Setelah mengatakan itu pada Sello, Bianca keluar dari apartemennya, ia tidak ingin membahas apapun dengan Sello. Sebenarnya, pada saat tadi melihat Sello di depan kamarnya,, ia hampir saja gentar dan hampir saja menyetujui ucapan Sello yang mengajaknya untuk pergi bersama. Apalagi di sana ada keluarganya. Tapi jika dipikir lagi, rasanya sudah cukup, ia di jadikan boneka oleh Sello, dia tidak ingin lagi menjadi Bianca seperti yang dulu.
Setelah keluar dari apartemen, Bianca turun ke basement. Ia masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya untuk pergi kerumah sakit tempatnya bekerja.
Bianca mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, pikirannya melanlang buana, selalu seperti ini. Setiap Sellon pulang ke apartemennya, pasti Bianca merasakan perasaan yang luar biasa sesak.
Tiba-tiba, Bianca terpikirkan sesuatu, ia membatalkan untuk pergi ke rumah sakit dan mengunjungi dokter yang ada di rumah sakit lain.
•••
“Kau sedang sibuk?” tanya Bianca yang masuk ke dalam ruangan Celine, temannya yang juga sebagai dokter.
“Ada apa kau kemari?” bukankah ini jam pada praktekmu. Tak lama, Celine memejamkan matanya saat melihat Bianca menyodorkan tangannya, membuat Celine menggeleng.
”Tidak aku tidak akan memberikannya lagi padamu!”
“Sekali lagi saja!”
“Tidak, aku bilang tidak, ya, tidak!” tegasnya lagi membuat Bianca terkekeh. Bianca melepaskan tasnya, kemudian ia mendudukan diri di sofa.
“Apa ada masalah lagi?" tanya Celine.
“Jika tidak ada masalah aku tidak akan pergi kemari,” jawab Bianca membuat Celine terdiam.
“Aku khawatir, jika kau terus begini bu. Sebaiknya kau jujur pada ....”
“Lebih baik jika kau memberikan dosis yang tinggi untukku!” jawab Bianca, ia malah membahas hal lain membuat Celine menggeleng.
“Terserah kau saja, aku masih ada pasien. Kau tunggu di sini!”
•••
Setelah Bianca keluar dari apartemennya, Sello mengusap wajah kasar. Bagaimana mungkin ia pergi tanpa Bianca ke pesta itu. Sello mendudukkan diri di sofa, kemudian mengerutkan keningnya, mencoba memutar otak agar Bianca mau pergi bersamanya. Sungguh, ia begitu takut sang ayah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Sello tidak akan sanggup kehilangan semua yang ia dapatkan, termasuk perusahaan dan lain-lain, karena pasti Gabriel akan menyita semuanya.
Sello merogoh sakunya, kemudian ia mengambil kursi lalu menelepon Agnia. Senyum Sello mengembang ketika Agnia mengangkat panggilannya.
“Hai, baby. Kau sedang apa?" tanya Sello.
“Aku menunggumu pulang, kapan kau akan pulang. Aku akan memasakan makanan kesukaanmu!” kata Agnia di seberang sana.
“Aku belum berhasil membujuk Bianca, aku akan pulang ketika berhasil membujuk Bianca untuk pergi ke pesta bersama. Walau bagaimanapun aku tidak mau membuat Daddyku curiga!” kata Sello lagi
“Hmm, sayang sekali. Padahal aku sangat merindukanmu!” balas Agnia lagi di sebrang sana, membuat senyum Sello mengembang.
“Kau sedang apa? apa kau jadi berbelanja bersama temanmu?” tanya Sello.
“Hmm, aku akan pergi sebentar lagi!”
“Ya, sudah ... Aku tutup teleponnya, kabari aku jika kau butuh sesuatu!” Setelah mengatakan itu, Sello pun menutup panggilannya, setelah menutup panggilannya..Sello menyadarkan kepalanya ke belakang, lalu menyimpan ke tangannya di kening, ia menatap langit-langit lalu tersenyum saat mengingat wajah Agnia.
Ya, selama 5 tahun ini, Sello tinggal berdua dengan Agnia, ia membeli apartemen yang ada di luar kota, tentu saja agar jejaknya tidak tercium oleh keluarganya.
•••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
🍁Naura❣️💋👻ᴸᴷ
suatu saat nanti km akan menyesal sello telah mengkhianati bianca
2023-03-29
0
Nana
paling juga Agnia pura2 sekarat
2022-11-11
1
Fatimah Tuz
sello og ya tega sm istrinya.. Bianca semoga km kuat
2022-10-18
1