Saat Difia sedang termenung memikirkan hidupnya, tanpa sengaja Difia melihat seorang nenek mau menyeberang jalan, disekelilingnya tak ada orang yang mau membantunya, mereka tampak acuh, Difia kasian pada nenek itu, dan bergegas mau membatunya.
"permisi nek mau kemana?"
"mau pulang." kata nenek itu.
"mari saya bantu menyeberang jalan."
"makasih cantik." Difia pun memapah nenek itu untuk menyeberang jalan.
"nek mau pulang kemana nek?"
"nenek lupa."kata nenek itu.
"terus tadi nenek kesini dengan siapa?"
"nenek sendiri keluar, mau jalan-jalan, habis nya bosen dirumah terus, nenek gak punya teman."
"haduh gimana ini, bawa ke kantor polisi atau gimana ya?" gumam Difia dalam hati.
"apa dibawa ke kosan dulu ya, disuruh istirahat, kayaknya neneknya kecapean." Difia merasa bingung sendiri.
"duh lagi pusing malah tambah pusing, yaudahlah dibawa ke kosan dulu aja, kali aja entar dia ingat pulang, aku kerja dulu aja."
"nek..gimana kalo nenek tinggal dulu di kosan Difia, nanti Difia coba cari kekuarga nenek, kalo udah ketemu, nanti Difia bawa ke sini, atau Difia antar kan nenek ke rumah nenek." Difia akhirnya punya ide.
"iya, nenek ikut aja, apa nenek gak merepotkanmu nak." nenek itu seakan khawatir.
"gak ko nek, tapi nenek gak apa-apa kan disini, tempatnya kecil lo nek?" Difia merasa kasian melihat nenek itu, karena sepertinya nenek bukan dari kalangan bawah.
"gak ko nenek seneng."
"nama nenek siapa?"
"panggil nenek Mirna aja."
"kalo saya Difia nek."
"owh neng cantik namanya Difia ya, serasi dengan namanya sama-sama cantik." Difia merona.
"ah nenek biasa aja." sambil tersipu.
Sementara di tempat lain Defano baru sampe rumah, dia langsung masuk.
"Assalamualaikum..nek..nenek?"
dari dalam rumah tak ada sahutan apapun, Defano menuju kamar nenek nya, tapi dilihat ke segala penjuru gak ada tanda -tanda nenek, ke kamar mandi gak ada, setelah itu ke dapur, ke teras, dan ke halaman belakang, semua di sisir tapi Defano tak melihat nenek, bahkan bayangannya sekalipun.
Defano mulai bingung, neneknya kemana, karena neneknya sudah pikun, dirumah tak ada asisten rumah tetap, mereka hanya beberes dan masak langsung pulang lagi, sekarang Defano bingung harus mencari kemana.
" nenek kemana lagi, masa dia keluar, tapi kemana ya."Defano mulai berfikir
"nenek udah lama tak keluar rumah, kalo ingatpun nenek pernah maen ke kota B, tapi kan gak mungkin dia tau jalanya, kayaknya nenek masih belum terlalu jauh jalanya."
"carinya mulai dari mana ya?" Defano bingung.
Defano pun bersiap-siap mencari nenek, dia menyusuri jalan sambil membawa foto nenek, bertanya ke orang-orang yang ketemu di jalan.
"kak maaf boleh tanya sebentar gak."
"iya apa?"
"pernah lihat nenek ini gak?" kata Defano sambil memperlihatkan foto nenek
" gak pernah liat ka."
"owh yaudah makasih."
Defano terus bertanya ke orang-orang, dan hasilnya masih nihil.
dilain tempat
Difia setelah membawa nenek Mirna ke kosan, dia meninggalkannya, dan menitipkan pada orang-orang di sekitar kosan, untungnya tetangganya pada baik sehingga Difia bisa tenang saat kerja.
Sesampainya di warung pecel lele, Difia melihat ibu sedang beberes mau buka, Difia langsung membantu ibu bekerja, menyiapkan semua keperluan.
"Gimana hari ini Difia, senang gak belajarnya?"
"biasa aja bu, paling saya ketemu teman kemarin dan alhamdulillah satu kelas." Cerita Difia
"tapi yang bikin Difia bingung tuh, pulang kampus Difia nemu nenek yang terlantar, udah pikun tapi gak ada yabg mengantar, Difia udah tanya ini itu masih gak tau."
"wah bahaya kalo gitumah." kata ibu.
"ah gak ko bu, Difia kan gak punya apa-apa, jadi gak takut, apa coba yang mau dibawa he..."
"yaudah hati-hati aja."
"iya bu makasih."
"sama-sama." kata ibu.
" sekarang neneknya dimana?" ibu menanyai Difia.
"ada dikosan, tadi dititipkan sama tetangga kosan."
"mau sampe kapan nampung nya, kasian kan harus mandi dan ganti baju, mau nyari dimana bajunya?, Difia juga kan pagi-pagi ngampus." ibu menasihati
"owh yaudah besok Difia mau bawa ke taman, kali aja ada yang kenal nenek." Kata Difia.
"ya atur aja ya, kasian kalo dilama-lamain mah." kita juga gak bisa jagain kan?"
"iya."
Malam pun datang, warung akan tutup lebih awal, karena hari ini warung rame, jadi Difia pun bisa pulang cepet
"Assalamualaikum nek?"
"Waalaikumsalam, Defano."
"hah Defano, siapa nek?"
"siapa ya? nenek juga gak inget." kata nenek.
"ko kayaknya familiar ya namanya, siapa ya Defano itu."
hacim..hacim.. dirumah Defano bersin bersin
"haduh ada yang ngobrolin nih." gumam Defano.
"cari kemana lagi ya nenek, udah malam dimana nenek, smoga nenek ada di tempat yang aman."
"yaudah nek, sekarang nenek tidur ya besok kita jalan-jalan." kata Difia.
Nenek pun tidur bersama Difia.
Difia melihat nenek kedinginan, akhirnya selimut tipis yang hanya satu-satunya itu dia selimut kan ke nenek, biarlan dia tak pake selimut dulu, selama ada nenek dikosanya.
Besoknya Difia sudah siap berangkat ke kampus, dia bingung kalo meninggalkan nenek di kosan, karena akan lama, akhirnya Difia punya ide untuk membawa nenek ke kampus.
"nek sekarang nenek ikut ke kampus yuk." kata Difia
nenek hanya mengangguk setuju, karena sesungguhnya dia gk tau apa-apa.
Difia pun berangkat membawa nenek ke kampus.
sampe di taman nenek diajak duduk di kursi taman.
"nek Difia belajar dulu ya sebentar, nanti kesini lagi ya, nenek jangan kemana-mana."
"nenek hanya mengangguk saja."
Difia menitipkan sebentar neneknya ke warung terdekat. Setelah itu dia berlari menuju kelasnya, karena jam pertama akan segera dimulai.
"Hai Rini, udah sampe aja kamu, hebat banget"
"iya dong hebat bisa terbang he.."
"bisa aja kamu Rinrin" kata Difia.
Setelah semua kumpul Difia segera mengumpulkan tugasnya, untuk segera dibawa ke ruangan Defano.
"tugas..tugas..yang belum..ayo..ayoo, mari kumpulkan..., yang belum kumpul sekarang kumpulkan sendiri ya." kata Difia.
Semuanya berlomba-lomba mengumpulkan tugas,karena Difia segera melangkahkan kakinya keluar kelas.
"Sabaran dong cantik, ini aa kan belum beres nyonteknya."
kata Arfan
"makanya tugas kerjakan dirumah."kata Difia.
"kamu manis kalo ngambek" Arfan menggoda Difia
"ih najis."
orang-orang pada tertawa melihat Irfan dibilang najis oleh Difia.
Difia pun cepat melangkahkan kakinya ke ruangan dosen, yaitu pak Defano, dia takut dimarahi karena melihat sikap pak Defano kemarin.
akhirnya Difia pun sampe
"kemana aja kamu?"
"ya saya dari kelas lah pak!"
"lama banget, untung masih ada saya, kalo gak ruangannya udah saya kunci."
" kalo dikunci ya saya balik lagi pak."kata Difia
"yasudah simpan di meja, kamu silahkan kembali ke kelas."kata Defano.
Difia menyimpan buku di meja, tapi saat memutar badan mau keluar berbarengan dengan Defano yang akan keluar juga untuk mengajar ke kelas yang lain, dan dugh..
Difia terbentur punggung Defano
mereka terdiam sebentar, deg..deg..deg..jantung mereka tiba-tiba berpacu dengan cepat.
hai..hai ..dukung selalu ya buat pemula ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Itha Fitra
kt ny nenek pikun,tp kok ingat nm ny sendiri y🤔
2022-10-16
1