PAK DANANG

Noval berhasil berlari hingga sampai di pelataran gedung. Di saat yang bersamaan, seseorang datang menghampirinya seraya bertanya:

"Habis ngapain kamu Val, kok ngos-ngos an begitu?"

"Loh.."

Noval tertegun melihat pak Danang yang seolah tak tahu apa-apa tentang penampakan yang baru saja mereka lihat di lantai dua.

"Ditanya malah bengong, kesambet kamu ya?"

"Pak Danang kan habis dari atas sama saya."

"Siapa yang ke atas? orang dari tadi, aku di luar kok. Habis keliling, balik lagi ke pos, ngopi."

...Deg.....

Noval membulat, tubuhnya serasa kaku, sulit untuk digerakkan.

"Kamu ini kenapa?" tanya pak Danang yang kian penasaran.

Noval masih diam.

"Nih-nih, minum dulu nih!" pinta pak Danang seraya berjongkok, mengulurkan botol air mineral.

Sekali lagi Noval terdiam, tertegun dalam takut. Ingin berteriak tapi tidak bisa bersuara. Saat itu, Noval melihat sosok menyerupai pak Danang tengah berdiri di belakang tubuh pak Danang yang asli. Sosok itu terlihat jelas saat pak datang jongkok mengulurkan air mineral. Sungguh tak bisa digambarkan, betapa ngeri dan menyeramkannya kejadian itu. Noval yang telah berada di puncak rasa takut, akhirnya pingsan.

"Loh Val eh.. Val.."

Pak Danang menangkap tubuh Noval yang ambruk lalu memanggil temannya untuk membantu mengangkat tubuh Noval ke pos jaga satpam.

...🍂🍂🍂...

Beberapa menit kemudian, Noval siuman.

"Sudah sadar kamu Val?" tanya pak Danang.

Noval diam seraya mengamati sekitar.

"Minum nih!" pinta pak Danang sembari mendudukkan Noval.

Noval menerima air mineral yang pak Danang ulurkan lalu meminumnya.

"Kamu itu kenapa? tiba-tiba pingsan tanpa sebab."

"Saya..."

Noval coba mengingat perihal apa yang ia alami sesaat, sebelum pingsan.

"Emm.. saya lihat penampakan pak."

"Penampakan apa?"

Noval menarik napas dalam-dalam sebelum mulai bercerita. Detail cerita mulai dari ia meminta ditemani oleh sosok yang menyerupai pak Danang. Tentang obrolan mereka hingga suara mesin printer yang seolah tengah dioperasikan. Noval juga menceritakan kejadian selanjutnya hingga akhirnya, ia pingsan. Anehnya, pak Danang terkesan tidak terkejut sama sekali. Malah meminta Noval untuk menguatkan mental agar tetap bisa bekerja di sana.

"Perusahaan mana lagi yang mau gaji OB sebesar gaji yang kamu terima? kuatin mental saja untuk tetap di sini!" saran pak Danang.

"Pak Danang kok gak takut sih? apa karena sudah terbiasa dengan mereka?" tanya Noval dengan polosnya.

Pak Danang hanya terkekeh seraya menyruput kopinya yang tinggal setengah. Sementara itu, satpam lain yang bernama pak Edi, meminta Noval untuk memikirkannya kembali.

"Jangan buru-buru mengambil keputusan! pikirkan baik-baik dulu! kalau memang mau lanjut, siapin mentalmu!" saran pak Edi.

Noval hanya bisa menghela napas tanpa memberikan jawaban apa-apa.

...🍂🍂🍂...

Kini, Noval bingung karena pekerjaannya masih banyak yang belum ia kerjakan tapi nyalinya sudah ciut. Noval tidak berani masuk lagi ke dalam pabrik. Lebih tidak berani lagi untuk pulang. Noval bingung harus menjawab apa kalau pak Sigit menanyainya. Cukup lama Noval berdiam hingga akhirnya, ia putuskan untuk pulang saja. Entah hukuman atau sekedar teguran, akan ia terima. Sekali pun jika dipecat, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya benar-benar lemas, seolah telah kehilangan seluruh tenaga. Pukul sepuluh malam tepat, Noval bergegas untuk pulang.

...🍂🍂🍂...

Keesokan paginya, ibunya menelpon. Noval menjawab dengan suara yang serak membuat ibunya bertanya lebih dalam. Noval mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Kamu kecapean ya karena membersihkan pabrik sebesar itu sendiri?" tanya ibunya.

"Capek sih iya tapi kalau kecapean, enggak buk. Pabrik gak sebesar yang ibuk bayangkan. Lagian, Noval kebagian lantai satu saja. Lantai dua dan area luar, beda orang. Hemm.. gimana ya, pabrik itu.. tidak sebesar yang ibuk bayangkan lah pokoknya. Cuma lobby, ruangan kecil untuk tamu biasa, kamar mandi, dapur kecil lalu area produksi. Noval tidak bisa menjelaskan detailnya."

"Suaramu serak, apa sedang sakit?"

"Enggak kok, ini biasa karena baru bangun saja."

"Kalau memang ada yang ingin diceritakan, ceritakan saja ke ibuk!"

"Emm..."

Noval terdiam, ia tengah menimbang hendak bercerita ataukah tidak yang mana akhirnya, ia memilih untuk memendamnya sendiri. Tidak ingin, ibunya merasa khawatir.

"Iya buk, kalau ada apa-apa, Noval bakal cerita."

Obrolan itu berlanjut sekitar beberapa menit kemudian lalu, ibunya mengakhiri panggilan.

"Mana bisa Noval cerita," desahnya.

Noval menghela napas panjang kala teringat kalau nanti siang, ia akan berhadapan dengan pak Sigit. Entah ceramah apa yang akan ia dengar. Noval pasrah atas apa pun yang akan menimpanya.

...🍂🍂🍂...

Waktu berlalu dengan cepat, terlalu cepat menurut Noval. Khusus hari ini, sungguh ia ingin, hari berjalan dengan lambat. Batinnya belum siap untuk kembali ke pabrik lagi. Meski demikian, Noval tetap bersiap dan menyalakan mesin motornya.

"Kerja kerja kerja!" serunya memberikan semangat pada dirinya sendiri.

Sepanjang perjalanan, kejadian semalam terus membayang. Betapa keras pun, Noval mengelak, rekaman peristiwa seolah terputar berulang. Sosok perempuan di kamar mandi, perempuan berwajah hancur di lantai dua dan juga sosok yang menyerupai pak Danang yang tak mau pergi dari ingatan.

...🍂🍂🍂...

Seperti yang telah Noval duga, pak Sigit langsung memanggilnya ke ruangan. Pertanyaan pertama yang pak Sigit ajukan adalah tentang kebenaran perihal pingsannya dirinya semalam, Noval membenarkan. Selanjutnya, pak Sigit menanyainya tentang apa yang terjadi sehingga membuat Noval pingsan. Noval kembali teringat tentang kejadian semalam. Ia ceritakan kembali secara lengkap sembari berharap, pak Sigit akan memakluminya. Sayangnya, pak Sigit mengatakan bahwa semua hal pasti ada imbal baliknya. Termasuk gaji yang telah disepakati dengan Noval, pasti memiliki resiko yang harus dilakukan. Noval menunduk kemudian mengangguk.

"Saya tidak akan memaksa, keputusan ada di tangan kamu. Kamu pilih lanjut atau berhenti?" tanya pak Sigit langsung pada inti.

Noval terdiam sesaat, otaknya menimbang cukup keras hingga pak Sigit, kembali bertanya untuk yang kedua kalinya.

"Gimana? mana yang kamu pilih? saya tidak bisa memberimu waktu lebih banyak lagi."

"Hemm.. lanjut pak, saya tetap mau lanjut bekerja di sini."

"Kamu yakin?"

"Yakin pak."

"Sekarang, kamu sudah tahu kalau pabrik ini berhantu dan kamu masih akan tetap bergiliran masuk siang, apa kamu benar-benar yakin, ingin bertahan?"

"Yakin pak, mungkin kejadian semalam karena mereka ingin menunjukkan keberadaannya kepada saya yang masih baru ini. Lama kelamaan, pasti akan terbiasa."

"Saya harap begitu," timpal pak Sigit yang lagi-lagi terlihat aneh dalam pandangan Noval.

"Baiklah kalau kamu sudah memutuskan, semoga kamu kuat!"

...Deg......

"Ohya, akan ada satpam baru hari ini, dia akan berjaga di dalam gedung jadi, kamu tidak lagi sendirian kalau shift siang sampai malam."

"Alhamdulillah, terima kasih banyak pak!"

"Iya."

Beban berat di batin Noval ambrol seketika. Dadanya terasa lega, berulang kali, ia ucapkan syukur.

"Alhamdulillah!"

...🍂 Bersambung... 🍂...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝙉𝙤𝙫𝙖𝙡 𝙙𝙞𝙡𝙚𝙢𝙖 𝙠𝙡 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙟𝙙 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙙𝙥𝙩 𝙜𝙖𝙟𝙞 𝙜𝙚𝙙𝙚 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙙𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙖 👉👉

2023-07-28

0

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

satpam baru..hantu baru

2022-10-14

0

Fuw Aik

Fuw Aik

pasti hantu semua itu

2022-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!