COBEK 2

Noval mulai membuat rencana untuk mengambil kembali cobek yang telah ia berikan sembari menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan rencananya. Noval bahkan membelikan cobek baru untuk ibu kos. Ia berkata bahwa itu sengaja ia belikan karena sudah beberapa kali ibu kos memberinya makanan. Sekaligus sebagai ucapan selamat karena warung ibu kos ramai pembeli. Tentu saja lekas beliau terima karena ia beranggapan bahwa cobek pemberian Noval membawa keberuntungan. Noval tersenyum sembari bersiap hendak melakukan aksi yang selanjutnya. Namun, ia ragu, merasa tak tega untuk merusak cobek sebelumnya. Niat untuk menjatuhkan cobek dari meja pun ia urungkan. Gantinya, ia berniat mencurinya diam-diam.

Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya tiba juga waktu yang tepat. Sengaja ia mengajak berbincang anak si ibu kos sembari menggeser cobek lalu lekas mengambilnya ketika si anak ibu kos berlalu. Hal selanjutnya yang ia lakukan adalah memecahkan cobek itu hingga terbelah menjadi beberapa bagian. Noval bergumam bahwa semua akan kembali normal. Noval sempat mendengar dan melihat kalau si ibu kos dan anaknya mencari-cari keberadaan cobek pemberian Noval. Namun, Noval tetap diam sembari berucap di dalam hati kalau apa yang ia lakukan adalah demi kebaikan.

Untuk sementara waktu, Noval membungkus pecahan cobek ke dalam kresek dan meletakkannya di sudut kossan. Pikirnya, besok akan ia buang sekalian pergi ke pabrik. Noval beranggapan untuk membuangnya ke lokasi diselenggarakannya hiburan tayub tempo hari. Di sana ia diberi maka di sana juga cobek akan ia kembalikan.

Keesokan harinya, ibu kos tetap membuka warungnya dan sekarang, cobek baru pemberian Noval yang ia gunakan. Noval mengulas senyum segaris lalu bergegas untuk mandi. Ketika semuanya telah siap, Noval dikejutkan oleh cobek yang kemarin ia hancurkan. Noval yang melakukannya sehingga ia yakin betul kalau kemarin, benar-benar telah hancur. Anehnya pagi ini, cobek itu kembali utuh.

"Bagaimana mungkin?"

Noval tertegun tak percaya sembari membolak balik cobek di tangannya.

"Ah sudahlah, pokoknya tetap akan kukembalikan."

Noval memasukkan cobek tersebut ke dalam ranselnya lalu bergegas berangkat mengendarai sepeda motornya.

...🍂🍂🍂...

Sesampainya di pabrik, Noval bergegas menuju ke lokasi diselenggarakannya hiburan Tayub. Noval termenung beberapa saat di sana. Dia mulai menyadari kalau apa yang ia tonton tempo hari, tak ubahnya hiburan untuk para jin. Di lokasi yang masih dikelilingi hutan, mana mungkin ada hiburan tayub. Akan menjadi wajar jika diadakan dalam area pemukiman atau alun-alun kota. Sementara yang ia lihat, sudah dapat dipastikan bukanlah acara manusia.

Noval menghela napas panjang seraya mengeluarkan cobek dari dalam ranselnya. Bobot berat lekas berpindah ke tangannya. Noval mendengus lalu menggeleng tak percaya kalau ia akan mengalami begitu banyak kejadian di luar nalar. Yang paling aneh adalah tentang cobek di tangannya. Dia yakin telah menghancurkannya tapi ketika pagi menjelang, bisa utuh kembali seperti sedia kala.

"Mohon maaf! saya sama sekali tidak berniat untuk tidak sopan tapi pemberian ini, saya kembalikan," ucap Noval seraya meletakkan cobek di atas tanah.

Baru juga berbalik, sebuah tangan menggenggam lembut lengan Noval yang lekas membuatnya terjingkat seraya membalikkan badan. Sosok yang ia lihat adalah si ibu yang memberinya cobek tempo hari. Bukannya takut, Noval malah berkomunikasi dengannya. Seolah, rasa takut tiba-tiba hilang, entah ke mana."

"Ada apa buk?" tanya Noval dengan polosnya.

"Kenapa dikembalikan cobeknya?" tanya si ibu kemudian.

"Oh, saya berterima kasih sudah diberi tapi.. saya.."

"Bilang saja!"

Noval lantas melepaskan lengannya dari genggaman si ibu lalu mengambil cobek yang tadi, ia letakkan di tanah.

"Cobek ini dipakai jualan oleh ibu kos saya. Laris manis, saya ikut senang tapi saat saya tahu kalau sebagian besar pembelinya bukan manusia, saya merasa bersalah sekaligus merasa takut. Jadi, mohon ibuk terima ini, maaf! saya kembalikan lagi," ucap Noval seraya menyerahkan cobek kepada si ibu penjual.

"Kamu yakin tidak mau?"

"Tidak buk."

"Dengan ini, kamu bisa kaya dalam waktu yang singkat. Gunakan saja untuk berjualan seperti yang ibu kosmu lakukan!"

"Lalu, sebagian pembelinya jin?"

"Bukankah yang terpenting uang yang kamu terima, asli?"

"Tidak buk, sama saja saya dibantu oleh jin, bersekutu dengan mereka."

"Ucapanmu bisa menyinggung saya."

Noval terbelalak seraya lekas meminta maaf.

"Pikirkan saja dulu! jangan terburu-buru!"

"Maaf! saya benar-benar minta maaf! saya tidak bisa menerimanya."

Si ibu malah tertawa terbahak-bahak dan sebelum menghilang, ia mengatakan sesuatu yang cukup membingungkan.

"Menurutmu, kamu benar-benar sudah lepas?"

Noval hanya bisa termangu mendengar pertanyaan si ibu hingga sosok itu menghilang. Bersama dengan cobek yang tadi Noval kembalikan. Barulah setelah itu, Noval bergidik dan lekas berlari masuk ke dalam pabrik.

Dari kejauhan terlihat pak Wawan berjalan menghampirinya. Setelah jarak kian dekat, pak Wawan bertanya tentang dari mana saja Noval hingga hampir terlambat. Noval membulat seraya lekas bergegas menuju ke mesin absensi.

"Ah sial! telat beneran," umpatnya.

...🍂🍂🍂...

Setelah beberapa keganjilan yang ia alami. Ia menjadi penasaran dan mulai memikirkan satu persatu kejadian. Andai dapat menemukan sesuatu dibalik semua itu. Pemikirannya berujung pada bangunan pabrik. Noval menilai bahwa pabrik ini pasti sudah sangat tua. Sebelum menjadi pabrik pun, Noval yakin pasti tempat itu telah menyimpan banyak peristiwa. Sejak zaman penjajahan misalnya. Imajinasinya mengular luas hingga membingkai sebuah pemikiran tentang terjadinya sebuah peperangan antara pihak Belanda dengan para pribumi. Pastilah banyak nyawa yang berjatuhan. Sehingga wajar jika lokasi ini ditempati banyak arwah yang gentayangan. Entah arwah yang gentayangan ataukah memang jin yang dengan sengaja menyerupai para korban.

Selain itu, Noval juga menduga bahwa setelah pabrik ini berdiri, pasti juga memiliki banyak cerita. Cerita kelam yang membuat nuansa pabrik kian mencekam. Ditambah dengan lokasinya yang terkesan terpencil, jauh dari pemukiman, menambah kesan nan seram. Semua hal saling mendukung hingga membuat para jin merasa betah. Kiranya, hanya itu yang bisa Noval pikirkan untuk mencari jawaban yang masuk akal tentang semua hal yang telah ia alami. Meski demikian, ia tetap berharap agar hari-harinya bisa menjadi tenang. Noval senang bekerja di sana dan akan jauh lebih senang lagi jika bisa bekerja tanpa tekanan mental.

"Bisakah? Hemm... mau resign pun sayang. Di sini terus juga was-was. Gimana ya?"

Noval menegakkan tubuhnya lalu melangkah keluar pabrik untuk menghirup udara segar di luar.

...🍂 Bersambung... 🍂...

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝙨𝙪𝙢𝙥𝙖𝙝 𝙟𝙙 𝙙𝙚𝙜 𝙙𝙚𝙜 𝙜𝙖𝙣 𝙣𝙞𝙝 😱😱😱

2023-07-28

0

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

betul...gak ada yg gratisse

2022-10-14

0

Puspa Elok

Puspa Elok

cobeknya buat aku aja sini tak dagang gado² Ben laris sprti ibu kos 😅

2022-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!