Curiga

Keluarga Riko sudah siap di depan meja makan, pagi ini pak Riko dan bu Rahmi sudah memulai aktivitasnya.

Bu Rahmi bekerja sebagai seorang perawat ia pun terpaksa harus memutasi pekerjaannya agar bisa mengikuti sang suami.

Ryan sudah siap mengenakan pakaian seragamnya bocah tampan dan pintar itu memang selalu mandiri, mengingat kedua orang tuanya selalu sibuk.

Seperti saat tinggal di kota, saat kedua orang tuanya bekerja, Ryan hanya tinggal bersama sang Kakek di rumah, tanpa ada pengasuh atau pun pelayan rumah tangga.

Ryan memeriksa tasnya, dan melihat pensilnya terjatuh, ia pun berjongkok dan mengulurkan tangganya berusaha menjangkau pensil yang jatuh di bawa meja belajarnya.

Tangan mungil Ryan tak sampai untuk meraih benda tersebut.

Namun saat tanganya meraba raba lantai, ia merasa seperti ada tangan kecil yang menyodorkan pensil kepadanya.

Ryan merasa kaget, ia pun merasa ketakutan, Ryan berdiri dengan cepat kemudian segera berlari menuju meja makan.

Rahmi dan Riko heran melihat Ryan yang tiba-tiba muncul dengan wajah yang pucat.

"Ryan ada apa Nak?"tanya Rahmi sambil memoles roti untuk putranya tersebut.

"Enggak Bu, pensil Ryan jatuh di bawa meja belajar, jadi Ryan kesulitan untuk mengambilnya," kilah Ryan, ia pun duduk di atas meja makan.

Sang kakek yang mendengar kan ucapan Ryan merasa curiga, ia juga mulai mencurigai rumah ini.

"Kamu duduk manis saja ya, biar kakek yang akan mengambil pensilmu itu," ucap Pak Karno sambil berdiri.

"Iya Kek, hati-hati," cetus Ryan.

Rahmi dan Riko saling memandang dan tersenyum melihat kepolosan Ryan yang mengkhawatirkan kakeknya.

Ryan mulai menikmati sarapanya, Roti dengan keju dan coklat meises memang menjadi kesukaanya.

"Ryan, kamu nanti pergi Ibu antar, tapi pulangnya nanti kamu akan di jemput oleh kakek ya?" Rahmi.

"Iya Bu," sahut bocah kecil tersebut sambil mengunyah makanannya.

Tak berapa lama Pak Karto pun keluar dari kamar Ryan dan mambawa sebuah pensil untuknya.

"Ini pensil kamu, "ucap pak Karto sambil menyodorkan pensil tersebut kepada cucuknya.

"Terima kasih Kek," sambut Ryan dengan riang.

Kakek dan kedua orang tuanya tersenyum melihat Ryan.

Selesai sarapan mereka pun mengantar Ryan menuju sekolah barunya.

***

Retno dan Lasmi berbahagia, hari ini  mereka sedang meresmikan toko mebel mereka.

Putri kecil mereka yang bernama Dara kini sudah berusia lima tahun, Dara kecil tampak cantik dan menggemaskan.

Semenjak kelahiran Dara usaha mebel Retno berkembang dengan pesat bahkan tak hanya membuat sendiri furniture nya, ia juga menjualnya langsung dan juga menerima pesanan dari luar kota.

Dengan karyawan yang mencapai ratusan orang, Retno dan Lastri yang dulunya hidup serba kekurangan, kini mulai merasakan hidup mewah.

Bahkan keluarganya dan kedua orang tua Lastri yang sempat mengucilkanya dan menghina mereka kini kembali menyanjung-nyanjung mereka. Mereka pun tak pernah lagi memandang Retno dengan sebelah mata, bahkan usaha kedua orang tuanya yang sempat anjlok ke titik terbawa kini bisa stabil kembali berkat suntikan dana dari Retno.

Setelah pengguntingan pita peresmian, keluarga dan kerabat Retno pun meresmikan toko furniture terbaru mereka.

Tepuk tangan meriah datang dari para kerabat dan tamu yang hadir, para undangan pun dengan antusias memberi ucapan selamat kepada Retno dan Lastri.

Setelah penyambutan tamu dan berbincang-bincang, Lastri berniat untuk melihat-lihat toko baru furniture nya tersebut, toko tersebut akan menjadi toko furniture yang terlengkap dan terbesar di kota mereka.

Lastri berkeliling-keliling melihat sekitar toko tersebut hingga tibalah ia di bekang rumahnya.

Mata Lastri membelalak sempurna netranya melihat, mahluk tinggi dan berbulu yang menyeramkan memakan bangkai kambing secara rakus.

Tak ayal lagi tubuh Lastri pun ambruk seketika di tempat kejadian.

Lastri pingsan tak sadarkan diri karna syok, saat melihat mahluk mengerikan tersebut menyeringai kearah nya.

Retno mencari keberadaan Lastri yang sudah menghilang dari pelupuk matanya sejak beberapa saat yang lalu, ia menjadi sangat khawatir, mengingat Lastri tak pernah tahu apa yang di lakukan Retno hingga usahanya bisa berkembang secepat ini.

Karna merasakan perasaan yang tidak nyaman, ia pun berinisiatif mencari Lastri dan meninggalkan para tamu.

Retno berjalan menuju belakang rumahnya, karna di sana lah ia meletakan sesajian nya.

Benar saja Lastri di temukan tergeletak di atas lantai.

Karna panik, Retno pun langsung membopong tubuh sang istri menuju bilik kecil yang ada di bagian dapur dari Ruko nya tersebut.

Lastri terbaring tak sadarkan diri, sementara Retno merasa binggung bagaimana menjelaskan kepada  Lastri, jika ia sadar nanti.

Retno mondar mandir memikirkan  cara bagaimana menjelaskan semua ini pada istrinya.

Suara tangisan Dara, terdengar di telinga Retno dan semakin membuyarkan konsentrasinya.

Retno pun meninggalkan Lastri dan hendak menemui Dara yang menangis mencari Ibunya.

"Mama!" tangis Dara.

""Ops Dara kenapa?"tanya Dinda adik bungsu Lastri yang menghampirinya.

"Mama mana tante?"tanya nya sambil terisak.

"Oh Dara kehilangan mama? Tenang saja saja sayang, mama kamu mungkin ada keperluan bersama Papa, sebentar lagi juga tiba," ucap Dinda membujuk Dara.

Dinda menggendong anak perempuan yang manis tersebut, seraya membawanya berkempul dengan tamu yang lain.

Dara di dudukan diatas pangkuan Dinda.

"Dara sini duduk sama oma," ucap Mala, ibunda Lastri.

Dara pun menghampiri Mala, duduk di pangkuan Mala.

"Dara sudah sekolah?"tanya Desi saudara tertua Lastri sambil mencubit pipi empuk gadis kecil tersebut.

 

Dara baru masuk TK tante," jawabnya.

"Oh, kamu lucu banget Dara," ucap Desi, sambil memperhatikan gadis kecil yang menggunakan gaun mirip karakter Cinderella tersebut.

Setelah memperhatikan detail dari gadis kecil tersebut, Desi tertarik pada ikatan seperti tali di lengan kiri Dara.

"Ini apa Dara?"tanya Desi menunjuk jimat yang di berikan oleh mak Timah saat ia bayi.

"Oh kata papa ini ngak boleh di lepas tante. Ini untuk menjaga Dara dari gangguan mahluk jahat," papar Dara dengan suara dan gaya lucu menggemaskan.

"Ah, zaman sudah modern tapi papa kamu masih percaya dengan tahayul," dengus Desi.

Retno mencari keberadaan Dara, setelah mengedar pemandanganya, Retno pun menemukan Dara yang berada di pangkuan saudari iparnya.

"Dara, tadi papa dengar kamu menangis ya,? Kenapa Nak?" tanya Retno sambil membungkuk mensejajarkan dirinya dengan Dara.

"Iya Pa, Dara cari mama," jawabnya yang kembali bersedih.

"Oh Mama sedang istirahat sayang, mama mungkin kecapeaan," ujar Retno memberi alasan.

"Ehm,.emangnya Lastri kenapa Retno? tadi perasaan ia baik-baik saja." Mala penasaran.

"Enggak kok Bu, dari kemaren Lastri emang kurang enak badan, mungkin kelelahan kali Bu, karna akhir-akhir ini ia sibuk mengantar jemput Dara kesekolah,  mengawasi toko dan mengerjakan pekerjaan rumah juga," kilah Retno memberi alasan.

Ehm, Mala hanya mengguman.

"Kalau begitu tolong gantikan saya sementara waktu Bu, untuk menyambut tamu karna saya harus menjaga Lastri, "ucap Retno.

"Oh kamu tenang saja, jaga saja istri kamu," ucap Mala dengan senyum smirknya.

Retno menghampiri Lastri kembali bersama dengan Dara,saat itu Lastri mulai menerjab-nerjabkan matanya.

"Kamu sudah sadar Dek?"tanya Retno.

Lastri langsung bangkit bergegas, seketika ia ketakutan.

"Bang, aku melihat hantu bang, badannya hitam dan berbulu lebat," ucap Lastri ketakutan.

Lastri bergidik ngeri mengingat apa yang baru saja di lihatnya.

"Dara menangis ketakutan, Mama Dara takut," ucap Dara dengan bibir yang bergetar.

"Hus Dek, kamu ngomong apa? Kasihan Dara, kamu menakutinya saja, " kilah Retno.

Lastri tak melanjutkan kata-katanya lagi karna melihat Dara yang ketakutan.

"Sudalah Dek, mungkin kamu salah lihat, kita memang hidup berdampingan dengan mereka, mungkin saja yang kamu lihat itu penunggu tempat ini, maklum saja, ruko ini sudah lama kosong," bisik Retno di telinga Lastri.

Lastri berpikir sejenak, mungkin apa yang di katakan suaminya itu benar, bukan kah semua tempat itu ada penunggunya, guman Lastri dalam hatinya.

"Sudah Dek, jangan bicara kan apapun yang kamu lihat pada siapa pun. Aku takut nanti justru mereka menyangka toko kita berhantu dan tak ada pelanggan yang mau datang kemari untuk berbelanja." Retno.

"Iya Bang, "Lastri.

Bersambung

 

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

apa yg di liat lastri? gender kh

2022-06-29

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

keren say 😘😘

2022-06-05

0

Astuty Nuraeni

Astuty Nuraeni

seremm😱😱

2022-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!