Setelah cukup lama memandang kampus ...
"hem .. sekarang aku harus cari tempat dulu, masa aku harus tidur diluar, ah aku tanya- tanya saja mahasiswa disini atau pedagang." begitulah rencana di fikiran Difia.
Difia pun mulai melangkahkan kakinya dan dugh ..
"duh apa ini, baru datang masa udah malu-maluin."
Difia mengumpat dalam hatinya
"maaf..maaf...saya gak sengaja." sahut Difia sambil agak menyipitkan matanya dan mulai mendongakan wajahnya ke atas.
"kayaknya tinggi banget ni orang, uh dasar.." hatinya terus mengumpat"
perlahan dia melihat orang yang dia tabrak dan untuk sebentar badannya gemetar dan membeku, karena orang yang dia tabrak sepertinya seniornya di kampus.
"uh cakep juga hihi .. dikirain musibah ternyata berkah." Difia mulai senyum-senyum sendiri
"hem.." orang itu berdehem dan pergi begitu saja.
Difia hanya melongo tak percaya." Cepet banget perginya, yaudahlah biarin aja lanjutin rencana selanjutnya."
Difia mulai berjalan lagi, dia celingak celinguk mencari orang yang kira-kira bisa dia tanya
"assalamualaikum teh maaf mau tanya, kalo daerah sini kos-kosan di sebelah mana ya, maklum saya baru sampe di sini."
Difia pun mulai bertanya kepada orang-orang yang ada disana.
"Waalaikumsalam.. iya gak apa-apa, mahasiswa baru ya?, kos-kosan banyak banget tapi dibelakang kampus sini atau bisa juga agak jauhan dikit"
"boleh tau teh kemana jalanya?" Kata Difia.
"ikutin jalan sebelah kiri kampus ini, seratus meter dari jalan ini kebelakang banyak koskosan."
"makasih teh, hatur nuhun."
" iya sama-sama."
Difia berjalan ke arah yang tadi di tunjukan oleh teteh itu, dia membawa tas ransel yang isinya baju-baju dan keperluan lainya.
Setelah lama berjalan Difia pun mulai melihat selembaran yang di simpan di dinding, dan mulai bertanya.
"permisi..permisi.. disini ada kosan ya." Difia mulai bertanya ke rumah yang ada infonya itu.
"iya..bentar" dari dalam rumah pun menjawab, tak lama berselang munculah ibu-ibu pake daster dan berkerudung coklat.
" Assalamualaikum bu."
"iya neng, cari kosan ya?"
"masuk dulu neng." kata si ibu itu sambil membukakan pagar rumahnya.
"duduk dulu neng, keliatannya cape."
"iya bu makasih."
"neng siapa dan dari mana?"
" saya dari kampung bu, dari kota Tasik."
"panggil saya bu Ratih aja, neng siapa namanya."
"saya Difia bu."
"diminun dulu neng." kata bu Ratih sambil menyodorkan minuman.
"makasih bu."
" neng nya mau cari kosan badget berapa? disini paling murah lima ratus ribu, tapi udah penuh yang itu mah, sisa tinggal 5 kamar yang satu jutaan, neng kalo mau bisa sambil lihat kamarnya sekarang."
Difia duduk termenung
"duh gimana ini, harganya lumayan banget, mana belum dapat kerjaan, aku cari yang lain aja ah yang lebih murah." Difia bergumam dalam hati.
"gimana neng, mau lihat kamarnya gak?"
"eeem bu ada yang lebih murah gak?"
"penuh neng, maaf ya."
"ya udah bu saya cari ditempat lain aja kalo begitu."
"gak mau disini? deket lo."
"budgetnya bu, kurang."Difia pun memberikan alasan.
"ya udah bu makasih minumnya, saya cari ditempat lain aja."
"iya nak, silahkan..semoga cepet dapat ya."
"makasih bu."
"iya."
Difia pun keluar dari rumah itu dan mulai mencari lagi, mengetuk dari setiap pintu kosan yang ada. Difia menyusuri gang kecil, setelah lelah pencarian akhirnya dia mendapatkan satu kosan kecil dengan kamar mandi umum, tapi dia bersyukur tempatnya bersih dan khusus wanita.
Difia pun segera menemui ibu kosan, dibantu oleh pengisi kosan itu.
"Assalamualaikum bu."
" Waalaikumsalam." ada jawaban dari dalam,
tak lama kemudian muncul seorang ibu yang diyakini pemilik kosan tersebut.
"ehh nak weni, silahkan masuk nak, ini dengan siapa ya?" bu kosan melirik Difia.
"perkenalkan bu saya Difia, saya bermaksud ngekos bu disini, apa ada yang kosong?"
"oh ada nak ada, yuk sama ibu kita lihat ya."
Difia pun melihat satu persatu kamar yang akan dia tempati, dan Difia pun mendapat kamar yang sesuai keinginannya, walaupun kecil tapi cukup untuk dirinya.
"Alhamdulillah akhirnya dapat juga, gak apa-apalah segini juga, semoga cepat dapat kerjaan" Difia pun bertekad setelah beres dia akan segera mempersiapkan untuk mencari kerja
Difia segera beberes dan mengistirahatkan dirinya, sebelum tidur Difia menghubungi ibunya bahwa dia sudah dapat kosan, jadi ibunya tidak perlu khawatir akan dirinya.
Hari pun berganti, pagi-pagi Difia sudah siap dengan bajunya yang rapih , dia bertekad mencari kerja.
"ayo Difia kamu pasti bisa." katanya dalam hati.
Difia menyusuri toko, restoran, kafe, bahkan pkl pun dia datangi hanya untuk sekedar mencari pekerjaan demi biaya dia sehari-hari.
Dari pagi sampai sore dia terus berjalan hingga tak terasa matahari sudah tenggelam ke peraduannya. Karena cape Difia pun mampir di sebuah warung untuk membeli air dan sepotong roti pengganjal perut.
"aku telah menyusuri sepanjang jalan inj, tapi gak dapat kerjaan, smoga besok jalan yang berbeda bisa dapat kerjaan, amiin." katanya dalam hati.
Difia pun kembali ke kosan nya dan bertekad besok harus dapat, apapun pekerjaanya dia siap, yang penting halal itu adalah syarat pentingnya.
hari pun cepat berganti, sesuai rencananya, Difia pun menyusuri jalan yang berbeda, sekarang arah menuju pasar, "smoga dapat." fikirnya.
Sambil melenggang jalan, membawa tas dan air, dia pun tak sungkan untuk bertanya pada orang yang ketemunya di jalan dan pas dia berbalik badan bugh..."hadeuh...kenapa kejedug lagi sih, malu-maluin." Difia mengumpat dalam hati.
"maaf..maaf ya gak sengaja"
"kamu lagi"
"siapa ya?"
Difia bingung, karena dia merasa gak kenal siapa-siapa disini.
"dasar." kata laki-laki yang diakui Difia tampan itu.
Difia gak mau buang-buang waktu "ah sekalian tanya-tanya aja." kata otak pintarnya
"kak maaf ya, hem saya baru disini, saya lagi cari kerjaan yang cepat, barangkali kakak punya kenalan atau rekomendasi, saya siap jadi apa aja, saya bisa ngurus rumah, masak, pokonya saya siap."
"gak tau." kata pria itu.
"huh dingin banget, nyesel nanya." Difia memanyunkan bibirnya, sekilas laki-laki itu senyum tapi tak disadari Difia.
"yaudahlah kak, kalo gitu makasih."
laki-laki itu bengong dan geleng-geleng kepala.
Difia melanjutkan pencarian kerjanya, setelah agak siangan dia melihat ada pkl yang mau buka, tapi semuanya dilakukan sendiri oleh ibu itu, karena kasian Difia pun membantunya.
"maaf saya lancang membantu, saya gak ada niat apa-apa ko, ya sudah saya berangkat lagi."
Difia segera berangkat dari tempat itu.
"hei nak tunggu." ibu itu mengejar Difia.
"ada apa bu?"
"kenapa buru-buru? saya belum mengucapkan terimakasih."
"gak ko bu saya ikhlas."
"saya tau kamu orang baik, mampir dulu yuk ke warung ibu."
"gak buk makasih, saya sedang mencari kerja, jadi buru-buru."
"emang adek mau kerja apa?"
"apa aja bu, yang penting saya dapat makan dan biaya saya bayar kost."
"kebetulan pegawai saya pulang, kalo mau adek bisa bantu ibu, ibu repot sendirian."
"yang bener bu?" Difia seakan tak percaya dengan pendengarannya
"iya bu saya mau." mata Difia berkaca-kaca karena akhirnya dia mendapat pekerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Bintang Yafi
ceritanya bagus
2022-10-17
0