3 Hari Kemudian...
Sampailah hari dimana keberangkatan Arga untuk bertugas keluar daerah. Keluarga Arga berkumpul di Halaman rumah sakit tempat Arga bekerja, begitupun dengan Kirana yang ingin mengantarkan sahabatnya. Tapi raut wajah Kirana itu menggambarkan kesedihan entah itu karena kepergian Arga atau ada hal lain yang mengganggu pikiran nya.
"Arga, kamu yakin gak mau diantar sama kita semua? " Tanya papa nya Arga
"Gak usah Pa.. Arga kan bukan anak kuliahan yang mau pergi KKN. " Ucap Arga santai sambil menaikan barang barang nya ke mobil
"Udah dicek semua kan Nak, gak ada yang ketinggalan. " Ujar mama nya
"Aman Ma, semuanya beres. " Ucap Arga
Ibu Karina daritadi memperhatikan Kirana yang raut wajahnya murung dan seperti sedang ada masalah.
"Kia lagi gak enak badan? Mukanya pucat begitu? " Tanya Ibu Karina
"Iya, muka Ibu Kirana pucat banget. Sedih ya mau ditinggal Kak Arga? " Ujar Dinda sekenanya yang membuat Kirana gelagapan
"Ngga kok tante, Kia baik baik aja. Cuman lagi sedikit masalah aja. " Ujar Kirana tanpa menghiraukan ucapan Dinda
"Kia ga akan sedih Ma kalo Arga tinggal, Kia kan udah punya TEMAN BARU. " Ucap Arga penuh penekanan
"Ohh gitu, kalah cepat berarti kamu Ga. " Ucap papa nya
"Apaan sih kok ngomong nya ketus gitu. Ya gue sedih lah lo pergi."
"Pa.. Ma.. Dek, Arga mau ngomong dulu sama Kia berdua, sebentar aja. Boleh? " Ujar Arga
"Ya, jangan lama lama Arga. Yang lain udah pada mau berangkat. " Ucap papa nya
"Ya biarin aja Pa, Arga ngobrol dulu sama Kia. " Ucap mamanya
"Yaudah kalo gitu Arga kesana dulu ya sebentar, ga akan lama kok. " Ujar Arga
"Om, tante, Kia kesana dulu ya sama Arga. " Sambung Kirana
Papa nya Arga hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Iya sayang. " Ucap mama nya Arga pada Kirana
Arga berjalan diikuti Kirana dibelakang nya. Arga memilih tempat dibawah pohon supaya tidak kepanasan.
"Kia, lo masih marah sama gue? " Tanya Arga serius
"Kenapa gue harus marah. Itu kan hak lo Ga, gue gak bisa ngelarang lo buat suka sama gue kan. " Jawab Kirana dingin
"Sorry gak seharusnya gue ngomong kaya gitu waktu itu. Gue gak mau persahabatan kita hancur. " Ucap arga
"Gue yang seharusnya minta maaf, karena gue gak bisa bales perasaan lo ke gue. Jujur gue sayang banget sama lo, tapi perasaan sebagai sahabat. Gue mohon, jangan rusak persahabatan yang udah kita bangun. " Kirana memohon pada Arga
"Iya gue ngerti. Gue hormatin keputusan lo, sedikit sedikit gue akan belajar buat lupain perasaan gue ke lo. " Ucap Arga lesu
"Gue, ada kabar baik buat lo. " Ucap Kirana antusias
"Kabar apa? " Tanya Arga
"Mika bakalan balik ke Bandung dan kerja disini. " Ucap Kirana tersenyum
"Disini? " Ucap Arga mengerutkan kening nya
"Ya di Rumah Sakit ini, mungkin sekitar 1 bulanan lagi kerja nya tapi dia ngasih kabar ke gue kalo minggu ini dia udah diBandung. "
"Lo serius kan? Gak sabar gue ketemu Mika. " Ucap arga dengan ekspresi yang lebih ceria.
"Lo tau gak dari semenjak pertama dia ngabarin gue, yang ditanyain lo terus. Gue sama Zidan gak ditanyain kabarnya gimana. " Ucap Kirana
"Yaiya lah oneng, ngapain dia nanyain Zidan ke lo, Mika kan tau Zidan lagi diLondon. Ngadi ngadi aja lu. " Ucap Arga sambil menjitak pelan kening Kirana
Kirana pura-pura meringis kesakitan sambil mengelus kening nya " Sakit tau, gini-gini gue dihormati sama Mahasiswa gue. "Ucap Kirana sombong
" Tapi gue heran kenapa Mika gak ngabarin ke gue langsung ya? "Ucap Arga
" Ya Mika malu kali sama lo. Eh btw Kakak lo gak ikut nganterin lo? Heran gue, setiap ada momen penting, dia gak pernah ada perasaan."
"Kenapa emang nya lo penasaran ya sama Kakak gue? " Tanya Arga menyelidik
"Gila lo, gue cuman nanyain aja. Soalnya sampe detik ini gue belum tau dan belum pernah ketemu sama Kakak lo. Btw itu kakak kandung lo atau kakak tiri lo sih? " Ucap Kirana meledek Arga
"Ya, emang sibuk dan gila kerja sih orang nya. Gue aja ketemu kakak lo baru 2 kali, tapi serius sih gue penasaran sama kakak ipar yang sering lo ceritain itu. "
"Kenapa jadi bahas yang begini ya monmaap. Tapi gue serius kali ini, lo baik baik ya Ga disana, jaga kesehatan , jangan lupa makan. "
"Iya, soal makan lo gak usah khawatir walaupun gue gak punya ayang buat ingetin gue, tapi pasti gue gak akan lupa makan sih. " Ucap Arga
"Ah sial, gagal melow gue. Pokoknya lo baik baik disana jangan lupa selalu kasih kabar ke gue. Gue selalu doain yang terbaik buat lo. "
"Siap, kalo gak sibuk gue pasti sempetin kabarin lo. "
Pada saat sedang asyik ngobrol tiba tiba Dinda adiknya Arga menghampiri mereka.
"Kak, itu udah mau pada berangkat. Lo malah asyik ngobrol sama Bu Kia. Inget lo bukan selera nya. " Ucap Dinda meledek Arga
Kirana tertawa mendengar ucapan Dinda " Hahaha Dinda kamu ada ada aja, aku gak pernah nya bilang kaya gitu. "Ucap Kirana
" Gila ya gue punya adik cewek satu satunya omongan nya nyakitin banget dek. Lo manis kalo ada butuhnya doang. "Ucap Arga kesal
" Udah udah jangan berantem, selama masih saling membutuhkan. "Skakmat jawaban dari Kirana
Arga dan Dinda melengos pergi meninggalkan Kirana.
Arga pamitan pada orang tua, adik dan Kirana. Setelah berpamitan, Arga masuk kedalam mobil dan melambaikan tangan pada keluarganya. Setelah mobil yang ditumpangi Arga berlalu, semua keluarga yang mengantar bubar.
" Kita pulang sekarang Ma. "Ajak pak askara pada istrinya
"Iya Pa... Kia mau bareng sama om dan tante? " Ucap Bu Karina
"Kia bawa mobil sendiri Om.. Tante." Jawab Kirana
"Yaudah kalo gitu, walaupun Arga gak ada kapan kapan kamu main ya kerumah. Makasih juga Kia udah nyempetin nganterin Arga. " Ucap ibu nya Arga
"Iya tante sama-sama. Kapan-kapan Kia main kerumah tante. " Ucap Kirana tersenyum
"Ayo Ma, papa harus balik lagi ke kantor. " Ajak Papa askara pada istrinya
"Kalo gitu Kia pamit duluan ya om, tante. " Ucap Kirana sambil mencium tangan papa askara dan mama karina
"Iya sayang, hati-hati ya. " Ucap mama Karina sambil mengelus perlahan rambut Kirana
"Iya hati-hati Nak bawa mobilnya." Ucap papa askara menimpali tidak kalah perhatian dari Mama Karina
Kirana memang sudah kenal dekat dengan keluarga nya Arga, dan Kirana juga sering ke rumah Arga. Diantara keluarga Arga, hanya Kakak Arga yang belum Kirana ketahui. Dulu semasa kuliah, Kakaknya Arga tinggal di Apartemen, jadi kalau Kirana kerumah tidak ada kakanya. Bahkan foto2 Kakak nya pun tidak nampak di Ruang Tamu keluarga Arga. Mereka bilang Kakaknya Arga tidak terlalu suka di foto. Sebenarnya dari dulu Kirana penasaran dengan sosok Kakaknya Arga.
Diperjalanan, didalam mobil Papa Askara dan Mama Karina membahas sesuatu. Sedangkan Dia sibuk dengan ponsel nya.
"Kantor cabang Mirza disana gimana Pa? Sudah ada kabarnya? " Tanya mama Karina
"Mirza belum ada kabarin papa soal perusahaan nya Ma. Tadi papa dapat info dari Dimas, perusahaan yang disana lagi ada masalah,jadi kemungkinan Mirza belum bisa pulang Ma" Jawab papa Askara
"Mama jadi khawatir, Papa gak mau susulin Mirza kesana? Mama takut ada apa apa sama Mirza. " Ucap Mama Karina dengan raut wajah yang khawatir
"Udah mama tenang aja, Papa yakin Mirza bisa handle masalah nya. Mama kan tau, kalo ada masalah dia gak mau orang lain tahu apalagi Mama selalu berlebihan. " Ucap papa nya tenang
"Iya Pa, apa mama telpon Mirza kali ya? Mama pengen tau kabarnya aja Pa. " Ucap Mama nya
"Gausah Ma, Mirza lagi sibuk sama urusan nya."
"Papa gak ngerasain gimana rasanya jadi Mama, Mirza diluar pulau, terus Arga di luar daerah. Rumah pasti sepi Pa.. "
"Mereka kan kerja Ma. Lagian kalo pun mereka gak ada tugas keluar rumah juga tetep sepi kan. " Ucap papa Askara sambil fokus menyetir
"Iya juga sih, tapi Mirza ga ada bilang apa apa sama papa? " Tanya Mama Karina
"Kemarin Mirza bilang ke Papa, pulang dari Banjarmasin ada hal penting yang mau Mirza bahas sama kita, jadi biar dia fokus sama kerjaan nya. "
"Iya iya Pa. Semoga ada kabar baik sepulang Mirza dari Banjarmasin."
"Aamiin Ma. " Jawab papa Askara
***
Didalam sebuah ruangan terdapat beberapa orang dengan raut muka yang sangat tegang. Didepannya ada sosok laki laki tegap dengan rahang yang mengeras dan mata yang merah. Seperti singa yang akan menerkam mangsa nya. Ya, sosok itu adalah Mirza, kemarahan nya memuncak hebat. Dia melemparkan sebuah map ke meja didepan nya, membuat orang yang ada terkejut.
"Siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian ini? " Ucap Mirza dengan suara yang meninggi
Mereka hanya menundukan kepalanya tidak ada yang berani menjawab pertanyaan dari Mirza.
"JAWAB! " Ucap Mirza sambil memukul meja yang ada dihadapan nya
"P—pak Candra pak. " Ucap salah satu dari mereka memberanikan diri
"Dimana orang nya sekarang? Panggil orang nya kesini. " Perintah Mirza dengan nada yang masih tinggi
"P—pak candra kabur pak, beliau juga membawa lari uang perusahaan. Kita sudah cari kerumah nya tapi tidak ada tanda kehidupan disana. Mungkin Pak Candra tidak ada Banjarmasin, karena saya dapat info dari tetangga nya kalau anak nya sakit di luar negeri. "
"SIAL." Ucap Mirza dengan nafas yang terengah engah
"Jadi gimana baik nya pak? Apa kita harus membuat laporan ke kepolisian? " Ucap salah seorang karyawan Mirza yang bernama Dino
"Jangan dulu, saya yakin dia bukan orang sembarangan. Saya akan usut kasus ini dengan cara saya sendiri." Ucap Mirza tegas
"Saya mau kalian semua bereskan semua masalah ini dan pastikan pembangunan tetap berjalan. Satu lagi tolong rapikan laporan keuangan, jangan sampai diketahui oleh para pemegang saham. Saya masih beberapa hari lagi disini, secepatnya saya akan tempatkan orang kepercayaan saya untuk menghandel proyek disini. Dan untuk kamu Dino, kamu tolong koordinasikan dengan setiap divisi agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. " Sambung Mirza kepada semua karyawan nya
"Baik pak... " Ucap seluruhnya
"Kalau begitu kalian boleh kembali bekerja. Kalau ada info apapun tentang orang itu kalian bisa langsung secepatnya kabari. "
"Baik pak, kalau gitu kami permisi pak. " Ucap dino mewakali karyawan yang lain
"Ya, silahkan. " Ucap Mirza mempersilahkan
Sepeninggal karyawan nya, Mirza duduk tegap dengan megepalkan tangan nya diatas nya. Dia sedang memikirkan bagaimana bisa dia kecolongan, orang yang bekerja tanpa sepengetahuan nya. Memang dia hanya fokus dengan perusahaan nya yang ada diBandung, karena di beberapa cabang seperti jakarta dan kota kota lain nya ada orang kepercayaan nya. Di Banjarmasin sendiri kantor cabang nya itu dihandle oleh om nya, adik dari papa Askara. Tapi karena, om nya sedang sakit, Mirza terpaksa terbang ke Banjarmasin.
Feeling gue emang ada yang gak beres. Dia gak semata semata memanipulasi laporan keuangan tapi pasti ada tujuan didalam nya. Gue harus secepatnya usut kasus ini. Mirza.. Mirza kenapa sih hidup lo banyak cobaan, dari A-Z gue fikirin sendiri. Batin Mirza
Mirza mengusap mukanya dan mengacak acak rambutnya.
Ada beberapa panggilan masuk ke ponsel Mirza salah satunya Kirana. Jadi karna kesibukannya, beberapa hari ini dia tidak ada menghubungi Kirana. Hanya panggilan yang bersangkutan dengan kerjaan saja yang diangkatnya. Sungguh, dia tidak ingin melibatkan lebih jauh Kirana dalam masalahnya. Entah apa yang dirasakannya saat ini pada Kirana belum bisa dijelaskan.
Setelah panggilan masuk, sekarang masuk beberapa pesan.
Kirana..
Mas, Makasih ya mobilnya udah sampe dirumah.
Kirana..
Mas, kamu udah dirumah atau masih dikantor?
Kirana..
Udah beberapa hari kamu gak ada kabar Mas. Kamu baik baik aja kan?
Kirana..
Mas, kamu lagi sibuk? Tolong angkat telpon aku
Kirana..
Apa aku ada salah mas? Kenapa pesan aku gak ada yang kamu baca.
Kirana..
Mas, aku cuman mau tanya apa yang waktu itu kamu bilang ke aku itu serius atau cuma main main?!
Kirana..
Beberapa hari kemarin,kamu bikin aku senang, besoknya kamu hilang.
Kirana..
Belajar mencintai itu butuh waktu Mas. Begitupula belajar melupakan.
Kirana..
Kamu tau Mas, menunggu itu adalah hal yang paling menyebalkan. Cepat pulang, beri aku kepastian.
Kirana..
Jangan pernah memberikan harapan kalau kamu gak mampu untuk mewujudkan nya. Hidup aku gak sebercanda itu Mas.
Mirza membaca satu persatu pesan dari Kirana, tapi tidak ada satupun pesan yang dibalas Mirza. Dia hanya ingin fokus dengan masalah nya saat ini. Karena kalau untuk Kirana dia sudah merencanakan sesuatu sepulang dari Banjarmasin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments