa mandiri, tetapi juga menghormatimu. Dia tidak berjalan di depanmu atau di belakangmu, tetapi dia berjalan di sampingmu, menggandeng tanganmu, saling menopang dalam suka dan duka. Jika kamu sudah menemukannya dan semua itu ada pada Diandra, jadikanlah dirimu sebagai suami dan ayah terhebat. Ingat! Anak-anak tidak menuruti apa yang kamu katakan, tetapi meniru apa yang kamu lakukan."
"Baik, Ma. Akan aku ingat selalu kata-kata Papa dan Mama."
Diandra membuang napasnya, dirinya lega karena kedua orang tua Galen bisa menerima keputusannya menikah.
...****************...
Bersambung.
Sambil menunggu novel ini update lagi. Bisa mampir ke novel teman mama di bawah ini.
Judul novel : NOTHING IS PERFECT
*Laras tahu kalau dirinya sangat beruntung dicintai oleh laki-laki sempurna seperti Guntur. Namun, karena mengira kalau dirinya hanya beruntung. Laras sering kali tidak percaya diri dan selalu overthinking kepada suaminya.
Dia tahu, Guntur hanya jatuh cinta padanya. Namun, disaat dia melihat potret suaminya bersama wanita yang sangat cantik di majalah model, membuat Laras insecure.
Bisakah, wanita itu bertahan di saat terjangan rasa tidak percaya diri selalu menggerogoti dirinya*?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sus Susyla
adit anak angkat kali ya
2022-12-19
0
Jasmine
ortu yg bijak, meskipun tanpa diikutsertakan dlm momen sakral anaknya...
2022-10-15
1
Novianti Ratnasari
orang tua nya sll mengajarkan ank nya buat menghargai wanita. tapi knp Bang Adit dodol ya. masa iri am adik sendiri malah berbuat jahat am wanita yg di cintai adik nya sendiri
2022-09-14
0