DINGIN

Tanpa terasa, setengah hari telah berlalu. Noval pergi ke area kantin yang lokasinya terpisah dari area gedung utama. Beberapa stand makanan berjajar dengan rapi. Noval memilih salah satunya lalu memesan makanan di sana. Tak butuh waktu lama, makanan telah siap dihidangkan.

Suasana kantin ramai, hanya saja, tak banyak obrolan yang terdengar. Noval mendekati salah seorang rekan sesama OB yang bernama pak Hadi dan meminta izin untuk duduk di sebelahnya. Pak Hadi mengizinkan dengan isyarat menganggukkan kepala. Noval yang notabene masih baru, mencoba mengakrabkan diri dengan rekan seniornya dengan cara memulai obrolan terlebih dahulu.

"Pak Hadi sudah lama bekerja di sini?"

"Iya, sudah lama," jawab pak Hadi sembari menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Pak Hadi asli dari sini atau perantauan?"

"Asli."

"Rumah pak Hadi di mana?"

"Di dekat sini."

"Oh.."

Noval berhenti bertanya karena bingung harus bertanya apa lagi. Sikap pak Hadi dinilai terlalu dingin. Seolah tak ingin membuka ruang untuk ditelisik lebih dalam lagi. Entah kenapa, semua orang bersikap dingin padanya. Usai makan, pak Hadi berdiri dan mengatakan sesuatu yang cukup menohok bagi Noval.

"Jaga sikap saja selama bekerja di sini!"

...Deg.....

"Hemm.. maksud pak Hadi apa?"

Pak Hadi berjalan meninggalkan Noval tanpa menjawab pertanyaannya. Kini, Noval berdebat dengan pemikirannya sendiri.

"Pantas saja pak Hadi dingin sekali. Apa sikapnya itu berkaitan dengan peringatannya padaku? apa yang pak Hadi takutkan sampai bersikap sedingin itu padaku?"

Noval mulai bertanya-tanya sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.

...Deg.....

"Semua sibuk dengan makanannya. Hampir tidak ada yang saling berbicara," ucap Noval di dalam hati.

...🍂🍂🍂...

Noval berusaha mengabaikan sikap dingin para karyawan dengan fokus mengerjakan pekerjaannya saja. Meski demikian, Noval tetap bersikap ramah walau diacuhkan. Dia pikir, betapa pun diabaikan tapi gajinya sungguh menggiurkan. Jadi, sebisa mungkin, dia harus bertahan.

Waktu berlalu dengan cepat hingga langit menorehkan warna jingga nan indah. Noval bersiap untuk pulang saat pak Sigit menghampirinya dan menanyakan perihal pekerjaannya hari ini.

"Lancar semua pak," jawab Noval.

"Besok, datang jam tujuh pagi ya!" perintah pak Sigit.

"Baik pak."

"Shift pagi harusnya mulai jam tujuh sampai jam empat sore. Karena hari ini masih pertama, kamu bekerja maka, masih diberi toleransi."

"Iya pak, besok saya datang jam tujuh."

"Ya sudah."

"Saya pamit pak, assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

Noval berjalan menuju parkiran lalu menggeber motornya untuk kembali ke kossan. Di perjalanan, ia membeli mie instan dan telur untuk nanti, di masak di kossan.

...🍂🍂🍂...

"Bujang oh bujang, makan mie instan sudah nikmat haha," ucap Noval seraya memarkir motornya lalu berjalan masuk ke dalam kamar kosnya.

Noval bergegas membersihkan diri sebelum kemudian merebus mie instan. Saat itulah si ibu tuan rumah mendatangi Noval untuk memberinya nasi goreng lengkap dengan ayam suwir dan telur dadar.

"Terima kasih banyak loh buk!" ucap Noval.

"Iya mas. Saya lihat, mas Noval baru datang semalam tapi langsung bekerja pagi harinya. Saya pikir, mas Noval mungkin, belum sempat beberes dan memasak. Jadi, saya lebihin bikin nasi gorengnya tadi."

"Iya buk benar sekali. Saya memang belum sempat beberes. Barang-barang masih berantakan. Mau gimana lagi, saya diminta langsung masuk kerja tadi pagi," jelas Noval.

"Mas Noval kerja di mana memangnya?"

"Di PT.XXX."

"Di mana itu ya?"

"Di desa Gringging buk."

"Desa Gringging?"

"Iya."

Si ibu pemilik kossan terlihat tengah berpikir keras namun tetap tidak bisa mengingatnya.

"Mungkin, saya yang tidak tahu kalau ada pabrik di sana. Maklum, ibu rumah tangga, kerjaannya ya di rumah," timpal si ibu disusul tawa kecil.

Noval turut ikut tertawa juga.

...🍂🍂🍂...

Noval terlihat lahap memakan mie instan dan nasi goreng pemberian si ibu pemilik kosan. Setelah merasa kenyang, Noval lekas membereskannya lalu menata barang bawaan yang kemarin masih ia letakkan begitu saja. Sekitar pukul sembilan malam, semua pekerjaan telah selesai dilakukan. Noval lantas merebahkan diri di atas tikar sembari membuka beberapa aplikasi dalam ponselnya. Ada satu pesan dari Adi yang kemudian, Noval buka.

[ Gimana kerjaanmu? ada cerita apa? ]

Noval tersenyum seraya mengetik pesan balasan.

[ Lancar. Capek sih tapi lama-lama juga bakal terbiasa. Gimana kuliahmu? ]

[ Gagal tapi aku tetap di Surabaya, masuk ke kampus swasta. ]

[ Oh, swasta juga gak masalah. ]

Obrolan mereka berlanjut sembari Noval membuka media sosial miliknya. Memotret diri sendiri lalu menulis caption kalau sedang meniti karir, di sertai emoticon senyum dan tawa kecil. Kurang lebih setengah jam kemudian, Noval meletakkan ponselnya lalu tidur dengan pulas.

...🍂🍂🍂...

Keesokan harinya, ia kembali berkutat dengan rutinitas yang sama. Bedanya, hari ini, ia memasak sendiri. Meski hanya nasi putih ditambah telur ceplok. Terasa sangat nikmat untuknya. Setelah semua selesai, Noval lantas bergegas, berangkat bekerja.

"Pagi pak!" sapa Noval kepada dua satpam yang tengah berjaga.

Kedua satpam tersebut hanya mengangguk tanpa mengulas senyum segaris pun. Noval memarkirkan motornya lalu masuk ke dalam gedung. Hari ini ada yang berbeda, beberapa karyawan menanggapi sapaan Noval meski hanya dengan anggukan kepala. Hal itu cukup membuat Noval senang sekaligus merasa lega. Bagaimana pun, kemarin dia sempat merasa khawatir saat pak Hadi memperingatinya. Noval juga berpendapat bahwa saling bertegur sapa adalah bentuk menjaga sikap dengan sesama pekerja. Noval menganggap, itu juga termasuk menjaga sikap seperti yang pak Hadi katakan.

Malah, yang aneh adalah sikap pak Hadi. Ia melenggang begitu saja saat berpapasan dengan Noval. Bahkan, sama sekali tidak menggubris saat Noval menyapa serta memanggil. Meski bingung, Noval masih berusaha untuk maklum, seraya melangkahkan kakinya menuju ke ruang peralatan kebersihan dan memulai pekerjaannya.

...🍂🍂🍂...

Pada jam istirahat, Noval sengaja duduk di sebelah pak Hadi lagi sebab, ia merasa penasaran. Bahkan, Noval membelikan es teh manis juga untuk pak Hadi. Pertanyaan basa-basi ia lontarkan hingga puncaknya, ia bertanya tentang sikap para karyawan yang terkesan dingin. Pak Hadi memandang Noval sesaat sebelum kemudian kembali menatap makanannya tanpa memberikan jawaban apa-apa. Noval mendengus seraya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Apa-apa an ini?" gerutu Noval di dalam hati.

Noval kembali memperhatikan sekitar yang mana, keadaannya tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya. Tak lama kemudian, pak Hadi telah selesai makan. Ia berdiri tapi tak langsung melangkah pergi. Melainkan berhenti sesaat sembari berujar:

"Kamu pikir, gaji besar yang tak sewajarnya yang kamu terima itu, alasannya kenapa?"

"Hah?"

Noval dibuat bingung dengan pertanyaan pak Hadi yang jelas, tidak ia mengerti. Sekali lagi, pak Hadi melenggang pergi tanpa memberikan jawaban yang jelas.

"Ah sial! apa maksudnya?" desah Noval.

...🍂 Bersambung... 🍂...

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝙨𝙚𝙧𝙚𝙢 𝙟𝙜 𝙮𝙖 𝙠𝙡 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙠𝙖𝙧𝙮𝙖𝙬𝙖𝙣 𝙥𝙙 𝙙𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙜𝙞𝙩𝙪

2023-07-28

0

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

desa Gringging kan desa yg menjebak Adnan ,Rijal,dan Galang..

2022-11-23

1

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

oh, desa gringging

2022-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!