"Tuan Putri Beatriz."
Beatriz berbalik melihat seseorang yang memanggilnya.
"Count Erick."
"Sebuah kehormatan dapat bertemu dengan anda."
Pria yang baru saja menyapanya adalah Count Erick yang merupakan teman di akademinya dulu. Sekarang dia sudah menjadi penerus rumah tangga keluarganya.
"Lama tidak bertemu."
Beatriz membalasnya dengan senyum ramah.
Dia sedang menikmati pesta malam itu. Penobatan Aaron sebagai Putra Mahkota sudah selesai. Sekarang Aaron resmi menjadi Putra Mahkota tetap Kerajaan Rondland.
Beatriz sedang berusaha untuk segera melepas gelarnya sekarang, tapi beberapa tamu bangsawan lainnya terus berdatangan dan menyapanya.
"Bagaimana kabar anda akhir-akhir ini, Count Erick?"
"Baik seperti biasanya Tuan Putri. Pertanian di wilayah Schotller akhir-akhir ini semakin berkembang. Kami akan menjalin bisnis dengan Kekaisaran mulai bulan depan."
"Woah! Sepertinya itu adalah kabar yang baik! Semoga bisnis anda dan keluarga anda terus berjalan dengan baik ya, Count Erick."
"Terima kasih atas—"
"Beatriz."
Ucapan Count Erick terpotong oleh suara seseorang yang tampak memanggil Beatriz.
"Maaf telah memotong pembicaraan kalian tapi ada yang harus saya bicarakan dengan adik saya."
Itu adalah Aaron Elliot, Putra Mahkota Kerajaan Rondland.
Dia tersenyum ramah ke arah Count Erick yang kini memasang wajah kaku.
"T-tidak! Tidak! A-anda tidak perlu meminta maaf, Yang Mulia Putra Mahkota!"
Count Erick berbicara dengan gugup setelah akhirnya pergi dari sana setelah sebelumnya memberi penghormatan pada Putra Mahkota dan Putri Beatriz.
"Yang Mulia, anda tidak seharusnya tiba-tiba memanggil saya seperti itu," Beatriz terkekeh pelan.
"Beatriz, urungkan niatmu itu."
Aaron tidak menanggapi ucapan Beatriz sebelumnya melainkan memberi komentar tentang ucapan Beatriz beberapa hari yang lalu.
Beatriz telah memberitahu Aaron lebih dulu tentang dia yang akan melepas gelar bangsawannya ketika Aaron resmi menjadi Putra Mahkota. Seharusnya Beatriz tidak memberitahu hal ini kepada orang lain, tapi dia merasa dia cukup dekat dengan Aaron karena itu dia merasa dia perlu memberitahu Kakak pertamanya.
Aaron adalah Pangeran pertama Kerajaan Rondland, sedangkan Beatriz adalah Putri kelima sekaligus yang terkecil dibandingkan saudaranya yang lain. Walaupun keduanya berbeda ibu dan umurnya berbeda jauh, keduanya lebih dekat dibandingkan saudara-saudaranya yang lain.
Aaron ditetapkan menjadi Putra Mahkota karena dia adalah anak pertama Raja dari Istri pertamanya yang wafat ketika Aaron masih kecil. Kemudian Raja menikah lagi dengan bangsawan tinggi dan mempunyai 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan yang kini menjadi adik sambung Aaron.
Ratu Kerajaan Rondland sekarang adalah ibu kandung Beatriz, sekaligus ibu kandung Pangeran ke-2, Pangeran ke-3 dan Putri ke-4.
Aaron tidak begitu akur dengan ketiga saudaranya yang lain, begitupun dengan Ratu yang merupakan ibu sambungnya. Namun, dia cukup dekat dan berbaik hati begitu dengan Beatriz. Itu karena dia tahu keberadaan Beatriz tidak mengancam posisinya. Beatriz tidak haus kekuasaan seperti saudara-saudaranya yang lain.
"Beatriz, aku tidak bisa membiarkanmu menjadi gelandangan di luar sana. Sebagai seorang Kakak, aku tidak ingin melihat adik kesayangan ku menderita."
"Yang Mulia, anda membicarakan hal yang menjijikkan lagi."
Aaron hanya bisa tertawa pelan mendengar respon Beatriz seperti biasanya.
"Tapi aku serius."
"Aku juga serius."
"Adikku, jangan bercanda."
"Aku tidak sedang bercanda."
"Hahh..."
Aaron menghela napas lelah.
"Bagaimanapun, Ratu tidak akan menerima keputusanmu, begitupun dengan Ayah."
"Urusan itu biar aku yang mengurusinya, Yang Mulia tidak perlu ikut campur."
Beatriz terus melanjutkan. "Keputusan saya benar-benar sudah bulat. Saya tidak bisa menjadi apapun jika tetap diam disini. Yang Mulia, saya membutuhkan kebebasan untuk mengejar mimpi—"
LEDAKAN!
"Uhuk!! Uhuk!!!"
"Waa.... Apa yang terjadi?!!"
"S-seseorang...! Seseorang telah menyusup ke dalam istana!"
"Waa! Waaa! Waa!"
Suasana di dalam istana langsung ricuh. Semua orang di dalam istana lari kesana kemari. Mereka benar-benar ketakutan setelah sebuah bom di lempar ke istana. Itu membuat langit-langit mewah istana hancur dan istana mulai terbakar oleh api tersebut.
"Semuanya melarikan diri! Utamakan lindungi keluarga kerajaan!"
Komandan Ksatria berteriak ke arah Ksatria lainnya.
Kebanyakan orang yang berada di dalam istana mengalami luka bakar yang cukup berat, selain itu ada juga yang beberapa anggota tubuhnya menghilang karena tertimbun reruntuhan. Bahkan, beberapa diantara juga sudah memakan korban.
"Ugh! Apa yang... terjadi?"
Beatriz terbatuk-batuk pelan. Dia masih-masih baik-baik saja walaupun tubuhnya penuh dengan luka memar.
"Beatriz!"
Aaron berteriak dengan panik.
Dia mengulurkan tangannya ke arah Beatriz.
"Kau baik-baik saja?!"
"Em!"
Beatriz kemudian berdiri dengan dibantu uluran tangan dari Aaron.
Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Suasana yang tampak meriah dan damai itu berubah dalam sekejap dengan di penuhi kekacauan dan teriakan ketakutan orang-orang.
"Mana disini kacau."
Beatriz mengerutkan keningnya. Dia baru tersadar bahwa ada alat pengganggu mana disini. Ini sepertinya baru dipasang tadi.
'Sial! Siapa yang mengganggu rencana besarku?!!' Beatriz mengutuk penyusup yang menyerang istana itu di dalam hatinya. Dia benar-benar tidak akan memaafkan orang yang telah merusak rencana besarnya.
"Yang Mulia Putra Mahkota! Tuan Putri Beatriz! Kami akan melindungi anda sekalian!"
Beberapa Ksatria penjaga Istana datang dan segera berdiri di hadapan Aaron dan Beatriz. Mereka sudah siap dengan armor, perisai dan pedangnya.
"Mohon maaf atas kelalaian kami sehingga tidak menyadari adanya penyusup di dalam istana."
"Tidak apa-apa, saya tahu ini adalah lawan yang berat."
Aaron dapat langsung menyimpulkan bahwa musuh yang menyerang istana secara terang-terangan ini bukanlah musuh biasa.
"Bagaimana dengan Raja dan yang lainnya?"
Aaron bertanya mengenai keberadaan Raja dan Ratu serta saudara-saudaranya yang lain.
"Mereka masih disini. Mereka tidak terluka karena komandan bersamanya."
"Baiklah."
"Bagaimanapun, kami akan menyerahkan nyawa kami untuk melindungi Yang Mulia Putra Mahkota dan Tuan Putri Beatriz!"
"Yang Mulia, mereka disana."
Beatriz menunjukkan sudut ruangan yang dimana penuh dengan Raja dan saudaranya yang lainnya, dan juga bangsawan tinggi yang belum meninggalkan istana.
"Tuan Putri."
Tiba-tiba, seorang pria berambut hitam yang merupakan pengawal yang baru saja diangkat oleh Beatriz itu menghampirinya. Itu adalah Xavion. Xavion segera berdiri di hadapan Beatriz.
"Mohon maaf atas keterlambatan saya."
"Woah! Woah! Ada pesta kecil yang tidak mengundangku?"
Seorang pria yang tertutup jubah hitam itu turun dari langit-langit. Dia adalah penyusup itu. Dialah yang meledakkan dan menyebabkan kebakaran di Istana.
"Aku sedikit kesal karena aku tidak diundang!"
"Siapa kau? Dan apa maksudmu menyerang Kerajaan Rondland? Dengarkan, Kerajaan Rondland tidak akan diam saja karena telah diserang seperti ini. Serangan seperti ini menandakan bahwa negara anda sudah mengibarkan bendera perang dengan Kerajaan Rondland yang Agung!" Raja berbicara.
"Ho? Aku tidak berasal dari manapun!"
Orang berjubah hitam itu membalikkan badannya dan menunjukkan lambang yang berada di belakang jubahnya. Itu adalah lambang bunga kematian.
"Kami dari organisasi rahasia!"
Dia mengungkapkan dirinya dengan penuh rasa percaya diri.
"Apa-apaan?!!"
Kedua alis Aaron menekuk tajam. Dia bersiap dengan memasang kuda-kuda dan menarik pedangnya dari sarungnya.
"Omong-omong, aku tidak berniat mengincar Kerajaan ini. Aku hanya sedang mencari Elementalist yang asli. Mungkin kalian tahu, dimana Elementalist yang asli berada?"
Para bangsawan di dalam Istana terkejut mendengar itu. Mereka langsung menatap ke salah satu sosok di tengah kerumunan itu.
Itu Duchess Shofia.
Duchess Shofia terluka cukup parah. Dia mengalami lumayan banyak luka bakar. Walaupun begitu, dia masih kuat untuk menopang dirinya sendiri dan tidak kehilangan kesadarannya.
Duchess Shofia yang tengah berada di belakang ksatria pengawalnya itu menatap tajam ke arah pria berjubah hitam yang mengaku bahwa dia berasal dari organisasi rahasia.
"Putri Duke Dylan benar-benar Elementalist?"
"Rumah tangga keluarga Ernest benar-benar dicintai oleh roh-roh Elemental?"
"Ah! Aku tidak menyangka bisa satu generasi dengan Elementalist saat ini!"
"Kerajaan Rondland akan menjadi Kerajaan terkuat jika ada Elementalist! Kita bisa hidup dengan tenang!"
"Bukankah Nona Sofia Elementalist yang asli?"
"Seharusnya Nona Sofia jika dilihat dari ciri-cirinya, tapi... Nona Sofia masih terlalu muda..."
Tangan Duchess Shofia diam-diam mengepal. Dia sungguh kesal dengan bangsawan yang berbisik-bisik di belakangnya.
'Bisa-bisanya mereka bergantung pada cucu ku yang masih muda dan sakit-sakitan?!! Bangsawan-bangsawan itu benar-benar kumpulan orang bodoh!' batinnya kesal.
"Apa yang kau inginkan?"
Duchess Shofia berbicara dengan tegas.
"Kamu... dari rumah tangga itu rupanya." Pria itu mengangguk-anggukan kepalanya.
"Membunuhnya."
Semua orang syok mendengar pria berjubah itu yang mengatakan akan membunuh Sofia dengan ringannya.
Selain itu, Duchess Shofia semakin mengerutkan keningnya tidak suka.
"Kau tidak akan bisa mendekati cucu ku. Tidak akan pernah."
"Jika aku tidak bisa mendapatkannya, aku akan menghancurkan Kerajaan ini."
LEDAKAN!!!!
LEDAKAN!!!!
LEDAKAN!!!!
LEDAKAN!!!!
Penyusup itu kembali menghancurkan istana dengan melemparkan berbagai bom peledak. Itu membuat Istana hampir runtuh dan api terus menyala membakar istana. Tanah terus bergetar dan semua orang di dalam istana berlarian keluar untuk menyelamatkan diri. Bersamaan dengan teriakan-teriakan ketakutan itu, sang pelaku disisi lain tertawa dengan lepas seolah menikmati kejadian itu.
"Xavion!"
"Ya, Tuan Putri?!"
Beatriz menarik bahu Xavion dan dia berbisik sehingga hanya Xavion lah yang akan mendengarnya.
"Bawa pergi Duchess Shofia ke kediamannya. Kau akan menemui Nona Chloe disana. Sampaikan pesanku padanya."
"Lari. Itu pesan yang disebutkan Putri Beatriz untuk Nona Chloe."
Chloe mengusap keningnya, lelah.
'Dia sudah tahu sejak awal aku lah yang asli?' batin Chloe yang kemudian terkekeh pelan tanpa suara. 'Dia benar-benar tokoh utama...'
"Ikutlah denganku. Kita akan berperang dengan penyusup itu."
"Maaf, tapi saya harus segera kembali ke tempat Putri Beatriz berada. Saya hanya melaksanakan perintahnya."
"Beatriz adalah bawahan saya, itu artinya kamu juga bawahan saya."
"Ya?"
Xavion kebingungan dengan memasang wajah polosnya.
Gadis itu batuk palsu lalu. "Ehem! Sebelumnya, Beatriz membuat kontrak bahwa dia akan mengikuti semua kemauan saya, karena itu kamu yang merupakan bawahannya harus mengikuti saya jika atasan kamu juga mengikuti kemauan saya."
"Ah, baik."
Xavion masih sedikit kebingungan tapi akhirnya dia menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Chloe.
Chloe sengaja mengikutsertakan Xavion karena kekuatan Xavion akan sangat berguna karena dia adalah seorang master pedang. Saat ini, Chloe masih kekurangan jumlah pasukannya. Dia tahu sehebat apa Xavion di dalam novel Red Witch, karena itu, dia tidak mungkin membuang karakter sehebat Xavion begitu saja.
"Nona, kita harus pergi sekarang," Henry sedikit berteriak dari luar ruangan.
Saat itu, Xavion dan Chloe sedang berbicara berdua di dalam kamar Chloe. Itu karena Chloe tidak ingin kelompoknya yang lain mendengar pembicaraan mereka yang sedang membahas pesan dari Putri Beatriz.
'Nona Elementalist!'
"Nona Chloe, saya sudah menyiapkan sihir lingkaran teleportasinya."
Chloe tidak menanggapi suara Penyihir Cedric, karena tiba-tiba dia mendengar suara Elemental Angin yang selalu mengikuti Aria.
'Kenapa dia disini?' batin Chloe.
'Saya datang karena mengkhawatirkan anda! Syukurlah manusia jahat itu belum menemukan anda!'
"Anda dan Natasha akan saya kirim lebih dulu ke wilayah Duke Ernest."
'Dan Nona Aria menyampaikan pesan untuk anda untuk melarikan diri. Nona Aria ingin membantu anda. Dia memberikan Nona Elementalist 2 pilihan.'
'2 pilihan?'
Chloe mendengarkan suara Cedric dan Elemental Angin secara bersamaan.
"Tuan besar sudah menunggu anda disana. Anda akan pergi ke tempat yang aman bersama Nona Sofia."
'Anda bisa melarikan diri, atau memilih untuk menyelamatkan banyak orang dan wilayah anda. Apapun pilihan anda, Nona Aria dan saya akan membantu anda. Jika Nona ingin melarikan diri dan bersembunyi, pergilah ke toko roti Blouse sekarang. Thomas akan mengirimmu ke benua timur. Selain itu, jika Nona memilih untuk menyelamatkan banyak orang dan wilayah anda, carilah terompet kerang!'
'Terompet Kerang?'
Chloe berusaha mencerna semua informasi yang diberikan Elemental angin. Kata Terompet Kerang membuatnya ingat dengan penggalan kalimat di dalam novel Red Witch.
*Anak kecil itu berusaha keras meniup kerang yang berbentuk kalung itu. Namun, tidak ada hasil apapun setelah dia meniup barang tersebut.
Sofia mulai menangis dan menitikkan air matanya.
"K-kenapa? Kenapa masih tidak berhasil?!" ucapnya dengan suara parau dan sambil menelisik kalung tersebut. "Aku mohon! Bekerjalah! Hiks!"
Itu ada Terompet Kerang. Sebuah alat sihir yang hanya akan bekerja jika digunakan oleh pemilik aslinya. Duchess Shofia memberikannya pada Shofia karena dia merasa Elementalist selanjutnya adalah Shofia.
Namun, itu sebuah kesalahan besar karena mereka salah mempercayai sosok Elementalist yang sebenarnya.
Elementalist yang asli, Chloe Ernest sudah mati di dalam runtuhan itu*.
"Kalung!"
Chloe sedikit berteriak ketika mendapatkan jawaban itu. Dia tahu apa yang harus dilakukan nya selanjutnya.
"Ya?"
"Maaf?"
"Nona?"
Sedangkan, kelompoknya yang lain kebingungan.
"Tidak ada apa-apa. Cedric, ayo kita pergi sekarang."
"Baik, Nona. Tapi hanya anda dan Natasha saja yang akan pergi karena kami masih harus melindungi Duchess Shofia disini."
"Kalian juga akan ikut dengan kami."
"Nona—"
"Xavion juga akan ikut."
Mata semua orang beralih menyorot ke arah pria berambut hitam yang tampak mencolok itu.
"Nona, tapi dia orang asing. Anda tidak bisa membawanya ikut bersama dengan anda. Anda tidak bisa mempercayai seseorang begitu saja," suara Henry.
"Tuan Henry, Xavion bukan orang asing. Dia warga Kerajaan Rondland mulai sekarang. Dia juga pengawal pribadi Putri Beatriz. Saat ini, untuk sementara, aku yang akan mengambil alih Xavion. Dia akan sangat membantu dalam pertempuran kali ini. Benar apa yang ku katakan, Xavion?"
Chloe mengintip ke arah Xavion.
Xavion dengan cepat menganggukkan kepalanya, membenarkan.
"Ya, apa yang dikatakan Nona Chloe benar adanya. Saya akan mempertaruhkan nyawa saya untuk Nona Chloe, seperti saya mempertaruhkan nyawa saya untuk Putri Beatriz."
'Anak pintar!'
Chloe tersenyum tipis.
"Kalian bisa mempercayainya sekarang."
"Baik, nona."
'Em... Mohon maaf sebelumnya Nona, tapi... kenapa sejak tadi saya tidak merasakan bayi elemental angin itu?'
Elemental angin itu baru tersadar bahwa sejak tadi dia tidak merasakan keberadaan bayi elemental angin yang berisik itu.
"Dia sedang pergi?" jawab Chloe dengan nada bertanya. Itu karena dia juga tidak tahu kemana perginya bayi elemental angin.
'Jika begitu, saya akan berada disisi anda, Nona. Saya akan melindungi anda dari manusia jahat itu. Saya tidak akan membiarkan dia melukai anda, Nona Elementalist.'
"Apa? Pergi kemana? Tentu kita akan langsung pergi ke utara?" bingung Henry.
"Ah! Tidak—maksudku, Cedric, batalkan lingkaran sihir teleportasinya."
"Tapi, Nona—"
"Kalian semua akan pergi dengan aku sekarang. Nenek akan dilindungi oleh tabib dan pengawalnya. Mereka akan baik-baik saja walaupun kalian tidak disini, dan lagi pula, perang yang sebenarnya ada di utara—di kediaman Duke Ernest. Tugas kalian sebagai anggota dari rumah tangga Ernest adalah melindungi Elementalist yang asli."
"Baik, kami mengerti, Nona."
Mereka menjawab dengan serempak, tanpa perlu mempertanyakan lagi.
LEDAKAN!!!
"HA?! NONA!"
Dengan cepat, semua orang di kelompok Chloe langsung berusaha melindunginya. Mereka berdiri di hadapan Nonanya, sambil mengelilinginya untuk melindungi Chloe dari ledakan tersebut. Cedric sudah bersiap untuk memasang pelindung untuk mereka, namun nyatanya, mereka tak merasakan dampak apapun dari ledakan tersebut.
"Apa yang—?" Henry terheran, masih dengan mengelilingi Chloe.
"Tuan Cedric, apakah penyusup itu ada disini sekarang?" tanya Natasha.
Cedric menjawab dengan kaku, "Iya, dia tepat di atas kita."
"Lalu apa yang—"
"Terima kasih."
"Tidak-tidak, Nona! Anda tidak seharusnya berterima kasih sekarang! Kami tidak melakukan apapun!"
'Bagaimanapun, walaupun saya sudah memutuskan untuk mengikuti Nona Aria, saya tetap akan melakukan apapun untuk melindungi Nona Chloe. Saya akan memastikan bahwa Nona Chloe tidak akan terluka selama ada dinding angin ini.'
Chloe tersenyum tipis.
Dia tidak mendengar suara panik kelompoknya sekarang, tapi dia sedang berbicara dengan Elemental angin.
Ucapan Elemental Angin barusan membuat Chloe mendapatkan ide baru.
"Kalau begitu, bisakah kamu membantu aku?"
'Tentu! Saya pasti akan melakukan apapun untuk anda, Nona!'
"Nona! Anda sedang bicara apa? Jelas-jelas itu—"
"Diam, aku tidak sedang berbicara dengan kalian."
Chloe memotong ucapan Henry. Itu membuat kelompoknya kebingungan.
"Lalu... Nona sedang berbicara dengan... siapa?" gumam pria berambut putih itu dengan suara yang sangat pelan.
"Tolong lindungi nenek dan semua orang di dalam sini. Jangan sampai mereka terluka, sampai aku kembali. Aku yakin, aku bisa mempercayaimu."
'Tentu! Serahkan pada saya!'
Saat itu juga, sebuah dinding angin tercipta dan melindungi kediaman Duke Ernest di ibukota. Itu memungkinkan siapapun yang berada di luar, tidak akan bisa masuk ke dalam kediaman tersebut, dan juga berbagai serangan sihir tidak akan berguna karena angin itu kuat seperti perisai yang sedang melindungi sesuatu.
"Angin?"
Natasha terkejut ketika melihat angin-angin berkumpul dan mengelilingi kediaman Duke.
"Nona, anda—!"
Natasha baru saja ingin bertanya tapi Chloe mengacuhkannya. Semua orang yang lainnya juga terkejut karena kejadian itu, tapi mereka tidak berbicara apapun. Mereka terus menatap Chloe tanpa bisa berkata-kata.
Chloe membuka suara lebih dulu saat itu.
"Cedric, aktifkan lingkaran sihir teleportasinya. Kita harus cepat kembali ke Utara. Duke Dylan sudah menunggu."
"B-baik!"
Banyak sekali yang ingin ditanyakan Cedric, namun dia harus cepat ketika Chloe sudah menyuruhnya dengan suara tegas yang tak bisa dia bantah. Pada akhirnya, Cedric terus bekerja membuat lingkaran sihir teleportasi dan mengabaikan suara ledakan-ledakan diluar. Dia yakin bahwa, dinding angin itu sangat kuat sehingga tidak mungkin kediaman ini runtuh.
Chloe menatap ke arah luar jendela ketika tubuhnya perlahan menghilang. Dia tahu bahwa orang itu ada di luar sana walaupun Chloe tidak dapat melihatnya dengan jelas.
Gadis itu tersenyum penuh makna lalu, dan bersuara dengan sangat pelan.
"Sampai jumpa."
Pupil mata pria itu bergetar menatap api yang membara membakar seluruh wilayahnya.
"Mereka sengaja menyerang saat Ibukota sedang dihancurkan agar kami tidak mendapatkan bantuan?"
Tangan Dylan terkepal erat.
Emosinya semakin memuncak ketika melihat wilayahnya terbakar api dan warga-warganya yang panik berlarian kesana-kemari.
"Tuan, penyusup itu mengatakan bahwa dia mengincar Nona Sofia."
"Ayah!"
Sofia, gadis dengan rambut pirang dan mata biru yang mirip dengannya itu memeluk kaki Duke. Dia memanggil Ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca seolah nyaris menangis.
"Sofia, kamu harus lari."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments