Chapter 13-Menghilang

3 Hari Kemudian...

Sampailah hari dimana keberangkatan Arga untuk bertugas keluar daerah. Keluarga Arga berkumpul di Halaman rumah sakit tempat Arga bekerja, begitupun dengan Kirana yang ingin mengantarkan sahabatnya. Tapi raut wajah Kirana itu menggambarkan kesedihan entah itu karena kepergian Arga atau ada hal lain yang mengganggu pikiran nya.

"Arga, kamu yakin gak mau diantar sama kita semua? " Tanya papa nya Arga

"Gak usah Pa.. Arga kan bukan anak kuliahan yang mau pergi KKN. " Ucap Arga santai sambil menaikan barang barang nya ke mobil

"Udah dicek semua kan Nak, gak ada yang ketinggalan. " Ujar mama nya

"Aman Ma, semuanya beres. " Ucap Arga

Ibu Karina daritadi memperhatikan Kirana yang raut wajahnya murung dan seperti sedang ada masalah.

"Kia lagi gak enak badan? Mukanya pucat begitu? " Tanya Ibu Karina

"Iya, muka Ibu Kirana pucat banget. Sedih ya mau ditinggal Kak Arga? " Ujar Dinda sekenanya yang membuat Kirana gelagapan

"Ngga kok tante, Kia baik baik aja. Cuman lagi sedikit masalah aja. " Ujar Kirana tanpa menghiraukan ucapan Dinda

"Kia ga akan sedih Ma kalo Arga tinggal, Kia kan udah punya TEMAN BARU. " Ucap Arga penuh penekanan

"Ohh gitu, kalah cepat berarti kamu Ga. " Ucap  papa nya

"Apaan sih kok ngomong nya ketus gitu. Ya gue sedih lah lo pergi."

"Pa.. Ma.. Dek, Arga mau ngomong dulu sama Kia berdua, sebentar aja. Boleh? " Ujar Arga

"Ya, jangan lama lama Arga. Yang lain udah pada mau berangkat. " Ucap papa nya

"Ya biarin aja Pa, Arga ngobrol dulu sama Kia. " Ucap mamanya

"Yaudah kalo gitu Arga kesana dulu ya sebentar, ga akan lama kok. " Ujar Arga

"Om, tante, Kia kesana dulu ya sama Arga. " Sambung Kirana

Papa nya Arga hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Iya sayang. " Ucap mama nya Arga pada Kirana

Arga berjalan diikuti Kirana dibelakang nya. Arga memilih tempat dibawah pohon supaya tidak kepanasan.

"Kia, lo masih marah sama gue? " Tanya Arga serius

"Kenapa gue harus marah. Itu kan hak lo Ga, gue gak bisa ngelarang lo buat suka sama gue kan. " Jawab Kirana dingin

"Sorry gak seharusnya gue ngomong kaya gitu waktu itu. Gue gak mau persahabatan kita hancur. " Ucap arga

"Gue yang seharusnya minta maaf, karena gue gak bisa bales perasaan lo ke gue. Jujur gue sayang banget sama lo, tapi perasaan sebagai sahabat. Gue mohon, jangan rusak persahabatan yang udah kita bangun. " Kirana memohon pada Arga

"Iya gue ngerti. Gue hormatin keputusan lo, sedikit sedikit gue akan belajar buat lupain perasaan gue ke lo. " Ucap Arga lesu

"Gue, ada kabar baik buat lo. " Ucap Kirana antusias

"Kabar apa? " Tanya Arga

"Mika bakalan balik ke Bandung dan kerja disini. " Ucap Kirana tersenyum

"Disini? " Ucap Arga mengerutkan kening nya

"Ya di Rumah Sakit ini, mungkin sekitar 1 bulanan lagi kerja nya tapi dia ngasih kabar ke gue kalo minggu ini dia udah diBandung. "

"Lo serius kan? Gak sabar gue ketemu Mika. " Ucap arga dengan ekspresi yang lebih ceria.

"Lo tau gak dari semenjak pertama dia ngabarin gue, yang ditanyain lo terus. Gue sama Zidan gak ditanyain kabarnya gimana. " Ucap Kirana

"Yaiya lah oneng, ngapain dia nanyain Zidan ke lo, Mika kan tau Zidan lagi diLondon. Ngadi ngadi aja lu. " Ucap Arga sambil menjitak pelan kening Kirana

Kirana pura-pura meringis kesakitan sambil mengelus kening nya " Sakit tau, gini-gini gue dihormati sama Mahasiswa gue. "Ucap Kirana sombong

" Tapi gue heran kenapa Mika gak ngabarin ke gue langsung ya? "Ucap Arga

" Ya Mika malu kali sama lo. Eh btw Kakak lo gak ikut nganterin lo? Heran gue, setiap ada momen penting, dia gak pernah ada perasaan."

"Kenapa emang nya lo penasaran ya sama Kakak gue? " Tanya Arga menyelidik

"Gila lo, gue cuman nanyain aja. Soalnya sampe detik ini gue belum tau dan belum pernah ketemu sama Kakak lo. Btw itu kakak kandung lo atau kakak tiri lo sih? " Ucap Kirana meledek Arga

"Ya, emang sibuk dan gila kerja sih orang nya. Gue aja ketemu kakak lo baru 2 kali, tapi serius sih gue penasaran sama kakak ipar yang sering lo ceritain itu. "

"Kenapa jadi bahas yang begini ya monmaap. Tapi gue serius kali ini, lo baik baik ya Ga disana, jaga kesehatan , jangan lupa makan. "

"Iya, soal makan lo gak usah khawatir walaupun gue gak punya ayang buat ingetin gue, tapi pasti gue gak akan lupa makan sih. " Ucap Arga

"Ah sial, gagal melow gue. Pokoknya lo baik baik disana jangan lupa selalu kasih kabar ke gue. Gue selalu doain yang terbaik buat lo. "

"Siap, kalo gak sibuk gue pasti sempetin kabarin lo. "

Pada saat sedang asyik ngobrol tiba tiba Dinda adiknya Arga menghampiri mereka.

"Kak, itu udah mau pada berangkat. Lo malah asyik ngobrol sama Bu Kia. Inget lo bukan selera nya. " Ucap Dinda meledek Arga

Kirana tertawa mendengar ucapan Dinda " Hahaha Dinda kamu ada ada aja, aku gak pernah nya bilang kaya gitu. "Ucap Kirana

" Gila ya gue punya adik cewek satu satunya omongan nya nyakitin banget dek. Lo manis kalo ada butuhnya doang. "Ucap Arga kesal

" Udah udah jangan berantem, selama masih saling membutuhkan. "Skakmat jawaban dari Kirana

Arga dan Dinda melengos pergi meninggalkan Kirana.

Arga pamitan pada orang tua, adik dan Kirana. Setelah berpamitan, Arga masuk kedalam mobil dan melambaikan tangan pada keluarganya. Setelah mobil yang ditumpangi Arga berlalu, semua keluarga yang mengantar bubar.

" Kita pulang sekarang Ma. "Ajak pak askara pada istrinya

"Iya Pa... Kia mau bareng sama om dan tante? " Ucap Bu Karina

"Kia bawa mobil sendiri Om.. Tante." Jawab Kirana

"Yaudah kalo gitu, walaupun Arga gak ada kapan kapan kamu main ya kerumah. Makasih juga Kia udah nyempetin nganterin Arga. " Ucap ibu nya Arga

"Iya tante sama-sama. Kapan-kapan Kia main kerumah tante. " Ucap Kirana tersenyum

"Ayo Ma, papa harus balik lagi ke kantor. " Ajak Papa askara pada istrinya

"Kalo gitu Kia pamit duluan ya om, tante. " Ucap Kirana sambil mencium tangan papa askara dan mama karina

"Iya sayang, hati-hati ya. " Ucap mama Karina sambil mengelus perlahan rambut Kirana

"Iya hati-hati Nak bawa mobilnya." Ucap papa askara menimpali tidak kalah perhatian dari Mama Karina

Kirana memang sudah kenal dekat dengan keluarga nya Arga, dan Kirana juga sering ke rumah Arga. Diantara keluarga Arga, hanya Kakak Arga yang belum Kirana ketahui. Dulu semasa kuliah, Kakaknya Arga tinggal di Apartemen, jadi kalau Kirana kerumah tidak ada kakanya. Bahkan foto2 Kakak nya pun tidak nampak di Ruang Tamu keluarga Arga. Mereka bilang Kakaknya Arga tidak terlalu suka di foto. Sebenarnya dari dulu Kirana penasaran dengan sosok Kakaknya Arga.

Diperjalanan, didalam mobil Papa Askara dan Mama Karina membahas sesuatu. Sedangkan Dia sibuk dengan ponsel nya.

"Kantor cabang Mirza disana gimana Pa? Sudah ada kabarnya? " Tanya mama Karina

"Mirza belum ada kabarin papa soal perusahaan nya Ma. Tadi papa dapat info dari Dimas, perusahaan yang disana lagi ada masalah,jadi kemungkinan Mirza belum bisa pulang Ma" Jawab papa Askara

"Mama jadi khawatir, Papa gak mau susulin Mirza kesana? Mama takut ada apa apa sama Mirza. " Ucap Mama Karina dengan raut wajah yang khawatir

"Udah mama tenang aja, Papa yakin Mirza bisa handle masalah nya. Mama kan tau, kalo ada masalah dia gak mau orang lain tahu apalagi Mama selalu berlebihan. " Ucap papa nya tenang

"Iya Pa, apa mama telpon Mirza kali ya? Mama pengen tau kabarnya aja Pa. " Ucap Mama nya

"Gausah Ma, Mirza lagi sibuk sama urusan nya."

"Papa gak ngerasain gimana rasanya jadi Mama, Mirza diluar pulau, terus Arga di luar daerah. Rumah pasti sepi Pa.. "

"Mereka kan kerja Ma. Lagian kalo pun mereka gak ada tugas keluar rumah juga tetep sepi kan. " Ucap papa Askara sambil fokus menyetir

"Iya juga sih, tapi Mirza ga ada bilang apa apa sama papa? " Tanya Mama Karina

"Kemarin Mirza bilang ke Papa, pulang dari Banjarmasin ada hal penting yang mau Mirza bahas sama kita, jadi biar dia fokus sama kerjaan nya. "

"Iya iya Pa. Semoga ada kabar baik sepulang Mirza dari Banjarmasin."

"Aamiin Ma. " Jawab papa Askara

***

Didalam sebuah ruangan terdapat beberapa orang dengan raut muka yang sangat tegang. Didepannya ada sosok laki laki tegap dengan rahang yang mengeras dan mata yang merah. Seperti singa yang akan menerkam mangsa nya. Ya, sosok itu adalah Mirza, kemarahan nya memuncak hebat. Dia melemparkan sebuah map ke meja didepan nya, membuat orang yang ada terkejut.

"Siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian ini? " Ucap Mirza dengan suara yang meninggi

Mereka hanya menundukan kepalanya tidak ada yang berani menjawab pertanyaan dari Mirza.

"JAWAB! " Ucap Mirza sambil memukul meja yang ada dihadapan nya

"P—pak Candra pak. " Ucap salah satu dari mereka memberanikan diri

"Dimana orang nya sekarang? Panggil orang nya kesini. " Perintah Mirza dengan nada yang masih tinggi

"P—pak candra kabur pak, beliau juga membawa lari uang perusahaan. Kita sudah cari kerumah nya tapi tidak ada tanda kehidupan disana. Mungkin Pak Candra tidak ada Banjarmasin, karena saya dapat info dari tetangga nya kalau anak nya sakit di luar negeri. "

"SIAL." Ucap Mirza dengan nafas yang terengah engah

"Jadi gimana baik nya pak? Apa kita harus membuat laporan ke kepolisian? " Ucap salah seorang karyawan Mirza yang bernama Dino

"Jangan dulu, saya yakin dia bukan orang sembarangan. Saya akan usut kasus ini dengan cara saya sendiri." Ucap Mirza tegas

"Saya mau kalian semua bereskan semua masalah ini dan pastikan pembangunan tetap berjalan. Satu lagi tolong rapikan laporan keuangan, jangan sampai diketahui oleh para pemegang saham. Saya masih beberapa hari lagi disini, secepatnya saya akan tempatkan orang kepercayaan saya untuk menghandel proyek disini. Dan untuk kamu Dino, kamu tolong koordinasikan dengan setiap divisi agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. " Sambung Mirza kepada semua karyawan nya

"Baik pak... " Ucap seluruhnya

"Kalau begitu kalian boleh kembali bekerja. Kalau ada info apapun tentang orang itu kalian bisa langsung secepatnya kabari. "

"Baik pak, kalau gitu kami permisi pak. " Ucap dino mewakali karyawan yang lain

"Ya, silahkan. " Ucap Mirza mempersilahkan

Sepeninggal karyawan nya, Mirza duduk tegap dengan megepalkan tangan nya diatas nya. Dia sedang memikirkan bagaimana bisa dia kecolongan, orang yang bekerja tanpa sepengetahuan nya. Memang dia hanya fokus dengan perusahaan nya yang ada diBandung, karena di beberapa cabang seperti jakarta dan kota kota lain nya ada orang kepercayaan nya. Di Banjarmasin sendiri kantor cabang nya itu dihandle oleh om nya, adik dari papa Askara. Tapi karena, om nya sedang sakit, Mirza terpaksa terbang ke Banjarmasin.

Feeling gue emang ada yang gak beres. Dia gak semata semata memanipulasi laporan keuangan tapi pasti ada tujuan didalam nya. Gue harus secepatnya usut kasus ini. Mirza.. Mirza kenapa sih hidup lo banyak cobaan, dari A-Z gue fikirin sendiri. Batin Mirza

Mirza mengusap mukanya dan mengacak acak rambutnya.

Ada beberapa panggilan masuk ke ponsel Mirza salah satunya Kirana. Jadi karna kesibukannya, beberapa hari ini dia tidak ada menghubungi Kirana. Hanya panggilan yang bersangkutan dengan kerjaan saja yang diangkatnya. Sungguh, dia tidak ingin melibatkan lebih jauh Kirana dalam masalahnya. Entah apa yang dirasakannya saat ini pada Kirana belum bisa dijelaskan.

Setelah panggilan masuk, sekarang masuk beberapa pesan.

Kirana..

Mas, Makasih ya mobilnya udah sampe dirumah.

Kirana..

Mas, kamu udah dirumah atau masih dikantor?

Kirana..

Udah beberapa hari kamu gak ada kabar Mas. Kamu baik baik aja kan?

Kirana..

Mas, kamu lagi sibuk? Tolong angkat telpon aku

Kirana..

Apa aku ada salah mas? Kenapa pesan aku gak ada yang kamu baca.

Kirana..

Mas, aku cuman mau tanya apa yang waktu itu kamu bilang ke aku itu serius atau cuma main main?!

Kirana..

Beberapa hari kemarin,kamu bikin aku senang, besoknya kamu hilang.

Kirana..

Belajar mencintai itu butuh waktu Mas. Begitupula belajar melupakan.

Kirana..

Kamu tau Mas, menunggu itu adalah hal yang paling menyebalkan. Cepat pulang, beri aku kepastian.

Kirana..

Jangan pernah memberikan harapan kalau kamu gak mampu untuk mewujudkan nya. Hidup aku gak sebercanda itu Mas.

Mirza membaca satu persatu pesan dari Kirana, tapi tidak ada satupun pesan yang dibalas Mirza. Dia hanya ingin fokus dengan masalah nya saat ini. Karena kalau untuk Kirana dia sudah merencanakan sesuatu sepulang dari Banjarmasin.

Episodes
1 New Chapter - Pilih Kasih
2 Chapter 1- Sebuah Rencana
3 Chapter 2- Misi Rahasia
4 Chapter 3-Misi Rahasia (2)
5 Chapter 4-Diberi Waktu 2 bulan
6 Chapter 5-Kirana: 1 bulan lagi
7 Chapter 6-Bertemu Sahabat Lama
8 Chapter 7- Pernyataan Mirza
9 Chapter 8- Kencan Pertama Mirza dan Kirana
10 Chapter 9-Masalalu Mirza
11 Chapter 10-Sebuah doa dari Sahabat
12 Chapter 11-Tugas Dinas Arga
13 Chapter 12-Masalah Perusahaan
14 Chapter 13-Menghilang
15 Chapter 14-Kepastian
16 Chapter 15-Kejutan atau Terkejut!?
17 Chapter 16-Mirza: Kenalin,Calon Istri.
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 CHAPTER 41
43 CHAPTER 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 57
58 Chapter 56
59 Chapter 56
60 Chapter 57
61 Chapter 58
62 Chapter 59
63 Chapter 60
64 Chapter 61
65 Chapter 62
66 Chapter 63
67 Chapter 64
68 Chapter 65
69 Chapter 66
70 Chapter 67
71 Chapter 68
72 Chapter 69
73 Chapter 70
74 Chapter 71
75 Chapter 72
76 Chapter 73
77 Chapter 74
78 Chapter 75
79 Chapter 76
80 Chapter 77
81 Chapter 78
Episodes

Updated 81 Episodes

1
New Chapter - Pilih Kasih
2
Chapter 1- Sebuah Rencana
3
Chapter 2- Misi Rahasia
4
Chapter 3-Misi Rahasia (2)
5
Chapter 4-Diberi Waktu 2 bulan
6
Chapter 5-Kirana: 1 bulan lagi
7
Chapter 6-Bertemu Sahabat Lama
8
Chapter 7- Pernyataan Mirza
9
Chapter 8- Kencan Pertama Mirza dan Kirana
10
Chapter 9-Masalalu Mirza
11
Chapter 10-Sebuah doa dari Sahabat
12
Chapter 11-Tugas Dinas Arga
13
Chapter 12-Masalah Perusahaan
14
Chapter 13-Menghilang
15
Chapter 14-Kepastian
16
Chapter 15-Kejutan atau Terkejut!?
17
Chapter 16-Mirza: Kenalin,Calon Istri.
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
CHAPTER 41
43
CHAPTER 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 57
58
Chapter 56
59
Chapter 56
60
Chapter 57
61
Chapter 58
62
Chapter 59
63
Chapter 60
64
Chapter 61
65
Chapter 62
66
Chapter 63
67
Chapter 64
68
Chapter 65
69
Chapter 66
70
Chapter 67
71
Chapter 68
72
Chapter 69
73
Chapter 70
74
Chapter 71
75
Chapter 72
76
Chapter 73
77
Chapter 74
78
Chapter 75
79
Chapter 76
80
Chapter 77
81
Chapter 78

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!