Chapter 2

"Nenek!"

"Chloe!"

Wanita tua dengan rambutnya yang kini memutih itu tersenyum menyambut kedatangan Chloe lalu dia memeluk cucu keduanya itu.

"Kau pasti lelah setelah perjalanan panjang sampai kesini. Ayo kita makan malam bersama."

Shofia Ernest. Itu adalah ibunda Dylan Ernest, atau nenek Chloe sekarang. Namanya mirip dengan Sofia adik Chloe karena nama Sofia memang diambil dari nama neneknya. Nama mereka mirip, hanya perbedaan cara menulisnya saja.

Shofia segera membawa Chloe masuk ke dalam kediamannya. Itu adalah kediaman Duke Ernest di ibukota. Ukurannya cukup besar, tidak terlalu jauh dengan kediaman mereka di utara.

Chloe istirahat sebentar di kamarnya yang ditunjukkan Shofia lalu dia keluar dari sana untuk makan malam bersama neneknya.

"Aku terkejut ketika mendengar kabar tiba-tiba dari ayahmu bahwa kau akan pergi ke ibukota sendirian."

"Aku hanya ingin melihat-lihat dunia luar lagi setelah sekian lama karena itu aku berpikir perlu untuk mengunjungi beberapa tempat, termasuk ibukota."

"Aku senang sepertinya keadaanmu sekarang sudah membaik, Chloe."

Shofia merasa menjadi tenang ketika melihat Chloe sekarang. Dia sudah tumbuh dewasa dan sepertinya sudah melupakan kematian ibunya beberapa tahun yang lalu.

"Akhirnya anak ini tidak terus mengurung dirinya di dalam kamar."

Shofia tersenyum sambil terus melanjutkan makannya.

"Apa selama perjalananmu kesini lancar?"

"Iya, tidak ada yang perlu nenek khawatirkan."

Shofia terus melemparkan berbagai pertanyaan.

"Apa kau makan dengan benar?"

"Tentu. Natasha selalu mempersiapkan makanan untukku."

"Lalu, berapa lama kau akan tinggal disini?"

"Hanya satu minggu, setelah itu aku berencana untuk pergi ke beberapa tempat lagi."

Shofia melototkan matanya terkejut.

"Mengapa? Tinggallah disini sedikit lebih lama. Bukankah kau akan menghabiskan waktu yang lama untuk jalan-jalan?"

"Iya tapi sepertinya karena banyak tempat yang akan ku kunjungi jadi aku hanya akan tinggal sebentar disini."

"Tempat apa yang akan kau kunjungi setelah ini?"

"Entahlah, aku belum memikirkannya. Aku akan memikirkannya nanti. Nenek tidak perlu khawatir."

Chloe terus memasang senyum ramahnya agar Shofia tidak perlu khawatir padanya dan merasa curiga dengan tindakannya. Chloe sebenarnya tidak suka jika ada orang yang terus bertanya-tanya tentang tujuannya. Itu privasi. Walaupun mereka keluarganya, Chloe tetap tidak akan memberitahu niat tujuannya yang asli.

"Karena akan sangat buruk jika aku memberitahu mereka bahwa aku sedang mencari obat untuk menghilangkan kutukan ku. Mereka pasti akan bertanya-tanya dengan sangat panjang dan itu merepotkan."

"Begitukah?"

Chloe tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pelan.

"Kalau begitu, nikmatilah selama kau tinggal disini."

"Ya, terima kasih, nek."

"Hei! Hei, manusia! Sepertinya nenekmu juga keturunan Elementalist tapi dia tidak mewarisi kekuatan Elementalist sepertimu."

"Bukankah itu sudah jelas? Tidak mungkin semua keturunan memiliki kekuatan Elementalist."

Chloe menjawab dengan sebal di dalam hatinya sehingga tidak ada yang mendengar suaranya.

"Em, nenek. Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Tentu. Aku akan menjawab jika aku mengetahui jawabannya."

"Apa yang nenek ketahui tentang Lucy Ernest?"

"Lucy Ernest? Mengapa kau tiba-tiba bertanya tentang itu?"

"Ah, itu... kudengar dia Elementalist yang sangat berbakat, dan dia juga berkontribusi besar terhadap perdamaian Kerajaan Rondland dan Kekaisaran Nuveleon."

Shofia diam sejenak tanpa membuka suara sedikit pun. Matanya menelisik gestur Chloe. Dia tahu bahwa Chloe tidak akan bertanya tentang pertanyaan yang tidak penting. Karena itu, kali ini, Shofia yakin bahwa pertanyaan ini sangat penting untuk Chloe.

"Kerajaan Rondland dan Kekaisaran Nuveleon adalah sahabat."

Shofia mulai menjelaskan.

"Tapi dulu tidak seperti itu."

Shofia masih ingat dengan jelas cerita pendahulu mereka. Namun, kali ini cerita itu tidak dijelaskan secara turun temurun lagi karena mengingat hubungan kedua Kerajaan yang sudah membaik dan tidak ingin membuat konflik kembali.

Namun sepertinya, tidak ada salahnya untuk menjelaskan ini pada Chloe.

"Ah! Elemental lain juga pernah bercerita padaku bahwa dulu Kerajaan Rondland dan Kekaisaran Nuveleon adalah musuh abadi! Tapi keadaan berbalik begitu ada Elementalist Lucy!" Bayi Elemental angin ikut berbicara. "Ah! Betapa hebatnya!"

"Chloe, Kekaisaran Nuveleon dikatakan sebagai penganut gereja cahaya matahari terbanyak di dunia. Hampir semua rakyatnya menganut agama gereja cahaya matahari. Karena itu, dikatakan keluarga Kekaisaran Nuveleon menerima berkat dewa matahari."

"Mereka identik dengan cahaya yang merupakan simbol nilai kebajikan."

Shofia mengelap mulutnya dengan tisu setelah selesai makan. Matanya menatap serius ke arah Chloe.

Chloe merasa sedikit tegang karena diperhatikan seperti itu.

"Namun, mereka salah."

Kekaisaran Nuveleon yang diceritakan di dalam novel Red Witch menganut gereja cahaya matahari sebagai agama nasional mereka. Hampir semua rakyatnya memiliki keimanan terhadap dewa matahari. Bahkan dikatakan, keluarga Kekaisaran Nuveleon mendapatkan berkat dari dewa.

Tapi dikatakan itu hanyalah kebohongan belaka.

"Aku jadi teringat dengan dialog Arabella ketika dia mengatakan bahwa Kekaisaran Nuveleon adalah musuh umat manusia. Mungkinkah saat itu, nenek Shofia juga menceritakan hal ini kepada Arabella setelah kematian Chloe?"

"Kekaisaran Nuveleon adalah musuh umat manusia."

"Sudah kuduga..." batinnya.

Dia tersenyum puas.

"Apakah... ajaran Gereja cahaya matahari itu sesat?"

"Tidak, tidak seperti itu."

Shofia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kau tidak bisa menyalahkan ajaran Gereja cahaya matahari. Itu bukan seperti Dewa Matahari yang menyesatkan. Tapi orang-orangnya lah yang menyesatkan. Mereka menggunakan nama Dewa Matahari untuk menyesatkan manusia."

"Chloe, kau tidak bisa percaya begitu saja pada anggota keluarga Kekaisaran Nuveleon ataupun para pendeta gereja cahaya matahari. Semua yang keluar dari mulut mereka hanya dusta. Mereka tidak akan bisa dipercaya sampai kapanpun."

"Lalu mengapa Kerajaan Rondland dan Kekaisaran Nuveleon membuat perjanjian perdamaian dibantu dengan Lucy Ernest jika kalian sampai kapanpun tidak akan bisa mempercayai Kekaisaran Nuveleon?"

Kemudian saat itu, Chloe bisa melihat senyum penuh makna di sudut bibir Shofia.

"Mereka para pendahulu pernah berkata, Lucy benar-benar tidak ingin membuat perdamaian dengan Kekaisaran Nuveleon. Kekaisaran Nuveleon benar-benar kumpulan orang-orang munafik yang tidak dapat dipercaya."

"Lucy Ernest yakin bahwa Gereja cahaya matahari bersama keluarga Kekaisaran Nuveleon bekerja sama menciptakan senjata berbahaya."

Chloe terkejut mendengar itu. Hal ini sebelumnya belum pernah dijelaskan secara mendetail di dalam novel.

"Mungkinkah di buku ke-2 adalah perang dengan Kekaisaran?"

"Namun, Lucy tidak bisa mengatakan kebenaran itu. Dia harus merahasiakannya sendiri. Namun, ini diceritakan secara turun-temurun di keluarga kami. Tapi tetap saja, demi perdamaian, kita harus tutup mulut."

"Apakah karena senjata berbahaya itu?" Chloe menebak.

"Itu benar. Tapi, Lucy tidak pernah mengatakan senjata apakah itu. Yang jelas, Kekaisaran Nuveleon memiliki senjata yang berbahaya yang mengancam terjadinya perang dengan Kerajaan Rondland."

"Sepertinya senjata itu cukup kuat untuk menghancurkan Kerajaan Rondland tapi sampai sekarang Kekaisaran Nuveleon masih berhati-hati. Karena itu lah dibuat kontrak perdamaian antara Kerajaan Rondland dan Nuveleon."

"Lucy pernah berkata, ini demi kebaikan semuanya. Demi perdamaian."

Chloe ingat bagaimana dia mendapatkan spoiler novel ke 2 Red Witch di internet yang menggambarkan bahwa Lucy adalah tokoh yang tegas, kuat, peduli, dan baik hati. Dia juga diceritakan sebagai orang yang cinta kedamaian dan membenci peperangan. Namun, di balik sifat lembutnya, dia juga tokoh yang kuat yang berdiri di garis depan medan perang.

Tidak banyak menceritakan Lucy Ernest di dalam novel ke 2, itu hanya sedikit karena kebanyakan menceritakan tentang Putri Beatriz Elliot dan kelompok kuatnya.

"Andai saja aku bisa menyelesaikan sampai ke buku 2 dulu sebelum pergi ke dunia ini..."

Chloe mengangguk-anggukkan kepalanya lagi. Informasi dari Shofia masuk dengan lancar di kepalanya. Dia bisa menyerap semuanya dengan mudah.

"Yang membuat Kekaisaran Nuveleon berhati-hati pada Kerajaan Rondland adalah keluarga Duke Ernest yang memiliki seorang ahli Elementalist?"

Shofia masih tersenyum.

"Cucuku memang hebat."

Kemudian dia melanjutkan.

"Namun, ada satu penyesalan Lucy Ernest."

"Apa itu?"

"Dia bilang, seandainya dia menghancurkan Kekaisaran saat itu..."

"Kekaisaran Nuveleon harus ku waspadai. Aku harus berhati-hati karena suatu hari pasti akan terjadi perang antara Kerajaan Rondland dan Kekaisaran Nuveleon. Perang dengan penyihir putih, dengan Kerajaan Voresham, dengan Kekaisaran Nuveleon, dan juga kutukanku..."

Chloe yang tengah berbicara sendiri menghela napas lelah kemudian. Memikirkannya saja sudah membuat Chloe lelah. Terlalu banyak masalah rumit yang akan terjadi di masa depan. Ini membuat kehidupan damai di masa depan kemungkinannya sangat kecil.

"Asalkan penyihir putih saja..."

Di dalam buku ke-1 diceritakan semua masalah muncul karena penyihir putih. Chloe mulai berpikir, seandainya dia berhasil membunuh bintang putih saja, apakah semua masalah akan selesai?

"Apakah perdamaian akan terwujud setelah itu?"

Namun, setelah mengingat bahwa novel Red Witch berlanjut ke buku 2 mengartikan bahwa masalahnya belum selesai walaupun penyihir putih sudah mati.

Chloe mengalihkan pandangannya ke arah rak-rak buku besar dihadapannya.

"Tidak, yang terpenting sekarang adalah keselamatanku. Aku harus mencari tahu kutukan ini lebih dulu."

Karena sejak awal Chloe berbeda dengan Lucy. Chloe tidak masalah jika tidak ada perdamaian. Yang terpenting untuknya hanyalah hidup selama mungkin.

Kini, Chloe tengah berada di perpustakaan besar di ibukota Kerajaan Rondland. Dia berencana untuk mencari informasi tentang kutukan ini. Dia merasa perlu mencari itu walaupun sepertinya hampir tidak mungkin. Setidaknya dia akan mencarinya sampai dapat.

"Ini adalah tempat pertama kali pertemuan antara Putri Beatriz dan Xavion."

Xavion adalah teman perjalanan pertama Putri Beatriz. Dia adalah seorang ahli pedang. Kedua orang ini adalah pahlawan di masa depan. Selain sedang mencari informasi tentang kutukannya, karena itu juga Chloe datang kesini.

"Aku ingin melihat bagaimana reaksi Putri Beatriz ketika melihat Xavion."

Gadis itu bersembunyi di balik rak dengan buku yang menutupi setengah wajahnya. Chloe sedang berpura-pura membaca buku sambil melirik sesekali ke arah gadis bersurai merah yang tengah duduk sambil membaca buku di pinggir jendela.

Beatriz tengah melihat Xavion dari sini.

Perpustakaan ini cukup dekat dengan gerbang masuk ibukota karena itu dia bisa melihat Xavion yang datang ke gerbang masuk.

Xavion, pria dengan rambut hitam itu ditolak akses masuknya karena tidak memiliki identitas yang jelas.

"Di dalam buku, Xavion sejak kecil tinggal di kaki gunung dan dia tidak memiliki gelar apapun."

Di dalam novel Red Witch, Xavion diperkenalkan sebagai salah satu tokoh yang memiliki kisah kelam. Sejak kecil, dia dan saudara kembarnya dijadikan bahan percobaan oleh orang tuanya sendiri. Lalu suatu hari, ada sesosok menakutkan yang membantai keluarganya. Kedua orang tuanya mati malam itu.

Namun, Xavion berhasil kabur dari sana karena diselamatkan oleh kaum serigala biru. Sedangkan kembarannya dibawa oleh sosok itu.

Karena itulah, tujuan Xavion mengikuti Beatriz adalah untuk mencari saudara kembarnya yang tidak lain adalah penyihir putih.

"Sayang sekali, pada akhirnya Xavion harus membunuh saudaranya sendiri."

"Nona!"

DUK

"Anda... Putri Duke Dylan Ernest, bukan?"

Chloe membeku di tempatnya. Dia tidak sadar karena wanita ini tiba-tiba muncul di belakangnya.

"Dia tidak mendengar pembicaraanku tadi, bukan?"

"Ah, maaf, sepertinya saya mengejutkan anda. Biar saya bantu ambilkan buku—"

"T-tidak! Tidak perlu, terima kasih!"

Chloe segera mengambil bukunya yang jatuh tepat sebelum Putri Beatriz menyentuhnya.

"M-maaf karena saya sudah lancang, Tuan Putri."

Dia menunduk hormat.

Chloe merasa ketakutan, tapi dia berusaha mengendalikan dirinya dan berusaha bersikap senormalnya walaupun dia terkejut dengan kehadiran tiba-tiba Beatriz.

"Bukankah seharusnya sekarang dia ke tempat Xavion?"

"Tidak, tidak seperti itu, kok. Saya hanya bingung karena sejak anda masuk, anda tidak menghampiri saya. Saya kira anda akan memberi salam pada saya, Nona Chloe."

Putri Beatriz tersenyum ramah yang dibalas senyuman lagi oleh Chloe.

"Saya minta maaf, itu bukan karena saya tidak mau memberi salam pada anda, Tuan Putri. Saya hanya sedikit ragu dan malu untuk mendekati anda."

Putri Beatriz terkekeh pelan dengan anggun lalu.

"Haha! Aku tidak menyangka Putri kedua Duke Ernest ternyata sedikit pemalu!"

Dibicarakan seperti apapun Chloe hanya bisa pasrah dan tersenyum lemah. Dia tidak mau membuat kesalahan sedikitpun dengan Putri Beatriz karena nyawanya bisa saja terancam.

"Aku harus segera pergi dari sini! Aku tidak mau terlibat dengan Putri Beatriz!" Chloe berdecak kesal dalam batinnya.

"Tuan Putri sendiri, mengapa bisa ada disini? Maksudku, bukankah anda memiliki perpustakaan anda sendiri di istana?"

Chloe berusaha berbicara dengan normal.

"Apakah jika aku memiliki perpustakaan ku sendiri di istana artinya aku tidak boleh mengunjungi istana umum di ibukota? Bukankah itu sama saja dengan anda, Nona Chloe? Anda memiliki perpustakaan anda sendiri bukan di kediaman Duke Ernest?"

"Ya, semua yang anda katakan benar, Tuan Putri."

"Terserah! Aku hanya ingin segera pergi dan tidak melihat wajahmu lagi, Beatriz!" Chloe membatin.

"Ada apa, manusia? Mengapa wajahmu pucat seperti itu?"

Chloe merasa energinya diserap habis oleh Beatriz. Dia tidak bisa berkata apa-apa dan hanya terus mendengar cerita Beatriz sambil berharap dia bisa cepat-cepat pergi dari perpustakaan ibukota.

Beatriz diceritakan sebagai tokoh utama yang baik hati sekaligus licik disatu waktu. Dia bukanlah tipe tokoh utama yang naif. Dia adalah tokoh utama yang penuh dengan ambisi. Beatriz ingin memiliki kebebasannya sendiri dan menjadi penyihir menara di masa depan, namun dia juga menjadi pahlawan yang melindungi kerajaannya dan berjanji untuk menciptakan kedamaian untuk seluruh rakyatnya walaupun dia bukan lagi seorang putri kerajaan.

"Bisa dibilang, dia cukup mirip dengan tokoh Lucy Ernest yang diceritakan nenek."

"Nona Chloe, Kerajaan Rondland sungguh berhutang banyak pada keluarga anda. Tidak hanya Sang Elementalist yang membuat perdamaian dengan Kekaisaran Nuveleon, saya sebagai Putri Kerajaan Rondland juga berterima kasih pada Ayah anda, Duke Dylan Ernest karena telah melindungi Kerajaan Rondland dari serangan monster."

Duke Dylan Ernest ditetapkan sebagai pahlawan juga 20 tahun yang lalu. Itu saat serangan monster yang disebabkan penyihir putih menyerang ibukota kerajaan Rondland. Duke Dylan Ernest sebagai komandan pasukan saat itu menghabisi hampir setengah dari monster-monster itu dan menghindari kerusakan fatal dari dampak itu.

Walaupun sampai saat ini mereka belum tahu siapa pelakunya.

"Saya mengucapkan ini tulus dari hati saya."

"Manusia! Senyuman wanita itu berbahaya!" bayi Elemental angin berteriak di dalam pikirannya.

"Karena itu, saya berharap anda juga berkontribusi besar ke depannya!"

Putri Beatriz menarik telapak tangan Chloe sambil tersenyum.

"Sial! Apa maksudnya dia mengatakan itu?! Aku tidak akan melakukan apapun ke depannya!"

Chloe kesal karena Beatriz seolah berkata bahwa dia akan memanfaatkan Chloe juga ke depannya.

"Tuan Putri, saya bukanlah penerus kepala rumah tangga karena itu saya merasa saya tidak akan menjadi tokoh penting di masa depan. Selain itu, tubuh saya yang lemah membuat saya tidak bisa beraktivitas banyak di dunia politik. Saya mohon Tuan Putri bisa memakluminya."

Chloe tidak mau dia terus ditekan oleh Putri Beatriz karena itu dia langsung mengatakan bahwa tubuhnya lemah. Itu akan membuat Putri Beatriz sedikit kasihan padanya walaupun dia tidak mengatakan tentang kutukannya.

"Kumohon! Segera menjauhlah dari aku!"

"Ha! Manusia, kau bilang tubuhmu lemah?!"

"Ah, tubuh Nona Chloe lemah? Saya kira hanya Nona Sofia saja..." Putri Beatriz sedikit terkejut. "Maaf, saya tidak bermaksud seperti itu, Nona Chloe."

"Tidak apa-apa, Tuan Putri. Saya mengerti. Tapi sepertinya saya harus segera pergi sekarang. Terima kasih atas waktunya."

Chloe langsung berusaha untuk pamit dan meninggalkan tempat itu secepatnya. Dia segera melepaskan genggaman Beatriz dan menyimpan buku itu kembali ke raknya.

"Em! Sampai ketemu nanti, Nona Chloe! Saya akan mengundang anda besok untuk hadir ke istana untuk pesta minum teh! Saya rasa ini akan menjadi perbincangan yang menyenangkan."

"A-apa?! Kenapa sekarang dia mengundangku untuk pesta minum teh?!"

Demi apapun, Chloe ingin mengutuk Beatriz sekarang.

"Bukankah anda ingin pergi ke beberapa tempat setelah ini? Karena itu, saya mengundang anda karena ada yang ingin saya bicarakan dengan anda tentang perjalanan anda nanti. Saya harap anda menerima undangan saya, Nona Chloe!"

Itu adalah senyuman ramah. Namun, dibaliknya adalah senyuman licik. Chloe merasa ini bukan hal yang baik.

"Jelas sekali dia ingin memerasku, bukan?!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!