BONEKA

Seharusnya, apa yang menimpanya semalam akan menjadi berita heboh di pabrik. Minimal akan ada satu atau dua orang yang datang bertanya. Nyatanya nihil, seakan tak ada yang peduli pada dirinya. Atau mungkin, kejadian semacam ini telah biasa terjadi. Sehingga, tidak lagi menjadi berita yang bisa menarik perhatian.

"Ah sudahlah, urusanku adalah bekerja. Kerja, pulang, kerja, pulang, gajian, sudah," Noval ngedumel di dalam hati.

Seperti hari-hari sebelumnya, ia melakukan pekerjaannya dengan baik hingga saat adzan ashar terdengar. Jantungnya berdegup kencang tanpa dikomando. Otaknya kembali memutar kejadian semalam. Tepat beberapa jam setelah ini, penampakan pertama, ia lihat kemarin.

"Duh! jangan ganggu lah! jangan muncul-muncul di depanku!" benak Noval.

Noval mempercepat kerjanya sembari berharap, ketika maghrib menjelang, dia tinggal membersihkan area lobby dan ruang tunggu tamu. Sayangnya, harapan itu tidak bisa ia wujudkan. Meski pabrik tidak terlalu besar, tetap saja semua hal membutuhkan waktu. Entah hanya perasaan atau sungguh memang ada keanehan, sikap para buruh di ruang produksi terlihat datar.

"Datar? ah, bukannya biasanya juga begitu?" gumam Noval coba menghalau pikiran buruk yang menyerang.

"Mas!"

Noval menoleh karena merasa dipanggil. Di depannya, ia melihat wajah baru yang cukup asing baginya. Laki-laki muda bertubuh tegap itu lantas menghampiri Noval.

"Saya Joko mas, satpam baru."

"Oh, alhamdulillah! iya-iya, saya sudah dengar dari pak Sigit kalau hari ini, akan ada satpam baru yang bertugas di dalam gedung."

"Iya, saya sedang berkeliling saja. Kata pak Sigit, dua atau tiga jam sekali harus berkeliling ruangan."

"Iya mas, nanti kalau sudah kelar keliling, kita ngopi di lobby!"

"Oke mas, siap!"

"Ya Alloh, alhamdulillah ada teman," ucap Noval saat Joko kembali berjalan, melanjutkan agenda kerjanya.

Noval merasa lega dan dapat melanjutkan pekerjaannya dengan tenang.

...🍂🍂🍂...

Beberapa saat kemudian, Noval menghentikan kegiatannya. Ia berjalan ke dapur hendak membuat kopi untuknya dan juga untuk Joko. Tak lama kemudian, Joko masuk ke dalam, Noval pun lekas menyapanya.

"Wah kebetulan mas, ini saya lagi bikin kopi buat kita. Sudah selesai kelilingnya?"

"Sudah, saya kopi pahit saja ya biar tidak diabetes!" pinta Joko.

Noval terkekeh mendengar permintaan Joko.

"Oke mas Siap!"

"Eh iya, saya ke kamar mandi sebentar ya!"

"Iya mas, langsung ke lobby saja nanti!"

"Iya, terima kasih!"

"Sama-sama mas."

Usai membuat kopi, Noval lantas membawanya ke lobby. Beberapa menit kemudian, Joko kembali.

"Wah, pengertian sekali, saya belum datang, kopi sudah disiapkan," ucap Joko dengan wajah berbinar.

"Loh.. tadi kan.."

Joko lekas duduk seraya menyruput kopi buatan Noval yang mana, sedetik kemudian, ia semburkan.

"Pahit sekali, sengaja ngerjain ya?" ucap Joko dilanjut dengan tawa kecil.

Joko menganggapnya sebagai candaan. Sedangkan Noval, membeku dalam diam. Dia benar-benar yakin kalau Joko yang mendatanginya di dapur tadi, bukanlah Joko yang asli. Meski demikian, Noval tidak menceritakannya. Khawatir kalau Joko takut dan enggan menemaninya.

"Oh iya, maaf! lupa kasih gula. Mana, saya kasih gula dulu!"

"Gak usah, gak usah, saya saja. Mas Noval sudah capek habis bersih-bersih, tunggu di sini saja!"

"Ah gak apa-apa, kita ke dapur sama-sama!"

Noval sengaja ikut karena dia takut jika ditinggal sendirian. Pada akhirnya, mereka pergi bersama ke dapur dan setelah menambahkan gula ke gelas kopi milik Joko, keduanya pun kembali lagi ke lobby.

...🍂🍂🍂...

Di sana, keduanya mengobrol sembari Noval melakukan pekerjaannya. Semua berjalan dengan lancar hingga saat, Noval mengelap etalase display boneka di lobby pabrik. Antara yakin dan tidak, Noval merasa bahwa boneka yang sedang berada di dalam etalase sedikit bergeser dari posisinya. Namun, Noval masih berusaha berpikiran positif dengan cara, meyakinkan dirinya sendiri kalau apa yang ia lihat tadi, salah.

Noval kembali melanjutkan aktivitasnya saat ekor matanya kembali melihat, adanya sedikit pergerakan. Dengan cepat, ia menoleh ke arah boneka yang ada di dalam etalase. Masih dengan boneka yang sama. Noval Memperhatikannya dengan cermat, mencoba mengingat, posisi awal boneka tersebut. Beberapa detik kemudian, Noval mengerutkan dahi seraya kembali mengabaikan apa yang telah, ia lihat.

"Mas, sini lah ngopi dulu!" ajak Joko.

"Iya mas bentar lagi kelar," jawab Noval seraya mengalihkan pandangan ke arah Joko.

Tepat satu detik setelah, Noval berteriak. Boneka yang tadi sempat ia lihat bergerak, kini bisa melompat dengan sendirinya ke arah wajah Noval berada. Hanya saja, boneka itu menabrak kaca etalase sehingga, tidak langsung mengenai wajah Noval. Meski demikian, Noval sangat terkejut hingga reflek, berteriak.

"Kenapa mas? ada apa?" tanya Joko panik seraya menghampirinya.

"Boneka itu.. boneka itu bisa gerak sendiri."

"Hemm..."

Joko yang bingung lantas segera mengecek boneka yang Noval maksudkan. Sepersekian detik kemudian, Joko tertawa.

"Boneka jatuh saja, bisa membuat mas Noval ketakutan?" ejek Joko.

"Sialan! kamu belum tahu saja apa yang terjadi sebenarnya," gerutu Noval di dalam hatinya.

Seakan belum puas, Joko masih terus tertawa sembari membuka etalase lalu membenarkan posisi boneka.

"Sudah-sudah mas, ngopi dulu saja yuk!" ajak Joko.

Noval hanya mengangguk seraya mengikuti langkah Joko.

"Jaga malam memang bikin parno mas. Wajar kalau mas Noval kaget lalu teriak."

Noval terkekeh.

"Iya, karena malam-malam jadi lebih ngeri aja rasanya," kilah Noval.

Di saat keduanya tengah asik berbincang, Noval seolah melihat sebuah bayangan. Semakin ia amati semakin terlihat jelas. Hanya saja, ia tidak tahu, bayangan apakah itu. Karena Noval yang mulai tidak fokus ketika diajak berbicara, Joko lantas bertanya, apa yang sedang Noval pikirkan?

Noval menunjuk ke sebuah arah dan mengatakan bahwa ia, melihat ada sebuah bayangan di sana. Dengan tenang Joko menjawab kalau itu, adalah pantulan bayangan dari benda. Namun, Noval meyakini bahwa bayangan itu sempat bergerak tadi. Alhasil, Joko jadi penasaran. Ia bangkit seraya berjalan ke arah yang Noval tunjukkan. Entah kenapa, jantung Noval berdegup dengan kencang. Padahal, ketika diperiksa, tak ada apa-apa di sana.

"Gak ada apa-apa kok mas," ucap Joko sembari membalikkan badan, menghadap Noval.

"Oh, ya sudah. Berarti, saya salah lihat," jawab Noval.

"Hemm.. kalau begitu, saya mau keliling lagi ya mas! sudah dua jam nih."

"Iya."

"Mas Noval aman kan ditinggal sendirian?"

"Aman kok, aman."

Joko mengangguk pelan seraya kembali membalikkan badan. Bersamaan dengan itu, Noval seketika diam dan membulat. Hal ini dikarenakan, Noval melihat ada sebuah boneka yang menempel di punggung Joko. Yang lebih menyeramkan adalah saat boneka itu menoleh ke arah Noval. Rasanya ingin menjerit namun bibirnya terkunci rapat.

...🍂 Bersambung... 🍂...

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝙨𝙪𝙢𝙥𝙖𝙝 𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙙𝙧 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙗𝙤𝙣𝙚𝙠𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙬𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙗𝙤𝙣𝙚𝙠𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙘𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠 𝙩𝙚𝙩𝙚𝙥 𝙖𝙟𝙖 𝙨𝙚𝙧𝙚𝙢 𝙠𝙡 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖 𝙠𝙡 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙡𝙞𝙖𝙩 𝙢𝙖𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙮𝙖𝙠 𝙮𝙜 𝙜𝙚𝙧𝙖𝙠 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙙 𝙥𝙖𝙧𝙣𝙤 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞 😅😅😅

2023-07-28

0

Fuw Aik

Fuw Aik

boneka chuky

2022-08-02

1

Andini Andana

Andini Andana

waduuuh ini mah alamat jantung nya noval gak aman,,jangan2 sengaja di teror biar koit buat tumbal ya thor?

2022-08-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!