Chapter 3

"Nona!"

Seorang Kesatria bersurai perak itu tersenyum cerah melihat Nona yang dilayaninya keluar dari perpustakaan Ibukota.

"Nona Chloe, apa anda bertemu dengan Tuan Putri Beatriz di dalam? Aku mendengar kedatangannya barusan."

Tidak seperti Henry yang memiliki senyuman cerah di wajahnya, Chloe malah terlihat suram.

Chloe masih kesal dengan sikap Putri Beatriz barusan.

"Bagaimana pertemuan pertama anda dengan Tuan Putri Beatriz?"

"Ck!"

Bukannya menjawab, dia malah berdecak kesal. Chloe mengerutkan keningnya kesal. Dia mengingat kembali ucapan Beatriz yang membuat kepalanya menjadi panas.

"Em! Sampai ketemu nanti, Nona Chloe! Saya akan mengundang anda besok untuk hadir ke istana untuk pesta minum teh! Saya rasa ini akan menjadi perbincangan yang menyenangkan."

"Bukankah anda ingin pergi ke beberapa tempat setelah ini? Karena itu, saya mengundang anda karena ada yang ingin saya bicarakan dengan anda tentang perjalanan anda nanti. Saya harap anda menerima undangan saya, Nona Chloe!"

Chloe sangat sadar bahwa ada maksud tersembunyi dari undangan pesta teh itu. Putri Beatriz tidak mengundang bangsawan lainnya, melainkan hanya Chloe saja. Karena itu, dia tahu pasti bahwa Beatriz ingin membicarakan sesuatu yang lebih privat.

"Ugh! Aku khawatir dia ingin melibatkan ku dengan pelariannya..." Chloe menutup matanya.

Chloe benar-benar tidak ingin terlibat dengan tokoh utama dan kelompoknya. Itu akan membuat hidupnya penuh dengan kesialan dan segala masalah yang terus berputar-putar di kehidupannya.

Dia hanya ingin hidup damai.

"Saya tahu anda mungkin terkejut karena pertama kalinya bertemu dengan keluarga kerajaan. Tapi, Tuan Putri Beatriz adalah orang yang paling ramah dan pintar bergaul. Dia sangat mudah beradaptasi dan pandai berbicara karena itu dia memiliki hubungan dekat dengan bangsawan yang lainnya. Yah, Pangeran dan Putri lainnya juga sama tapi menurut yang saya tahu, Putri Beatriz lebih dicintai rakyatnya karena dia Putri yang paling ramah."

Henry menjelaskan begitu dia sadar dengan wajah suram Chloe.

"Dia mengundangku besok ke pesta minum teh nya."

"Woah, bukankah itu bagus?! Ini akan menjadi pertama kalinya Nona Chloe menghadiri acara perkumpulan bangsawan, bukan?"

Henry berkata dengan penuh semangat. Dia senang melihat Chloe yang akan turun bersosialisasi dengan teman sebayanya. Mungkin ini akan menjadi sedikit canggung awalnya tapi Henry yakin Chloe akan menikmatinya lama kelamaan.

Dia menukikkan alisnya semakin tajam mendengar tanggapan Henry.

Bukan itu yang Chloe harapkan.

"Tapi dia hanya mengundangku saja."

Dia tidak mengundang Nona bangsawan lainnya.

"Ah! Apakah itu pesta minum teh privat? Sepertinya Tuan Putri Beatriz menganggap anda sebagai tamu penting karena itu dia melakukan pertemuan berdua."

"Aku tahu."

Chloe menjawab dengan cepat.

Dia sudah tahu itu. Hanya saja, Chloe khawatir dengan arah perbincangan mereka. Itu karena dia mengatakan seolah-olah dia tahu perjalanan yang akan dilakukan Chloe.

"Henry."

"Ya, Nona?"

"Apakah Keluarga Kerajaan Rondland tahu mengenai perjalanan ku?"

Chloe menatap wajah sedikit kaku pria itu.

Melihat wajah kaku Henry, Chloe langsung dapat menyimpulkan bahwa Keluarga Kerajaan tahu tentang perjalanannya.

"Em, itu... Anda tahu..."

Dia sedikit gugup.

"Tuan Duke mengkhawatirkan anda jadi... dia mengabarkan Kerajaan tentang kunjungan anda dan meminta agar penjagaan Ibukota diperketat."

Chloe menghela napas berat lalu.

Dia sudah menduga ini.

Walaupun Duke Dylan Ernest diceritakan di dalam novel bahwa dia tidak begitu peduli dengan Putri keduanya, namun kenyataannya dia sedikit peduli padanya.

Dia tidak berusaha membujuk Chloe untuk keluar dari kamarnya. Itu karena dia tahu bahwa Chloe masih berduka. Tapi Dylan tidak bisa menghiburnya, karena itu dia memilih menghormati keputusan Chloe.

Dylan juga tidak bisa melarang Chloe untuk tidak pergi ke Ibukota. Itu karena dia merasa bahwa putrinya butuh waktu berlibur sendirian.

Dia juga tidak bisa mengirimkan pasukan yang banyak untuk melindungi Chloe karena dia sadar bahwa Kerajaan Rondland dan Kerajaan Voresham sedang buruk dalam dunia politik.

Duke Dylan Ernest sudah sadar bahwa sebentar lagi akan ada perang di antara kedua Negara ini. Karena itu dia lebih membutuhkan pasukan yang banyak untuk Kerajaan.

"Walaupun dia tidak terlihat begitu peduli padaku tapi dia menghormati semua keputusanku..." Chloe membatin.

Dia sadar bahwa Chloe di dalam cerita lebih banyak memiliki kebebasan dibandingkan kedua saudaranya yang lain. Itu karena dia tidak memiliki beban sebagai penerus seperti Arabella. Dia juga dianggap lebih kuat kondisi fisiknya dibanding Sofia yang sering kali sakit-sakitan.

Walaupun Chloe belum memasuki usia dewasa, tapi dia sudah dianggap cukup dewasa oleh Duke Ernest. Dia tidak bisa mengangkat pedang, tapi dia dianggap memiliki fisik yang cukup kuat.

Chloe tahu bahwa Duke Ernest tidak tahu tentang kutukannya karena itu Duke Ernest menganggap fisiknya kuat. Tapi itu bukan masalah untuk Chloe. Dia sudah merasa cukup kuat karena dia menyadari fakta bahwa dia Elementalist.

Dia akan menggunakan kekuatan Elemental nya jika dia merasa dalam posisi bahaya. Tapi dia tidak akan memaksa tubuhnya. Jika posisinya benar-benar buruk, Chloe akan memilih untuk melarikan diri saja.

"Aku merasa lebih tenang karena kedatangan bayi elemental angin."

Chloe tidak membuat kontrak dengan elemental itu. Tapi bayi elemental angin tetap memaksakan bahwa dia ingin tetap bersama Chloe dan selalu melindungi Chloe. Walaupun suaranya begitu mengganggu, tapi disisi lain Chloe merasa aman dengan kedatangan bayi elemental angin.

"Begitukah."

Chloe menjawab dengan tidak peduli.

"Manusia! Manusia! Aku merasakan kehadiran elemental lain disini!"

Raut wajah Chloe langsung berubah begitu mendengar teriakan bayi elemental angin.

Dia terkejut.

"Apakah elemental kali ini sama berisiknya seperti bayi elemental angin?"

Itu merepotkan.

Memikirkannya menambah lelah pundak Chloe.

"Dia mirip dengan aku! Dia elemental angin juga!"

Detik berikutnya, dia mengusap wajahnya lelah.

Bayi elemental angin itu mengatakan bahwa itu mirip dengannya.

"Aku tidak ingin bertemu dengannya."

"Apa, Nona?"

Kesatria itu terkejut mendengar kalimat yang keluar dari mulut Chloe. Henry berpikir bahwa dia baru saja mendengar bahwa Chloe ingin menolak undangan pesta minum teh privat dengan Tuan Putri Beatriz.

Chloe menatap kebingungan ke arah Henry.

Dia salah paham.

Chloe sedang berbicara dengan bayi elemental angin dan bukan membahas undangan pesta teh Putri Beatriz dengan Henry.

"Ah! Kau harus bertemu dengannya, Manusia! Dia sepertinya elemental angin yang jauh lebih dewasa dibandingkan aku! Aku ingin mendengar ceritanya dan dia pasti senang dapat bertemu dengan Elementalist sepertimu!"

Chloe menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia menolak keras permintaan elemental angin itu.

Chloe yakin, elemental itu sama gilanya dengan bayi elemental angin.

Dia akan memintanya untuk membuat kontrak bersamanya.

"Henry."

Kesatria perak itu menunggu perintah Chloe.

Chloe yang hendak masuk ke dalam kereta kuda itu berhenti sejenak.

"Sepertinya dia sudah membuat kontrak dengan manusia lain! Ah, sepertinya ada Elementalist selain kamu Manusia!"

Chloe membeku ditempatnya.

Ucapan bayi elemental angin itu mengingatkannya pada sesuatu.

Tokoh lain yang diceritakan di dalam buku novel Red Witch. Elemental angin yang dikatakan menjadi pelindung tokoh sampingan itu.

Chloe ingat itu.

Saat itu juga seseorang terlintas di dalam pikirannya.

Kemudian dia berbicara lagi dengan Henry.

"Sepertinya aku perlu mengunjungi seseorang dulu."

"Siapa, Nona?"

"Tolong, tutup mulutmu dan rahasiakan ini jika kamu ingin mengikutiku."

Toko sederhana yang lumayan sering dikunjungi pembeli. Itu adalah toko roti Blouse.

Toko roti Blouse yang di bangun oleh Keluarga Blouse sendiri.

"Selamat datang—"

Anak laki-laki yang tengah membuka pintu dan menyambut kedatangan pembeli itu tercekat.

"Ada apa, Theo?"

Ibunya yang sedang berada di dapur kemudian keluar menghampiri putranya.

"Ibu, sepertinya Nona bangsawan ini ingin bertemu denganmu."

"Lama tidak bertemu, Bibi."

Nona bangsawan yang menggunakan jubah hitam itu tersenyum ramah padanya.

"Ibu."

Putranya terus memanggilnya melihat ibunya yang masih tercekat dan tak bisa berkata apa-apa.

"Theo."

Anak laki-laki yang dipanggil Theo itu mengangkat kepalanya.

"Mundur ke belakangku."

Theo yang tidak mengerti apapun hanya bisa mengikuti perintah sang Ibu.

"Nona bangsawan yang terhormat, ada gerangan apa anda datang ke toko roti kami? Saya berharap anda tidak membuat masalah disini. Jika anda datang untuk membeli roti kami, saya akan melayani anda. Jika tidak, saya harap Nona bangsawan yang terhormat ini bisa meninggalkan tempat ini."

Wanita paruh baya itu tersenyum dengan ramah. Dia berusaha tetap tenang walaupun sulit. Dia takut, identitasnya sebagai rakyat jelata terbongkar.

Mata dibalik jubah hitamnya itu menatap tajam ke arah kesatria nya yang juga menggunakan jubah hitam yang sama dengannya.

"Saya mengerti, Nona."

Kesatria itu mengerti dengan cepat maksud dari Nona yang dilayaninya. Dia segera pergi dari sana tanpa mau ikut campur.

"Bibi, sepertinya kamu tidak mungkin lupa dengan siapa aku."

Kemudian Nona bangsawan itu membuka jubah yang menutup kepalanya.

Dia tersenyum ramah.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan bibi."

"Theo, pergilah ke kamarmu."

Putranya mengikuti perintahnya tanpa banyak bertanya.

Mereka berdua sekarang sedang berada di ruang tamu.

"Nona Chloe, aku tidak menyangka dengan kehadiranmu tiba-tiba. Aku sedikit terkejut."

Wanita paruh baya itu terkekeh kecil sambil menuangkan teh untuk Chloe.

"Tidak masalah, bibi."

Aria Blouse.

Wanita dihadapannya adalah bibi Chloe. Aria adalah adik perempuan Dylan Ernest. Aria melarikan diri dari rumahnya dan melepaskan gelarnya sebagai bangsawan dan hidup sebagai rakyat jelata secara sembunyi-sembunyi. Semua itu dia lakukan karena menikah dengan seorang pria biasa dari benua timur.

Nenek Shofia tidak merestui pernikahan mereka karena itu Aria kabur dari rumah dan menikah dengan pria asing diam-diam.

Semua yang dilakukan Aria Blouse semata-mata demi cinta.

Dia tidak memikirkan tentang tahta, harta maupun gelar.

"Dia seperti tokoh utama di dalam novel romantis."

Chloe meneguk teh yang disiapkan Aria lalu.

"Bagaimana kabarmu? Sepertinya kau terlihat baik?"

"Seperti yang kau lihat, bibi."

Aria di dalam novel Red Witch adalah tokoh yang dicintai oleh roh elemental juga.

Tapi, itu bukan berarti dia seorang Elementalist.

Karena itu, begitu bayi elemental angin mengatakan padanya bahwa ada elemental yang mirip dengannya disini, Aria Blouse lah yang langsung muncul dikepalanya.

"Bibi, apa kau membuat kontrak dengan elemental?"

"Maaf?"

Aria bertanya balik dengan kebingungan.

Pandangan Chloe beralih ke arah benda tak kasat mata di sebelah wanita itu.

Dia sudah menduga ini.

Chloe tahu bahwa Aria tidak membuat kontrak dengan Elemental angin atau elemental apapun lainnya. Itu diceritakan dengan jelas di dalam buku Red Witch.

Tidak ada Elementalist selain Chloe.

"Tapi, bibi merasakannya, bukan?"

Aria yang masih memasang wajah kebingungan itu perlahan tersenyum sedikit demi sedikit. Sudut bibirnya itu naik.

"Chloe, ternyata kau Elementalist..."

"Itu benar, tapi aku harap bibi merahasiakannya."

"Mengapa?"

"Tidak ada seorang pun yang tahu bahwa aku Elementalist, hanya bibi Aria yang mengetahuinya. Karena itu, kumohon rahasiakan ini dulu. Alasan mengapa aku merahasiakannya karena itulah aku datang kesini."

Aria menganggukkan kepalanya kemudian.

"Aku mengerti. Aku akan merahasiakan ini."

Lalu, Chloe mengulang pertanyaan yang sama.

"Bibi tidak membuat kontrak?"

"Itu benar. Aku dapat merasakan kehadiran elemental tapi aku tidak dapat melihat wujudnya dan suaranya. Aku tidak membuat kontrak karena aku bukan Elementalist."

Itu karena dia bukan Elementalist yang asli.

Tapi Aria juga dicintai roh elemental.

"Aku merasa terhormat bisa bertemu dengan Elementalist."

Chloe mendengar suara elemental angin itu.

Itu adalah suara elemental angin yang selalu bersama Aria.

"Wah! Senang bertemu denganmu! Kamu sepertinya elemental angin yang sedikit lebih dewasa dariku! Sepertinya kamu sedikit lebih hebat dariku, tapi aku akan tetap tumbuh kuat dan berkembang!"

"Nona Elementalist, sepertinya dia masih bayi."

"Itu benar..."

Chloe menyetujui elemental angin yang lebih dewasa daripada bayi elemental angin yang selalu mengikutinya. Dia menjawabnya dalam hatinya.

"Sepertinya sekarang kau sedang berbicara dengan elemental?"

"Bibi, dalam perjalananku ke Ibukota, aku bertemu dengan elemental angin."

Aria menjawab dengan takjub dan binar-binar di matanya.

"Woah, apa kau membuat kontrak?"

Dia menggelengkan kepalanya lagi.

"Yang aku temui adalah seorang bayi. Itu masih bayi."

Bayi elemental angin itu terlalu banyak tingkah dan berisik. Itu membuat Chloe sangat terganggu dan risih.

"Pffft."

Aria terkekeh pelan.

Walaupun Aria tidak pernah merasakan di ganggu oleh elemental, tapi dari wajah Chloe sudah menunjukkan seberapa tersiksa nya dia dengan suara-suara bayi elemental angin yang berisik itu.

"Hei, nak. Kamu seharusnya tidak menganggu para Elementalist."

"Aku tidak menganggu! Aku hanya mengajaknya berbicara!"

"Kecilkan nada suaramu pada yang lebih tua."

"Mengapa aku harus?"

Chloe mendengar helaan napas lelah itu.

"Nona Elementalist, aku minta maaf karena bajingan bayi elemental angin ini. Sepertinya dia kurang diajari tentang sopan santun."

Suara elemental angin yang selalu bersama Aria ini begitu sopan dan lembut tata bicaranya.

"Apa kau datang kesini ingin membuat kontrak dengan elemental yang selalu mengikutiku ini?"

Alis Chloe menekuk.

Dia tidak pernah memiliki pemikiran seperti itu.

Sepertinya Aria salah paham dengan niatnya kesini.

"Nona Elementalist, sepertinya ini berat untukku."

Dia kemudian mendengar suara elemental angin itu.

Chloe terkejut karena ada yang menolak membuat kontrak dengannya. Walaupun Chloe tidak pernah ingin membuat kontrak dengan elemental angin, tapi itu tetap membuatnya terkejut karena elemental angin itu langsung menolaknya.

"Aku sudah bersama dengan Nona Aria sejak lama. Aku yang selalu menemaninya kemanapun kapanpun. Aku selalu menjaga dan melindunginya dari bahaya. Aku menyukai Nona Aria sejak lama. Aku minta maaf karena aku tidak bisa membuat kontrak dengan mu."

Dia adalah elemental yang benar-benar setia.

Dia tidak pernah membuat kontrak dengan Aria, tapi elemental angin ini selalu bersamanya dan menjaganya. Elemental angin ini menganggap Aria sebagai Tuannya. Walaupun dia merasa mengkhianati Elementalist yang asli, tapi keputusannya tetap untuk memilih Aria.

Elemental angin telah jatuh cinta pada manusia biasa keturunan Elementalist yang bukan Elementalist sebenarnya.

Fakta ini menunjukkan bahwa elemental angin ini sangat setia dan memiliki pribadi yang baik.

"Sepertinya kalian salah paham."

"Huhh?"

"Maaf?"

Elemental angin dan Aria tersentak.

"Hahahah! Manusia, manusia! Elemental angin ini sedikit lebih dewasa daripada aku tapi sepertinya dia tidak mengerti dengan arah pembicaraanmu!"

Bayi Elemental angin tertawa terbahak-bahak sambil mengejek Elemental angin.

"Kau mungkin sedikit lebih dewasa dan sedikit lebih kuat dariku tapi aku juga tidak kalah kuat denganmu! Elemental angin ini, lihat saja sebentar lagi aku akan tumbuh lebih kuat darimu! Dan ah, ngomong-ngomong, manusia tidak berniat membuat kontrak dengan elemental!"

Chloe tidak menepis semua ucapan bayi elemental angin itu karena yang dikatakan bayi elemental angin memang benar adanya.

Dia tidak pernah berniat membuat kontrak dengan elemental.

Setidaknya sampai kutukan di dalam tubuhnya menghilang.

"Benarkah apa yang dikatakan anak kecil ini?"

Elemental angin bertanya.

"Bibi, aku tidak datang kesini karena ingin membuat kontrak dengan elemental angin yang selalu bersamamu."

"Tidak?"

"Iya, aku datang kesini karena alasan lainnya. Walaupun aku adalah Elementalist yang asli, aku tidak peduli tentang itu. Aku tidak peduli dengan para elemental dan kedamaian dunia. Tujuanku adalah hidup selama mungkin. Karena itulah, aku datang kesini."

Aria sedikit lega mendengar penjelasan Chloe.

"Bibi, ada alasan terbesar aku tidak mau membuat kontrak dengan elemental dan karena itu juga aku datang menemui bibi. Aku merasa bibi Aria mungkin bisa membantu tentang ini."

Tidak ada salahnya dia menceritakan ini pada Aria.

Tidak— lebih tepatnya, sepertinya Chloe benar-benar harus menceritakan ini pada Aria.

Karena kemungkinan besar, Aria bisa membantu mengenai kutukan ini.

"Bibi, aku memiliki kutukan."

Bahu Aria tersentak mendengar kalimat terakhir Chloe. Pupil matanya bergetar.

Kedua elemental yang hanya dapat dilihat Chloe pun tampak syok. Mereka diam tanpa bisa membuka mulut.

Aria membuka mulutnya tanpa suara sebelum kembali menutup mulutnya. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu namun akhirnya dia mengurungkan niatnya.

"Nona Elementalist, apa aku tidak salah dengar?"

"Manusia! Apa karena itu kamu menolak membuat kontrak denganku?! Manusia, mengapa—"

Bayi elemental angin tidak bisa melanjutkan perkataannya.

Chloe membuka mulutnya lagi.

"Aku tidak berusaha menyembunyikan, sebaliknya aku baru tahu tentang kutukan ini baru-baru ini. Kemudian aku tiba-tiba teringat dengan bibi Aria dan aku berharap bibi tahu tentang kutukan ini dan tahu tentang obatnya."

Dia terus menjelaskan dengan tenang.

"Tidak masalah jika bibi tidak tahu tentang kutukan ini, tapi setidaknya aku berharap sedikit informasi tentang ini."

"Chloe."

Aria menatapnya dengan tatapan sedih.

"Pertama-tama, sejak kapan kamu punya kutukan ini? Dan jenis apa kutukan ini? Dan bagaimana kau bisa tahu jika kau sedang dikutuk?"

Mendengar berbagai pertanyaan yang dilempar Aria membuat Chloe terdiam sejenak.

Chloe tahu Aria pasti akan bertanya tentang ini namun, yang menjadi masalahnya dia tidak tahu jawabannya.

Di dalam novel, kutukan Chloe tidak diceritakan lebih jauh. Itu tidak diceritakan bagaimana awal mulanya dia mendapat kutukan dan bagaimana bisa Chloe bahkan keluarganya tidak tahu akan itu.

Masih terlalu banyak cerita yang belum dijelaskan dengan benar di buku 1 sehingga masih banyak misteri tentang tokoh-tokoh disana.

"Mungkin buku 2 adalah jawabannya..." Chloe membatin.

Walaupun Chloe tidak tahu jawabannya, tapi dia sudah menyiapkannya.

"Bibi, ada seseorang yang meramalkan kematianku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!