Teman baru

Difia menjalani aktifitas barunya dengan semangat, setidaknya untuk bayar kosan udah ada cadangannya dan makan dikasih dari si ibu, kecuali pagi hari karena jualanya mulai dari siang hari.

Hari pun berlalu dengan cepat, sebentar lagi masuk kampus, Difia sudah bicara dengan ibu tempatnya bekerja bahwa akan ada acara kampus, dan ibu pun mengerti dengan aktifitas kampus tersebut, karena bukan satu atau dua tahun ibu jualan di sana tapi ibu sudah jualan pecel lele lima belas tahun lamanya.

Hari pertama pengumuman dan perkenalan acara maba tersebut, diisi dengan berbagai acara seminar dan pengenalan kampus serta organisasinya, Difia mengikuti dengan senang hati.

"hai kamu siapa, udah beberapa hari kita duduk deket tapi gak kenal." kata wanita cantik yang duduk disebelah Difia

"he...saya Difia, kamu siapa? Difia balik nanya

" kenalin aku Rini." mereka berjabat tangan dan tersenyum.

"kamu anak jurusan mana?"

"aku manajemen."

"wah kita samaan ya, smoga satu kelas juga."

"hem..iya hehe."Difia masih agak canggung di depan Rini, walaupun aslinya Difia juga ceria

Difia dan Rini pun berteman baik, meraka saling ngobrol dan saling dukung.

"Rin kamu udah tau belum kelas kita di sebelah mana?"

"aku belum tau juga, belum sempet keliling, ntar beres ini kita keliling bentar yuk!"

"okelah kita kemon hihi.."

Istirahat pun tiba, seperti biasa mereka mencari kantin dan makan disana, sambil ngobrol sana sini.

"disini kayaknya cakep-cakep semuanya ya, aku yg dari kampung rada ngiri he..."

"hihi kamu gak ngerasa apa kamu juga cantik banget, natural lagi."

"cantik bulukan" kata Difia sambil manyun"

"eh beneran kamutuh cantik, tinggal poles dikit beuh pasti ngantri tuh."

"apaan ngantri kayak dibagi sembako di aula desa aja." jawab Difia sambil manyun.

"haha..kamu lucu juga." Rini ketawa-tawa dengan tingkah Difia.

"hehe...lucu..emang siapa yang ngelawak neng?"

"kamu tuh lucu." Rini masih ketawa-tawa

"lucu kayak laci."sahut Difia.

mahasiswa lain yang tanpa sengaja mendengar obrolan mereka sempet senyum-senyum juga mendengar obrolan absrud Difia.

dari seberang meja mereka ada sekumpulan mahasiswa laki-laki yang dari tadi memperhatikan mereka, mereka adalah cowok populer di kampus itu, tapi Rini dan Difia tak menyadari dan masa bodoh dengan mereka, karena mereka niatnya mau belajar, jadi kurang memperhatikan sekitar.

"gila tuh anak dua, dari tadi ngobrol ketawa-tawa, emang ngobrol apaan ya" kata Alex

"kepo lu."Aril menimpali.

"gila aja ya, dari datang ke kantin sampe sekarang terus aja ketawa ketiwi." kata Alex.

"ah lo mah bukan liat ketawanya, liat cantiknya kan bro?"Evan ikut nimbrung.

" ah cantik dari mananya, lusuh gitu?"

"natural bro, gak pake tempelan."

"jadi penasaran gue."kata Alex.

"janganlah bro, kasian anak orang, masih polos gitu."

"jangan bilang namanya Alex kalo gak bisa dapetin tuh anak.

" jangan..kasian." Aril merasa kasian sama gadis yang dia lihat masih polos itu.

"Rin udah mau masuk lagi kayaknya, yuk ah kita ke aula lagi, males denger senior ngomel-ngomel gak jelas."

"emang pernah gitu diomelin?" Rini pun penasaran sama Difia.

"he...pernah" Difia cengengesan.

"kapan?" Rini pun penasaran.

"waktu pertama kali masuk, kan waktu itu gak tau aula nya sebelah mana, soalnya belum sempet keliling juga liat kampusnya, udah gitu pas di pertigaan itu yang depan yang misahin antar fakultas malah salah ambil jalur lagi, ya otomatis telat, ngomel-ngomel tuh senior."

Rini terpingkal-pingkal denger Difia nyasar

"lagian kamu ko gak nanya, so soan nyelonong aja, udah tau ini kampusnya gede banget, ya nyasar pasti ha..ha.."

" mana udah nyasar, baru sampe udah diomelin, bilangnya gak disiplin lah, gk ngerti lah, kampunganlah uh bt." kesal Difia sambil menggembungkan pipinya.

"uuuh kacian banget..." ledek Rini

"hayu atuh jalanya agak cepetan biar cepet sampe."

"iya..iya.." kata Rini.

Mereka pun kembali ke aula untuk melanjutkan acara yang akan berlangsung sampe sore. Hari ini jadwal terakhir dari acara maba, ada sesosok pria di depan menyampaikan amanatnya, badan tinggi, keliatan pintar, dan pasti rupawan, membuat semua peserta berteriak karena kagum dan suka dengan pemberi amanat tersebut.

Difia termenung sambil mengerutkan jidatnya, dia merasa pernah bertemu dengan orang itu. Rini yang melihat ke depan seolah terhipnotis dan terus berteriak bahagia, Difia yang duduk disampingnya merasa heran.

" Rin kamu kenapa sih, teriak-teriak dari tadi, gak cape apa?"

" ah kamu ini ada pemandangan bagus nih, jarang-jarangkan , dari awal kita ke sini baru sekarang liat ni orang, duuuuuh gantengnya."ungkap Rini sambil menyimpan tangannya di dagu dengan mata berbinar.

peletak.."au...kenapa sih Dif ganggu orang seneng aja."

"itu kagum sih kagum tapi jangan malu-maluin sampe ngences segala." Difia menggoda sahabatnya, reflek Rini mengusap dagunya, dia baru menyadari bahwa dirinya dikerjai.

"uh kamu tuh ya...bohong"

"haha..haha...." mereka tertawa bareng

"itu siapa sih."kata Difia

"itu salah satu dosen paling ganteng dan berprestasi."

" oooohhhh." Difia ber oh ria.

tak lama kemudian mereka pun selesai, "Difia merasa pernah bertemu dengan orang tersebut

" ko ngerasa pernah ketemu ya, tapi dimana?" gumam Difia dalam hati.

waktunya mereka pulang, mereka telah keluar dari aula tersebut, dan akan pulang menuju rumah masing-masing.

Difia pulang dari kampus langsung ke kosan setelah itu berangkat ke tempat kerjanya.

"Assalamualaikum bu."

"Waalaikumsalam.. gimana acaranya udah beres ya?"

"Alhamdulillah udah bu, tinggal cus kuliah he.."

"kamu ini ada-ada aja."

"gimana penjualan hari ini bu?"

"Alhamdulillah..bisa kamu liat sendiri."

Difia langsung membantu ibu menyiapkan semua keperluan dan melayani pembeli, semakin malam pembeli semakin rame, karena para mahasiswa sudah kembali menjalani aktifitas seperti biasanya.

Seorang pelanggan datang dan memesan pecel lele, Difia dengan cekatan melayani, dari mulai membersihkan lele dan menggorengnya, menyiapkan nasi lalapan serta sambal semuanya lengkap.

"kamu kayaknya mahasiswa sini ya?" pembeli menyapa Difia.

"iya." Difia pun menjawab.

"rajin banget kamu sambil jualan." Difia hanya tersenyum menanggapinya

"silahkan dinikmati." Difia mengalihkan pembicaraan.

"bu besok Difia mulai masuk kuliah, bolehkan saya kerjanya sehabis kuliah?"

"iya gak apa-apa, tapi sehabis ngampus langsung sini ya, ibu riweh kalo sendiri mah."

"siap bu bos." Sahut Difia sambil hormat.

Ibu sampe terkekeh dengan kelakuan Difia

"kamu ada-ada aja."

"ibu baik banget, semoga daganganya laris manis ya bu."

"amiin." mereka mengaminkan bersama Do'a Difia.

keesokan harinya Difia pun mulai kuliah, dia mencari ruangan kelasnya, menyusuri ruangan demi ruangan dan membaca nama ruangan, sampe pada suatu kelas yang terdengar rame, dan diyakini adalah kelasnya, Difia mulai melangkahkan kakinya, masuk ke kelas.

Tiba-tiba ada yang memanggil namanya

"Difia.."

mohon dukungan nya ya,untuk othor yang lagi belajar dan hanya remahan kripik ini,

kritik dan saran yang membangun aja yang ditunggu..

Terpopuler

Comments

Bintang Yafi

Bintang Yafi

semangat thor

2022-10-17

1

Itha Fitra

Itha Fitra

dr awal mnginjak kn kaki di kota B, udh jedag-jedug kpl ny kepentok dada bidang pak dosen.apa mungkin y,mreka berjodoh🤔🤔🤔

2022-10-16

1

lihat semua
Episodes
1 Anak kampung
2 mencari kosan
3 Teman baru
4 Dosen Ganteng
5 Bertemu nenek
6 Nenek hilang
7 Menemukan nenek
8 Bermalam di rumah Defano
9 Jadikan aku siapa-siapamu
10 Tak ingin jatuh cinta
11 Menggemaskan
12 Difia Jatuh Cinta
13 Merindukan Defano
14 Taman
15 Jatuh Cinta
16 Difia pingsan
17 Kemana Difia
18 Menjemput Difia
19 Masalah Baru
20 Menikah
21 expart 1
22 ektrapart 2
23 Extrapart 3
24 Extrapart 4
25 Paket komplit
26 Acuhnya Defa
27 hoby
28 basket
29 usil
30 makan
31 Menang
32 Heran
33 cium
34 ke perpus
35 menang lg
36 Kamar
37 nge mall
38 Galau
39 Eskul
40 Beli buku
41 Mengajar
42 Preman
43 Berangkat ke kota
44 Pertandingan
45 Pulang membawa kemenangan
46 Hari istirahat
47 Kena Batunya
48 Ketemu Camer
49 pacaran
50 Pacaran Hari pertama
51 Satu minggu pacaran
52 Maling
53 Pacaran beneran
54 Ala ala
55 Beli tahu
56 Pulang bareng
57 Berduaan
58 Curang
59 Keriduan
60 Bertemu Defa
61 Bertamu ke rumah Defa
62 London
63 Bertemu Keluarga
64 Makan di restoran
65 Cemilan
66 Bucinnya Marsel
67 Defa kecelakaan
68 Rumah sakit
69 Pulang ke rumah
70 Menjenguk Defa
71 Sendirian
72 Defa sedih
73 Fira merajuk
74 jalan-jalan ke Ciwalk
75 kebakaran
76 berebut mama
77 udah gede
78 Teman baru
79 penasaran
80 Virus
81 Pacar gue
82 Diikuti Jimin
83 Upacara
84 nyalon
85 Marsel vs Jimin
86 Jimin vs Marsel
87 Perdebatan Marsel dan Jimin
88 Rasa tak biasa
89 Ayah Defa kecelakaan
90 pindah ruangan
91 Berharap
92 Menjenguk Calon Mertua
93 Defano Kembali Kritis
94 MENGHIBUR HATI DEFA
95 DEFANO SADAR
96 KUMPUL KEMBALI
97 DILEMA UJIAN
98 MARSEL KEMANA
99 HAMPA
100 LES
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Anak kampung
2
mencari kosan
3
Teman baru
4
Dosen Ganteng
5
Bertemu nenek
6
Nenek hilang
7
Menemukan nenek
8
Bermalam di rumah Defano
9
Jadikan aku siapa-siapamu
10
Tak ingin jatuh cinta
11
Menggemaskan
12
Difia Jatuh Cinta
13
Merindukan Defano
14
Taman
15
Jatuh Cinta
16
Difia pingsan
17
Kemana Difia
18
Menjemput Difia
19
Masalah Baru
20
Menikah
21
expart 1
22
ektrapart 2
23
Extrapart 3
24
Extrapart 4
25
Paket komplit
26
Acuhnya Defa
27
hoby
28
basket
29
usil
30
makan
31
Menang
32
Heran
33
cium
34
ke perpus
35
menang lg
36
Kamar
37
nge mall
38
Galau
39
Eskul
40
Beli buku
41
Mengajar
42
Preman
43
Berangkat ke kota
44
Pertandingan
45
Pulang membawa kemenangan
46
Hari istirahat
47
Kena Batunya
48
Ketemu Camer
49
pacaran
50
Pacaran Hari pertama
51
Satu minggu pacaran
52
Maling
53
Pacaran beneran
54
Ala ala
55
Beli tahu
56
Pulang bareng
57
Berduaan
58
Curang
59
Keriduan
60
Bertemu Defa
61
Bertamu ke rumah Defa
62
London
63
Bertemu Keluarga
64
Makan di restoran
65
Cemilan
66
Bucinnya Marsel
67
Defa kecelakaan
68
Rumah sakit
69
Pulang ke rumah
70
Menjenguk Defa
71
Sendirian
72
Defa sedih
73
Fira merajuk
74
jalan-jalan ke Ciwalk
75
kebakaran
76
berebut mama
77
udah gede
78
Teman baru
79
penasaran
80
Virus
81
Pacar gue
82
Diikuti Jimin
83
Upacara
84
nyalon
85
Marsel vs Jimin
86
Jimin vs Marsel
87
Perdebatan Marsel dan Jimin
88
Rasa tak biasa
89
Ayah Defa kecelakaan
90
pindah ruangan
91
Berharap
92
Menjenguk Calon Mertua
93
Defano Kembali Kritis
94
MENGHIBUR HATI DEFA
95
DEFANO SADAR
96
KUMPUL KEMBALI
97
DILEMA UJIAN
98
MARSEL KEMANA
99
HAMPA
100
LES

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!