Tanpa terasa, satu minggu telah berlalu. Kini, Noval telah berganti shift. Jam kerjanya dimulai pukul satu siang dan akan berakhir pukul sepuluh malam. Noval baru mengerti kenapa ada OB yang bekerja malam hari. Hal ini dikarenakan, pabrik masih beroperasi hingga malam. Para buruh juga bekerja secara shift. Hanya para pegawai kantoran saja yang bekerja sampai sore hari.
Berangkat bekerja pada siang terik sungguh memiliki nuansa berbeda. Panas dan kantuk menyerang bersamaan. Meski demikian, Noval harus tetap berangkat. Pikirnya, tiga minggu lagi akan menerima gaji. Uang belum dipegang tapi beberapa barang yang ingin ia beli, telah ia bayangkan. Hal ini jugalah yang menyunggingkan senyum di bibirnya.
"Val!" panggil pak Sigit.
"Iya pak, ada apa?" tanya Noval seraya membalikkan badan.
"Pertama kali masuk siang ya?"
"Iya pak."
"Gimana, lebih suka shift pagi atau shift siang?"
"Suka semuanya pak, ada plus minusnya masing-masing. Kalau masuk siang, tidak buru-buru paginya. Bisa santai dulu di kossan tapi gak enaknya ya, berangkatnya kepanasan," jawab Noval sambil nyengir.
"Iya, kamu benar. Ohya, saya mau ingetin satu hal. Khusus kalau masuk siang, setelah jam kerjamu selesai, langsung pulang! jangan berlama-lama di sini!"
"Kenapa pak?"
"Udah, ikuti saja! lagian, lebih enak cepat sampai di rumah kan, biar cepat bisa istirahat?"
"Ah iya pak, saya akan langsung pulang."
Pak Sigit lantas tersenyum seraya menepuk pelan pundak Noval.
"Lanjutin pekerjaan kamu!"
"Iya pak."
"Hemm.. ucapan pak Sigit terasa aneh," gumam Noval ketika pak Sigit telah beranjak pergi.
"Lagi dan lagi, kenapa semua orang bersikap aneh? gak pak Hadi, gak pak Sigit, semua aneh," gerutunya kemudian sembari terus menyapu.
...🍂🍂🍂...
Waktu berlalu seiring dengan terang yang perlahan berganti petang. Mega merah di ufuk barat menandakan pergantian waktu. Para pegawai kantoran telah pulang satu persatu. Noval menggeretakkan punggungnya lalu menyruput kopi susu yang baru saja, ia seduh.
"Balik dulu Val!" pamit mas Arman, sesama rekan OB nya.
"Iya mas."
"Hati-hati!" ucap mas Arman sembari mengulas senyum ganjil.
"Iya," jawab Noval yang menganggap biasa, ucapan mas Arman tadi.
"Eemm... ahhh.. nikmatnya minum kopi di sore hari," gumam Noval.
...🍂🍂🍂...
Untuk shift siang sampai malam ini, hanya untuk OB yang kebagian di lantai satu dan area luar gedung saja sebab, area kantor lantai dua, sudah tidak ada pegawainya. Sehingga, OB di lantai dua, tidak perlu bekerja shift siang. Tentu saja pengaturan jadwal akan di atur oleh pak Sigit. Semua OB akan mendapatkan gilirannya, termasuk juga Noval.
Selepas adzan maghrib berkumandang, Noval mulai merasakan keanehan. Tengkuknya terasa hangat serta, bulu kuduknya seolah berdiri. Noval merasa dihantui oleh pemikiran-pemikirannya sendiri. Ia menggelengkan kepala guna menghalau segala macam pikiran buruk yang terus menghantui. Noval mencoba fokus untuk membersihkan kamar mandi ketika terdengar suara kran yang dinyalakan.
"Ada orang, syukur deh, gak sendirian," ucap Noval tanpa menoleh.
Merasa ada yang menemani, Noval dapat bekerja dengan tenang. Anehnya, suara air mengalir masih terus terdengar hingga Noval selesai membersihkan kamar mandi.
"Lama banget ya? ni orang lagi BAB (Buang Air Besar) apa gimana? tapi kok.. lama banget.."
Ketika Noval hendak berjalan keluar, terdengar suara pintu yang dibuka.
...Kriieett.......
Reflek, Noval menoleh, ia melihat seorang perempuan yang tengah mengenakan baju seragam buruh pabrik keluar dari salah satu bilik kamar mandi. Ia melenggang begitu saja melewati Noval tanpa menyapanya. Noval yang sudah mulai terbiasa, mengabaikan sikap tersebut. Sialnya, batinnya merasa begitu penasaran hingga terus memandangi buruh pabrik itu. Benar saja, perempuan itu tiba-tiba menghilang dari pandangan. Noval melihat penampakan dengan mata kepalanya sendiri. Hal ini membuatnya sangat ketakutan seraya berlari tunggang langgang ke luar gedung pabrik.
"Astaghfirulloh hal adzim.. Astaghfirulloh hal adzim!"
Noval terus saja mengucapkan istighfar sembari mengatur deru napas. Tak lama, terdengar tawa dari pak Danang, satpam yang sedang bertugas malam itu. Pak Danang berjalan perlahan, mendekat ke arah Noval sembari berujar:
"Kamu kira, gaji besar yang kamu terima itu tanpa ada alasan?"
...Deg.....
Noval terdiam menyadari sesuatu. Sementara pak Danang kembali berjalan, berkeliling, memeriksa keadaan sekitar.
"Oh, jadi karena ini, gajiku besar," gumam Noval seraya terduduk di tanah.
Tubuh Noval masih gemetar. Dia sangat ketakutan tapi masih banyak pekerjaan yang harus, ia kerjakan. Alhasil, dia memohon kepada pak Danang agar bersedia untuk menemaninya.
"Siapa yang jaga kalau aku menemanimu?" keluh pak Danang.
"Sebentar saja pak, saya janji akan melakukannya dengan cepat!" rengek Noval.
"Hemm..."
Pak Danang mendengus, melihat wajah Noval yang terus mengiba.
"Ya sudah ayo!"
Noval lekas tersenyum sembari mengucapkan terima kasih.
...🍂🍂🍂...
Noval membuatkan kopi ternikmat untuk pak Datang agar pak Danang tidak merasa bosan.
"Kamu paham cara menyuap orang rupanya, enak juga kopi buatanmu," puji pak Danang.
Noval lantas tersenyum lalu mulai melanjutkan pekerjaannya.
"Kerja di sini gajinya besar tapi ya itu, kamu harus kuat!" tutur pak Danang.
Noval mengiyakan meski sebenarnya, batinnya ngedumel tak karuan.
"Apes, apes, apes, pokoknya apes," gerutu Noval dalam hati.
"Tuh kamu dengar?" celetuk pak Datang yang lekas memancing perhatian Noval.
"Apa pak?"
"Coba dengar dengan seksama!"
Noval menajamkan pendengarannya dan barulah ia bisa mendengar. Terdengar suara printer dari lantai dua. Seketika bulu kuduk Noval meremang dan segera melompat ke arah pak Danang.
"Pak.. itu.."
"Penghuni sini juga dia."
"Duh! kok bapak gak takut sih?"
Pak Danang hanya tertawa.
"Ayo kita lihat!"
"Hah? tidak mau pak."
"Loh.. ayo! ada aku, jangan takut! kamu juga penasaran kan?"
Noval menelan ludahnya, benar ucapan pak Danang. Ada secuil rasa penasaran yang muncul di antara rasa takut yang membumbung.
"Ayo!" ajak pak Danang sembari mengayunkan tangan, isyarat mengajak.
"I-ya.."
Noval berjalan pelan di belakang pak Danang. Satu detik ia melangkah, detik berikutnya ingin mundur saja. Namun, pak Danang menariknya agar tetap berada di belakangnya. Alhasil, tak ada pilihan selain terus mengikuti langkah pak Danang. Tangga demi tangga telah mereka tapaki hingga sampai di lantai dua.
Dari kejauhan, terlihat sebuah monitor komputer yang menyala. Mesin printer juga terus bersuara. Pak Danang dan Noval berjalan kian mendekat hingga terlihatlah seorang wanita berambut panjang tengah mengetik sesuatu di sana. Posisinya menyamping, Noval hanya bisa melihat satu sisi pipinya. Noval hanya diam sembari sesekali menutup mata. Kemudian, perempuan itu pun berucap:
"Maaf! saya sedang lembur. Sebentar lagi akan selesai."
"Oh ya sudah," jawab pak Danang.
"Gila! gitu kok dijawab sih," gerutu Noval di dalam hati.
"Ayo pergi pak!" ajak Noval nyaris berbisik.
Tepat saat Noval mengajak, sosok perempuan itu menoleh ke arah mereka. Noval berteriak seketika kala mendapati separuh wajah perempuan itu hancur dan dipenuhi darah. Noval berlari menuruni tangga tanpa memperdulikan pak Danang.
...🍂 Bersambung.. 🍂...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙜 𝙢𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙉𝙤𝙫𝙚𝙡 𝙙𝙤𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖 🤔🤔🤔🤔
2023-07-28
0
Herry Ruslim
Noval kerja ob gajinya manager, bonusnya,bebas lihat hantu sebanyak-banyaknya....
2023-01-27
1
Putrii Marfuah
biar hantu tetep info klo lembur 🤭🤭🤭
2022-10-14
1