Pagi ini tepatnya pukul 07.00,Mirza baru beres mandi dan telat bangun karena semalam dia tidur larut malam mengecek berkas yang dikirim Dimas. Dia buru buru memakai pakaian kerja nya, Mirza memakai kemeja warna abu-abu, celana hitam tidak lupa dengan jam tangan Tag Heuer Carerra x Porsche favoritnya. Setelah itu dia menyemprotkan Parfum. Sesudah semuanya siap dari atas sampai bawah, dia menenteng tas laptop nya menuju ke bawah.
Dibawah ternyata semua keluarganya sudah selesai dengan sarapan nya.
"Tadi mama gedor-gedor kamar kamu, tapi kamu gak nyaut2. Mau sarapan dulu gak? "
"Enggak Ma, Mirza buru-buru ada janji soalnya sama orang. " Ucap Mirza sambil memakai kaus kaki dan sepatu nya
"Hari ini papa visit ke Kantor kamu ya Za." Ucap Papa nya
"Papa udah konfirmasi ke Dimas kan? "
"Emang papa harus bikin janji dulu ya? " Tanya papa nya
"Iya Pa, hari ini aku ada jadwal ngecek proyek pembangun cluster yang baru. Tapi kalau papa mau visit ya gak apa apa sih."
"Ya udah kalo gitu. Nanti papa kabari Dimas ya." Ucap papa nya
"Kak Mirza, aku boleh nebeng gak ke Kampus?"
Tanya Dinda
Mirza berfikir sejenak, Karena hari ini dia juga ada janji mau nganter Kirana ke Kampus. Kalau dia bawa Dinda, nanti rencana nya berantakan. Karena Mirza ga ingin ada yang tahu tentang hubungan nya dengan Kirana.
"Next time ya dek, Kak Mirza buru-buru soalnya. Kamu minta anter Arga aja ya. " Ucap Mirza
"Kak Arga gak pulang dari Rumah Sakit. " Ucap dinda cemberut
"Papa yang anterin kamu ke Kampus, hari ini papa gak sibuk. " Ucap papa nya
"Ya, udah bareng papa ya, nanti kalo Kak Mirza gak sibuk, berangkatnya bareng Kak Mirza ya. " Ucap Mirza sambil mengelus rambut adiknya
"OK, Kak Mirza siap. " Ucap Dinda
"Kalo gitu aku pergi duluan ya, Ma.. Pa. Assalamualaikum. " Ucap Mirza mengucapkan salam
"Walaikumsalam." Ucap Semuanya serempak
"Hati Hati Nak. " Ucap mama nya
"Iya Ma... "
Diluar terlihat mobil Mirza sudah dipanasi oleh Mang Jajang, supir Ibu nya Mirza.
"Ini den, kunci mobilnya tadi udah mamang panasi mobilnya. " Ucap Mang Jajang sambil memberikan kunci mobilnya
"Iya Mang nuhun ya. " Ucap Mirza
"Sami sami den. "
Mirza buru buru menaiki mobil dan mengendarai nya menuju kediaman Kirana.
******
Kirana mondar mandir di ruang tamu, dengan ponsel ditangan nya. Daritadi dia menghubungi Mirza tapi tidak ada jawaban. Papa dan Mama nya sudah pergi duluan, tinggal Kirana yang masih menunggu Mirza.
Mas Mirza jadi jemput gue gak ya, soalnya gue telpon gak diangkat angkat. Padahal semalem dia bilang mau nganterin gue ke Kampus. Mumpung masih ada waktu gue bawa bekel aja lah, siapa tau Mas Mirza belum sarapan. Ucap Kia pada dirinya sendiri.
Kia menghampiri Bi Darmi di dapur, ingin menyiapkan sarapan untuk Mirza.
"Bi, roti masih ada kan? " Tanya Kirana
"Masih ada non, buat Mas Arga ya? " Tanya Bi Darmi
"Bukan Bi, boleh ambilin gak roti sama selai coklat dan Bluberry nya bi? " Titah Kirana
Bi Darmi mengambilkan Roti dan Selai nya. Setelah itu diberikan pada Kirana.
"Ini rotinya non, mau sekalian bibi buatin? " Tanya Bi Darmi
"Gak usah Kia bikin sendiri aja. "
"Kalo gitu bibi ke depan dulu ya. "
"Iya Bi... " Ucap Kia sambil mengoleskan selai coklat pada roti nya
Dengan cekatan Kia mengoleskan selai coklat dan selai bluberry ke beberapa lembar roti dan memasukan nya kedalam kotak makan. Setelah selesai dengan roti, dia membuat minuman nya. Kirana membuka kulkas, ada sekotak strobery dan lemon.
Kirana memotong Strobery dan Lemon nya, dan memasukan nya kedalam botol kaca dan memasukan air ditambah biji selasih. Ya, Kirana membuatkan Infused Water untuk Mirza.
Pada saat sedang merapikan bekal nya tiba tiba Bi Darmi menghampiri Kirana di dapur.
"Non Kia, didepan ada yang cari. Dia pake mobil keren orang nya juga ganteng. " Puji Bi Darmi pada Mirza
"Oh iya itu Mas Mirza, temen aku bi. Oh iya ngomong penampilan aku gimana bi, udah rapi kan? " Ucap Kirana sambil merapikan rambutnya
"Non Kia selalu cantik. " Ujar Bi Darmi tersenyum sambil mengacungi jempolnya
"Haha, Bibi bisa aja. Kia berangkat sekarang ya Bi. " Pamit Kirana pada Bi Darmi. Asisten rumah tangga yang sudah bekerja lama dengan keluarga Kirana. Bahkan sudah dianggap sebagai keluarga.
Pagi ini Kirana memakai kemeja berwarna abu-abu dengan bawahan rok 7/8 berwarna biru navy. Rambut nya di ikat setengah dan dicurly bagian bawah. Kirana memakai sepatu sneakers berwarna putih, yang sudah menjadi ciri khas nya. Wajahnya di poles tipis dan memakai lipstik berwarna peach. Kirana memang tidak begitu suka dengan Make up karena, karna kulitnya putih bersih dan tidak memerlukan make up lagi.
"Hei, mas maaf yaa nunggu lama. " Sapa Kia pada Mirza yang sedang berdiri disamping mobilnya.
"Eh, Hmm.. Gak kok. Malahan saya yang minta maaf karna telat jemput kamu. " Ucap Mirza salah tingkah melihat penampilan Kirana
"Yaudah kalo gitu kita jalan sekarang aja ya. " Ujar Mirza sambil membukakan pintu mobil nya untuk Kirana
"Makasih Mas. " Ucap Kirana sambil masuk kedalam mobil Mirza
Begitupun dengan Mirza yang masuk kedalam mobilnya. Dan mengendarai mobilnya keluar dari halaman rumah Kirana.
"Makasih ya Mas udah jemput aku, jadi ngerepotin. " Ucap Kirana
"Iya sama sama. Gak repot, ini kan searah sama Kantor. Btw kamu bawa apa aja, banyak banget bawaan nya. " Ucap Mirza sambil melihat barang bawaan Kirana
"Oh ini aku bawa sarapan Mas, btw belum sarapan kan? " Tebak Kirana asal
"Kok bisa tau, saya belum sarapan? " Tanya Mirza heran
"Pasti kamu bangun nya kesiangan ya. " Ucap Kirana
"Wah, ternyata emang bener ya. Seorang psikolog itu memang tau semuanya. " Ucap Mirza Tersenyum
"Hehe, gak gitu Mas. Keliatan sih dari mata kamu. Masih keliatan muka bantal. " Ucap Kia terkekeh
"Oh, iya? Padahal saya mandi tadi. " Ucap Mirza sambil meraba matanya dan melihatnya dikaca depan
"Mau sarapan gak? Aku bikinin sarapan buat kamu. Taraaa.... Sandwich coklat bikinan Kia sendiri loh. " Ucapnya sambil mengeluarkan kotak makanan nya
Raut wajah Mirza berubah menjadi sendu. Dia teringat Natasha. Sandwich coklat makanan favorit. Dulu, justru Mirza lah yang membuatkan nya untuk Natasha. Sekarang dia dibuatkan Sandwich coklat oleh orang lain.
Gue inget banget sandwich coklat ini favoritnya Natasha. Setiap pagi pasti gue bela belain bikin buat dia. Walaupun gue sendiri lebih suka selai blueberry daripada coklat. Batin Mirza
**FLASHBACK ON**
"Sayang, ini aku buatin sandwich coklat kesukaan kamu. " Ucap Mirza
"Ahhhh... Makasih ya sayang. " Ucap Natasha manja
"Iya sayang, sama-sama. Diabisin ya. " Ucap Mirza sambil mengelus rambut Natasha
"Iya sayang pasti, kamu makan juga ya. Sini aku suapin. "
"Tapi aku gak terlalu suka coklat sayang. " Ucap Mirza
"Kamu cobain dulu, lama lama nanti juga suka sayang. " Ucap Natasha sambil menyuapi Mirza
Mirza terpaksa menelan roti coklat nya karena tidak ingin membuat Natasha kecewa. Dan Karena keseringan sarapan sandwich coklat mulut Mirza lama lama terbiasa dengan rasanya.
***FLASHBACK OFF***
"Mas kenapa bengong sih. " Ucap Kirana membuyarkan lamunan Mirza
"Maaf, maaf saya terlalu fokus ke jalanan. " Kilah Mirza
"Jadi gimana sarapan nya Mas? " Tanya Kirana
Mirza berfikir sejenak, dia ingin mengetahui gimana reaksi Kirana kalau sarapan nya dia tolak dengan Alasan gak suka sandwich coklat.
"Maaf Kirana, tapi saya gak terlalu suka roti coklat. " Ucap Mirza sambil menggaruk kepalanya
"Hmm, kamu tenang aja. Aku gak cuma bawain Sandwich coklat tapi ada Sandwich Bluberry juga. Kia tau kalau sandwich rasa bluberry pasti Mas Mirza ga akan nolak. " Ucap Kirana terkekeh
Mirza kaget, karena ternyata Kirana ini sosok perempuan yang penuh kejutan.
"Hmm, perkara roti aja kamu bisa tau ya. " Ucap Mirza heran
"Hehe, aku baca aja sih di Internet mas. Jadi gimana mau dimakan gak ? " Tawar Kia
"Boleh, tapi ini saya lagi nyetir gimana saya makan nya. " Ujar Mirza memberikan kode
"Sebagai ucapan terimakasih karena Mas Mirza udah mau nganterin aku ke kampus. " Ucap Kirana sambil menyuapi Mirza yang sedang fokus nyetir
"Kamu terlalu berlebihan Kirana." Ucap Mirza sambi mengunyah roti nya
"Ya ga ada salahnya kan mengucapkan terimakasih. Sekecil apapun kebaikan itu, kita jangan pernah melupakan ucapan terimakasih. Sederhana memang kedengaran nya tapi sering banget kita melupakan nya. "
Mirza benar benar kagum dengan wanita disebelahnya. Kirana memang perempuan smart dan humble.
"Ucapan kamu memang benar, saya harus banyak belajar dari Ibu Dosen yang Smart ini. " Puji Mirza
"Haha, ada ada aja Mas. " Ucap Kirana
Hening sejenak....
"Mana." Ucap Mirza
"Apanya mas? " Tanya Kirana tidak mengerti maksud Mirza
"Roti nya, Kirana. "
"Hehe, maaf Mas. " Ucap Kia sambil menyuapi potongan roti kedua
"Oh ya mas, soal mobil aku gimana ya? Udah beres? " Tanya Kirana
"Oh iya saya sampe lupa, mobil kamu udah beres. Nanti siang dianter ke alamat rumah kamu ya. "
"Total biaya semuanya berapa Mas? Biar Kia transfer sekarang. "Ucap Kirana
" Totalnya sekitar 30 jutaan kurang lebih. "Ucap Mirza dengan muka serius
" Haa.. Serius Mas Mirza? "Tanya Kia yang kaget mendengar total biaya perbaikan biaya nya
Mirza tersenyum pada Kirana " Kenapa kaget ya? Saya becanda Kirana, kamu gak usah fikirin soal biaya nya. Saya udah bayar semuanya, tapi saya lupa totalan nya. "Ucap Mirza
" Ya gak bisa gitu Mas Mirza, masa mobil Kia yang rusak Mas Mirza yang bayar. Kira2 aja berapa biar Kia transfer sekarang? "
"Biaya nya kamu buatin saya sarapan setiap pagi, biar saya gak sarapan dirumah. " Ucap Mirza memberikan penawaran
"Ya boleh, tapi tetep aja Kia harus bayar ke Mas Mirza. " Ucap Kirana ngeyel
"Iya itu sebagai ganti bayaran nya. Kalau uang saya ada walaupun gak banyak. " Ucap Mirza tidak mengubah kata kata nya
"Iya deh Pak Pengusaha yang uang nya udah gak ber “seri’’. "
"Saya gak ada bilang gitu ya. " Ucap Mirza
"Berarti Kia utang buatin sarapan Mas Mirza ya setiap pagi. "
"Ya betul, atau anterin makan siang juga boleh, dengan senang hati malah. " Ucap Mirza
"Hal terpenting yang harus Mas Mirza tau ya, Kia gak bisa masak mas. Kalau kaya makanan yang simple Kia bisa Mas, kaya roti, oatmeal, sereal, omlette dan Nasi goreng. Kalau makanan berat Kia gak bisa Mas. " Celoteh Kia panjang lebar dengan kejujuran nya
"Ya gak masalah juga kalo emang kamu gak bisa masak. Sebisanya kamu aja. Mau tiap hari dikasih omlette juga gapapa. "
"Tapi nanti Kia belajar dari Youtube kali ya, biar bisa masak. Mau lagi rotinya? "
"Boleh, saya masih laper soalnya. "
Kia menyodorkan roti kedalam mulut Mirza. Roti potongan ketiga, selai nya lumer sampai sampai mulut Mirza belepotan. Dengan sigap Kia mengambil tissu dan membersihkan sisa selai dibibir Mirza.
"Maaf mas, mulutnya belepotan. Aku bersihin ya. " Ucap Kirana sambil membersihkan bibir Mirza
Karena jarak yang terlalu dekat diantara mereka, tanpa mereka sadari mata mereka beradu pandang membuat mereka menjadi salah tingkah. Kirana yang menyadari nya cepat cepat menjauh karena jantung nya tidak bisa dikendalikan, begitu juga dengan Mirza yang merasakan hal yang sama.
"Maaf ya Mas, aku lancang. " Ucap Kia sambil menundukan kepalanya
"Iya gak apa apa Kirana. " Ucap Mirza yang juga salah tingkah
Pada saat tadi mengambil tissu dalam dasbord, Kia melihat ada sebungkus rokok didalam nya. Karena penasaran Kia langsung menanyakan nya pada Mirza
"Mas Mirza, boleh nanya sesuatu gak? Maaf ya sebelum nya kalau pertanyaan aku buat gak nyaman. " Ucap Kia berhati hati dalam ucapan nya
"Boleh sok mau nanya apa? " Jawab Mirza
"Mas Mirza suka ngerokok? " Tanya Kia lagi
"Kirain saya pertanyaan nya sulit. Kadang-kadang kalau lagi ada masalah kerjaan aja saya ngerokok, makanya saya simpen di dasbord. Kalo saya perokok aktiv rokonya saya kantongi kemana mana." Ucap Mirza sambil terkekeh
"Emang kamu gak suka ya sama cowok yang suka ngerokok? " Sambung Mirza lagi
"Bukan gitu mas. Aku bebas kok orangnya. Kalau sekali kali ya gapapa mas namanya juga laki laki, wajar kan ngerokok. Yang penting jangan narkoba aja. " Ucap Kia tertawa
"Saya fikir kamu seperti perempuan kebanyakan yang ga suka sama cowok perokok.. " Ucap Mirza
"Yang penting jaga kesehatan aja Mas, jangan keseringan. Aku bawain ini buat Mas Mirza. " Ucap Kia sambil mengeluarkan botol minumnya
"Infused water? " Tanya Mirza
"Yapp, ini bagus buat buat detoksifikasi dan metabolisme tubuh mas. Dikantor kamu ada lemari pendingin kan? "
"Diruangan aku ada, kenapa emang nya? "
"Jadi pas nanti kamu sampe kantor, kamu simpen dulu di lemari pendingin. Minumnya pas nanti jam makan siang ya. "
"Oke siap Ibu Negara, laksanakan. "
Muka Kirana memerah mendengar ucapan dari mulut Mirza.
Tidak terasa, akhirnya mereka sampai diKampus tempat Kirana mengajar. Mirza menepikan mobilnya didepan gerbang Kampus.
"Sekali lagi makasih ya Mas. Bekalnya aku simpen dikursi belakang. Infused water nya jangan lupa diminum ya. " Ucap Kia
"Iya, makasih juga untuk bekal sarapan nya. "
"Sama sama mas, kalo gitu aku duluan ya Mas." Ucap Kia sambil melepaskan seatbels nya
"Sebentar, ada yang mau saya tanyain." Ucap Mirza menahan Kirana
"Boleh mas, mau tanya apa? "
"Kantor papa kamu alamatnya dimana? "
"Alamat kantor papa? " Ucap Kia memastikan
"Iya, alamatnya dimana? "
"Di PT. Rajawali mas, papa kerja disalah satu maskapai penerbangan indonesia. Alamatnya di Jl. Asia no. 81. Ada apa emang nya Mas? " Tanya Kirana penasaran
"Gak apa apa Kirana. Saya cuman pengen tahu aja. " Ucap Mirza
"Kalo gitu aku duluan ya Mas. Assalamualaikum. " Ujar Kirana mengucapkan salam
"Hati hati ya Kirana, Walaikumsalam. " Jawab Mirza
Sesudah Kirana masuk kedalam Kampus, Mirza buru buru mengendarai mobil menuju Kantornya. Karena waktu sudah menunjukan pukul 8 lebih, itu artinya dia telat masuk kantor.
10 menit kemudian Mirza sampai di Kantor nya, dia disambut beberapa security.
"Selamat pagi Pak. " Ucap semua security menundukan kepalanya
"Selamat pagi. Pak Asep, tolong ya mobil saya diparkir ditempat biasa. " Ucap Mirza pada kepala security
"Siap laksanakan. " Jawab Pak Asep
"Makasih ya pak. Kalau gitu saya masuk kedalam ya. "
"Baik pak." Ucap Pak Asep lagi
Mirza masuk kedalam, dan di Lobby ternyata sudah ada Dimas yang menyambutnya.
"Selamat pagi Pak Mirza." Sapa Dimas
"Pagi, Maaf ya saya telat datang ke Kantor nya. Ada trouble soalnya. " Ucap Mirza sambil berjalan diiringi Dimas disebelahnya
"Iya pak. Saya mau mengingatkan jadwal Pak Mirza hari ini. " Ucap Dimas
"OK, diruangan saya ya Dim. " Ucap Mirza
Setelah sampai diruangan kerja, Mirza mengeluarkan botol dan kotak makan yang diberikan Kirana.
"Dimas, tolong masukin botol minum nya ke dalam kulkas ya. " Sambil memberikan botol nya pada Dimas
"Baik pak. "Ucap Dimas sambil meraih botol minum nya
Mirza merapikan berkas berkas dari meja nya sambil mengecek nya satu persatu. Sementara dimas, langsung menghadap kehadapan Mirza.
" Silahkan duduk Dimas. "Ucap Mirza mempersilahkan Dimas untuk duduk
" Iya pak terimakasih. "Ucap Dimas
" Jadi apa yang kamu mau bicarakan? "Tanya Mirza sambil membetulkan duduknya
"Hari ini kita akan meninjau pembangunan cluster yang baru pak. Totalnya ada 12 unit dan saya dapat informasi dari Manager Pemasaran nya seluruh unit nya sudah habis terjual. " Ujar Dimas menjelaskan pada Mirza
"Terus untuk harga per unit nya di angka diberapa Dimas? " Ucap Mirza
"Karena di cluster kita yang baru menerapkan hunian dengan Fully Furnished jadi harga per unit nya berkisar 3-6 miliyar per unit nya. "
"Oke Dimas, terimakasih untuk informasi nya. Satu lagi, kamu tolong minta ke bagian keuangan untuk menyiapkan berkas laporan keuangan nya. Besok pagi sudah harus ada dimeja saya. " Ucap Mirza
"Baik pak saya follow up sekarang. Ada lagi yang bisa dibantu pak?
" Jam 10 kita berangkat ke lokasi ya. "
"Baik pak. Kalau gitu saya permisi pak. " Ucap Dimas
"Silahkan Dimas. " Ucap Mirza
Setelah Dimas keluar, Mirza mengeluarkan ponsel dari saku celana nya. Karena semenjak berangkat dari rumah dia belum sempat mengecek ponsel nya. Pada saat membuka ponsel nya banyak panggilan tak terjawab dari Kirana. Mirza mengetik pesan untuk Kirana dan segera mengirimkan nya.
Mirza.
Saya sudah sampai Kantor. Jam 10 saya mau meninjau pembangunan kluster saya yang baru. Selamat mengajar Kirana.
Ditempat lain, tepatnya diruangan kelas di Kampus. Kirana sedang mengajar mahasiswa.
"Untuk tugas minggu kemarin, tolong yang bentuk hardcopy nya dikumpulkan. Dibantu Dinda dan Gery ya. "Ucap Kirana
" Baik bu. " Ucap mahasiswa nya serempak tapi tidak dengan gery
"Gery dimulai dari tugas kamu dulu terlebih dahulu ya. " Ucap Kirana pada Gery
"Bu maaf saya belum sempat print untuk hardcopy nya. "Ujar gery lemas
Gery menundukan kepalanya, karena takut dimarahi oleh dosen nya. Karena kalau soal tugas Kirana tidak bisa mentoleransinya.
" Bukan nya saya udah tugasin kamu sebagai PJ nya. Kalau kamu aja tidak bertanggung jawab dengan tugas, gimana dengan teman teman kamu. "
"Iya bu maafin saya." Ucap gery
"Yang lain tugas nya bisa dikumpulkan dibantu Dinda. Hari ini kita akan mempresentasikan tugas yang sudah kalian buat. Orang pertama yang akan mempresentasikan didepan adalah Gery, silahkan kedepan. " Ujar Kia mempersilahkan
Gery menghela nafas nya, karena belum siap untuk persentasi. Tapi walaupun gery ini sedikit bandel tapi sebetulnya dia anak yang cerdas. Gery maju ke depan mempersentasikan tugas nya didepan teman teman nya.
Kirana duduk di meja nya, sambil memperhatikan gery yang sedang presentasi, sejenak Kirana mengecek ponsel nya. Ada pesan masuk dari Mirza yang isi chat nya buat Kirana tersenyum.
Kirana.
Iya Mas, hati-hati. Selamat Bekerja. 😉
1 jam berlalu, kelas Kirana pun segera berakhir. Sebagian mahasiswa sudah persentasi di depan kelas. Kirana mengumumkan sesuatu sebelum kelas nya berakhir.
"Anak-anak,untuk tugas minggu depan ceritakan pengalaman kalian ketika memiliki masalah yang membuat kalian stress dan bagaimana cara mengatasi nya. Tugas nya dikirim ke email Ibu ya." Ucap Kirana
"Baik bu... " Ujar seluruh mahasiswanya
"Kalo gitu pelajaran hari ini selesai, kita ketemu lagi dipertemuan selanjutnya ya. Jangan lupa tugasnya dikerjakan. Selamat siang anak anak
" Baik Bu, selamat siang. " Ucap seluruh nya sambil membubarkan diri kecuali Dinda yang langsung menghampiri Kirana
"Ibu, boleh minta waktu nya sebentar? "Ucap Dinda
"Ada apa Din? " Ucap Kirana sambil membereskan lembar tugas mahasiswa nya
"Makan siang udah ada janji belum? " Ucap Dinda
"Gak ada kok kenapa emang nya? " Tanya Dinda
"Mau gak makan siang bareng aku di restoran depan kampus? "
"Boleh, ada apa emang nya? Disuruh kakak kamu ya? " Ujar Kirana tersenyum
"Ibu bisa aja, nanti siang aku tunggu ya bu. " Ucap dinda
"OK dinda, kalo gitu ibu ke ruangan dulu ya. Nanti jam makan siang ibu kesana. Bye din, see u. " Ucap Kirana
"OK bu. Siap. " Ucap Dinda
Deretan rumah yang masih dalam pembangunan berjajar rapi. Disinilah Mirza sekarang, mengecek progres pembangunan nya. Sudah 1 jam Mirza disini, melihat para pekerja yang sedang mengerjakan tugasnya. Pada saat bersamaan datang seorang laki laki yang bertanggung jawab atas proyek tersebut yaitu Rangga.
"Selamat siang Pak Mirza. " Sapa Pak Rangga sambil mengulurkan tangan nya
"Selamat siang Pak Rangga. " Ucap Mirza sambil menerima uluran tangan Pak Rangga
"Maaf saya baru bisa nemuin Pak Mirza. Soalnya tadi ada bahan bangunan yang datang dan saya harus mengecek nya. "
"Gak apa apa, saya cuma mau lihat sampai mana progress pembangunan nya. Ternyata ini lebih cepat dari yang diperkirakan. "Ucap Mirza tersenyum bangga
" Alhamdulillah Pak, para pekerja disini semuanya giat ditambah bahan bangunan nya pun memadai semua. Biasanya kita terhambat dengan bahan bangunan yang sering terlambat datang, makanya apapun itu selalu kita evaluasi lagi semuanya agar semuanya berjalan lancar. "Ucap Pak Rangga menjelaskan nya dengan detail.
" Saya memang gak salah mempercayakan proyek ini kepada Pak Rangga. Saya juga dapat informasi kalo semua unitnya sudah sold out. "Ucap Mirza
" Saya senang dengarnya pak. Semoga usaha pak Mirza semakin lancar dan menjadi perusahaan nomer 1 ya pak. "Ucap laki laki yang diperkirakan sudah kepala 4
" Aamiin Pak, terimakasih doanya. Saya juga bukan apa apa tanpa kalian semua. "Ucap Mirza
Disela sela obrolan nya dengan Pak Rangga, ada telepon masuk, Mirza ijin menerima telepon nya.
" Maaf Pak Rangga, saya ijin terima telpon dulu ya, kalau ada apa apa konfirmasi aja ke Dimas ya. "Ucap Mirza buru buru sambil berlalu meninggalkan mereka
" Saya liat vibes nya Pak Mirza lebih positif ya Pak dimas, keliatan aura nya. Padahal biasanya dia gak seperti itu. "Ucap Pak Rangga tersenyum
" Iya Pak, beberapa hari ini Pak Mirza keliatan beda dari biasanya. "Ucap Dimas pada Pak Rangga
" Yo wes lah, kita doakan saja semoga Pak Mirza segera dapat jodoh ya. Kamu juga, jangan sibuk dengan Kerjaan terus."Ucap Pak Rangga sambil menepuk pelan bahu Dimas
Dimas ini sudah sudah bekerja dengan Mirza beberapa tahun, umurnya 26 tahun. Parasnya tampan, tinggi, mempunyai alis yang tebal,dan sedikit pendiam sekilas wajah nya seperti artis Ibu Kota Rizky Nazar.
Dimas tersenyum "Hehehe, biar Pak Mirza aja dulu pak. Saya masih ingin berkarir dulu." Ucap dimas
Percakapan mereka terpotong, Mirza datang dengan raut muka yang panik.
"Ada apa Pak? " Tanya Dimas
"Iya ada apa Pak Mirza? Mukanya keliatan panik begitu. " Sambung Pak Rangga
"Kantor cabang kita yang ada di Banjarmasin ada masalah Dimas. Siapkan tiket pesawat untuk penerbangan sore ini. " Ucap Mirza
"Baik Pak, sekarang kita kemana pak? " Tanya Dimas
"Ke kantor aja dim. " Ucap Mirza singkat masih dengan raut muka yang serius
"Semoga tidak ada masalah yang serius ya pak." Ucap pak Rangga
"Aamiin, terimakasih pak, kalau gitu saya pamit dulu ya pak. " Ucap Mirza
Didalam mobil saat perjalanan pulang ke Kantor, Mirza memerintahkan sesuatu kepada Dimas.
"Dimas, saya ada tugas untuk kamu. " Ucap Mirza
"Tugas apa Pak? " Ucap Dimas sambil menoleh ke arah sebelah tempat Mirza
"Tolong kamu telepon ke nomer yang saya kirim ke ponsel kamu. Buatkan jadwal bertemu setelah jam makan siang ini. Kamu harus pastikan, saya bisa bertemu hari ini juga. "Ucap Mirza tegas
"Baik pak, saya akan usahakan pak."
"Sebelum saya berangkat saya harus bisa bertemu dulu dengan beliau. " Ucap Mirza
"Baik pak. " Ucap dimas menganggukan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments