3 Hari kemudian.
Rania sudah kembali ke Jakarta. Pagi ini Rania memberhentikan mobilnya di depan rumah sakit Fatmawati. Ya Rania baru mengingat bahwa anak yang di tabraknya di rawat di rumah sakit tersebut yang di tinggalkannya ke luar kota.
Rania pun memasuki rumah sakit, Rania pun menuju kamar anak tersebut. Dia jelas masih ingat di mana anak itu di rawat. Dengan cepat Rania langsung membuka pintu.
Rania kaget, saat melihat yang ada di ruangan itu seorang kakek tua. Dan bahkan orang yang mengunjungi kakek itu melihat kearah Rania heran dengan Rania yang tiba-tiba membuka pintu.
" Maaf, saya salah masuk," ucap Rania masih memegang gagang pintu dan langsung menutupnya.
" Apa aku salah kamar ya, tapi tidak mungkin, seingat ku kamarnya memang di sini," gumam Rania bingung, dia merasa salah kamar atau tidak.
" Apa anak itu sudah pulang?" tanyanya lagi berpikir sendiri.
Tiba-tiba Rania yang melihat suster lewat di depannya langsung menahannya.
" Suster, sebentar!" ucapnya.
" Ada apa ya mbak?" Tanya suster.
" Saya, mau tanya pasien, yang 3 hari yang lalu, yang di rawat di kamar ini, kemana ya, bocah laki-laki," Tanya Rania.
" Oh, anak laki-laki, yang di tabrak lari ya," sahut suster mengingat dengan cepat.
Mendengar kata tabrak lari, Rania menjadi tersindir. Tapi iya sih dia seperti lepas tanggung jawab sama saja dengan tabrak lari.
" Iya sus," sahut Rania mengiyakan saja.
" Sudah pulang mbak," jawab suster.
" Sudah pulang, lalu keadaannya bagaiman?" Tanya Rania penasaran dengan mengkerutkan dahinya.
" Keadaannya sangat buruk. Tetapi keluarganya langsung menjemputnya. Tapi mbak sebaiknya tanya saja dengan Dokter Rendy saja," ucap sang suster tidak ingin menjelaskan panjang lebar dan melemparnya pada Dokter Rendy.
" Dokter Rendy?" tanya Rania heran.
" Iya mbak, dia yang menangani pasien tersebut," jelas suster.
" Oh begitu, baiklah," sahut Rania mengangguk.
" Ya sudah saya pergi dulu, ya mbak," ucap pamit Suster tersebut.
" Iya makasih," ucap Rania.
Rania menarik napasnya lega. Untung saja anak itu, tidak mati kalau mati, nasib Rania benar-benar akan selesai. Seorang Direktur Perusahaan sebagai pembunuh itu sangat tidak lucu sekali. Namanya bisa hancur.
Tetapi. Ya paling tidak dia sudah tau keadaan anak laki-laki itu walau dia tau tau keadaan apa yang sebenarnya. Tetapi kalau sudah pulang berarti lumayan. Tetapi suster yang bicara buruk tadi membuatnya malah kepikiran juga. Rania yang tidak ambil pusing memutuskan untuk pergi.
Rania memencet lift rumah sakit. Rania fokus pada tasnya yang sedang mencari sesuatu di dalam tasnya.
" Mana ya, kunci mobil," gumamnya terus merogoh tasnya yang mencari kunci mobilnya.
Ting.
Bunyi lift terbuka Rania fokus kedepan dan Rania kaget melihat pria yang berada di dalam lift. Dokter yang menangani bocah laki-laki yang di tabraknya yang mungkin itu yang namanya Rendy.
Rania dan Rendy malah saling beradu pandang. Rendy kemudian mengalihkan pandangannya dan Rania pun yang sudah tersadar masuk kedalam lift yang hampir tertutup.
Al hasil ke-2nya berada di dalam lift, Entah mengapa Rania terlihat canggung dengan Dokter yang ada di sebelahnya itu.
" Astaga bukannya Jasnya masih ada sama ku. Tapi dimana ya apa sudah terbuang," batin Rania yang memikirkan jas yang diberikan Rendy kepadanya untuk menutupi pahanya yang ter exspos.
" Apa kamu sudah menyerahkan diri kamu kekantor polisi," ucap Rendy tiba-tiba. Rania yang mendengar omongan Rendy kaget dan langsung melihat cepat ke arah Rendy dengan wajah seriusnya.
" Aku," sahut Rania bingung dengan menunjuk dirinya sendiri.
" Apa ada orang lain, di sini selain kamu?" tanya Rendy. Rania melihat di sekelilingnya memang tidak ada orang di dalam lift itu yang pasti memang dirinya yang di maksud Dokter tampan itu.
" Kenapa? kenapa aku harus menyerahkan diri kekantor polisi, memang apa yang aku lakukan?" Tanya Rania bingung. Namun dia begitu gugup saat bicara.
" Jadi kamu mendadak lupa dengan apa yang kamu lakukan," ucap Rendy menghadap Rania, menatap wanita itu dengan menaikkan 1 alisnya.
" Bukankah anak itu baik-baik saja," sahut Rania.
Ya dia hanya pura-pura bego. Dan dia pasti tau apa yang di maksud Rendy. Dia juga sempat mengatakan kepada Rendy jika dia yang menabraknya.
" Dia lumpuh, dan pengobatannya di berhentikan, bagian kepalanya juga mengalami luka parah. Jadi jelas tidak ada kata baik-baik saja," jelas Rendy.
Mendengar hal itu Rania kaget menganga, menutup mulutnya tidak percaya bahwa ulahnya menyebabkan kelumpuhan anak itu.
" Lalu di mana dia, dan kenapa pengobatannya berhenti?" tanya Rania kepanikan.
Ting.
Pintu lift terbuka. Rendy langsung keluar, Rania yang belum mendapatkan jawaban ikut keluar dan mengejar Rendy.
" Hey tunggu!" Panggil Rania yang berhenti di depan Rendy.
" Kamu sebaiknya kekantor polisi dan urus kasusnya. jangan lari dan tidak bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan," ucap Rendy yang terlihat dingin berbicara pada Rania.
" Aku tidak lari dari tanggung jawab. Oke, aku memang pergi. Kerena ada sesuatu yang penting tetapi bukan berarti aku lari dari tanggung jawab," ucap Rania yang berusaha menjelaskan.
" Apa menurutmu, nyawa seorang anak tidak penting?" tanya Rendy. Rania terdiam sejenak mendengarnya.
" Aku tidak mengatakan seperti itu. Aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan. Suster mengatakan anak itu sudah di jemput keluarganya dan kau mengatakan dia lumpuh, jadi tolong beri aku alamatnya. Aku akan bertanggung jawab penuh atas apa yang aku lakukan," ucap Rania dengan wajah penuh penyesalan.
Rania begitu serius berbicara. Sementara mata Rendy fokus pada belakang Rania yang memperlihatkan anak kecil berlari.
Dan saat anak kecil itu hampir menabrak Rania. Rendy dengan cepat memegang bahu Rendy dan menggesernya kesamping yang membuat Rania sedikit kaget.
Dan Rania melihat yang ternyata ada anak kecil yang hampir menabrak nya membuat jantung Rania juga dengan cepat berdetak dan napasnya mulai tidak beraturan dan Rendy langsung dengan cepat melepas tangannya dari Rania.
" Makasih," ucap Rania yang terlihat gugup. namun tangannya mengusap dadanya dengan lembut yang napasnya mulai naik turun.
" Kembali kepada pertanyaanku awal. bagaimana apa kamu bisa memberikan alamat itu kepadaku," ucap Rania yang kembali fokus pada anak yang di tabraknya. .
Dia tidak ingin dikatakan tidak bertanggung jawab. Apa lagi harus lari dari tanggung jawab.
" Rendy tampak mengeluarkan sesuatu dari kantungnya yang ternyata ponselnya.
" Ini alamatnya," ucap Rendy yang menunjukkan layar ponselnya pada Rania. Dengan cepat Rania langsung mengambil ponselnya dan mencatatnya dengan buru-buru.
" Makasih," ucap Rania yang merasa lega.
Rendy mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara pada Rania. Rania membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah jalan Rendy yang pergi begitu saja.
" Anak itu bisa sampai lumpuh, apa yang kau perbuat Rania. Kenapa bisa sampai lumpuh sih," batinnya memijat kepalanya yang pasti pikirannya sudah bercabang-cabang.
" Yang penting aku mendapatkan alamatnya," batin Rania yang merasa lega dan membiarkan Randy pergi begitu saja.
***********
Setelah menyelesaikan pekerjaannya seharian. Rania pun pulang kerumahnya. Mobilnya berhenti di depan rumahnya di parkiran dan melihat ada mobi yang terparkir yang sepertinya di kenalnya.
Rania keluar dari mobilnya dan melihat dan memperhatikan mobil-mobil tersebut.
" Bukannya ini mobil Gilang," ucap Rania yang menebak-nebak.
Dan Rania pun langsung masuk kedalam rumahnya dan memastikan apa benar mobil yang di lihatnya di di depan rumahnya adalah mobil gilang.
Dan memang benar di ruang tamunya sudah ada Gilang, mamanya Faridah, papanya, Rudi dan juga kakaknya Willo yang langsung menatapnya sinis saat melihat kehadirannya.
" Rania kamu sudah pulang," ucap Farida yang melihat Puttrinya dan Gilang langsung berdiri ketika melihat Rania yang sudah pulang.
" Rania," sapa Gilang. Rania tersenyum tipis dan menghampiri ruang tamu. Dan Rania pun langsung duduk.
" Gilang tumben kamu kemari ada apa?" tanya Rania yang heran.
" Dia ingin nikah sama lo, biar lo nggak usah ganjen sama laki orang, nggak usah, curi-curi kesempatan untuk dekat sama suami orang. sambar Willo yang bicara suka-sukanya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Surabaya Honda
wonderful Thor,, Interesting Thor😊👍
2023-11-23
0