Kelajuan mobil yang Rania kendarai cukup kencang. Bahkan Rania tidak fokus melihat kedepan. Sambil menyetir Rania membalas pesan dari Astri yang mungkin lebih penting dari pada keselamatan menyetir.
Brakkkk.
Rania merem mendadak saat ada sesuatu yang menghambat mobilnya. Hampir saja tubuh wanita itu kejedot kekaca mobil karena merem mendadak yang membahayakan dirinya.
" Apa yang terjadi?" Tanya Rania dengan jantung berdebar hebat.
Secepat kilat banyak orang di depan mobilnya. Rania tidak tau apa yang terjadi. Rania pun keluar dari mobilnya dan melihat apa yang terjadi.
Hasil dari keteledoran Rania dalam menyetir. Rania menabrak anak laki-laki yang berpakaian seragam SD dengan sepeda yang sudah hancur.
Rania kaget setengah mati menutup mulutnya dengan ke-2 tangannya saat melihat bocah laki-laki itu, sudah penuh dengan darah yang keluar dari kepalanya.
" ini dia nih, yang menabrak," sahut salah seorang warga yang duduk di samping anak tersebut menunjuk Rania yang mungkin pria paruh baya itu menjadi saksi atas kecelakaan yang terjadi.
" Wah mbak, tanggung jawab, gimana sih nyetir nggak hati-hati. Cantik-cantik tapi hilangin nyawa orang," sahut salah satu warga lagi yang membuat Rania semakin panik.
" Benar, gimana nih mbak, anak orang nih mbak," sahut suara ibu-ibu yang nyolot yang langsung menghakimi Rania.
Rania pun berjongkok, dan melihat sang bocah sudah tidak sadarkan diri. Bahkan keluar darah dari kepalanya yang semakin banyak. Membuat tangannya bergetar. Saat ingin menyentuh anak itu.
Wajah Rania bahkan memucat. Karena tidak pernah hal seperti itu terjadi dalam hidupnya. Apa lagi melihat anak itu yang sudah memucat seperti itu.
" Tolong pak, tolong bantu telpon ambulan." Teriak Rania Panik yang meminta bantuan.
Warga bukannya bergerak malah tetap berkerumun melihat sang anak. Yang seperti ayam yang sudah di potong. Warga sibuk saling melihat dan hanya berbicara kecil, kasihan, kasihan, tetapi tidak ada yang mempedulikan ucapan Rania yang meminta tolong untuk memanggil Ambulan. Karena dia juga panik seakan lupa cara menggunakan hanphonnya.
Akibat kecelakaan jalanan mulai macet, bunyi klakson yang tidak sabaran saling bertautan ingin cepat-cepat mengendari mobilnya tanpa tau apa yang terjadi di depan.
" Ada apa ini pak." Tanya Rendy pada sang supir yang melihat keantrian di jalan besar.
" Tidak tau, pak, saya akan coba periksa." Sahut pak Yatno, menurunkan kaca mobilnya.
" Mas apa yang terjadi di depan." Tanya buru-buru pak Yatno kepada salah satu supir mobil yang memang ingin kembali ke mobilnya setelah mengecek pokok dari kemacetan.
" Ada tabrakan, anaknya hampir mati." Jawab Cepat sang supir dengan nada sedikit keras.
" Tabrakan." Gumam Rendy. tanpa berpikir lama Rendy langsung keluar dari mobil.
" Pak Rendy ." Teriak supir.
Rendy berlari mendekati kerumunan menyepi-nyepi di tengah kerumunan agar mendapatkan titik dari kerumunan. Rendy kaget melihat anak yang terkapar dan seorang wanita yang panik memangku anak tersebut. Rendy langsung berjongkok.
" Saya dokter, tolong kasih ruang sedikit." ucap Rendy cemas langsung memeriksa sang anak.
" Kondisinya kritis kenapa tidak ada yang memanggil ambulan?" Tanya Rendy dengan nada menekan.
Warganya hanya ricuh dengan omongan sendiri, saling melihat tanpa melakukan tindakan apa-apa. Rendy langsung menggendong sang anak.
Rania yang masih panik pun berdiri, tangannya pun sudah di penuhi darah, dia juga tidak tau apa yang harus di lakukannya.
" Kamu, kenapa masih diam? ayo cepat," ucap Rendy yang merasa jika Rania adalah keluarga sang anak dia tidak mengetahui jika Rania yang menabrak sang anak.
" Aku." Tunjuk Rania pada dirinya sendiri bengong.
Tanpa memperjelas pada siapa. Rendy langsung pergi menuju mobilnya, dengan buru-buru. Karena tidak ada waktu untuk bicara. Rania pun mengikutinya karena tadi di suruh.
" Ya ampun mas Rendy, ada apa." tanya supir panik saat Rendy memasuki mobil yang di susul Rania.
" Ayo pak, jalan kita kerumah sakit." Ucap Rendy.
Supir baru ingin menjalankan. Tetapi untung saja Rania sudah masuk dan duduk di belakang bersama Rendy dan juga anak kecil tersebut.
Pak Yatno langsung menyetir mobil dengan buru-buru menuju rumah sakit. Anak tersebut masih di dekap Rendy. Bahkan baju Rendy sudah kotor dengan darah.
Rania hanya panik dan tidak tau harus berbuat apa. Dia malah bengong, mungkin karena panik dalam ketakutan.
" Tolong pangku kepalanya!" Perintah Rendy. Rania pun menurut.
Rania yang memakai dress pendek mengekspos paha mulusnya. Rendy tampak risih dengan hal itu dan membuat Rendy membuka jasnya dan menutupkannya ke paha Rania. Setelah tertutup Rendy meletakkan kepala bocah tersebut di paha Rania.
Dan dengan cepat Rendy membuka tasnya sepertinya Rendy ingin melakukan pertolongan pertama kepada sang anak.
Rania hanya diam. Tetapi wajahnya sangat panik dia hanya memegang kepala sang anak yang di pangku di pahanya. Sementara Rendy memberi suntikan. Dan melakukan yang lain yang tidak mungkin Rania tau apa yang di kerjakan Rendy.
Rania bukan hanya melihat sang anak yang tidak sadarkan diri itu. Tetapi Rania juga melihat pria yang di depannya dengan serius mengobati anak tersebut.
Keseriusan Rendy membuat ketampanannya semakin terlihat berkarismatik. Sangat teliti dalan melakukan pekerjaannya. Bahkan seakan melupakan ada wanita cantik di depannya.
" Tolong guntingkan! ucap Rendy tiba-tiba melihat Rania. Rania yang kaget jadi salah tingkah.
" Hah, Iya," sahut Rania.
" Guntingkan," ucap Rendi sekali lagi mengarahkan matanya pada gunting yang terletak di samping anak tersebut dan mengarahkan ke perban. Rania pun langsung melakukan apa yang di suruh Rendy.
Tiba-tiba Rania begitu gugup dengan Dokter tampan yang di hadapinya. Gugup plus panik karena takut terjadi sesuatu pada anak yang tadi celaka.
*************
Bocah laki-laki yang di tabrak Rania sudah memasuki rumah sakit dan sudah mendapatkan perawatan intensif dan memang langsung di tangani oleh Rendy.
Sementara Rania masih, menunggu di luar. Dia duduk bersandar melipat tangannya di dadanya dengan jas Dokter milik Randy yang masih sama tetap menutup pahanya.
Rania cemas, dengan sang anak. Jika anak itu tidak selamat maka dia akan menjadi pembunuh. Nasibnya memang sial hari ini.
Tidak berapa lama Rendy pun keluar dari ruangan UGD, Rania langsung berdiri dan menghadap pada Rendy.
" Bagaimana keadaannya?" Tanya Rania panik.
" Alhamdulillah dia baik-baik saja, kamu jangan khawatir anak kamu tidak apa-apa," jawab Rendy.
Rania mendengar kata anak langsung tercengang kaget. Bagaiman Dokter itu mengatakan jika itu anaknya. Apa dia setua itu sudah memiliki anak sebesar itu.
" Bukan. Dia bukan anakku," sahut Rania dengan cepat.
" Lalu, kamu kakaknya?" Tebak Rendy lagi Rania melambaikan kedua tangannya mengatakan tidak juga. Dia bahkan bukan keluarga anak itu dan bahkan tidak mengenal anak itu.
" Bukan. Aku bukan keluarganya," sahut Rania lagi
" Lalu,"
" Aku yang menabrak anak itu," ucap Rania jujur. Rendy cukup kaget mendengarnya. Jika Wanita yang di hadapannya adalah wanita yang menabrak anak itu.
" Lalu mana keluarganya, bagaimana mungkin kamu menabrak orang," ucap rendy.
" Aku tidak tau keluarganya di mana dan Aku minta maaf, tadi aku tidak fokus menyetir dan tidak sengaja menabraknya," jelas Rania dengan bibir bergetar.
" Kamu bilang tidak fokus. Lain kali berhati-hati lah menyetir. Jangan sampai kamu menghilangkan nyawa orang karena kecerobohanmu, karena nyawa bukan untuk bahan kecerobohan," ucap Rendy mengingatkan dengan sedikit menusuk. Makanya langsung sampai kehati Rania dan membuat Rania terdiam.
" Kamu cari keluarganya!" perintah Rendy dan langsung pergi meninggalkan Rania.
" Iya," jawab Rania, walau Rendy sudah pergi.
Rania tertekun tertunduk. Dia memang bersalah. Rania mendekati ruang UGD dan melihat anak tersebut dengan dari jendela. Kepala bocah laki-laki itu sudah di perban dan punggung tangannya sudah di lilit infus.
" Untung saja, anak itu tidak apa-apa," batin Rania merasa lega dengan kondisi anak tersebut.
" Astaga aku harus kembali ke Perusahaan," ucap Rania menepuk jidatnya yang teringat sesuatu.
Tanpa berpikir panjang Rania pergi meninggalkan rumah sakit dan kembali ke Perusahaan untuk meeting penting yang sudah sempat tertunda tadi.
**********
Mobil Rania berhenti di Perusahaan Erlangga. Rania memiliki jabatan yang tinggi di perusahaan itu sebagai Direktur utama. Saat mobilnya berhenti sekretaris yaitu astri langsung menghampiri Rania dengan buru-buru Astri membukakan pintu mobil Rania.
Rania pun keluar dengan terlambat. Astri kaget melihat Rania yang keluar mobil sangat berantakan, bahkan dress biru yang di pakai wanita itu sudah bercampur dengan darah.
" Apa kita sudah terlambat?" Tanya Rania.
" Benar Bu, klien kita sudah menunggu sejak tadi," sahut Astri yang panik di campur penuh pertanyaan melihat bosnya seperti itu.
" Kalau begitu ayo di mana dia," ucap Rania terus berjalan memasuki perusahaan.
Astri pun membawa Rania menemui klien yang sangat penting itu. Saat berjalan Rania yang berpapasan dengan beberapa karyawan menyapanya dengan menunduk.
Rania tidak bisa membalas sapaan itu. Karena dia sangat terburu-buru menemui Kliennya. Astri terus saja mengikutinya dari belakang. Langkah kaki Astri tidak kalah cepat dengan Rania.
*********
" Terima kasih Bu sudah mau bekerja sama dengan Perusahaan kami," ucap manis Rania menjabat tangan wanita yang sekitar 35 tahunan itu karena wanita itu telah bekerja sama dengan keluarganya.
" Sama- sama Bu Rania, saya senang bisa bekerja sama dengan Perusahaan Erlangga. Apa lagi Bu Rania sendiri adalah orang yang menanganinya. Jadi jelas tidak ada keraguan di dalam diri saya," sahut sang wanita tersenyum ramah yang juga merasa puas jika bekerja sama dengan Rania.
Wanita yang memakai pakaian merah itu, dengan celana panjangnya dan blazer senada dengan warna celananya.
" Kalua begitu saya permisi dulu," ucap Rania yang pamit undur diri.
" Baik,"sahut Wanita itu tersenyum manis.
Rania pun meninggalkan wanita itu. Ya meski dalam keadaan apapun, para klien tidak pernah hilang darinya. Meski menemui Kliennya dengan acak-acakan. Tetapi tetap saja Rania tetap bisa menjalin kerja sama.
Memang dia sangat ahli dalam berkomunikasi dan apalagi memikat kliennya. Agar mau bekerja sama dengannya. Itulah yang membuat dia terus semakin sukses.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Surabaya Honda
next Thor,, chiayoo 👍👍
2023-11-22
0
Mamaqilla
baru mampir thor dan semakin menarik ceritanya♥️
2022-07-10
2