Sanaya mencoba membunuh dirinya dengan menenggelamkan dirinya di bathroom namun Sanaya mendengar suara yang sangat ia kenal membisikan sesuatu di telinganya.
"Jaga David "
" Kak Naya" Sanaya langsung bangun ke permukaan meneriakkan nama Anaya.
memandang sekeliling kamar mandi tapi Sanaya tidak menemukan siapapun di sana, Sanaya dengan cepat keluar kamar mandi dan segera berganti pakaian.
" sepertinya aku berhalusinasi" Sanaya mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
tak lama kemudian Handphone milik Sanaya berbunyi membuat Sanaya mengecek yang ternyata sebuah notice pesan dari William.
" sekitar 30 menit lagi aku akan menjemput mu jadi bersiap-siap" pesan singkat William yang membuat Sanaya sedikit tersenyum dan segera bersiap untuk pergi menghirup udara agar mendapatkan energi positif.
setelah bergantian Sanaya segera keluar kamar dan menunggu William di luar apartemen namun saat Sanaya keluar kamar ia melihat sebuah tulisan kertas kecil di meja makan bersama sarapan berupa sandwich.
" Het spijt me ( maafkan saya ) "
" apa kak David yang menuliskannya" pikir Sanaya lalu mengambil sarapan di atas meja dan memakannya dengan lahap.
" ini benar-benar sangat enak " Sanaya melahap sandwich nya hingga habis dan mengambil minum.
sebelum Sanaya pergi, Sanaya menulis sebuah kalimat di kertas kecil dan menaruhnya di atas meja.
" terimakasih untuk maknanya, sepertinya aku akan pulang malam dan aku pergi bersama William ia menemani ke suatu tempat"
setelah menulis kertas dan menempelkannya di atas meja Sanaya segera berjalan menuju keluar apartemen menunggu David di taman yang tak jauh dari apartemen tempat tinggalnya.
Sanaya duduk di ayunan sambil melihat 2 orang anak kecil sedang asik bermain membuat Sanaya teringat semasa kecil saat bermain dengan Anaya, kakanya selalu mengalah dengan dirinya yang begitu keras kepala dan cerewet.
hingga anak yang di lihat Sanaya salah satunya jatuh saat bermain, Sanaya langsung berlari ke arahnya.
" apa kau tidak apa- apa, " tanya Sanaya lembut membantu anak kecil tadi berdiri.
" atu tida... apa-apa," ucap anak tadi dengan senyum yang menunjukkan gigi ompong nya.
" kamu anak yang mengemaskan, siapa nama mu,? " tanya Sanaya mengusap kepala anak itu.
" nama atu Zafa dan ini zifa, " ucap anak kecil tadi dengan celotehnya yang membuat Sanaya tambah gemes.
" hallo salam kenal ya, " senyum Sanaya membuat anak tadi langsung menyentuh muka Sanaya.
" muta tata canti..." ucap anak perempuan itu membuat Sanaya tersenyum.
" terimakasih atas pujiannya," ucap Sanaya lembut.
" Zafa....zifa ! " teriak seseorang perempuan baru baya dari jauh memanggil kedua anak tadi.
" dada tata... mommy sudah panggil ayo zifa ." anak tadi langsung menarik kembarannya menuju ke arah ibunya.
" mereka sangat manis, " gumam Sanaya.
" sama seperti dirimu dan nona Anaya!" ucap seseorang dari arah belakang Sanaya yang tidak lain adalah William.
" kak William, sejak kapan tiba? " tanya Sanaya kaget.
" sepertinya saat kamu asik mengobrol dengan anak perempuan tadi, " balas William dengan senyum manisnya.
" jadi apa kita jadi jalan tuan William," tanya Sanaya berdiri dan mendekat ke arah William.
" tentu nona, aku akan membuat anda menikmati perjalanan hari ini." Sanaya langsung tertawa mendengar ucapan William.
mereka pun menuju ke mobil dan berjalan ke suatu tempat, Sanaya sama sekali tidak mengetahui William akan membawanya ke mana.
" kita akan kemana kak William? " tanya Sanaya.
" ke tempat yang kamu pasti suka ! " ucap William membuat Sanaya menganggukkan kepalanya.
hampir memakan waktu perjalanan satu jam akhirnya Sanaya dan William sampai ke tempat tujuan dan Sanaya begitu senang saat melihat tempat yang William antar.
" apa kau senang !" tanya William.
" tentu, ternyata kak William masih ingat dengan tempat ini, aku hampir setahun tidak ke sini " ucap Sanaya tidak percaya William akan membawanya ke tempat favoritnya.
" aku mengenal mu hampir 3 tahun nona muda apa kau lupa. " balas William.
" baiklah ayo turun " ucap William dan mereka segera keluar dari mobil.
Sanaya pun mendekat dan menyapa orang-orang yang sedang asik melukis panorama pemandangan danau ini, yah tempat favorit Sanaya untuk meluapkan kesenangan dan kesedihannya di tempat ini dengan sebuah lukisan.
saat Anaya dan David asik berkencan dulu, Sanaya sering mengajak William menemaninya ke danau tempat danau ini untuk menemani Sanaya melukis.
" apa kamu mau mencoba melukis lagi? " tanya William mendekat ke arah Sanaya.
" sepertinya bukan ide yang buruk! " ucap Sanya kemudian ia duduk di tempat yang William sudah sediakan bersama alat-alat lukis.
" kak William bisa menjadi model ku ? " tawar Sanaya menatap William membuat William tersenyum.
" aku akan duduk di sini !" William duduk di bangku taman di bawah pohon yang cukup besar.
" baiklah jangan bergerak ya kak, " ucap Sanaya dan mulai melukis dengan serius.
hampir memakan waktu satu jam akhirnya lukisan Sanaya selesai, William pun meregangkan otot-ototnya karena duduk satu jam tanpa bergerak membuat badannya terasa pegal.
" kak William sini," panggil Sanaya membuat William mendekat ke arah Sanaya.
" gimana bagus ?" tanya Sanaya menunjukan hasil lukisannya begitu indah membuat William kagum saat melihat lukisan Sanaya begitu indah seperti orang profesional.
" sangat bagus, sepertinya aku harus membelinya dengan harga berapa untuk ku membawa pulang " tanya William menatap Sanaya.
" tidak usah, karena hari ini Sa sedang berbaik hati Sa memberikan ini kepada kak William secara gratis. " ucap Sanaya dengan tawa kecilnya.
" baiklah terimakasih nona muda yang cantik " puji William membuat Sanaya langsung memukul lengan William.
" kak William ada-ada aja " ucap Sanaya dan membersihkan tangannya yang sudah di penuhi dengan warna warni cat.
" apa masih ada tempat yang harus kita kunjungi lagi? " tanya Sanaya menatap William.
" yah tapi sepertinya kita makan sejenak, aku sedari tadi mendengar suara perut kelaparan " singgung William menatap Sanaya.
" ha kak William" Sanaya malu langsung memegang perutnya.
" baiklah ayo kita jalan "ajak William langsung menarik tangan Sanaya dan membawa serta lukisan Sanaya tadi.
" apa semalam Sanaya berdebat dengan Tuan David, lehernya begitu merah seperti orang yang tercekik" batin William yang sejak tadi memperhatikan leher Sanaya yang tertutup dengan baju switer Sanaya yang sampai di leher.
selanjutnya...
jangan lupa untuk....
👍like
💬 komentar
❤️ favorit
🎟️ vote
🥀 berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ratna Wati
lanjut kk
2022-07-08
1
Kaisar Tampan
kak udah aku mampir.
bantu dukung karyaku juga ia
simpanan brondong tampan
terima kasih
2022-07-08
2
Arie'shantie
next thor
2022-07-06
1