Galen menggenggam tangan Diandra. Tampak kecemasan di wajah Galen. Dokter mengatakan jika Diandra hanya ketakutan sehingga pingsan. Mingkin ingat saat malam kejadian.
Satu jam berlalu, Diandra mulai membuka mata. Galen langsung memeluk tubuh wanita yang telah sah menjadi istrinya itu. Diandra melihat ke sekitar dan tangisnya pecah.
"A ... a ... aku melihatnya," ucap Diandra terbata.
"Siapa yang kamu lihat. Bicara perlahan. Jangan dipaksakan," ucap Galen.
Saat ini perasaannya bercampur aduk. Antara bahagia dan sedih. Bahagia melihat Diandra mulai bicara, sedih melihat keadaan Diandra yang ketakutan.
"Sebenarnya kamu melihat apa, Dian? Hingga kamu pingsan. Untung ada bang Adit yang menolong aku menggendong kamu."
"Bang Adit," ucap Diandra pelan.
"Iya, abang Adit. Abang-nya aku. Saat kita berfoto, sebelum kamu pingsan ternyata dia hadir. Melihat dari balik pintu."
"Berdiri di pintu?" tanya Diandra pelan.
"Iya, Sayang. Ternyata bang Adit ikut menyaksikan dari pintu. Dia tidak masuk karena datang sedikit telat."
"Boleh aku lihat foto bang Adit?" tanya Diandra lagi dengan pelan.
"Tentu saja. Tadi bang Adit sempat di sini. Menemani aku menjaga kamu. Tunggu ya, aku cari di galeri."
Galen duduk di tepi ranjang. Diandra bangun dan ikut duduk bersandarkan kepala tempat tidur.
Galen melibatkan foto Adit yang sedang berpelukan berdua dengannya pada Diandra. Wanita itu melihat dengan mata terbelalak. Dada Diandra terasa sesak melihat foto Adit.
Galen yang melihat Diandra yang sesak, menjadi kuatir lagi.
"Diandra, kamu kenapa?" ucap Galen. Pria itu menekan tombol yang berada di samping ranjang untuk memanggil dokter. Dokter dan perawat datang dengan tergesa.
"Dokter, istri saya baru sadar. Namun sekarang napasnya tampak sesak."
"Biar kamu periksa sebentar Pak."
Dokter dan Galen membaringkan Diandra kembali dan meminta perawat mengambil tabung oksigen.
Diandra diberi bantuan pernapasan dan juga obat penenang. Kembali wanita itu tertidur.
...----------------...
Di salah satu tempat pemakaman umum, tampak Adit sedang memegang sebuah batu nisan. Matanya berkaca menahan air mata.
"Tasya, apa kabar. Aku datang lagi." Adit mengusap batu nisan itu sambil bicara.
"Tasya, tahukah kamu rindu yang paling menyakitkan adalah rindu pada orang yang telah tiada." Adit menghapus air mata yang akhirnya tumpah dari sudut matanya.
"Tasya, kenapa kamu mengakhiri hidupmu hanya karena Galen tidak menerima cintamu. Padahal ada aku yang sangat mencintaimu. Kenapa kamu memilih Galen, bukan aku? Jika kamu memilih aku, pasti aku akan bahagiakan kamu selamanya."
Adit kembali mengusap batu nisan Tasya. Menghapus air mata, dan mengecup batu nisan itu.
"Kamu tahu, Tasya. Saat ini Galen telah menikah dengan wanita yang dicintainya. Padahal aku telah berusaha membuat mereka berpisah dengan melecehkan wanita itu. Namun, Galen ternyata masih mau menikahinya." Adit menghentikan ucapannya dan menarik napas sejenak.
"Aku tidak mau Galen bahagia dengan wanita manapun. Dia juga harus merasakan sakit seperti yang kamu rasakan saat Galen menolak cintamu. Tasya, tenanglah di sana. Aku akan selalu mencintaimu. Tidak ada wanita yang bisa menggantikan kamu di hati ini. Aku pulang. Lusa aku akan datang lagi. Tidurlah, Sayang." Adit mengecup batu nisan Tasya sebelum berdiri.
Dengan langkah pelan, Adit meninggalkan pemakaman itu. Adit masuk ke mobil dan menjalankan dengan perlahan.
Walau Tasya tidak mencintai dan menerima cintaku, aku tidak akan sesakit ini jika kamu masih ada di dunia. Aku masih bisa melihat senyummu saja udah merupakan kebahagiaan bagiku. Kenapa kamu harus pergi selamanya. Kenapa Tasya? Apakah kamu sangat mencintai Galen sehingga memilih bunuh diri karena tidak dapat memiliki hatinya. Tasya, aku sangat merindukan kamu.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Melani Suganda
wahbgak bener ini adit jahatnya kok iblis banget ya
2023-03-28
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ooowww ... pasti gara2 Tasya ini yaaa .... 🤔
2023-02-04
0
Supi
ni si Adit mental dan jiwa ny sudah terganggu gk beres lagi, balas dendam yg di lakukan dg Galen tidak masuk akal, cinta itu tidak bisa di paksakan
2022-11-27
1