Kwan bin memberikan sarung pisau itu kepada Mo kwi sambil menyebut ketua.
Mo kwi tertegun mendengar perkataan Kwan bin, begitu pula putri Qiao, Han sikong dan orang orang yang berada dan melihat pertarungan mereka berdua.
Melihat sarung pisau dan pisau pendek itu, "apakah nama pisau ini adalah pisau Raja neraka,"..? Mo kwi menggelengkan kepala nya, tanda ia tak tahu nama pisau warisan dari ibunya.
Sedangkan putri Qiao yang mempunyai pengetahuan lebih dari orang biasa, wajah nya terkejut ketika mendengar Kwan bin menyebut pisau yang berada di tangan Mo kwi adalah pisau raja neraka, salah satu legenda pusaka golongan hitam yang amat keji.
Mo kwi mengambil sarung pisau dari tangan Kwan bin, setelah menyarungkan kembali pisau nya dan dimasukan kebalik baju, Mo kwi lalu berjalan kearah kereta kuda, dan sudah memegang tali kekang kuda.
Han sikong lalu menyilahkan Putri Qiao untuk masuk kedalam kereta.
Setelah beres, Han sikong lalu naik, tapi Han sikong turun kembali ketika melihat Kwan bin sudah duduk di samping Mo kwi, "Kau cari kuda lain saja,..!! Biar aku yang mengawal ketua, kereta berjalan perlahan menuju tempat kediaman gubernur Zhang.
"Kenapa kau mengikutiku, aku sudah bilang bahwa aku bukan ketuamu," Mo kwi berkata tanpa melihat kearah Kwan bin yang berada di sampingnya, "apa benar kau sudah menguasai pukulan hitam," Kwan bin berkata kepada Mo kwi, tapi Mo kwi tak menjawab pertanyaan dari Kwan bin, Mo kwi hanya melecutkan tali kekang kudanya ketika jalan sudan mulai tidak berbatu.
Tak lama kemudian kereta memasuki halaman rumah gubernur Zhang.
Mo kwi dan Kwan bin turun dari kereta kuda.
Mo kwi lalu membuka pintu kereta Putri Qiao, Putri Qiao lalu turun dari kereta, "kau istrahat lah di dalam, setelah istirahat, nanti dayangku akan menjemput."
"Aku ingin kita bicara terlebih dahulu, sebelum pergi ketempat kediaman gubernur Zhang," Putri Qiao berkata kepada Mo kwi, Mo kwi seperti tak mendengar perkataan dari Putri Qiao, Mo kwi melangkah kearah tempat menginap para pengawal rombongan tamu, yang tempatnya sempit, dan di ikuti oleh Kwan bin di belakang Mo kwi.
Putri Qiao menghentakan kaki karena kesal melihat tingkah Mo kwi, muka Putri Qiao cemberut dan melangkah kearah kamar, dayang Putri Qiao hanya menggelengkan kepala melihat tingkah tuan Putrinya.
Han sikong melihat kearah mereka berdua, Han sikong merasa serba salah dan tak tahu apa yang harus dia lakukan.
Selepas sore, Mo kwi bangun, badannya terasa segar, sehabis istirahat sekalian memulihkan tenaga.
Mo kwi melihat Kwan bin duduk sambil bersila di sebuah sudut yang sempit.
Hmmm,..!!
"Aku baru keluar dari gurun kepalaku sudah dibikin pusing, tadinya aku sebal dengan Putri Qiao, yang suka main perintah, sekarang adalagi kakek tua yang selalu panggil aku ketua, Mengikuti aku terus, sudah kusuruh pergi tapi malah Semedi di situ."
Mo kwi menarik napas dalam dalam, sambil melihat kearah Kwan bin.
Kwan bin perlahan membuka mata.
"Ketua,..!! Ada yang datang."
Kau jangan panggil lagi aku ketua, aku bukan ketuamu,..!!
Aku baru datang dari gurun, dan pisau ini adalah warisan dari ibu yang melahirkanku, tak lama kemudian ibu meninggal.
Dan kau, "Ketua,..ketua," jika kau terus memanggilku ketua," kita bertarung saja, Mo kwi berkata kepada Kwan bin.
Kau mau kemana aku tak peduli, tapi jangan panggil aku ketua, apa kau mengerti Paman Kwan.
"Baik,..!! Panggil saja Paman Kwan, karna aku bebas pergi, maka aku akan pergi dan dekat dengan ketua."
"Terserah paman saja, kepalaku pusing," Mo kwi berkata.
Tak lama kemudian pintu kamar diketuk.
Setelah membuka pintu, Mo kwi melihat dayang putri Qiao berdiri dihadapan nya.
"Putri Qiao menunggumu, aku disuruh menjemput,"
Setelah membasuh muka, Mo kwi lalu mengikuti dayang putri Qiao, dan Kwan bin dengan setia mengikuti pemuda itu, Mo kwi seperti tidak peduli lagi Kwan bin mau apa dan kemana, asal tidak memanggilku ketua, itu sudah cukup.
Putri Qiao menunggu di ruangan yang tidak terlalu besar, diruangan itu ada sebuah meja dan dua kursi, yang sudah diduduki oleh Putri Qiao.
Mo kwi datang keruangan putri Qiao.
Akhirnya Mo kwi mau juga duduk berhadapan dengan putri Qiao.
Putri Qiao melihat kearah Mo kwi yang sering menundukan wajah ketika mereka bertatap mata.
"Kita seumuran, kenapa kau malu malu kepadaku,"..?
Mo kwi tak menjawab perkataan dari Putri Qiao.
Putri Qiao mehela napas lalu berkata.
"Apa kau tau kenapa gubernur Zhang ingin bertemu denganmu,"..? Mo kwi menatap kearah putri Qiao lalu menggelengkan kepala.
"Mereka pasti ingin menawarimu bekerja dengan gubernur Zhang, jika mereka menayakan itu, kau tinggal bilang, tidak bisa karna sudah menjadi pengawal ku, apa kau mengerti,"..? Mo kwi hanya diam, tak menjawab perkataan putri Qiao.
"Dasar orang gurun, ditanya ini itu selalu diam," batin putri Qiao kesal, tetapi wajahnya tersenyum menatap Mo kwi.
Apa kakek Kwan juga ikut,..? "Aku akan ikut kemana ia pergi, Kwan bin berkata tidak menyebut ketua lagi kepada Mo kwi.
Ayo berangkat, putri Qiao berkata, sambil menatap kearah Mo kwi,
"Ingat perkataan ku tadi"...!!
Gubernur Zhang xuan sudah menunggu kedatangan Mo kwi, tadinya Zhang xuan hanya ingin bertemu dengan Mo kwi seorang diri, tapi setelah Hek houw berkata bahwa putri Qiao memaksa untuk mengantar Mo kwi, gubernur Zhang tak bisa berkata apa apa lagi, gubernur Zhang berharap Mo kwi mau tergiur dengan uang dan wanita cantik yang akan ia tawarkan.
Sebuah meja bulat dengan tiga buah kursi berada di tengah ruangan, tempat gubernur Zhang.
Gubernur Zhang lalu mempersilahkan putri Qiao dan Mo kwi untuk duduk di kursi yang telah disiapkan.
Setelah menyantap hidangan ringan dan arak buah yang harum dan tidak begitu keras seteguk, lalu gubernur Zhang berkata,
Saudara Mo kwi,..? "Apa benar saudara kusir kereta rombongan para pengawal Macan hitam pimpinan ketua Hek," Mo kwi mengangguk mendengar perkataan dari gubernur Zhang.
Hek houw tersenyum melihat Mo kwi mengangguk disebut kusir kereta rombongan pengawal Macan hitam, hatinya bangga melihat kusir kereta yang bekerja untuknya dimaui oleh gubernur Zhang, Hek houw berdiri bersama dengan seorang pria paruh baya yang matanya tertutup satu.
"Aku sudah meminta ketua Hek untuk mengajakmu bekerja denganku dan ketua Hek sudah menyetujuinya, dan mulai besok kau boleh langsung datang ketempat ku, untuk bekerja, bagaimana saudara Mo kwi,"...? Gubernur Zhang berkata, sambil melihat kearah Mo kwi.
"Tunggu dulu," tiba tiba putri Qiao berkata.
Mo kwi adalah orangku sekarang, gubernur Zhang tak bisa begitu saja menyuruh Mo kwi untuk bekerja kepada gubernur Zhang.
Mo kwi sekarang menjadi pengawalku, putri Qiao berkata.
Gubernur Zhang yang mendengar perkataan dari putri Qiao wajah nya langsung berubah.
Lalu gubernur Zhang menatap kearah Mo kwi.
Kemudian berkata.
Apa benar yang dikatakan putri Qiao,...?
Mo kwi hanya diam dan tak menjawab perkataan dari gubernur Zhang, putri Qiao yang melihat Mo kwi tak menjawab pertanyaan dari gubernur Zhang, wajah nya menunjukan raut wajah gelisah.
putri Qiao melihat kearah Mo kwi, tapi tak bisa memberi tanda, karna ada gubernur Zhang didepan, dan pasti sedang memperhatikan putri Qiao dan Mo kwi.
Sementara pria paruh baya pengawal gubernur Zhang, yang disebut Elang mata satu karna mata kirinya tertutup sebuah kulit yang disambungkan dengan tali dan di ikat dibelakang kepala, berpikir tadinya orang yang akan menjadi temannya, mengawal gubernur Zhang adalah orang seumuran atau lebih tua darinya.
"Gubernur, apa tidak terlalu muda,"..? Elang mata satu berkata.
Sewaktu Mo kwi bertempur melawan Nenek kuda besi, Elang mata satu tidak berada disana karna harus mengumpulkan pasukan untuk membuat tenda tenda untuk mereka.
"Mataku tidak akan salah,"..!!
gubernur Zhang berkata.
"Lalu siapa orang tua itu,"..?
Gubernur Zhang baru menyadari setelah mendengar perkataan dari elang mata satu, dibelakang Mo kwi berdiri seorang kakek berpakaian hitam dengan pedang yang gagang nya juga hitam tersoreng di punggung kakek itu.
Gubernur Zhang lalu menatap kearah putri Qiao sambil berkata, siapa kakek itu,..?
Aku pengawal Mo kwi, Kwan bin berkata sebelum putri Qiao menjawab gubernur Zhang.
Mendengar perkataan kakek itu, gubernur Zhang, Hek houw dan Elang mata satu terkejut.
Elang mata satu malah hampir tertawa mendengar perkataan dari Kwan bin yang menurutnya aneh.
Kwan bin yang melihat muka Elang mata satu seperti tertawa, lalu berkata.
Jika wajah mu masih seperti itu,
nanti aku akan pesan kan sebuah topeng untuk menutupi seluruh wajah mu, karna mata mu yang masih melek itu akan kubuat buta.
Wajah elang mata satu membesi mendengar perkataan dari Kwan bin.
Gubernur Zhang memberi isyarat kepada Elang mata satu untuk diam.
"Siapa namamu orang tua,"..? Gubernur Zhang berkata, sambil melihat kearah Kwan bin.
Aku adalah pengawal Mo kw, Pedang iblis, Kwan bin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Sak. Lim
maka nya di tanya mc goblok knapa dia pgilin ketua,
2023-08-17
0
omTe
like n komen dukungan 18
2021-10-14
1
Subiyaka
Begghh... 🤩🤩
2021-09-01
1