Arcell mengulum senyumnya, memandang princess kesayangannya tengah menonton drama kores sambil makan. Arcell mencium harum makanan seperti dikenalnya, Arcell penasaran dengan makanan yang dimakan oleh Queen. Arcell akhirnya masuk untuk melihat.
"Princess sedang makan apa? Abang perhatikan kayanya makanan princess enak sekali, sampai abang masuk wanginya tercium, abang juga kaya kenal sama wangi makanannya," ujar Arcell mengejutkan Queen yang tengah asik menikmati makanan menjadi berhenti dan menyebabkan Queen tersedak.
"Uhuk! Uhuk!"
"Sayang minum dulu." Arcell bergerak cepat mengambil gelas berisi air, membantu meminumkan pada princess.
"Pelan pelan sayang minumnya," ucap Arcell lembut sembari mengusap-usap pundak princessnya.
Seketika mata Arcell melebar melihat makanan apa yang telah dimakan oleh princessnya. Tanpa membuang waktu, Arcell merampas mangkuk yang dipegang erat Queen, dan melempar benda tersebut hingga pecah.
Prangg!
Suara dari pecahan benda membuat Queen menutup telinga dan memejamkan mata. Rasa takut luar biasa mencekam dirasakan Queen saat ini, muncul di lubuk hati dan menyeruak ke seluruh tubuh, pikiran Queen ingin menghilang saja dari kamarnya, sayang gadis cantik tak memiliki ilmu menghilang.
Semantara Arcell mengatur nafasnya yang memburu dan menetralkan emosi dalam dirinya. Arcell tidak ingin mengulangi kesalahannya kembali, sudah cukup sekali dia main fisik terhadap princess tidak ada yang kedua kalinya.
"Abang maaf!" ucap Queen bersuara kecil, hampir tak kedengaran. Wajahnya kelihatan pucat dan tangannya sedikit gemeter. Queen hanya bisa menunduk ketakutan, tidak berani mendongak menatap Arcell.
"Princess tatap abang sayang!" ucap Arcell lembut, mendudukan pantat di tepian ranjang Queen. Perlahan Queen mulai mengangkat kepala, lalu mata saling beradu pandang dengan mata tajam milik Arcell. Tiba-tiba, tanpa di minta air mata Queen mengalir begitu saja.
"Ssttt! Tidak usah menangis sayang, abang gak akan menghukum mu. Abang cuma mau ngasih tau princess, abang gak suka lihat princess makan mie instant. Princess gak mau masuk rumah sakitkan?"
Queen menggeleng cepat.
"Maka dari itu, princess jangan sampai menyentuh mie instant lagi. Janji sama abang sayang."
"Janji," sahut Queen sembari mengaitkan jari kelingking ke jari kelingking Arcell.
"Pinterr kesayangan abang." Arcell mengacak rambut Queen dan mencubit gemaa pipi princessnya.
"Abang rambut aku," ucap Queen kesal Arcell membuat rambut menjadi berantakan.
"Oh iya princess dapat mie instant darimana dan siapa pelayan yang memasakannya?"
Queen tersentak dengan pertanyaan dari Arcell, seketika membuat Queen gugup, keringat dingin mulai dirasakannya.
"Jangan takut sayang jawab saja, abang juga tidak akan menghukum mereka. Paling abang cuman menegurnya saja, agar lebih berhati-hati menyimpan mie instant, supaya kejadian seperti ini tidak keulang lagi," kata Arcell.
"Janji dulu sama aku, kalau abang ga akan menghukum orangnya," pinta Queen.
"Kamu bisa pegang omongan abang sayang, kalau sampai abang menghukum mereka. Berarti abang juga siap menerima hukuman dari princess, apapun itu bakalan abang lakuin, jika abang melanggarnya," tukas Arcell menyakinkan Queen bahwa dirinya tidak akan menghukum siapapun orangnya yang telah memberikan mie instan untuk princessnya.
"Se-sebenarnya aku dapat mie instant di kamar abang Rey. Karena aku pengen banget makan mie instan, jadi aku ambil aja mie instan punya abang Rey diam-diam," ujar Queen menceritakannya darimana ia mendapatkan mie instan tersebut.
"Lalu siapa yang memasakannya?"
"Eum Mba Yunia. Mba sempat nolak tadi saat aku suruh, tapi aku ancam kalau engga mau masakin biar aku masak sendiri. Jadi Mba Yunia terpaksa gak bisa nolak lagi. Maafin Queen abang!"
Selesai memberitahu Arcell dengan menceritakan sejujurnya, Queen kembali menggumamkan kata maaf diakhir kalimatnya, serta menyatukan kedua tangannya, sembari menunjukkan wajah melasnya yang sangat menggemaskan di mata Arcell. Saking gemasnya Arcell menciumi wajah princessnya.
"Abang udah maafin princess! Jadi gak perlu lagi ngomong ulang, sekarang princess siap gih, kita ke mall cari persiapan mos buat besok," ujar Arcell.
"Benaran abang? Tapi abang gak lagi sibukkan, kalau misalnya abang sibuk mending gak usah aja, atau abang capek. Aku beneran gak papa kok bang, nanti aku bisa minta carikan paman Al sama Ed aja. Daripada nanti abang sakit, karena kurang istirahat, aku gak mau sampai abang sakit," ucap Queen panjang lebar.
"Abang tidak sibuk dan tidak capek sayang. Abang sehat, kalau princess gak percaya amati saja wajah abang pucat engga?"
Queen pun melakukannya, ia meneliti wajah Arcell. Telapak tangan menyentuh dahi abangnya untuk merasakan apakah panas atau tidak.
"Gimana hasil pemeriksaan anda Ibu dokter?" tanya Arcell bercanda.
"Dari hasil pemeriksaan bapak Arcell kelihatan baik-baik saja haha," kekeh Queen tertawa lepas begitu saja.
"Kalau begitu, Ibu dokter segeralah bersiap-siap. Saya akan mengantar Ibu dokter ke mall mencari peralatan untuk Ibu mulai bersekolah besok, agar Ibu menjadi semakin pintar nantinya," kata Arcell bercanda kembali.
"Dengan senang hati bapak Arcell, terimakasih atas bantuan anda yang mau menemani saya."
"Yasudah abang tunggu dibawah." Arcell bangkit dan berjalan keluar dari kamar Queen. Arcell bergegas turun kebawah menemui Mba Yunia, sekalian menunggu princessnya bersiap-siap.
"Mba Yunia kemari sebentar, saya mau bicara," seru Arcell memanggil nanny Queen yang kebetulan ada di dapur.
Mba Yunia segera menghentikan pekerjaan dan menghampiri Arcell yang tengah duduk di sofa ruang tamu. Mba Yunia berdiri dengan tubuh menegang menghadap Arcell yang tengah duduk santai menyilangkan kaki.
"Apa benar Mba yang memasakan mie instan buat Alesha?" tanya Arcell.
Mba Yunia terdiam, pikirannya melayang kemana-mana. Mba Yunia takut di pecat dari pekerjaan, bukan hanya dirinya saja, kemungkinan besar suaminya Eduard juga akan di pecat. Kalau boleh mengulang dan meminta dirinya tak mau menuruti keinginan dari nonanya, mau bagaimana lagi nasi telah menjadi bubur, semua telah dilakukannya. Dan ya sekarang saatnya menerima konsekuensi dari perbuatannya. Dirinya juga tidak menyesal memasakan mie instan untuk sang nona, daripada membiarkan nonanya masak sendiri dan membuat dapur terbakar bahkan parahnya lagi bisa menyebabkan nona cantik kesayangannya terluka, itu lebih akan berakibat fatal lagi.
"Mba saya butuh jawaban! Kalau Mba diam, berarti saya anggap benar Mba yang telah memasakannya," ucap Arcell datar, begitulah sifat dan sikap Arcell akan berubah saat bicara dengan orang lain, selain princess maupun saudara yang lainnya.
"Maafkan saya tuan, jujur saya tidak punya pilihan. Saya terpaksa memasakan mie instan buat nona, karena jika saya tidak menuruti saya takut nona nekad memasak sendiri ke dapur." Akhirnya Mba Yunia buka suara juga.
"Mba lain kali kalau Alesha meminta ya aneh-aneh, cepat telpon saya. Saya tidak ingin sampai Alesha memakan sesuatu yang dilarang buat konsumsinya," peringat Arcell.
"Baik tuan, lain kali saya akan cepat menghubungi tuan sebelum menuruti kemauan nona. Saya engga dipecatkan tuan?" ucap Mba Yunia bertanya, memastikan.
"Mba gak usah khawatir saya tidak akan memecat Mba," balas Arcell.
"Terima kasih tuan!" Setelah mengatakan itu Mba Yunia pamit melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
...🥀🥀🥀...
To be continue. . .
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaitu vote, like, comennt dan gifts agar author semakin semangat updatenya.
Yuk follow ig author : @dianti2609
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Buna_Qaya
mampir lagi buat nyicil
2022-07-18
1
Deklami Agta Musvaria
katanya quen cuci darah kmren itu kan ya?itu dampak dr donor ginjalnya kan kak?trus apakah smua keluarga udah tau klau quen yg donorkn ginjalnya ke rey
2022-07-09
1
Nana Hutabarat
Hallo... hallo hallo mampir nih di cerita kakak yang the best habis.... cuss semangat yuk
2022-07-09
1