Sanaya yang sejak tadi sudah tiba di apartemen hanya duduk termenung di atas ranjang kamarnya sambil memeluk lututnya, ia sejak pagi tidak makan sama sekali atau meminum air.
dering ponselnya yang berbunyi membuat Sanaya langsung melihat panggilan telfon yang ternyata tertulis Deo❤️ membuat Sanaya sangat senang namun seketika ekspresi Sanaya sedih harus berbohong kepada Deo.
Sanaya menghapus air matanya dan mengangkat telfon dari Deo kekasih hatinya.
" Hallo sayang apa kabar ,?" tanya Deo suara yang sangat Sanaya rindukan selama 2 hari belakangan ini.
" Sa baik," balas Sanaya menahan tangisannya.
" maaf aku baru hubungi kamu, soalnya kemarin aku harus mengurus beberapa berkas saat tiba di Belanda." terang Deo
" that's okay"
" aku benar-benar merindukan mu saat ini," perkataan Deo ampuh membuat Sanaya benar-benar sakit menahan dadanya yang begitu sesak saat mendengar Deo mengatakan hal seperti itu.
" Sa...Sa...! juga merindukan kak Deo, " ucap Sanaya dengan suara bergetar.
" Sa, apa kamu baik-baik saja, kenapa suaramu serak begitu,?" tanya Deo saat mendengar suara Sanaya yang agak serak.
" Sa baik, hanya tenggorokan Sa lagi sakit jadi suaranya agak serak," balas Sanaya berbohong.
" oh...... Sa, aku mencintaimu, sehat-sehat di sana tunggu aku, aku akan menjemput setelah 2 tahun di sini ," ucap Deo lembut membuat Sanaya langsung mute telfonnya dan menangis sejadi-jadinya Sanaya memegang dadanya yang rasanya begitu sesak.
" Ya Tuhan... kenapa hidup ku benar-benar berat seperti ini, aku sungguh tidak mampu " batin Sanaya.
" hallo....hallo...Sa apa kamu masih di sana " ucap Deo yang sejak tadi berbicara tapi Sanaya tidak mendengarkan.
Sanaya pun mengontrol dirinya dan kembali menonaktifkan tanda mute dan berbicara dengan Deo seperti biasa.
" kak Deo maaf ya, Sa lagi sibuk nanti lagi kita bicara ," balas Sanaya berbohong
" baiklah, bye Sa , ik hou Van je' (aku mencintaimu) " ucap Deo.
" ik hou ook Van jou' ( aku juga mencintaimu)" balas Sanaya langsung mematikan sambungan telfonnya.
setelah panggilan selesai Sanaya menangis sambil membaringkan badannya hingga ia terlelap, sungguh kasihan nasib Sanaya entah kesedihan ini harus ia berbagai dengan siapa.
...****************...
pukul 10 malam David baru pulang ke apartemen miliknya, saat ia masuk apartemen nya begitu gelap membuat David segeralah menyalahkan lampu.
David membuka jas kantornya dan mengambil air putih yang berada di kulkas untuk mengurangi rasa dahaganya.
ia melihat sekeliling ruangan hingga tertuju satu pintu kamar yang tertutup dengan rapat namun tidak ada simpati di hati David untuk berinisiatif mengetuk atau menanyakannya kabar Sanaya.
setelah minum David langsung menuju ke dalam kamarnya membersihkan badannya dan beristirahat di ranjang kebesarannya.
belum lama saat David masuk ke dalam kamar Sanaya baru keluar dari kamarnya sambil memegang perutnya, wajah Sanaya begitu pucat dan kepalanya terasa sangat pusing.
Sanaya berjalan pelan menuju ke kulkas untuk mencari makanan namun Sanaya baru berjalan beberapa langkah tubuhnya yang begitu lemas langsung terjatuh dan membuat Sanaya pingsan.
seseorang yang baru masuk ke dalam apartemen David melihat Sanaya pingsan seperti itu langsung menggendong tubuh Sanaya dan membawa Sanaya ke rumah sakit tanpa memberitahukan kepada David.
...****************...
Sanaya membuka matanya pelan, melihat sekelilingnya membuat Sanaya heran kenapa ia berada di sini perasaan Sanaya berada di apartemen David.
bau obat menyengat ke dalam hidung Sanaya sungguh bau sangat Sanaya tidak ingin menciumnya lagi karena itu akan mengingatkan dirinya kepada Anaya.
" kamu sudah sadar, " ucap seorang pria yang menghampiri Sanaya.
" kak William," lirih Sanaya menatap William yang ternyata membawa Sanaya ke rumah sakit.
" saya tadi mengantarkan berkas tuan David yang tertinggal di kantor namun saat masuk ke apartemen saya melihat kamu pingsan, " terang William yang ternyata sekertaris kepercayaan David.
" terimakasih ," ucap Sanaya lembut.
" kata dokter kamu tidak sarapan makanya tubuh mu sangat lemah membuat kamu jatuh pingsan" ucap William menatap Sanaya.
" aku belum sarapan sejak kemarin " ucap Sanaya pelan.
" Nona Anaya akan sedih melihat mu seperti ini," " William mengusap kepala Sanaya.
Sanaya dan William memang sangat akrab bagaimana tidak saat Anaya dan David berkencan Anaya selalu membawa Sanaya untuk ikut begitu pula David membawa sekertaris kepercayaan, Sanaya juga sudah menganggap William seperti kakanya sendiri.
Sanaya langsung memeluk William menumpahkan tangisannya di sana.
" kenapa Tuhan begitu kejam padaku hiks...hiks..kenapa bukan aku saja yang mati setidaknya kak David tidak merasakan kehilangan kak Anaya dan Mommy juga ! " ucap Sanaya.
" jangan berkata seperti itu, Tuhan pasti memiliki rencananya sendiri," William mengusap kepala Sanaya dengan lembut.
" Sa benar-benar enggak sanggup kak William," lirih Sanaya memeluk erat William.
" sudah....jangan menangis lagi...." William mengusap air mata Sanaya.
" kamu harus makan.... aku akan menyuapi mu, " pinta William mengambil sekotak makanan yang ia pesan online sebelum Sanaya bangun.
" kak William masih ingat makanan kesukaan Sa," Sanaya menatap wajah William dengan sendu.
" aku selalu tau makanan favorit adikku," William melemparkan senyum hangatnya kepada Sanaya.
" jadi makan yang banyak, ingat masih ada kak William kalau kamu ingin curhat hubungi Kaka aja , " ucap william.
" baiklah, terimakasih kak " balas Sanaya sambil memakan makanan yang William suapi kan.
" Aku akan menjaga mu dan membuat mu benar-benar bahagia" batin William
selanjutnya...
jangan lupa...
👍 like ...
💬 jejak komentar ...
❤️ favorit ...
🎟️ vote....
🥀hadiah jika kalian menyukai novel ini
jika kalian melakukan 5 hal yang author tulis membuat saya semakin bersemangat dalam menulis 😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
ZaeV92
keruuuuen kakak.
2022-07-05
0
ZaeV92
kasian banget ya jadi Deo 😧😧
2022-07-05
1
Arie'shantie
💪💪
2022-07-03
0