Disebuah kamar besar dan mewah, bercat purple warna yang lagu disukai oleh pemiliknya. Seorang gadis masih tertidur nyenyak tanpa terganggu suara bising dari luar.
Meskipun sedari tadi Mba Yunia mengetuk pintu kamar berulang-ulang kali memanggil nonanya tetap saja tidak ada sahutan dari dalam, karena Queen menyumpal telinganya dengan headset.
"Kalau begini nona Alesha bisa terlambat," ucap Mba Yunia bergegas turun kebawah mencari Arcell.
Orang yang sedang dicari Mba Yunia tengah melakukan rutinitasnya sebelum berangkat ke kantor, yaitu berolahraga di ruangan khusus peralatan gym.
"Mas Ed!" Mba Yunia memanggil suaminya yang kebetulan sedang mengelap mobil.
"Ada apa sayang," sahut Eduard berkata romantis saat hanya ada mereka berdua saja.
Yunia jadi salah tingkah setiap Eduard memanggilnya sayang. Bahkan mungkin pipi tengah merona saat ini, yang tidak bisa dilihatnya sendiri.
"Mas liat tuan Arcell enggak?" tanya Yunia.
"Kalau pagi kaya gini biasanya tuan Arcell berada di ruang gym yank. Memang ada apa ayank nyariin tuan?" ucap Eduard bertanya balik.
"Ituloh mas, nona Alesha belum bangun juga. Hari ini nona Alesha ada ospek, yang megang kunci candangan setiap kamarkan tuan Arcel, makanya aku nyariin tuan biar nona dibangunin, mana sudah mau jam 7 lagi," jelas Yunia.
"Yaudah sana ayank cepat pergi ke ruang gym. Mas mau ngelanjutin ngelap mobil." Eduard menyuruh istrinya segera mendatangi Arcell ke ruang khusus gym.
Kebetulan saat Mba Yunia tiba depan pintu gym, bertepatan Arcell sudah selesai berolahraga dan keluar dari ruangan gym. Arcell berhenti melangkah karena Mba Yunia berdiri didepannya, Arcell diam menunggu Mba Yunia berbicara.
"Tuan tadi saya ke kamar nona Alesha ingin membangunkannya, tetapi nona mengunci kamarnya, jadi saya ga bisa masuk. Saya mencari tuan, mau meminjam kunci candangan kamar nona Alesha," ujar Mba Yunia menjelaskan maksudnya menemui Arcell.
"Engga perlu Mba, biar nanti saya saja yang membangunkan Alesha. Mba tolong siapin bekal buat Alesha, bekalnya seperti biasa," ucap Arcell dan meminta agar Mba Yunia menyiapkan bekal untuk princessnya.
Mba Yunia mengangguk, "Baik tuan." setelah Mba Yunia lekas kembali pergi ke dapur.
Sebelum memasuki kamarnya Arcell mendatangi kamar Queen dengan membawa kunci candangan yang sudah diambilnya dari ruang kerja pribadinya.
'Ceklek' pintu kamar Queen terbuka. Pertama yang dilakukan Arcell ketika memasuki kamar princessnya. Dia akan membuka gorden kamar agar cahaya matahari pagi masuk menembus kaca jendala dan mengenai wajah princessnya, sehingga mata princessnya berkedip-kedip merasa silau.
"Eungh, tutup gordennya," ucap Queen serak.
Arcell tak menuruti kemauan princessnya, dia malah dengan santai melangkah mendekati ranjang, dan naik keatas bergabung bersama princessnya. Arcell memeluk princessnya dan memberikan ciuman bertubi-tubi di wajah princessnya.
Queen merasa amat terganggu, membuatnya membrontak dalam pelukan Arcell. Queen akhirnya membuka matanya, menoleh ke samping kanannya melihat orang yang telah berhasil menganggu tidurnya.
"Abang pleasee aku masih ngantuk banget, semalam aku kebangun jam 1 nonton drama korea." Queen keceplosan ngomong, tidak menyadari Arcell telah melepaskan pelukan dan duduk bersila diranjang menatap princessnya.
"Princess bangun cepat! Princess lupa hari ini ada ospek," tegas Arcell.
"Ospek? Yaampun aku lupa abang, gimana ini?" Queen langsung bangun dari tiduran ketika mendengar Arcell menyebut kata Ospek. Queen melihat jam dinding menunjukkan setengah enam lewat.
"Aduh pasti aku udah telah banget sampai sekolah, abang kenapa gak bangunin aku jam 6," gerutu Queen malah mengomeli Arcell.
"Mba Yunia udah ke kamar kamu sayang tadi pagi, cuma ga bisa masuk gara-gara pintunya dikunci dari dalam. Lagian princess tumben banget kunci pintu kamar biasanya kan engga," ucap Arcell, seketika raut wajah Queen menegang takut ketahuan kalau dirinya memang sengaja mengunci pintu, agar acara nonton drama koreanya tidak terganggu.
"Eum a-aku, ga sengaja ke kunci pintunya abang. Tadi malam pulang dari pesta aku ngantuk banget, jadi gak sadar kalau ngekunci pintunya.
"Jangan bohong sayang, setiap sebelum abang mau tidur. Abang pasti ngecek satu-persatu kamar adik adik abang, jadi abang tau mana yang udah tidur atau belum, kamar yang dikunci atau enggak. Kamu lupa sayang, barusan aja tadi kamu bilang kebangun jam 1 menonton drama korea." Perkataan Arcell membuat Queen menunduk tidak bisa membantah.
"Kali ini kamu abang batesin nonton drama koreanya cuma satu jam, ketahuan lewat daripada itu, ponsel, laptop abang sita, begitupun sambungan televisi abang putus. Paham sayang?"
Queen mengangguk, "Abang nambah satu jam boleh, jadi nontonya dua jam."
"Engga boleh, nambah atau engga nonton sama sekali," kata Arcell tegas.
"Abang pelit." Queen melempar bantal kearah Arcell, lalu berlari ke kamar mandi.
Arcell yang sigap menangkap bantal yang dilempar Queen. "Princess jangan lari-lari masuk ke dalam kamar mandi, bahaya sayang. Kamu bisa ke peleset," tegur Arcell mengeraskan suaranya agar didengar Queen.
Arcell mengurut kepalanya pusing melihat tingkah adik perempuan satu-satunya, tingkahnya seperti anak kecil, padahal umurnya sudah 15 tahun. Arcell menyiapkan peralatan sekolah dan ospek yang harus dibawah Queen. Arcell juga memilihkan sepatu dan kaos kaki, menaruh di dekat ranjang.
Selesai menyiapkan kebutuhan Queen, Arcell kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap ke kantor. Tetapi sebelum pergi ke kantor, dia akan mengantarkan princessnya ke sekolah terlebih dahulu.
Saat sedang bercermin merapikan rambutnya, ponselnya milik Arcell berdering. Arcell cepat mengangkat telpon yang ternyata dari daddynya.
"Assalamualaikum dad."
"Waalaikumsalam, gimana kabar kalian?"
"Kami disini selalu baik dad, daddy disana gimana? Keadaan Opa gimana?"
"Opa sudah lebih baik El, rencana dua minggu lagi daddy akan pulang ke Indonesia. Daddy tidak sendirian pulangnya, Opa Oma bakalan ikut pulang dan tinggal menetap bersama kita di mansion."
Mendengar perkataan daddy**nya Arcell tersenyum lebar mengetahui kepulangan daddynya. Sungguh dirinya tidak sabar bertemu daddy*, Opa Omanya yang telah lama tidak mereka lihat semenjak Opanya jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit luar negeri*.
"Arcell, kamu masih disanakan!"
"Iya dad masih."
"El, princess gimana keadaanya? Apa princess masih berhalusinasi bertemu mommy seperti bulan-bulan yang lalu,"
"Alhamdulillah engga lagi dad, sekarang keadaan princess membaik dad."
"Syukurlah kalau begitu, daddy agak tenang mengetahuinya. Oh ya kepulangan daddy ini jangan beritahu princess maupun yang lainnya. Daddy mau mengejutkan mereka,"
"Oke dad, aku akan merahasiakan kepulangan daddy dari yang lainnya,"
"Jaga adik-adik mu dengan baik, kalau ada apa-apa cepat hubungi daddy."
"Pasti dad."
Sambungan telpon berakhir. Arcell tidak tahu bagaimana perasaan princessnya ketika tahu kabar daddy mereka akan pulang, berserta Opa Omanya juga bakalan ikut dan tinggal bersama mereka di mansion. Akhinya suasana mansion akan kembali ramai.
Arcell mengambil fotonya bersama dengan mommy, terlihat didalam foto tersebut sang mommy memeluknya.
"Mommy El rindu sekali, tapi apalah daya alam kita sudah berbeda. El tak pernah lupa sedikitpun setiap sholat mendoakan mommy disana agar diberikan tempat ternyaman dan terindah. El disini akan menjaga adik-adik, seperti mommy menjaga dan melindungi El dan adik-adik semasa mommy hidup. Selamanya mommy gak akan pernah tergantikan oleh siapapun di hati El, adik-adik maupun daddy."
Arcell selalu menangis ketika bibirnya membahas dan mengingat mommynya.
...🥀🥀🥀...
To be continue. . .
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaitu vote, like, comennt dan gifts agar author semakin semangat updatenya.
Yuk follow ig author : @dianti2609
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
💞 NYAK ZEE 💞
oh ..... Q kira Deddy nya kemana tak taunya nunggu Oma opa nya.....
salah kira dong AQ nya pas awal baca....
2022-10-20
1
Buna_Qaya
Beloved my ana nyicil segini dulu ya kak
2022-07-18
1
Aryant Aryant
ngk sabar nunggu momen bertemu mommy Khanza
2022-07-17
3