Setelah usai kepanikan melanda Vinno yang baru saja pulang dari rumah sakit mendapat kabar hilangnya princess yang ternyata tengah berada di kediamannya sendiri, membuat Vinno bisa bernafas lega.
Kini sesudah mengobrol bersama sang istri, Vinno pun melangkah menaiki anak tangga menuju kamar mereka. Semantara Naila menunggu di bawah sembari menoton tv yang menayangkan acara kesukaannya.
"Mommy tungguin Queen."
"Queen masih rindu mommy!"
Sepersekian detik langkah Vinno berhenti tepat depan kamar Queen. Vinno mendekatkan gendang telinganya pada daun pintu untuk mendengar lebih jelas lagi dan memastikan bahwa suara yang dia dengar tidak salah.
"Mommy!"
*Vinno memutuskan masuk ke dalam kamar Queen. Dimana Queen masih mengigau memanggil-manggil nama mommy*nya dalam keadaan mata masih terpejam. Vinno mendekat, duduk ditepian ranjang, tangan menepuk pelan pipi princess kesayangan.
"Princess bangun sayang," ujar Vinno bersuara lembut.
Queen yang merasakan sentuhan, membuat gadis itu terbangun. Membuka mata perlahan, padangannya langsung mengarah pada Vinno yang berada disisi samping kirinya. Queen lantas bangun, menghambur dalam pelukan Vinno, menumpahkan air matanya.
*"Hiks, papa! Aku mimpi ketemu mommy*, ta-tapi mom kaya gak mengenal aku hiks." Tangis Queen pecah.
"Sttt.. Mommy udah tenang disana, princess harus bisa ikhlaskan mommy ya sayang." Vinno mengusap-ngusap punggung Queen mencoba menenangkan tangisan.
Queen mendongak menatap Vinno, kepala gadis itu menggeleng. "Mim-pi aku seperti kenyataan pa, aku ngerasa bahwa mommy benar-benar masih hidup, tapi berada di tempat lain.." Katanya sungguh yakin.
"Princess kebawa mimpi, karena princess lagi rindu sama mommy. Kebetulan bentar lagu masuk waktu maghrib, gimana kalau princess ambil wudhu kita sholat bersama-sama dibawah," ujar Vinno memilih tidak terlalu membahas tentang Khanza. Ia mengkhawatirkan kesehatan princessnya.
Queen mengangguk menuruti perkataan Vinno.
"Yaudah princess papa tinggal tidak apa-apakan? Papa soalnya belum mandi sayang," kata Vinno tersenyum.
"Hachum, papa bau ihh." Queen pura-pura beresin depan Vinno.
Vinno mencium bau badannya sendiri dengan kepala memutar ke kiri dan kanan.
"Enggak, badan papa gak bau. Kamu pasti pura-pura ya. Hayo ngaku gak sayang." Vinno malah mengelitikin Queen sampai gadis itu tertawa, kembali ceria. Sampai suara tertawanya kedengaran sampai bawah, sebab pintu kamarnya terbuka lebar, karena Vinno lupa menutupnya.
"Mas, princess! Cepatlah turun kebawah, bentar lagi mau adzan maghrib," teriak Naila dari bawah.
"Siapp boss!!" Queen dan Vinno kompak menyahuti Naila.
"Aku liat papa lagi di kamar princess mah. Aku juga sempat dengar princess nangis, papa ngomong princess mimpiin mommy. Aku jadi gak tega mah, ngeliat princess sekarang gak seceria yang dulu. Princess tanpa mommy seperti kehilangan semangat hidupnya, mommy adalah malaikat bagi princess." Abian memeluk mamanya setelah menyelesaikan perkataannya.
"Semua yang kamu bilang benar sayang, maka dari itu kita harus menciptakan suasana kebahagian untuk princess, membuat dia selalu tersenyum sampai melupakan rasa sakitnya. Paling penting kita harus berada di dekatnya, jangan membiarkan dia merasa sendiri dan kesepian, yang nanti malah membuatnya mengingat kejadian tragis pernah dialaminya hingga sulit melupakan," tutur Naila meneteskan air mata yang tidak dapat dibendung lagi ketika berbicara kejadian tragis mengakibatkan Khanza harus pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
🥀
Usai melaksanakan sholat maghrib. Keempat orang itupun lanjut menyantap makan malam. Lalu selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga.
Vinno dan Naila merasa senang akan kehadiran Queen. Karena membuat mereka menjadi merasakan memiliki anak perempuan sungguhan.
Naila mengusap lembut surai rambut panjang Queen, sesekali Naila akan mencium dahi princessnya.
"Princess tadi abang El panik loh nyariin kamu sayang," ucap Naila.
Queen menatap mamanya dan menepuk jidatnya, "Aku lupa ngabarin abang-abang. Gimana ma? Abang pasti khawtir banget, biar aku telpon abang dulu ma."
Queen yang mau bangun tubuhnya ditahan Naila, sehingga tetap berbaring di pahanya.
"Papa sudah memberitahu abang mu sayang," sahut Vinno.
"Jawaban abang El gimana pah? Soalnya abang El kalau marah serem pah," ujar Queen menanyakan tanggapan abang sulungnya.
"Biasa aja sayang, El sempat mau menyusul mejemput mu kesini. Tapi papa larang, karna El butuh istirahat, agar tidak jatuh sakit," jelas Vinno.
Queen terdiam sejenak, dilubuk hati terdalamnya merasa kasihan pada abang sulungnya. Karena harus mengkhawatirkan keadaan setiap waktu, malah tidak memperdulikan keadaannya sendiri yang juga butuh rehat.
"Sayang kamu ngantuk ya, kok diam aja dari tadi," ucap Naila menatap mata princessnya sayup-sayup.
*"Biar aku gendong princess* ke kamarnya. Aku juga mau sekalian ke atas mah pah," ujar Abian berdiri dari tempat duduknya, mengangkat princessnya dalam gendongannya.
Abian memilih menggunakan lift untuk menuju lantai atas. Abian tidak ingin mengambil resiko membahayakan princessnya dengan menaiki anak tangga.
*"Goodnight princess*." Abian mencium kening Queen, lalu keluar dari kamar setelah itu, membiarkan princessnya sendirian.
🥀
Di mansion Horison sendiri, Arsen mengundang sahabatnya Alfredo makan malam bersama di kediamannya.
"Bang, princess kemana? Tidak turun makan malam bersama," ujar Arsen menanyakan keberadan Queen yang tidak ada dilihatnya sedari tadi batang hidungnya.
"Lagi nginap tempat papa," jawab Arcell singkat.
"Princess kok gak ada chat aku tuh bang," timpal Ghani heran, biasanya Queen jika ingin menginap ditempat Vinno akan memberitahu tahu keempat abang-abangnya, mengirimkan pesan whatsapp satu persatu kepada keempat abangnya.
Arcell menghendikkan bahu, lalu berdiri pergi meninggalkan meja makan.
"Bang El mau kemana? Gak makan malam!" seru Ghani memanggil Arcell yang meninggalkan meja makan padahal ada Alfredo disana sebagai tamu dari Arsen kembarannya.
"Abang udah kenyang. Kalian nikmati saja makan malamnya." Sahutan Arcell terdengar dingin.
"Maaf Al, kamu harus melihat situasi seperti ini. El memang begitu, dia akan kesal jika adik perempuan kami tidak berada di mansion. Selera makannya akan langsung hilang jika tidak melihat adik perempuan kami di meja makan," ucap Arsen menjelaskan pada Alfredo. Ia sungguh merasa tidak enak pada sahabatnya
"Tidak papa Sen, aku mengerti," balas Alfredo.
Ketiga orang pria menikmati makan malam dalam keheningan hanya ada suara dentingan sendok dan garpu beradu. Setelah makan malam Arsen mengantarkan Alfredo ke kamar tamu, karena Arsen meminta Alfredo menginap di kediamannya sebelum lusa sahabatnya akan kembali ke Italia.
Tiba-tiba Alfredo kepikiran ingin ke kamar Arsen untuk menanyakan sesuatu. Saat sampai di kamar Arsen ternyata orangnya berada di kamar mandi, tanpa menunggu Alfredo langsung masuk saja. Alfredo memandang kamar Arsen, sampai pandangan matanya tertuju pada sebuah bingkai foto seorang gadis yang tengah tersenyum merekah, membuat perhatian Alfredo mengarah pada foto tersebut. Alfredo yang penasaran mengambil foto Queen berdua Arsen.
"Gadis ini ternyata adiknya Arsen."
...🥀🥀🥀...
To be continue. . .
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaitu rate, vote, like, comennt dan gifts agar author semakin semangat updatenya.
Yuk follow ig author : @dianti2609
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Anis Hasan
lanjut
2022-09-08
1
Sri Ayudesrisya46
alfredo udah jatuh hati ni sama princess makin seneng tu krn ternyata princess adiknya arsen sahabatnya sendiri
2022-09-08
2
Kaka Ivha
khansa kok lama banget ya ilang ingatanx,
2022-09-08
1