GANGGUAN DEMI GANGGUAN

Setelah beberapa saat berselang, barulah Noval bisa tenang. Pak Edi mengulurkan kopi milik Noval seraya memintanya untuk meminumnya. Noval menurut, ia tenggak beberapa teguk kopi lalu meletakkannya di sisi kanan tubuhnya. Pak Edi yang sedari tadi penasaran, lekas bertanya. Noval menghela napas panjang lalu mulai bercerita tentang penampakan sosok kuntilanak yang menjahilinya sewaktu berangkat dan juga di pos satpam barusan.

"Wah, lumayanlah," timpal pak Edi.

"Lumayan gimana pak maksudnya?"

"Sudah lumayan parah," sahut pak Edi, disusul tawa cekikikan.

"Biasanya sih, akan ada yang lebih parah lagi sebelum kemudian, kamu akan lulus orientasi hingga akhirnya merasa biasa dengan semua penampakan yang ada," imbuh pak Edi.

"Masih ada yang lebih parah dari ini?"

"Tentu saja ada."

Noval menelan ludahnya lalu menyruput kopi miliknya.

"Memangnya, apa saja yang sudah pak Edi alami di sini?"

Mendengar pertanyaan Noval membuat pak Edi menatapnya dengan tajam.

"Kamu yakin ingin tahu?"

Pertanyaan balik dari pak Edi membuat Noval bergidik ngeri.

"I-ya pak," jawab Noval terbata.

Pak Edi malah tertawa melihat Noval yang telah sangat ketakutan.

"Sudahlah, tidak perlu kamu tahu. Bagaimana pun, lambat laun, kamu juga akan tahu. Sabar saja dan kuatkan mentalmu!"

...Deg......

"Aku tidur dulu ya Val! kalau ada apa-apa, bangunkan saja!"

"Iya pak."

Pak Edi lantas merebahkan tubuhnya di tikar. Sementara Noval, beranjak duduk di kursi.

"Ya Alloh, tolong jaga aku! jangan ada penampakan lagi setelah ini," ucap Noval di dalam hati.

...🍂🍂🍂...

Malam kian pekat, semuanya gelap kecuali beberapa titik area yang memang sengaja diberikan lampu penerangan. Sunyi dan sepi, hanya suara dengkuran pak Edi yang meramaikan. Terdengar juga suara tonggeret dan jangkrik yang malah menambah suasana menjadi kian mencekam. Noval berusaha menyibukkan diri dengan menonton video di you tube sebelum kemudian, ia mendengar suara gemeresak.

...Deg.....

"Astaghfirulloh, suara apa itu?"

Noval mengalihkan pandangannya ke arah pak Edi yang masih terlelap. Sementara, suara gemeresak kian jelas terdengar.

"Duh, gimana ini?"

Noval menimbang untuk membangunkan pak Edi atau memeriksanya seorang diri.

...Kresekk.. kresekk.. srekk.. srek.....

"Ah sudahlah, aku periksa sendiri dulu saja! kalau ada apa-apa, tinggal teriak. Pasti pak Edi langsung bangun kalau dengar teriakanku."

Antara yakin dan tidak, Noval melangkah keluar dari pos seraya mencari sumber suara. Kian lama kian jelas saja. Lebih jelas dan semakin jelas membuat jantung Noval berdenyut lebih kencang. Dari kejauhan, Noval melihat punggung seorang laki-laki tengah yang berdiri membelakanginya. Dengan segala keberanian yang tersisa, Noval memanggilnya.

"Siapa? ngapain di sana?"

Orang itu merespon dengan membalikkan tubuhnya secara perlahan. Noval menelan ludahnya sembari berharap kalau orang itu, bukanlah hantu.

"Astaga! kamu Ndi.. kaget aku, mau copot ini jantungku," ucap Noval lega.

Ternyata, orang tersebut adalah Andi yang sedang membuang sampah. Noval memandangi sapu di tangan kanan Andi serta kantong sampah di satu tangannya yang lain.

"Kenapa gak besok pagi saja sih buang sampahnya?"

Andi hanya diam, tidak memberikan jawaban.

"Bikin orang jantungan saja," imbuh Noval seraya berjalan kembali ke pos.

Beberapa saat kemudian, Noval membulat, tubuhnya tegang saat ia mengingat sesuatu. Jam di ponselnya menunjukkan pukul satu dini hari. Tidak ada OB yang bekerja di jam selarut itu. Dengan kata lain, sosok Andi yang baru saja ia lihat pun, sudah bida dipastikan, bukan manusia. Tubuh Noval gemetar hebat dan kemudian terhuyung jatuh ke lantai.

Seolah dapat merasakan sesuatu yang tak beres, pak Edi terbangun. Ia kembali bingung melihat sikap aneh Noval yang kurang lebih sama seperti saat ia melihat kuntilanak tadi.

"Wah, kejadian lagi nih pasti," celetuk pak Edi.

Pak Edi melihat ke sekeliling pos sembari sesekali menanyakan keadaan Noval. Sekitar sepuluh menit kemudian, kondisi Noval telah normal kembali dan dapat menceritakan perihal apa yang ia lihat tadi.

"Kamu di sini, bisa dibilang apes dan bisa juga dibilang beruntung."

"Maksudnya pak?"

"Apesnya, mau tidak mau, kamu harus terbiasa berhadapan dengan mereka (yang tak kasat mata). Beruntungnya, duitmu banyak," jawab pak Edi disusul tawa kecil.

"Kalau itu sih, saya juga tahu."

"Beginilah Val, kamu harus memilih. Menurutku, sebaiknya kamu bertahan. Sebulan kerja di sini, gajinya bisa tiga kali lipat di tempat lain. Gajian kemarin, kamu dapat lebih kan? ada bonusnya tuh."

"Hemm..."

"Benar tidak?"

Noval menganggukkan kepalanya.

"Kalau kondisimu sudah mendingan, ayo kita keliling! memeriksa keadaan."

"Saya sudah enakan kok pak, ayo!"

"Yakin kamu?"

"Yakin pak, saya baik-baik saja sekarang."

"Ya sudah, ayo!"

Noval kembali menganggukkan kepalanya seraya mengikuti langkah kaki pak Edi.

...🍂🍂🍂...

Selama berkeliling, beberapa kali Noval melihat sekelebat bayangan maupun suara. Namun, ketika diperiksa, tidak ada siapa-siapa. Hal ini terjadi berulang kali hingga kemudian, pak Edi meminta Noval untuk mengabaikannya saja.

"Kalau beneran ada orang gimana pak? maling misalnya?" tanya Noval.

"Setelah apa yang terjadi beberapa kali tadi, apa menurutmu, itu betulan orang?" tanya balik pak Edi.

Pertanyaan pak Edi seketika membuat kerongkongan Noval tercekat.

"Yuk lanjut ke sana!" ajak pak Edi kemudian.

"Iya pak."

Noval melanjutkan langkahnya dengan terus menahan rasa takut di dada.

"Gila! merinding terus aku," gerutu Noval di dalam hati.

Meski begitu, Noval cukup beruntung sebab, sudah tidak ada penampakan lagi setelah itu. Semuanya berjalan dengan lancar hingga pagi menjelang. Noval mengucapkan syukur sembari mengemasi ponsel dan charger miliknya lalu bersiap untuk pulang. Saat itulah, ia melihat Andi menatap ganjil ke arahnya. Seketika, kejadian dini hari tadi terputar kembali dalam ingatan. Noval bergidik sembari menyalakan mesin motornya. Ia melaju begitu saja tanpa menyapa Andi yang masih terus menatap dirinya.

"Maaf Ndi! aku benar-benar masih takut melihat kamu," ucap Noval di dalam hati.

"Kamu manusia atau bukan, aku juga jadi ragu."

...🍂🍂🍂...

Meski matahari telah meninggi. Namun, Noval masih saja merinding saat melewati lokasi tempat ia diganggu kuntilanak semalam. Noval bahkan tidak berani memandang pepohonan bambu di sisi kanan dan kiri jalan. Noval mempercepat laju motornya hingga sampai di kossan. Tepat ketika sampai, Adi menelponnya. Alhasil, Noval beristirahat sejenak sembari menceritakan semuanya kepada sahabatnya tersebut. Adi hanya bisa menggeleng sembari menghela napas panjang. Ia tak menyangka kalau gangguannya akan semakin hebat di setiap harinya.

"Udahlah jangan bahas setan terus!"

"Lah terus mau bahas apa?" tanya Adi.

"Kenalin temen cewekmu ke aku Di! Bosen nih jomblo terus. Biar lebih semangat kerjaku," jawab Noval sembari cekikikan.

Adi berdehem seraya berpikir, hendak mengenalkan siapa kepada sahabatnya itu.

"Ada gak?" tanya Noval.

"Ada-ada, tenang saja!"

Perbincangan mereka pun berlanjut dengan tema baru yang sepertinya jauh lebih menarik dari pada membahas para hantu yang selalu usil mengganggu.

...🍂 Bersambung... 🍂...

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝙨𝙖𝙡𝙪𝙩 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙉𝙤𝙫𝙖𝙡 𝙢𝙨𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 👏👏👏👍👍👍

2023-07-28

0

Fuw Aik

Fuw Aik

ekek

2022-08-07

2

Rania puspa

Rania puspa

sbnrnya punya rasa takut msih manusiawi si tapi jgn klwtan takutnya energi kita bisa habis di serap dy
tempo hari tgh mlm aku di ktawain si neng kunti jg kget si,takut jg tapi cpt kontrol dri baca ayat kursi ambil positifnya mngkin dy ngingetin biar aku tdr cpt soaly tdr suka dini hari 😅😅

2022-08-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!