" Anaya ku belum mati ! " David menatap papanya dengan sangat tajam, membuat pak Jonathan terpaksa harus melakukan cara agar secepatnya Anaya bisa di kebumikan jika ia bersama David maka entah hal gila apa yang akan dilakukan putranya pada Anaya.
pak Jonathan memberi kode kepada Reno untuk menyuntikan obat penenang untuk David, David masih setia memeluk Anaya tidak menyadari dengan rencana pak Jonathan dan Reno.
"maafkan aku, " ucap Reno saat menyuntikan obat bius kepada David.
David yang merasakan pusing menatap Reno, obat yang Reno suntikkan ke dalam tubuh David mulai bereaksi membuat David pingsan seketika.
namun saat pak Jonathan dan pak Eden bersama Reno berusaha melepas pelukan David kepada Anaya mereka sama sekali tidak mendapatkan hasil apapun pelukan David begitu kuat.
ketiga lelaki itu berpikir dengan keras bagaimana cara melepaskan tangan David hingga terlintas dalam benak mereka menatap Sanaya membuat Sanaya bingung dengan tatapan mereka.
" sayang... " papa Eden memanggil Sanaya, membuat Sanaya mengerti dengan tatapan pa Eden.
" Sa, gak bisa papa, Sa bukan kak Naya yang di cintai kak David ," kata Sanaya dengan lembut.
" kau perlu mencobanya sebelum menyerah," sambung Reno menatap Sanaya.
Sanaya pun melangkah dengan pelan mendekat kearah David, ia menatap wajah Anaya yang sudah sangat pucat membuat hati Sanaya sangat pedih namun ia berusaha menahan air matanya.
Sanaya dengan pelan melepaskan tangan David dari badan Anaya tak di sangka ternyata Sanaya bisa melakukan hal itu membuat semua orang saling bertatapan.
" apakah ini kekuatan saudara kembar sentuhan rasa yang sama " batin Reno.
Sanaya yang berhasil melepas pelukan David, pak Eden, Jonathan dan Reno langsung mengangkat tubuh David dan segera di bawah ke ruangan perawatan VVIP menggunakan kursi roda dan pak Jonathan pun menyuruh Sanaya untuk menemani David di ruangan itu.
sementara Jenazah Anaya akan segera di kebumikan, pak Eden sudah mempersiapkan semuanya dan pak Jonathan pun membantu pemakan Anaya.
" apakah boleh aku melihat kak Anaya untuk terkahir kalinya?" tanya Sanaya pelan dan mendapatkan anggukan dari pak Eden.
Sanaya mendekat kearah ranjang Anaya, melihat sang Kaka yang terbaring dengan wajah yang begitu pucat membuat Sanya langsung menangis'memeluk saudara kembarnya.
" kak..,maafin Sa, seandainya Sa tidak turun dari mobil pasti kecelakaan ini tidak akan terjadi...hiks...hiks...hiks..." tangis Sanaya pecah saat ia memeluk tubuh Anaya yang sudah kaku dan begitu dingin, wajah cantiknya yang beraliran darah kini sudah memucat.
Sanaya yang masih menangis setia memeluk Anaya sontak kaget saat rambutnya di tarik oleh seseorang dari arah belakang membuat Sanaya menjerit kesakitan.
" Dasar pembunuh.... kau membunuh anakku... kau seorang pembunuh....kenapa bukan saja kamu yang mati.... Dasar pembunuh! " teriak mommy Hana menarik rambut Sanaya dan langsung memindahkan tangannya secara cepat ke batang leher Sanaya.
"mom....lep....lepasin....Sa....gak...bisa...napas..." seru Sanaya berusaha melepas tangan Mommy Hana dari lehernya.
pak Eden langsung menarik istrinya agar tidak melukai putrinya, Sanaya mencari napas saat tangan Mommy Hana sudah lepas dari lehernya.
" lepasin....pa...dia pembunuh....dia membunuh anak kita....lihat lah wanita pembunuh ...lepasin....lepasin....!" mommy Hana meronta-ronta dan memukul pak Eden agar melepaskannya.
" mommy..... sadarlah Sa juga anak kita, " pak Eden berusaha menenangkan Mommy Hana namun mommy Hana tidak menerima baik, saat ini mommy Hana mengalami stres berat karena belum menerima kepergian Anaya membuat ia menyalahkan dan menyudutkan Sanaya sebagai penyebab kematian Anaya.
mata dan raut wajah Sanaya terpancar dengan jelas kesedihan yang mendalam melihat mommy Hana menyalahkan nya.
" mom... mommy ini Sa, anak mommy juga, " Sanaya mendekat ke arah mommy Hana dengan pelan Sanaya berjalan menghampiri mommy Hana dan menyentuh wajah wanita yang sudah melahirkannya itu.
" Sa, kamu anak mommy" ucap mommy Hana pelan memegangi wajah Sanaya.
" ini Sa mom, anak mommy dan saudara kembar kak Anaya " jelas Sanaya mencium tangan mommy Hana.
namun kondisi mommy Hana benar-benar tidak stabil ia kembali kumat dan langsung menjambak rambut Sanaya membuat pak Eden segera menjauhkan mommy Hana dari Sanaya.
" sepertinya mommy kamu belum stabil dan belum menerima kepergian Anaya, " jelas Reno, segera mendekat dan menyuntikkan bius kepada mommy Hana agar menjadi tenang.
" bawalah mommy Hana beristirahat dan untuk sementara jangan mempertemukan mommy Hana dan Sanaya untuk saat ini, " saran Reno kepada pak Eden.
pak Eden menatap wajah Sanaya dan pria berusia paru baya itu benar-benar merasa kasihan dengan Sanaya kenapa takdir begitu kejam kepada keluarganya saat ini.
" jangan berpikir mommy tidak menyayangi mu, dia hanya masih syok dengan kepergian Anaya secara mendadak," pak Eden mengusap kepala putrinya dan mengecup pucuk kepala Sanaya.
" papa pergi dulu untuk mengurus pemakaman Anaya kamu di sini temani David sepertinya dia merasa nyaman saat kami ada di dekatnya," sambung pak Eden membuat Sanaya hanya mengangguk mengerti.
...----------------...
Sanaya menatap wajah David entah perkataan apalagi yang akan di dapatkan Sanaya dari David saat ia sadar, apakah David akan menjadi seperti mommy Hana? atau menerima dengan ikhlas kepergian Anaya.? pertanyaan itu selalu berputar-putar bagaikan komedi putra di kepala Sanaya.
Sanaya menarik nafasnya dengan kasar dan menghembuskan nya, ia benar-benar sudah siap dengan kalimat manis yang akan David lontarkan kepadanya, saat Sanaya tenggelam dalam pikirannya Sura ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
" Bunda !" ucap Sanya langsung berdiri melihat bunda Erina masuk dari balik pintu.
" duduk lah kembali, bunda hanya ingin mengecek kondisi David, " ujar bunda Erina dengan lembut.
" Bunda maafin Sa, semuanya gara-gara Sa" Sanaya mengusap air matanya yang terus jatuh saat meminta maaf kepada bunda Erina.
Bunda Erina langsung memeluk tubuh Sanaya membuat Sanaya menumpahkan kesedihannya di sana.
" Sa tidak bersalah, semua sudah kehendak takdir nak, " tutur bunda Erina mengusap wajah Sanaya yang sudah di basahi oleh air mata.
" Tapi kak David," Sanaya melirik ke arah David yang masih terbaring di tempat tidur.
" David, kan ada kamu yang urusin menggantikan posisi Anaya, " jelas bunda Erina membuat Sanaya langsung menatap dengan bingung.
" papa kamu dan suami saya sudah berkompromi saat ini kondisi David sangat tidak stabil dan hanya kamu yang bisa membuat David bisa kembali seperti biasa, " ucap bunda Erina.
" Sa, gak bisa bund. " tolak Sanaya.
" kamu bisa sayang, walau kau bukan Anaya bunda yakin kamu bisa membuat David menerima kepergian Anaya dan bunda sudah sangat mengenalimu " ucap bunda Erina mengusap kepala Sanaya.
" Sa, gak bisa karena Sa sudah berjanji menunggu seseorang yang Sa cintai " batin Sanaya.
" kamu mau kan menjadi istri David mengantikan Kaka mu " pinta bunda Erina membuat Sanaya begitu kaget ia tidak percaya Takdir mempermainkan kehidupannya seperti ini.
ia harus menikahi seorang yang ia sendiri sudah menganggapnya sebagai Kaka kandungnya.
Bersambung.....
jangan lupa untuk :
👍 like
💬 komentar
❤️ Favorit
🎟️ vote
🥀 berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Untaian Fiksi(Hiatus)
kalau kamu gak mau, aku aja dah😌
2022-07-16
0
Untaian Fiksi(Hiatus)
😳 itu kan anakmu juga tanteee
2022-07-16
0
Untaian Fiksi(Hiatus)
lah, pingsan kok peluknya kuat amat
2022-07-16
2