INTERVIEW

Noval memandang sebuah gedung di depannya sebelum kemudian melangkah masuk dan disambut oleh dua orang satpam.

"Selamat pagi mas! ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu dari mereka.

"Oh, ini pak, saya ada panggilan untuk interview pagi ini."

"Atas nama siapa?"

"Noval."

"Baik mas Noval, mari ikut saya!"

"Iya."

Noval dibawa masuk ke sebuah ruangan yang tidak begitu besar. Di sana ada satu meja kerja dan dua kursi. Ada juga jam dinding yang melekat di tembok serta sebuah vas bunga yang diletakkan di salah satu sudut ruangan. Noval diminta untuk menunggu, sementara satpam yang mengantarnya kembali ke tempat ia berjaga.

Noval menghabiskan waktu tunggunya untuk mengamati ruangan tempat ia berada hingga akhirnya, ia merasa bosan. Kurang lebih satu jam, datang seorang laki-laki yang kemudian menginterview dirinya. Pertanyaannya standar saja, perihal pendidikan terakhir, tempat tinggal serta pengalaman pekerjaan yang mungkin sudah pernah ia lakukan sebelumnya. Selain itu, laki-laki yang memperkenalkan diri sebagai pak Beni tersebut juga mengujinya perihal apa saja pekerjaan yang harus dilakukan office boy. Noval menjawab sepengetahuannya saja dan hal itu berlalu dengan cukup baik.

Singkatnya, Noval diterima bekerja di sana. Dia akan langsung mulai bekerja pada keesokan harinya. Noval tentu saja senang namun, ada satu hal yang membuat ia sedikit gusar yakni shift malam. Baru kali ini, dia tahu kalau office boy, ada juga yang bekerja pada malam hari. Noval bahkan bergumam bahwa ia sudah seperti satpam saja yang harus berjaga di malam hari. Entah kenapa, muncul rasa takut yang tentu segera ia halau rasa itu.

"Ini kan pabrik besar pasti banyak pekerja yang akan bekerja di malam hari juga. Apa yang harus aku takutkan?" ucapnya di dalam hati.

Perihal gaji pun telah disampaikan dan keduanya sepakat. Setelah itu, Noval diizinkan untuk pulang. Mempersiapkan semuanya sebelum bekerja secara resmi pada keesokan harinya. Noval mengucapkan terima kasih lalu pamit, undur diri. Pak Beni hanya mengangguk tanpa membalas senyuman yang Noval berikan. Noval lantas berjalan ke lobby seraya menganggukkan sedikit kepalanya untuk menyapa pak satpam yang tadi mengantarkannya. Sayangnya, sapaan Noval hanya dibalas dengan tatapan yang dingin. Enggan berpikir macam-macam, Noval mengabaikannya dan terus melangkah, menghampiri motor ayahnya lalu mulai menyalakan mesinnya untuk mencari kamar kos yang bisa ia sewa.

...🍂🍂🍂...

Setelah beberapa jam mencari, akhirnya Noval mendapatkan kamar kos yang diinginkan. Hanya saja, jaraknya lumayan jauh dari pabrik. Namun, Noval menganggap bahwa biaya akomodasi masih tercover oleh gajinya nanti. Sehingga hal itu tidaklah menjadi maslah. Setelah memberikan uang muka sebesar seratus ribu rupiah, Noval lantas pergi mencari makan sebelum kemudian kembali pulang ke rumah.

Ke dua orang tuanya merasa bahagia mendengar kabar kalau anaknya berhasil diterima bekerja. Ibunya membantu Noval berkemas sementara Noval sendiri, diminta untuk mandi. Ayahnya memberikan uang sebesar tujuh ratus ribu rupiah untuk bekalnya di sana hingga ia mendapatkan gaji pertamanya nanti. Ibunya membawakan beras dan beberapa jenis sayuran agar bisa Noval masak di sana. Bahkan, ibunya juga membawakan kompor satu tungku lengkap dengan peralatan memasaknya. Noval sempat menggerutu tapi tetap membawa semua yang orang tuanya bawakan.

"Mau berangkat jam berapa besok?" tanya ayahnya.

"Noval mau berangkat hari ini yah. Langsung istirahat di kossan biar besok, tidak terlambat di hari pertama bekerja."

"Apa kamu tidak capek?"

"Enggak pak, Noval masih muda, tenang saja!"

"Makan dulu kalau begitu!"

"Iya."

...🍂🍂🍂...

Usai makan, Noval memeriksa barang bawaannya lalu berpamitan kepada kedua orang tuanya. Ini adalah kali pertama, Noval merantau, tinggal jauh dari orang tuanya. Meski orang tuanya merasa berat. Namun, hal ini tetap harus dilakukan. Noval menggeber motornya, menerobos jalanan yang sama dinginnya seperti tadi pagi. Bedanya, sekarang telah gelap.

Beberapa jam kemudian, Noval sampai di kossan. Ia ketuk rumah si ibu tuan rumah untuk membayar pelunasan uang sewa. Kunci kamar diberikan dan kemudian, Noval memasukkan seluruh bawaannya ke dalam kamar. Noval mengucapkan hamdalah seraya merebahkan tubuhnya di lantai yang hanya ia alasi dengan tikar. Beberapa pakaian ia tumpuk untuk digunakan sebagai bantal.

"Cukup, begini saja sudah nyaman. Gajian pertama, baru kubeli kasur dan bantal," gumamnya.

Tak butuh waktu lama, Noval sudah terlelap karena kelelahan.

...🍂🍂🍂...

Keesokan harinya, Noval bergegas mandi lalu berangkat bekerja. Belum sempat masak dan sarapan. Ia pikir, semua barang masih berantakan, belum ditata. Itulah kenapa akhirnya, Noval memilih untuk membeli sarapan di warung saja sembari berangkat ke tempat ia bekerja.

"Nasi pecelnya 1 bungkus ya buk!"

"Iya mas," jawab si penjual.

Tak lama kemudian, pesanan diberikan dan Noval pun membayar.

"Terima kasih!"

"Iya mas, sama-sama."

Noval melanjutkan perjalanannya sampai ke pabrik.

...🍂🍂🍂...

Di pabrik, Noval diperkenalkan dengan pak Sigit yang merupakan atasan langsungnya dan beliau jugalah yang akan memandunya. Pak Sigit lantas menunjukkan ruangan penyimpanan alat-alat kebersihan dan mengatakan tentang apa saja urutan pekerjaan yang harus dilakukan.

"Baik pak," jawab Noval.

Noval memulai pekerjaan pertamanya dengan mencuci gelas dan piring agar segera bisa digunakan kembali oleh para karyawan. Dilanjutkan dengan menyapu lalu mengepel ruangan demi ruangan yang ada di sana. Ada sekitar tiga office boy yang bekerja pagi itu. Masing-masing terbagi dalam tiga bagian yakni lantai satu, lantai dua dan halaman luar. Noval mendapat bagian di lantai satu kali ini. Di lantai satu ini, terdapat lobby, pantry, kamar mandi, ruangan kecil tempat Noval diinterview serta tempat mesin-mesin pembuatan boneka. Sementara lantai dua digunakan sebagai kantor, lobby VIP (tamu khusus) dan ada juga pantry serta kamar mandi. Seperti pabrik pada umumnya, luas gedung ini pun lumayan besar.

Noval tidak memperhatikan hal lain selain pekerjaannya. Noval berusaha melakukan pekerjaannya dengan baik. Terlebih, ini hari pertamanya bekerja sekaligus pengalaman pertama untuknya. Noval akan mengulas senyum ketika berpapasan dengan siapa pun hingga dia merasa kalau para pegawai hingga buruh pabrik kurang ramah padanya.

"Ah sudahlah, anak baru kan sudah biasa dikerjain. Pelan-pelan juga akan akrab sendiri. Lagi pula, mereka juga sibuk," gumam Noval di dalam hati.

"Val!" panggil pak Sigit.

"Iya pak, ada apa?"

"Jangan lupa lap kaca juga ya!"

"Siap pak!"

Pak Sigit mengangguk lalu kembali melenggang pergi.

"Duh! ketahuan pak Sigit pas lagi bengong, apes," gerutunya Noval di dalam hati.

Noval kembali melanjutkan pekerjaannya menyapu ruangan.

...🍂 Bersambung... 🍂...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝙉𝙤𝙫𝙖𝙡 𝙗𝙡𝙢 𝙥𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣

2023-07-28

0

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

semua dingin gitu ekspresinya

2022-10-14

0

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

noval gak coba ngobrol2 sm OB yg lain kah?

2022-08-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!