Chapter 16

Sudah 2 hari berlalu semenjak pertempuran dengan Kerajaan Voresham, dan kedua anggota organisasi Bunga Kematian yang menyerang Ibukota Kerajaan Rondland, serta wilayah utaranya.

Selama itulah, Chloe tidak menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Tidak ada yang bisa Arabella dan Dylan lakukan untuk memulihkan Chloe sekarang. Mereka telah berupaya untuk mencari Saint, karena tabib sudah tidak dapat membantu.

Namun, Ren yang ditugaskan untuk mencari Saint tersebut belum juga kembali karena belum menemukan Saint dari Gereja Dewa Matahari, walaupun dia sudah mencari sampai ke Kekaisaran Nuveleon.

"Kamu tidak menemukan Saint itu di Gereja Dewa Matahari Kekaisaran Nuveleon?"

"Iya, Tuan. Saya sudah mencari ke seluruh cabang yang berada di Kekaisaran Nuveleon. Tapi saya tidak menemukannya. Tabib yang lain mengatakan bahwa mereka sudah tidak pernah melihat Saint sejak beberapa bulan yang lalu."

"Dia menghilang?"

"Saya tidak tahu mengapa dia menghilang. Bahkan, para tabib disana tidak mengetahui alasannya."

Dylan memijat keningnya yang terus terasa nyeri. Mendengar informasi dari Ren, membuatnya merasa sangat sulit untuk menemukan Saint tersebut.

"Tuan Duke, apa kita perlu menanyakan ini langsung pada Kaisar Nuveleon? Saya rasa, mungkin mereka tahu tentang ini mengingat Saint itu cukup dekat dengan keluarga Kekaisaran."

Duke Dylan menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak ide yang diberikan Ren.

"Untuk sekarang, kita harus mewaspadai Kekaisaran Nuveleon. Bagaimanapun, Kerajaan Voresham yang sudah mengusik Kerajaan Rondland merupakan negara dibawah pimpinan Kekaisaran Nuveleon."

"Saya mengerti, Tuan."

Aaron juga sudah menyatakan perang secara resmi kepada Kerajaan Voresham, serta beberapa Kerajaan lain yang mencoba menghalanginya. Kekaisaran Nuveleon tidak berkomentar apapun tentang ini, namun Yang Mulia Putra Mahkota merasa harus mewaspadainya.

Hal lain yang mengejutkan Kerajaan Rondland saat pengumuman kemarin adalah Putri Beatriz yang melepas gelarnya sebagai keluarga Kerajaan. Dylan dan lainnya juga terkejut karena Beatriz tiba-tiba melepas gelarnya secara tiba-tiba tanpa alasan.

Namun, Beatriz mengatakan bahwa selama dia pergi, dia akan tetap menjaga Kerajaan Rondland kemanapun. Beatriz akan berusaha diluar sana untuk melindungi Kerajaan Rondland, tidak sebagai seorang Putri, melainkan sebagai Penyihir yang suatu hari akan tertulis dalam sejarah.

"Ren, tetap cari informasi dimana keberadaan Saint itu, dan jangan sampai Kaisar mengetahui keberadaan mu."

"Baik, Tuan Duke."

"Kau bisa pergi sekarang."

Alat komunikasi itu kemudian mati setelah Dylan mengatakan itu.

"Sofia! Sofia! Ayo turun ke bawah. Sebentar lagi waktunya sarapan. Jangan buat Ayah menunggu di bawah!"

Arabella berdecak kesal. Dia sudah mencoba berkali-kali mengetuk pintu kamar Sofia. Namun, anak kecil itu tidak membuka pintu itu. Sejak kemarin, Sofia tidak keluar dari kamarnya.

Grace mengatakan bahwa tiba-tiba Sofia terlihat sedih kemarin dan langsung mengurung dirinya di kamar. Grace juga sudah berusaha untuk mencoba membujuk Sofia, namun itu tidak berhasil. Akhirnya, kali ini dia meminta bantuan Arabella untuk membujuk Sofia keluar dari kamarnya.

"Sofia! Buka pintunya! Jangan membuat aku dan yang lainnya khawatir!"

Arabella mulai sedikit berteriak karena kesal.

"Sofia, apa kau ada masalah? Kau bisa menceritakannya pada ku! Jangan mengurung diri di kamar seperti ini! Atau, kau ingin aku panggil Ayah kemari?"

Merasa apa yang dilakukannya itu percuma, Arabella kemudian mulai membuka pintu kamar Sofia menggunakan sihirnya.

"Sofia, aku terpaksa masuk tanpa izin seperti ini karena mengkhawatirkan mu."

Arabella melangkah masuk ke dalam kamar Sofia. Dilihatnya, Sofia sedang berbaring di kasurnya sambil menutupi wajahnya dengan selimut. Arabella tahu, Sofia tidak sedang tertidur.

"Bangun dan bicara dengan ku sebentar, Sofia."

Mendengar suara tegas Arabella, anak kecil itu perlahan membuka selimutnya.

Arabella bisa melihat mata sembab Sofia. Anak itu habis menangis.

"Sofia, kau sakit? Kenapa menangis?"

Sofia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

Arabella menyentuh kening Sofia, namun Sofia ternyata tidak sedang demam. Dia baik-baik saja.

"Apa ada masalah yang tidak aku ketahui? Kau harus menceritakannya pada ku. Jangan mengurung diri dan menangis sendiri seperti ini."

"Kak Bella..."

Sofia berbicara dengan suara parau khas orang yang baru saja menangis.

"Aku tidak bisa keluar."

"Hei, kamu tidak bisa mengatakan seperti itu. Siapa yang mengatakan hal seperti itu pada mu?"

Sofia menggeleng-gelengkan kepalanya lagi. Tidak ada yang mengatakan itu, melainkan dirinya sendiri.

"Aku tidak tahu..." gadis kecil itu mulai menangis perlahan. "Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan ini pada Kakak, tapi... rasanya, aku sudah berdosa."

Arabella menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil menggenggam telapak tangan Sofia, berusaha meyakinkan Sofia bahwa apa yang dikatakannya itu salah.

"Kamu tid—"

"Aku... berbohong pada semua orang... Aku sudah membuatnya banyak orang terluka dan terbunuh... hanya karena mereka merasa harus menyelamatkan ku..."

"Sofia, kamu merasa bersalah atas kematian seseorang? Aku sudah membicarakan ini kan sebelumnya. Kamu tidak memiliki salah apapun pada siapapun, Sofia. Berhenti menyalahkan diri mu sendiri."

"Aku melihatnya, Kak Bella!"

Arabella terkejut ketika Sofia berteriak padanya. Sebelumnya, adiknya itu tidak pernah bersikap seperti ini.

"Aku melihatnya ketika kekacauan itu di mana-mana! Mereka masih terus mengatakan pada ku dan mengelukan nama Elementalist! Tapi, aku tidak bisa melakukan apapun, Kak Bella! Aku tidak bisa menolong mereka! Aku yang membiarkan mereka mati dan terluka! Semuanya salah aku! Aku sudah membohongi mereka, Kak Bella! Hiks!"

Sofia menangis sekencang-kencangnya setelah itu.

Arabella tahu bahwa Sofia melihat kenyataan yang menyakitkan itu, tapi dia pikir Sofia akan baik-baik saja. Mengapa tiba-tiba anak ini merasakan rasa bersalahnya lagi.

"Sofia!"

Arabella memeluk Sofia hangat sambil menepuk-nepuk punggungnya, berusaha menenangkannya.

"Kak Bella, karena aku... semuanya mati... dan terluka... termasuk Kak Chloe juga..."

"Chloe baik-baik saja. Itu bukan salah mu."

"Kak Bella dan Ayah bohong!" marah Sofia. Dia melepas pelukan Arabella dengan kasar. "Kak Chloe tidak baik-baik saja! Aku melihatnya sendiri ke kamarnya!"

Arabella mengerutkan keningnya kebingungan. Sejak kapan Sofia datang ke kamar Chloe diam-diam? Bukankah dia sudah menyuruh Sofia untuk tidak masuk ke kamar Chloe?

"Kakak, apa... Kak Chloe juga... jadi seperti itu... karena aku?"

"Hah? Tidak, tentu saja tidak. Dia terluka di medan pertempuran adalah hal yang biasa. Itu bukan salahmu Chloe jadi terluka seperti ini. Bahkan jika dia terluka untuk melindungi mu, itu tetap bukan salah mu, Sofia. Itu karena, hanya Chloe ingin melakukannya."

Arabella menghapus bercak-bercak air mata di pipi Sofia.

"Kau tahu, Chloe tidak hanya melindungi mu. Dia juga melindungi ku, Ayah, para Kesatria, dan warga biasa lainnya. Dia melakukannya karena dia menginginkannya. Dia ingin, kita semua selamat walaupun dia sendiri harus terluka."

"Tapi— hiks...!" Sofia tidak bisa untuk berhenti menangis untuk sekarang.

"Sofia, aku mohon, jangan menyalahkan diri mu sendiri seperti ini, apalagi jika itu tentang Chloe. Jika kau terus seperti ini, aku dan Ayah juga akan merasa bersalah."

"Huh? Dimana Bella dan Sofia?"

Dylan kebingungan ketika datang ke meja makan, namun disitu belum ada Arabella dan Sofia. Salah seorang pelayan yang berada disitu kemudian mendekat pada Duke Dylan dan memberitahu bahwa Arabella sedang membujuk Sofia.

"Nona Arabella tengah berada di kamar Nona Sofia, Tuan Duke. Saya dengar, dia sedang membujuk Nona Sofia untuk keluar karena sejak kemarin Nona Sofia mengurung diri di kamar."

"Sofia? Mengapa?"

Duke Dylan terkejut begitu mendengar bahwa Sofia mengurung diri di kamar.

"Saya tidak tahu alasannya, Tuan Duke."

Dylan ingin segera pergi ke kamar Sofia sekarang, tapi tiba-tiba seorang Kesatria datang dan memanggilnya.

"Tuan Duke, ada tamu yang ingin menemui anda."

"Siapa dan untuk apa mereka ingin bertemu dengan ku?"

"Mereka terlihat seperti warga biasa. Ada satu orang wanita dan satu orang pria. Wanita itu mengatakan akan memberikan informasi penting kepada Anda. Dia terlihat sangat yakin bahwa hal ini anda Tuan Duke butuhkan. Untuk lebih jelasnya, dia meminta Tuan Duke untuk bertemu dengan mereka."

"Baik, saya akan segera menemui mereka."

Tidak ada alasan untuk Duke Dylan untuk tidak bertemu dengan mereka. Apalagi ketika mendengar bahwa ada informasi penting yang ingin mereka sampaikan. Dylan tidak bisa melewatkan itu dan harus mengurungkan niatnya untuk menemui Sofia.

Dylan kemudian masuk ke dalam ruangan sendirian. Disana hanya ada kedua tamunya.

"Tuan Putri?" panggil Dylan kepada wanita berambut coklat itu.

"Anda langsung bisa mengenali saya, Duke Dylan."

Tamu yang mendatanginya adalah Putri Beatriz yang tengah menyamar. Dia mengganti rambutnya menjadi warna Coklat.

"Duke Dylan, berhenti memanggil saya Tuan Putri. Saya bukan lagi seorang Putri sekarang."

"Maaf, saya belum terbiasa."

Dylan masih belum terbiasa untuk memanggilnya hanya dengan nama depannya saja. Dia sudah terbiasa memanggilnya Tuan Putri jadi dia sedikit kesulitan ketika harus berhenti memanggilnya Tuan Putri.

"Ada apa anda mengunjungi saya? Saya dengar anda membawakan informasi penting kesini."

"Duke Dylan, anda tahu, saya cukup dekat dengan Nona Chloe setelah bertemu di ibukota. Apa ada teman saya yang bernama Xavion disini?"

"Xavion masih tinggal disini. Anda bisa langsung menjemputnya," sahut Dylan cepat.

"Ah, tidak perlu terburu-buru seperti itu. Saya tahu Xavion kerjanya bagus, dia bisa bekerja disini selama yang dia mau."

"Tidak Tuan Pu— maksud saya, Beatriz. Saya tidak membutuhkan pekerja tambahan."

"Benarkah? Saya rasa Xavion akan bekerja dengan baik disini. Oh, tapi saya tidak berniat untuk menjemput Xavion sekarang. Bagaimanapun, Xavion datang kesini karena perintah Nona Chloe. Saya tidak bisa menjemputnya tanpa seizin Nona."

"Lalu, apa yang sebenarnya ingin anda lakukan?"

"Saya sudah mendengar semua yang terjadi. Nona Chloe terluka di pertempuran?"

Duke Dylan menjawab dengan anggukan kepala.

Beatriz lanjut bersuara, "Setelah saya melepas gelar saya sebagai anggota keluarga Kerajaan, hal pertama yang saya lakukan adalah menemui Tuan ini."

Pandangan Dylan beralih menatap pria yang berusia 30 tahunan, yang duduk disebelah Beatriz. Dia mendengarkan pembicaraan Beatriz dan Dylan sejak tadi dengan tenang. Pria itu tersenyum ketika pandangannya dan Dylan bertemu.

"Tuan ini adalah seorang Saint."

Dylan terkejut, namun wajahnya terlihat tenang seperti biasanya.

"Saint yang menghilang di Kekaisaran Nuveleon."

Duke Dylan terkejut mengetahui fakta bahwa Saint yang hilang itu sekarang berada di kediamannya karena ditemukan oleh Beatriz. Dia tidak percaya sosok yang telah dicarinya selama 2 hari ini muncul di hadapannya begitu saja secara kebetulan.

"Saya pikir, Saint ini dapat membantu menyembuhkan Nona Chloe."

"Anda tahu...?"

Duke Dylan bertanya-tanya, apakah Beatriz tahu tentang Chloe yang merupakan Elementalist?

Jika Beatriz tahu Chloe Elementalist dan tahu bahwa Chloe sedang terluka sekarang, apakah dia tahu bahwa Chloe terkena kutukan dan Dylan sedang berusaha mencari Saint itu?

"Tentang Nona Chloe adalah Elementalist yang asli? Saya sudah tahu itu. Saya sudah menduganya sejak bertemu dengan Nona Chloe pertama kali. Putri Duke yang mengasingkan diri selama 7 tahun tiba-tiba pergi ke ibukota dan hendak melakukan perjalanan? Bukankah itu bukan hal yang biasa? Pasti ada sesuatu yang Nona ingin lakukan? Lalu, ditambah dengan seseorang yang menyerang Istana di ibukota yang merupakan anggota organisasi Bunga Kematian yang menanyakan keberadaan Elementalist. Saat itu, Nona Chloe juga sedang berada di ibukota, karena itu saya pikir Elementalist yang sebenarnya dimaksud orang itu adalah Nona Chloe."

Duke Dylan tahu sekarang, Beatriz mengetahui tentang Chloe yang merupakan Elementalist yang asli dan tengah terluka sekarang, tapi dia tidak tahu tentang kutukannya.

Saint yang sejak tadi diam, kemudian bersuara dengan lembut. "Nama saya Nick, Tuan Duke. Saya akan senang sekali jika dapat membantu menyembuhkan Nona Elementalist."

"Baiklah, ikuti saya."

Duke Dylan kemudian membawa Beatriz dan Saint Nick menuju kamar Chloe. Sesampainya disana, Beatriz dan Saint Nick terkejut dengan keadaan Chloe.

Beatriz terkejut karena tidak ada luka di luar satupun. Namun, melihat Chloe yang masih tertidur dengan munculnya urat-urat hitam di seluruh tubuhnya membuatnya takut. Dia tidak tahu itu apa, namun dia yakin bahwa itu sangat buruk.

"Apa yang terjadi...?"

Saint Nick juga ketakutan melihat itu. Dia bisa merasakan energi negatif yang berlawanan dengannya dari dalam tubuh Chloe.

"Ini energi gelap?"

"Seseorang yang bernama Second dari organisasi Bunga Kematian mengatakan bahwa Chloe dikutuk."

"Apa? Kutukan?" Beatriz bingung. "Bagaimana bisa Nona Chloe dikutuk? Siapa yang mengutuknya?"

"Mereka yang mengutuknya."

"Nona Chloe dikutuk saat pertempuran?"

"Tidak, tidak seperti itu," kali ini Saint Nick yang menjawab pertanyaan Beatriz. "Kutukan energi gelap ini... sudah tumbuh bersamaan dengan Nona Elementalist yang semakin dewasa."

Alis Beatriz mengerut saat itu juga.

Disisi lain, Duke Dylan juga terpukul mendengar itu, mendengar fakta bahwa kutukan Chloe tumbuh bersamaan dengan Chloe yang semakin dewasa. Dylan sekarang mengerti mengapa Second mengatakan bahwa Chloe sudah dikutuk bahkan sebelum ia lahir.

Tapi, yang membuat Dylan masih bingung adalah, dia tidak tahu sejak kapan mereka bisa mengutuk Chloe.

"Saya tidak tahu sejak kapan Chloe dikutuk oleh mereka. Apakah Saint Nick bisa mengetahuinya?"

"Saya tidak yakin, tapi yang pasti kutukan ini sudah ada sejak Nona belum lahir. Seperti..." Saint Nick diam beberapa saat dan berpikir, "Seperti sejak Nona masih dalam kandungan?"

Diam-diam, Duke Dylan membulatkan matanya saking terkejutnya. Namun, itu kembali normal dengan cepat.

"Sejak... dalam kandungan... anda bilang...?"

Jika itu benar, jika semua yang dikatakan oleh Saint itu benar, ini semua berarti terjadi sudah sangat lama. Chloe yang dikutuk sejak dalam kandungan, itu artinya saat itu juga terjadi sesuatu pada istrinya. Sesuatu saat istrinya yang tengah hamil Chloe membuat Chloe terkena kutukan.

Beatriz tidak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya mendengarkan hal-hal yang mengejutkannya.

"Benar, seperti seseorang melakukan sesuatu ketika Ibu Nona Chloe tengah mengandung Nona Chloe. Apa anda ingat, apa yang terjadi pada istri anda saat tengah mengandung Nona Chloe, Tuan Duke?"

"Sesuatu terjadi pada Ruby... yang tengah mengandung Chloe?"

Suara Duke Dylan menjadi lebih dingin. Perlahan tangannya terkepal kuat hingga menunjukkan urat-uratnya. Jelas sekali wajahnya menunjukkan kemarahannya.

Tidak lama setelah itu, Beatriz izin untuk pergi ke kamar mandi. Dia perlu mendinginkan kepalanya setelah mendengar hal-hal yang mengejutkannya.

Tepat ketika Beatriz sudah keluar dari kamar Chloe, langkahnya terhenti sebentar melihat Arabella yang tengah berdiri di depan kamar Chloe. Tampak Arabella tengah menguping sejak tadi.

Tapi, Beatriz tahu bahwa Arabella juga terkejut karena itu dia tidak mau mengajaknya berbicara lebih dulu. Beatriz hanya tersenyum singkat sebelum pergi meninggalkan Arabella yang masih mematung di tempatnya.

Setelah Beatriz pergi, Arabella diam-diam bergumam pelan dengan suara yang bergetar menahan tangisnya.

"Sesuatu... terjadi pada Ibu... yang tengah mengandung Chloe...?"

Di dalam kamar, kini hanya tersisa Saint Nick, Dylan, dan Chloe yang masih tertidur.

"Apa sesuatu... Apa sesuatu yang bisa anda lakukan untuk menghilangkan kutukannya? Apakah anda bisa menghilangkan energi gelap itu?"

Saint Nick kemudian menjawab dengan gelengan kepala.

"Saya bisa melenyapkan energi gelap itu, tapi jika saya melakukan itu artinya Nona Chloe juga akan lenyap. Katakan saja bahwa kutukan ini sudah menyebar luas dan menjadi satu dengan Nona Chloe. Karena itu, mereka saling berhubungan. Jika saya melakukannya, saya yakin Nona Chloe tidak akan selamat, Tuan Duke."

Dylan berdecak kesal mendengar itu.

Saint Nick bersuara lagi dengan suaranya yang lembut dan tenang, "Tapi masih ada cara untuk menyembuhkannya."

"Apa itu?" sahut Dylan cepat.

"Pertama, bunuh pelakunya," ujar Nick, "Untuk menghilangkan kutukannya, ini adalah cara yang paling ampuh. Bagaimanapun, jika pelaku yang menanamkan kutukan itu mati, maka kutukan Nona Chloe juga akan menghilang."

Dylan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lalu cara terakhir?"

"Mencari penawarnya."

"Anda tahu, apa itu?"

"Saya tidak tahu, untuk saat ini saya belum menemukan penawarnya. Saya tidak ahli tentang hal ini, anda mungkin harus menemui seseorang yang ahli hal ini dalam bidangnya."

"Siapa itu?"

"Seorang Alkemis."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!