Cinta Difia
Seorang gadis menatap sedih sekolah tempatnya belajar, air matanya meleleh di pipi, seulas senyum di bibirnya memberikan kesan sedih dan senang yang tak bisa dia gambarkan.
Gadis itu adalah Difia, si gadis kampung yang cantik dan pintar, dia baik dan juga dikagumi oleh semua orang, tak pernah dia mengeluh, walaupun bukan dari golongan keluarga berada, dia mampu bekerja keras untuk cita-citanya.
Pekerjaan apapun dia lakukan supaya mendapat sedikit rejeki untuk tambahan hidupnya, dari mulai buruh cuci, nyetrika, jagain anak, jualan, bersih-bersih rumah dan lainya, dia bertekad selagi itu halal maka dia rela melakukanya, selama diluar jam sekolah tentunya.
"Difia, Nak." suara seorang ibu memanggilnya
"iya Buk." kata difia
"selamat ya nak, berkat kerja kerasmu akhirnya kamu lulus dengan nilai yang sangat membanggakan, ibu bahagia sekali.
"Maaf ya Nak selama ini ibu tak bisa membantumu banyak."
Dalam hatinya ibu merasakan kebahagian yang teramat sangat, saat anaknya mendapatkan apa yang diusahakannya. Walaupun Difia tidak hadir dalam keluarga kaya, tapi Difia tqk pernah mengeluh, selalu berusaha dan bersyukur.
" gak apa-apa buk, Difia tak meminta banyak dari ibu, hanya do'a aja semoga cita-cita difia tercapai."
Difia memeluk ibunya yang amat dia sayangi.
"amiiin." kata ibu dengan suara serak karena terharu.
Ya tepat hari itu Difia si anak kampung yang suka diragukan kemampuannya untuk membiayai sekolahnya kini lulus, dia mendapatkan nilai yang sangat membanggakan.
Selain itu dia juga mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikanya di kampus paforit, impian banyak siswa. Tak mudah untuk bisa masuk ke kampus tersebut, dan Difia mampu melakukanya.
"Difiaaaa." dari kejauhan ada beberapa siswa yabg berteriak menghampirinya, mereka langsung berpelukan sebentar.
" udah ah lepas, engap tau." kata Difia
"ha..ha. ha.." mereka tertawa bersama, mereka adalah teman-teman satu kelas nya, mereka juga salim kepada ibu Difia
" Dif selamat ya, kamu diterima di kampus I, aku ngiri banget ih ..., tapi seneng juga karena salah satu temen kita bisa mendapatkanya." kata Ami
"iya, kita seneng banget, walaupun sedih juga karena kita bakal pisah." Eri menimpali.
"uh... co cwit banget cih..ulu ulu ..." kata Difia sambil kembali berpelukan
"kita akan berpisah, dan menyambut tempat baru, jangan lupa kabar kabari ya."
"iya Amii..pasti."kata Difia sambil tersenyum
"kita foto-foto yuk buat terakhiran." Eri pun mengajak teman-temannya untuk berswa foto bersama.
Acara pun selesai, semua siswa dan orang tua kembali ke rumah masing-masing.
Malam harinya Difia ngobrol dengan ibunya diruang tv, sembari ditemani cemilan pisang goreng kesukaan Difia.
"Difia, nak..bagaimana persiapan ke sana, kamu yakin nak mau kuliah disana, ibu tak bisa membantumu banyak nak?kamu tau sendiri bagaimana keadaan keluarga kita."
Ibu Difia mengeluarkan unek-unek dalam hatinya karena tak mampu jadi ibu yang baik untuk putrinya, tak mampu membiayai sekolah anaknya
"Insya Allah bu Difia udah siap, Difia yakin bu, ibu gak usah khawatir, kan Difia punya beasiswa, Difia juga udah biasa kerja, jadi rencananya Difia juga akan mencari kerja disana." Difia meyakinkan ibunya
"apa kamu yakin nak?"
"Difia yakin bu, ibu tenang aja."
Ibu menitikan air matanya, anak yang dia besarkan seorang diri, kita telah meranjak dewasa, sebenarnya ibu sedih ditinggalkan Difia, tapi melihat semangat Difia akhirnya ibu ikhlas, dan berharap Difia selalu dilindungi oleh sang pencipta.
Difia pun langsung memeluk ibu, mereka berpelukan untuk menghabiskan rasa kasih sayang dan perpisahan sementara yang akan datang.
"Nak, jaga diri baik-baik ya disana, jangan tergoda dengan keindahan dunia yang sementara, fokus dengan kuliahmu saja ya, semoga apa yang kamu cita-citakan berhasil."
"iya bu, terimakasih."
"do'a ibu selalu menyertaimu nak."
Setelah beberapa lama menunggu syarat-syarat dari sekolah lengkap, akhirnya persiapan ke kota pun telah selesai, semua persyaratan dari sekolah untuk dibawa telah dipegang Difia.
Difia berencana untuk berangkat secepatnya, walaupun waktu masuk kuliah masih beberapa bulan lagi.
Difia yakin bisa dan mampu, Difia berencana mencari tempat dan pekerjaan di kota B.
Difia tak punya teman, sodara atau tetangga yang tinggal di kota B, walaupun begitu Difia yakin bisa menaklukan kota B, tidak akan takut dan menyerah sebelum semuanya tercapai.
Difia adalah sosok seorang anak yang penuh percaya diri, jadi tak ada khawatir dan ragu sedikitpun dalam dirinya. Untuk masa depanya dia yakin pasti bisa.
Untuk keberangkatanya, Difia mengecek lagi perlengkapan yang akan dibawa, jangan sampai ada yang tertinggal.Difia mengecek satu persatu sampai tengah malam dia tertidur dengan pulasnya.
Esok harinya Difia segera membersihkan dirinya, dia ingin berangkat pagi hari supaya ada waktu untuk mencari tempat tinggal, berat rasanya untuk meninggalkan ibu, yang selama ini dekat dan selalu ada untuk Difia.
Sekarang Difia akan meninggalkannya seorang diri, egois memang, tapi Difia juga ingin meraih mimpinya dan juga ingin bisa membahagiakanya dengan hasil kerja kerasnya.
Setelah agak lama termenung dan melihat sekeliling, Difia pun segera berpamitan untuk berangkat, Dia yakin untuk berjuang di kota B untuk meraih cita-citanya.
Untuk mempersingkat waktu Difia naik travel langsung menuju kota B, di perjalanan Difia termenung, tidak menyangka bisa sejauh ini, tapi Difia yakin dan bertekad untuk tidak menyerah.
Semoga hari esok lebih baik dari hari kemarin.
Akhirnya mobil yang Difia naikin pun telah sampai ke tujuan, Difia turun didepan kampus, melihat sejenak dari depan, sambil tersenyum
"Akhirnya aku sampai, selamat datang dan selamat berjuang Difia." katanya dalam hati.
Setelah cukup lama memandang kampus.. Difia mulai merencanakan dan mecari tempat tinggal.
"hem...sekarang aku harus cari tempat dulu, masa aku harus tidur diluar, ah aku tanya-tanya saja mahasiswa disini atau para pedagang sekitar sini, bjar gak jauh juga kosanya dari kampus?" begitulah rencana di fikiran Difia.
"semoga saja dapet yang murah tapi bagus he.." Difia bergumam sendiri.
"tapi ini kearah mana dulu ya aku bingung, nanya ke kiri apa ke kanan apa istirahat dulu, tapi kalo istirahat ntar malah kesorean."
Difia terus mempertimbangkan semua rencananya, dia tak mau menyia-nyiakan waktu untuk mencari kosan. Tapi dia juga ingin dapat kosan yang cocok untuknya sesuai juga dengan isi dompetnya.
Dia hanya membawa uang hasil dari jerih payahnya selama ini ditambah dari ibu yang memberi tambahan, walaupun Difia sudah menolaknya.
Difia pun mulai melangkahkan kakinya dan dugh.....
hai...hai ..semoga karyaku ini disukai ya
ditunggu kritik dan saran yang baik dan membangun 😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Itha Fitra
smangat ya thor..di tunggu crita slanjut ny
2022-10-16
1
Imarin
Salam kenal yah kak.
Jangan lupa mampir di novel ku juga ya kak.
2022-07-04
1