Seorang gadis tengah berbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan selang inpusan yang menancap di tangan kirinya. Wajahnya terlihat pucat, orang yang memandangnya akan merasa kasihan.
Siapalagi gadis tersebut kalau bukan Alesha Shaqueena Humaira Horison, putri kandung Antonio Xavierro Horison dan Khanza Almaira, adik dari keempat lelaki tampan. Gadis cantik yang rela menjadi pendonor ginjal rahasia, demi kesembuhan dan kesehatan saudaranya. Hampir tiga bulan sudah gadis itu rutin menjalani cuci darah dan meminum obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter Asyraf.
Arsenio Giandra Horison, adalah seorang dokter bedah baru di Horison Hospital. Sifat Arsen memang menuruni Antonio, tetapi Arsen juga mempunyai sifaf humble dan ekspresif. Mungkin karena pekerjaannya yang mengharuskan pria itu bersikap ramah terhadap pasiennya. Pria itu baru satu bulan bekerja di rumah sakit milik keluarganya yang dipegang oleh papanya Vinno adik kandung dari daddynya.
Kini ia bertugas merawat sang adik yang tengah sakit, kembaran dan kedua adiknya tak mengetahui bahwa princess mereka tengah terbaring lemah.
Bulu mata lentik itu begerak-gerak, menandakan sebentar lagi mata gadis cantik itu akan terbuka. Benar saja perlahan gadis itu membuka matanya, menatap sekeliling ruangan bercat putih, ternyata untuk kesekian kalinya dia harus mendekam di rumah sakit, tempat yang paling tidak di sukainya.
“Jangan bangun dulu sayang,” sergah Arsen menahan bahu princessnya yang ingin bangun dari ranjang rumah sakit.
“Abang,” ucap Queen lemah, mengeryitkan keningnya baru menyadari keberadaan sang abang.
“Iya sayang ini abang! Ada yang sakit?” Tanya Arsen.
Queen menggeleng lemah, “Eung.. apa abang yang membawa ku ke rumah sakit?” Tanyanya.
“Benar sayang! Tadi malam abang ke kamar princess untuk mengecek apakah kamu sudah tidur atau belum? Saat abang melihat cara tidur mu sangat aneh, seperti orang mengigil abang langsung masuk dan memeriksa keadaan mu ternyata badan mu sangat panas. Karna peralatan di mansion kosong, abang bergegas membawa mu ke rumah sakit dan merawat mu disini...” Jelas Arsen menggenggam tangan princessnya.
Queen mangut-mangut mengerti. Matanya kembali menatap sekitar ruangannya yang tidak ada siapapun kecuali dia dan abangnya Arsen.
“Mereka tidak datang ya bang?” Arsen menggeleng, Arsen tahu siapa orang-orang yang saat ini dicari sang adik.
Queen menahan diri untuk tidak menangis, ketika mendapatkan gelengan dari sang abang. Dia sudah bertekad mulai sekarang harus kuat dan terbiasa dengan semua ini. Toh semuanya juga salahnya!
“Abang Arcell lagi banyak kerjaan di kantor sayang, nanti siang abang Arcell pasti kesini. Kalau Ghani ada urusan di kampus, dan Rey ikut panitia MOS jadi lagi berada di rumah temannya untuk membahas MOS besok. Jadi princess sama abang Arsen dulu ya, senyum dong princess cantik abang!” Arsen mengatakan semua itu agar Queen tidak merasa bahwa dirinya tidak diperdulikan. Padahal semua keluarga sangat menyayangi Queen.
Queen tersenyum. “Seriously! Tapikan ini weekend abang, kenapa abang yang lainnya sibuk semua, apa aku sebegitu tidak penting bagi mereka?” Ucapnya bernada sedih.
“Princess kan tau, abang Arcell sekarang yang megang perusahaan Horison di Indonesia,” ucap Arsen, tetapi tak menyebut nama daddy mereka. Karena itu pasti akan membuat sang adik bersedih, mengingat daddy mereka yang belum pulang sudah lima bulan lebih lamanya berada di luar negeri.
Queen paham mengapa abang Arcell workholic, hampir tak ada waktu bersama mereka. Sebabnya adalah perusahaan Horison Corp diambil alih oleh abang Arcell. Saat kepergian daddy ke luar negeri, semua tanggung jawab diserahkan pada abang Arcell. Kadang Queen merasa sedih, ketika mendapati wajah lelah abang Arcell baru pulang kantor tengah malam. Membuat Queen benar-benar merasa prihatin dengan sang abang yang terlalu lelah bekerja.
“Princess makan dulu ya sayang,” kata Arsen.
“Enggak mau abang, bubur itu pasti tidak ada rasanya,” tolak Queen menutup mulutnya.
“Sayang makan sedikit ya, biar perut mu terisi dan bisa minum obat. Princess mau masuk sekolah loh senin ini, memang mau enggak abang izinin sekolah di hari pertama,” ucap Arsen menaikan alisnya, membuat Queen mengangguk terpaksa.
“Tapi janji, sore aku harus boleh pulang,” kata Queen mendekatkan jari kelingking pada abangnya.
Arsen langsung menyambut dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking sang adik.
“Baiklah sekarang princess makan, biar abang suapin,” kata Arsen tersenyum, dibales Queen anggukan.
Arsen menyuapi Queen bubur buatan rumah sakit sampai empat kali suapan. Queen sudah seperti ingin muntah memakan bubur yang tidak ada rasanya sama sekali.
“Udah bang, aku kenyang,” tukasnya menutup mulutnya saat Arsen kembali ingin menyuapinya.
“Oke, kalau gitu sekarang minum obat.” Arsen memberikan obat untuk di minum adiknya.
Tunggu beberapa menit setelah lama dalam posisi duduk bersandar. Arsen langsung menurunkan sandaran ranjang hingga Queen menjadi berbaring.
“Istirahat! Abang tinggal dulu, nanti abang kesini lagi meriksa keadaan princess,” ujar Arsen memberikan kecupan di kening Queen
Lalu Arsen melangkah keluar dari ruangan Queen. Membiarkan adiknya beristirahat..
🥀
Sore harinya.. Arsen menepati janjinya mengizinkan princess pulang ke mansion
Kini Queen sudah berad di dalam mobil abang Arsen. Ya, Arsen sendiri yang akan mengantar sang adik ke mansion.
“Pasang seatbeltnya sayang,” tegur Arsen melihat princess belum menggunakan seatbelt.
“Susah masangnya abang,” rengek Queen mengerecutkan bibirnya lucu
Arsen tertawa melihat wajah princessnya lucu. Arsen maju dan memasangkan seatbelt, menjaga keselamatan princessnya
‘Cup’
“Terimakasih abang tampannya Queen...” Queen memberikan sebuah kecupan di pipi abang Arsen sebagai bentuk ‘Terimakasih’
Arsen menjalankan mobilnya membelah jalan raya. Sepanjang perjalanan Queen menatap pepohonan dan kadang menatap langit yang cerah dengan kaca mobil yang terbuka membuat angin sepoi-sepoi bertiup lemah dan lembut pada wajahnya.
“Mommy, aku rindu...” Batinnya.
Selang dua puluh menit mobil mercy yang dikendarain Arsen tiba dihalaman mansion Horison.
“Silahkan turun tuan putri,” ujar Arsen membukakan pintu dan mengulurkan tangannya untuk princess.
“Terimakasih pangeran tampan,” balas Queen menyambut uluran tangan Arsen.
Kedua kakak beradik bergandengan masuk ke dalam mansion dengan senyum menghiasai wajah Queen. Arsen senang melihat wajah princessnya kembali ceria.
“Nona kemana aja? Tadi pagi engga kelihatan, padahal bibi udah masakin makanan kesukaan nona,” ujar Bi Inahya menghampiri Queen dan Arsen.
“Semalam Alesha sakit bi, jadi saya bawa ke rumah sakit. Karena alat di mansion kosong,” ucap Arsen menjelaskannya.
“Benar nona sakit?” Tanya Bi Inahya menatap Queen.
Queen mengangguk sebagai jawaban. “Tapi sekarang aku udah sembuh bi, jadi jangan khawatir lagi...”
“Syukurlah non! Nona mau bibi masakin apa buat makan malam?”
“Terserah aja bi, pasti aku makan kok kalau dimasakin sama bibi cantik ini,” ucap Queen memuji bibi yang sudah bekerja 35 tahun di mansion Horison.
“Siap non...”
“Bibi engga boleh terlalu banyak bekerja, kalau lelah bibi istirahat saja,” sanggah Arsen.
“Iya bi benar kata abang, masih ada pelayan lain yang bisa memasak di dapur dan mengerjakan pekerjaan bibi,” sambung Queen.
Bibi Inahya sebenarnya sudah di suruh pensiun oleh Arcell. Karena umurnya yang memang sudah terlalu tua dan tenaganya tidak sekuat dulu. Arcell bukan bermaksud jahat, ini demi kebaikan Bi Inahya. Iya merasa kasihan dengan wanita tua itu. Tetapi Bi Inahya tak mau berhenti sebelum benar-benar tidak kuat lagi untuk bekerja. Maka dari itu ia memohon pada Arcell untuk tidak memberhentikannya. Terpaksa Arcell mengalah dan membatalkan niat untuk tak memperkerjakan Bi Inahya lagi. Tetapi Arcell selalu berpesan agar Bi Inahya tidak terlalu lelah dalam bekerja.
“Pasti bibi istirahat non, tuan, kalau lelah,” balas Bi Inahya.
“Kalau begitu kita ke atas dulu ya bi. Alesha harus istirahat.” Pamit Arsen merangkul bahu princessnya masuk ke dalam lift.
Queen berbaring di ranjangnya, Arsen memberikan kecupan di kening princessnya.
“Istirahat ya,” ucap Arsen.
“Abang mau balik ke rumah sakit lagi?”
“Abang ada operasi sebentar lagi sayang. Abang usahakan akan makan malam bersama princess nanti malam, jadi princess abang tinggal tidak papakan?”
Queen mengangguk. “Abang hati-hati di jalan, aku sayang abang.”
Queen memeluk sebentar abang Arsen, lalu bebaring kembali.
Arsen bergegas menuju rumah sakit kembali, menjalankan tugas sebagai dokter. Membantu para pasiennya...
...🥀🥀🥀...
To be continue. . .
Jangan lupa tinggalkan jejakt kalian yaitu vote, like, comennt dan gifts agar author semakin semangat updatenya.
Yuk follow ig author : @dianti2609
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Zidan
mampir kk
2022-12-13
1
💞 NYAK ZEE 💞
AQ mampir kakak.....🥰🥰
2022-10-20
1
yuni
akhirnya Nemu jga kelanjutannya.
2022-08-02
1